Anda di halaman 1dari 12

sex lingkage

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Salah satu dari keempat kelompok gen berangkai atau keempat pasang kromosom pada D.
melanogaster tersebut, dalam hal ini kromosom nomor 1, disebut sebagai kromosom kelamin.
Pemberian nama ini karena strukturnya pada individu jantan dan individu betina memperlihatkan
perbedaan sehingga dapat digunakan untuk membedakan jenis kelamin individu. Ternyata banyak
sekali spesies organisme lainnya, terutama hewan dan juga manusia, mempunyai kromosom
kelamin.
Gen-gen yang terletak pada kromosom kelamin dinamakan gen rangkai kelamin (sex-linked
genes) sementara fenomena yang melibatkan pewarisan gen-gen ini disebut peristiwa rangkai
kelamin(linkage). Adapun gen berangkai yang adalah gen-gen yang terletak pada kromosom
selain kromosom kelamin, yaitu kromosom yang pada individu jantan dan betina sama strukturnya
sehingga tidak dapat digunakan untuk membedakan jenis kelamin. Kromosom semacam ini
dinamakanautosom.
Seperti halnya gen berangkai (autosomal), gen-gen rangkai kelamin tidak mengalami
segregasi dan penggabungan secara acak di dalam gamet-gamet yang terbentuk. Akibatnya,
individu-individu yang dihasilkan melalui kombinasi gamet tersebut memperlihatkan nisbah
fenotipe dan genotipe yang menyimpang dari hukum Mendel. Selain itu, jika pada percobaan
Mendel perkawinan resiprok (genotipe tetua jantan dan betina dipertukarkan) menghasilkan
keturunan yang sama, tidak demikian halnya untuk sifat-sifat yang diatur oleh gen rangkai
kelamin.
Gen rangkai kelamin dapat dikelompok-kelompokkan berdasarkan atas macam kromosom
kelamin tempatnya berada. Oleh karena kromosom kelamin pada umumnya dapat dibedakan
menjadi kromosom X dan Y, maka gen rangkai kelamin dapat menjadi gen rangkai X (X-linked
genes) dan gen rangkai Y (Y-linked genes). Di samping itu, ada pula beberapa gen yang terletak
pada kromosom X tetapi memiliki pasangan pada kromosom Y. Gen semacam ini dinamakan gen
rangkai kelamin tak sempurna (incompletely sex-linked genes). Pada bab ini akan dijelaskan
cara pewarisan macam-macam gen rangkai kelamin tersebut serta beberapa sistem penentuan jenis
kelamin pada berbagai spesies organisme.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari SEX LINKAGE dan penyebabnya ?
2. Apa pengaruh gen-gen yang terpaut kromossom X pada hewan dan manusia beserta contoh
kelainanya yang disebabkan oleh gen resesif dan dominan?
3. Apa pengaruh gen-gen yang terpaut kromossom Y pada manusia beserta contoh kelainannya?
4. Apa pengaruh gen pada jenis kelamin beserta contohnya?
3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui arti SEX LINKAGE dan penyebabnya
2. Untuk mengetahui pengaruh gen yang terpaut kromosom-X pada hewan dan manusia beserta
contoh kelainannya yang disebabkan oleh gen resesif dan dominan
3. Untuk mengetahui pengaruh gen-gen yang terpaut kromosom-Y pada manusia beserta contoh
kelainannya
4. Untuk mengetahui pengaruh gen pada jenis kelamin beserta contohnya
4. MANFAAT
Dengan adanya makalah ini kita dapat lebih mengetahui tentang pauatan sex, rangkai kelamin,
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh rangkai kelamin tersebut, gen-gen yang terdapat pada
kromosom-X, gen-gen yang terdapat pada kromosom-Y, dan kelainan pada kromosom tersebut.
Dan dari makalah ini kita dapat lebih paham tentang pautan sex yang kita alami ataupun yang
dialami oleh orang-orang disekitar kita, serta bisa lebih mengerti makna dan artinya.

