Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
Bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Program pembangunan kesehatan di Indonesia masih
diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) terutama pada kelompok yang paling rentan yaitu Kesehatan pada ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir. Sehingga, penilaian
terhadap status kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting
dilakukan (Depkes, 2014).
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program
Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status
gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan
(Kementerian Kesehatan RI, 2015).
Pelayanan kesehatan yang tidak merata merupakan suatu masalah yang
terdapat di berbagai negara, khususnya di Negara berkembang. Oleh karena
itu, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO)
membentuk WHO Expert Community on The Midwife in Maternity Care yang
bertujuan untuk menjamin agar setiap wanita hamil dan wanita menyusui
dapat memelihara kesehatan sesempurna-sempurnanya agar wanita dapat
melahirkan bayi sehat tanpa gangguan dan kemudian dapat merawat bayinya
dengan baik (Prawirohardjo, 2013).
Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800
perempuan meninggal setiap hari yang diakibatkan oleh komplikasi kehamilan
dan kelahiran anak. Pada tahun 2013 lebih dari 289.000 perempuan meninggal
selama dan setelah kehamilan serta persalinan (WHO, 2014).

1
2

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2015


Angka Kematian Ibu (AKI) diseluruh dunia diperkirakan 216/100.000
kelahiran hidup dan angka kematian neonatal turun 47% antara tahun 1990-
2015, yaitu dari 36/1000 kelahiran hidup menjadi 19/1000 kelahiran hidup
pada tahun 2015. World Health Organization (WHO) memperkirakan setiap
tahun terjadi 500.000 kematian ibu, yang sebagian besar terdapat di negara
yang sedang berkembang. Diperkirakan angka kematian ibu (AKI) di Negara
sedang berkembang terjadi 100-200 kali lebih tinggi dibandingkan negara
maju (industri). Di tahun 2015 tercatat sebanyak 303.000 ibu meninggal dari
masa kehamilan sampai persalinan (WHO, 2015).
Sidang PBB yang dilaksanakan di New York tahun 2015, bertujuan
untuk menyepakati adopsi Sustainable Development Goals (SDGs) untuk
periode 2015-2030. Tujuan pembangunan berkelanjutan ini untuk
menggantikan Millennium Development Goals (MDGs). SDGs merupakan
dokumen yang berisikan kesepakatan untuk menggantikan MDGs yang terdiri
dari 17 tujuan (goals) terbagi menjadi 169 target dan sekitar 300 indikator.
Ukuran atau indikator ini sesuai dengan kebutuhan masing-masing negara dan
masih dalam proses pembahasan (CSR Center Indonesia, 2015).
Target SDGs, tahun 2030 terjadi penurunan resiko Angka Kematian
Ibu (AKI) yang kurang dari 70/100.000 kelahiran hidup sedangkan Angka
Kematian pada Bayi (AKB) target SDGs tahun 2030 yaitu untuk mengakhiri
dan mencegah kematian bayi dan balita, (Kemenkes RI, 2015).
Berdasarkan data Association of South East Asian Nations (ASEAN)
AKI di negara maju dan negara berkembang sangat berbeda. Seperti AKI di
negara Singapura sebanyak 3/100.000 kelahiran hidup, AKI di negara
Malaysia mencapai 5/100.000 kelahiran hidup, AKI di negara Thailand 8-
10/100.000 kelahiran hidup, AKI di negara Vietnam 50/100.000 kelahiran
hidup, sedangkan di negara Indonesia pada tahun 2012 sebesar 359/100.000
kelahiran hidup. Masih sangat tingginya angka kematian ibu melahirkan
sangat memprihatinkan karena fakta itu tertinggi di kawasan Asia Tenggara
(Suara Karya, 2013).
3

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi di bandingkan


dengan Negara-negara ASEAN. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai
359/100.000 kelahiran hidup. Penyebabnya yaitu pendarahan (41, 7%), diikuti
oleh emboli paru (1 kasus), suspek syok kardiogenik (1 kasus), eklampsia (1
kasus), suspek TB (1 kasus), hipertensi dalam kehamilan (1 kasus), dan
lainnya (Profil Kesehatan Indonesia, 2015).
Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia mencapai
32/1000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Angka Kematian Ibu di Indonesia turun dari 4.999 tahun 2015 menjadi
4912 di tahun 2016 dan di tahun 2017 sebanyak 1712 kasus. Demikian pula
jumlah kasus kematian Bayi turun dari 33.278 di tahun 2015 menjadi 32.007
pada tahun 2016, dan di tahun 2017 sebanyak 10.294 kasus (Menteri
Kesehatan RI, 2017).
Dari data dinas kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, jumlah AKI di
Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2014 sebanyak 155 per 100.000 KH.
Data tersebut mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2013,
yaitu 146 per 100.000 KH. Jumlah kematian ibu yang masih tinggi karena
deteksi dini faktor resiko oleh tenaga kesehatan kurang cermat, penanganan
persalinan yang kurang adekuat / tidak sesuai prosedur yang ada serta sistem
rujukan tidak sesuai dengan prosedur jejaring manual rujukan (Profil Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, 2015).
Jumlah AKI di Kota Palembang berdasarkan Profil Kesehatan
Sumatera Selatan tahun 2013 sebanyak 13 orang dari 29.911 KH. Sementara
pada tahun 2014, jumlah AKI mengalami penurunan sebanyak 12 orang dari
29.235 KH. Penyebabnya antara lain perdarahan kemudian diikuti oleh emboli
paru, suspect syok kardiogenik, suspect TB, hipertensi dalam kehamilan, dan
lainnya. Sedangkan jumlah AKB tahun 2014 sebanyak 52 kematian bayi dari
29.235 KH. Penyebabnya antara lain BBLR, down syndrome, infeksi
neonatus, perdarahan intrakranial, sianosis, kelainan jantung, dan lainnya
(Profil Dinas Kesehatan Kota Palembang, 2015).
4

Sedangkan jumlah AKB tahun 2014 sebanyak 52 kematian bayi dari


29.235 KH. Penyebabnya antara lain BBLR, down syndrome, infeksi
neonatus, perdarahan intrakranial, sianosis, kelainan jantung, dan lainnya
(Profil Dinas Kesehatan Kota Palembang, 2015).
Jumlah kematian ibu tahun 2014 di Kota Palembang, berdasarkan
laporan sebanyak 12 orang dari 29.235 kelahiran hidup. Sedangkan jumlah
AKI di Kota Palembang pada tahun 2015 berdasarkan laporan sebanyak 13
orang dari 29.091 kelahiran hidup (Profil Pelayanan Kesehatan Dasar, 2016).
Pemeriksaan kehamilan sangat penting dilakukan oleh ibu hamil
untuk mengetahui pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Hampir seluruh
ibu hamil di Indonesia (95,4%) sudah melakukan pemeriksaan kehamilan
(K1) dan frekuensi kehamilan minimal 4 kali selama masa kehamilannya
adalah 83,5%. Adapun untuk cakupan pemeriksaan kehamilan pertama pada
trimester pertama adalah 81,6% dan frekuensi ANC atau K4 (minimal 1
kali pada trimester pertama, minimal 1 kali pada trimester kedua dan minimal
2 kali pada trimester 3) sebesar 70,4% (Riskesdas 2013).
Seperti dijelaskan di dalam Al- Qur’an tentang proses terbentuknya
manusia secara biologis dalam firman Allah SWT:

Artinya:

“ Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu


saripati (berasal) dari tanah (23:12). Kemudian Kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)” (23:13). Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
5

belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus bungkus dengan daging.
Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
sucilah Allah, Pencipta yang Paling Baik (23:14).”
(QS. Al- Mu’minuun (23): 12-14).
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani,
kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan
tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan
melainkan dengan sepengetahuannya. Dan sekali-kali tidak di panjangkan
umur seseorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya.
Melainkan (sudah ditetapkan) dalam kitab (lohmahfuz) sesungguhnya yang
demikian itu bagian dari Allah adalah mudah. (QS. Fatir (35) : 11)
Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya perbentukannya
(kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari.
Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah.
Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya
(untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam): rezekinya, ajal
(umurnya), amalnya, dan buruk baiknya (nasibnya)”, (HR. Bukhari).
Pencapaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai
menggunakan indikator cakupan K1 dan K4. Pada tahun 2014, cakupan
pelayanan antenatal ibu hamil di Indonesia mengalami penurunan yang cukup
signifikan untuk cakupan K1 mencapai 94,99% dan cakupan K4 sebesar
86,70% dibandingkan dengan cakupan pelayanan antenatal ibu hamil di tahun
2013 untuk K1 mencapai 95,25% dan K4 sebesar 86,85%. Secara nasional,
indikator kerja cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2014
belum mencapai target Rencana Strategi (Renstra) Kementerian Kesehatan
tahun 2014 yakni sebesar 95% (Profil Kesehatan Indonesia, 2015).
Untuk cakupan K4 di Indonesia pada tahun 2016 terjadi penurunan
kembali yaitu 85,35%. Meskipun terjadi penurunan pada tahun 2016,
cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2016 telah
memenuhi target Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan sebesar
74% (Profil Kesehatan Indonesia, 2016)
6

Cakupan pelayanan antenatal ibu hamil K1 dan K4 di Provinsi


Sumatera Selatan tahun 2014 yaitu sebesar 98,0% dan 93,53% dengan selisih
antara K1 dan K4 sebesar 4,47%. Walaupun selisih K1 dengan K4 masih
dibawah 10% namun tetap harus menjadi perhatian bahwa masih ada ibu
hamil yang pemeriksaan kehamilannya belum mencapai 4 kali selama
kehamilannya. Cakupan K1 untuk Kota Palembang pada tahun 2014 sebesar
99,84% dan K4 sebesar 96,64% (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Selatan, 2015).
Untuk cakupan K4 di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2016
mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 97,78 %. Ini berarti telah
memenuhi target Rencana Strategis (Renstra) 2016 yaitu sebesar 74% (Profil
Kesehatan Indonesia, 2016).
Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong
agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu seperti
dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan,
serta diupayakan dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Secara
umum cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia
mengalami kenaikan setiap tahunnya. Cakupan secara nasional pada tahun
2013 adalah sebesar 90,88%, dimana angka ini telah dapat memenuhi target
Renstra Kementrian Kesehatan tahun 2013 yakni sebesar 89% (Profil
Kesehatan Indonesia, 2013).
Keberhasilan upaya kesehatan ibu nifas diukur melalui indikator
pelayanan kesehatan ibu nifas cakupan (KF3). Capaian cakupan kunjungan
nifas (KF3) di Indonesia dalam kurun waktu 6 tahun terakhir mengalami
peningkatan yaitu dari 17,9% tahun 2008, 55,58% pada tahun 2009, 73,61%
pada tahun 2010, 76,96% pada tahun 2011, 85,16% pada tahun 2012, dan
86,64% pada tahun 2013 (Profil Kesehatan Indonesia, 2013).
Bidan mempunyai peran yang sangat penting dengan memberikan
asuhan kebidanan yang berfokus pada perempuan (woman centered care)
secara berkelanjutan (continuity of care). Bidan memberikan asuhan secara
komprehensif, mandiri, dan bertanggung jawab terhadap asuhan yang
berkesinambungan sepanjang siklus kehidupan perempuan (ICM, 2005)
7

Berdasarkan dari data yang di dapat dari BPM Soraya Palembang


pada tahun 2014 ibu hamil yang melakukan asuhan ANC sebanyak 1267
orang, ibu bersalin sebanyak 425 orang, ibu nifas sebanyak 425 orang, dan
bayi baru lahir sebanyak 425 orang, tahun 2015 sampai bulan Desember ibu
hamil yang melakukan asuhan ANC sebanyak 1330 orang, ibu bersalin
sebanyak 430 orang, ibu nifas sebanyak 430 orang dan bayi baru lahir
sebanyak 430 orang (Bidan Praktik Mandiri Soraya, 2015).
Berdasarkan hasil survei yang telah saya lakukan kepada Ny. dengan
usia kehamilan, maka saya tertarik melakukan asuhan kebidanan secara
berkesinambungan (continuity care) mulai dari masa kehamilan, masa
persalinan, masa nifas, masa interval serta perawatan bayi baru lahir serta
melakukan pendokumentasian kebidanan yang telah dilakukan pada ibu
hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir di BPM Soraya Tahun 2018.

B. Rumusan Masalah
“Bagaimanakah melaksanakan Asuhan Kebidanan Komprehensif
pada Ny “Y” dengan menggunakan metode pendokumentasian SOAP di
BPM Soraya tahun 2018 Palembang?”

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan yang
komprehensif secara berkesinambungan sejak masa hamil, bersalin, nifas
dan bayi baru lahir secara komprehensif pada Ny “Y” di BPM Soraya
Tahun 2018 dengan menggunakan metode SOAP.
2. Tujuan khusus
a) Mampu melaksanakan pengumpulan data subjektif pada Ny “Y” dalam
masa hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir di BPM Soraya Tahun
2018.
8

b) Mampu melaksanakan pengumpulan data objektif pada Ny “Y” dalam


masa hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir di BPM Soraya Tahun
2018.
c) Mampu menganalisis dan menentukan diagnosa pada Ny “Y” dalam
masa hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir di BPM Soraya Tahun
2018.
d) Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan secara kontinyu
dan berkesinambungan (continuity of care) pada Ny “Y” dalam masa
hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir di BPM Soraya Tahun 2018.
e) Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada
pada Ny “Y” dalam masa hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir
dengan metode SOAP di BPM Soraya Tahun 2018.

D. Manfaat
1. Bagi BPM Soraya Palembang
Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat menjadi bahan
evaluasi, informasi dan masukan mengenai pengetahuan tentang asuhan
kebidanan secara berkesinambungan (continuity of care) pada ibu
hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir seta dapat mempertahankan
dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama bidan yang ada
di lahan praktik untuk selalu melakukan deteksi secara dini.

2. Bagi Institusi Pendidikan


Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat menambah khasanah
ilmu pengetahuan dan digunakan sebagai bahan referensi baik
mahasiswa maupun pengajar STIKes Muhammadiyah Palembang.

3. Bagi Pasien
Pasien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan.
9

E. Ruang lingkup

Ruang lingkup laporan tugas akhir ini meliputi asuhan kebidanan


kehamilan, bersalin, dan nifas serta bayi baru lahir yang dilakukan secara
berkesinambungan, responden adalah Ny “Y” hamil, adapun waktu
melakukan studi kasus dimulai dari Desember 2017 - Juni 2018 dilakukan
di BPM Soraya Palembang.

Anda mungkin juga menyukai

  • 01 GDL Dhonarachm 888 1 Fullteks
    01 GDL Dhonarachm 888 1 Fullteks
    Dokumen81 halaman
    01 GDL Dhonarachm 888 1 Fullteks
    Binti lulu muthoharoh
    Belum ada peringkat
  • Karies Gigi
    Karies Gigi
    Dokumen27 halaman
    Karies Gigi
    Binti lulu muthoharoh
    Belum ada peringkat
  • Buku Panduan Kdi-2
    Buku Panduan Kdi-2
    Dokumen4 halaman
    Buku Panduan Kdi-2
    Binti lulu muthoharoh
    Belum ada peringkat
  • Buku Panduan Kdi-2
    Buku Panduan Kdi-2
    Dokumen49 halaman
    Buku Panduan Kdi-2
    Photo Copy Nusantara
    Belum ada peringkat
  • Yuliana Umrotun 1810104470 PPT Proposal Penelitian 2018
    Yuliana Umrotun 1810104470 PPT Proposal Penelitian 2018
    Dokumen17 halaman
    Yuliana Umrotun 1810104470 PPT Proposal Penelitian 2018
    Binti lulu muthoharoh
    Belum ada peringkat
  • Abort Us
    Abort Us
    Dokumen7 halaman
    Abort Us
    Binti lulu muthoharoh
    Belum ada peringkat
  • Skripsi
    Skripsi
    Dokumen9 halaman
    Skripsi
    Binti lulu muthoharoh
    Belum ada peringkat
  • Abort Us
    Abort Us
    Dokumen5 halaman
    Abort Us
    Binti lulu muthoharoh
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    Binti lulu muthoharoh
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen138 halaman
    Bab Ii
    Binti lulu muthoharoh
    Belum ada peringkat
  • Abort Us
    Abort Us
    Dokumen5 halaman
    Abort Us
    Binti lulu muthoharoh
    Belum ada peringkat
  • Materi Testis
    Materi Testis
    Dokumen2 halaman
    Materi Testis
    Binti lulu muthoharoh
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Dokumen13 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan
    Binti lulu muthoharoh
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Dokumen13 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan
    Binti lulu muthoharoh
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Binti lulu muthoharoh
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    Binti lulu muthoharoh
    Belum ada peringkat
  • DOKUMENTASI
    DOKUMENTASI
    Dokumen7 halaman
    DOKUMENTASI
    Binti lulu muthoharoh
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Dokumen9 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan
    Binti lulu muthoharoh
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Dokumen9 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan
    Binti lulu muthoharoh
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Binti lulu muthoharoh
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Binti lulu muthoharoh
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    Binti lulu muthoharoh
    Belum ada peringkat