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sex Linkage


Kromosom merupakan bagian dari sel yang membawa gen-gen dan gen-gen ini selama terjadi
proses pembelahan meiosis, mempunyai kelakukan berdasarkan prinsip-prinsip Mendel, yaitu
memisah secara bebas. Akan tetapi prinsip Mendel ini hanya berlaku apabila gen-gen letaknya
lepas satu sama lain dalam kromosom. Jumlah gen dalam suatu organisme jauh melebihi jumlah
pasangan kromosom. Tiap-tiap kromosom mengandung banyak gen, beberapa diantaranya tidak
memisah dengan bebas. Meskipun gen tersebut secara fisik saling bertaut pada kromosom, tetapi
kombinasi baru dapat terjadi dengan adanya pindah silang (Crossing over), yaitu pertukaran bahan
DNA antara kromatid yang bukan berasal dari satu kromosom (non-sister chromatids). Keragaman
genetik didalam suatu species merupakan akibat dari adanya peristiwa rekombinasi antar gen-gen
yang bertautan. Disamping itu, hubungan gen bertaut (linkage) dapat digunakan untuk
memperkirakan perubahan nisbah fenotipe dan genotipe dalam persilangan-persilangan yang
berbeda (Crowder, 1988).
Salah satu dari keempat kelompok gen berangkai atau keempat pasang kromosom pada D.
melanogaster tersebut, dalam hal ini kromosom nomor 1, disebut sebagai kromosom kelamin.
Gen-gen yang terletak pada kromosom kelamin dinamakan gen rangkai kelamin (sex-linked
genes) sementara fenomena yang melibatkan pewarisan gen-gen ini disebut peristiwa rangkai
kelamin (linkage). Adapun gen berangkai yang adalah gen-gen yang terletak pada kromosom
selain kromosom kelamin, yaitu kromosom yang pada individu jantan dan betina sama strukturnya
sehingga tidak dapat digunakan untuk membedakan jenis kelamin. Kromosom semacam ini
dinamakan autosom.
Apabila kedua kromosom kelamin, yaitu kromosom X dan kromosom Y dijajarkan, maka
akan dapat dilihat bahwa ada bagian yang homolog (sama bentuk dan panjangnya) dan bagian tak
homolog. Kromosom kelamin pada manusia dibedakan atas 3 bagian :
1. Bagian dari kromosom X yang homolog dengan bagian dari kromosom Y. Bagian ini tidak
panjang dan pada bagian ini terletak gen-gen yang memperlihatkan rangkai kelamin tak sempurna.
2. Bagian dari kromosom X yang tidak homolog dengan salah satu bagian dari kromosom Y.
Bagian ini panjang sekali dan disini terletak gen-gen yang memperlihatkan rangkai kelamin
sempurna, yaitu gen-gen yang lazim menunjukkan sifat rangkai kelamin, seperti buta warna,
hemofilia. Gen-gen ini biasanya dinamakan gen-gen rangkai X.
3. Bagian dari kromosom Y yang tidak homolog dengan salah satu bagian dari kromosom X.
Bagian ini pendek sekali dan disini terletak gen-gen yang biasa dinamakan gen-gen rangkai Y,
seperti yang menyebabkan Hypertrichosis.
Sifat keturunan yang timbul karena pengaruh gen rangkai Y ini disebut holandrik, sedang gennya
disebut gen holandrik, karena hanya diwariskan kepada laki-laki saja.(Suryo, 1984).
Contoh sifat yang dibawa oleh gen terpaut X pada manusia misalnya hemofilia, buta warna merah
hijau, anondontia, dan sindrom Lesch Nyhan. Sedangkan pada lalat Drosophila adalah warna mata.
Sifat yang dibawanya oleh gen terpaut Y pada manusia misalnya hipertrikosis dan hipofosfatemia.
(Yatim, 1983).

B. Gen-gen yang terpaut pada kromosom-x


I. Rangkai kelamin pada Drosopila
Adanya rangkai kelamin mula-mula ditentukan oleh T.H. Morgan dalam percobaan-percobaanya
dengan lalat buah drosopila melanogaskar. Ia mendapatkan lalat berwarna putih. Lalat ini
merupakan mutan (mengalami perubahan gen),karena lalat normal bermata merah. Pada waktu
lalat jantan berwarna putih dikawinkan dengan lalat betina normal(bermata merah), maka semua
lalat F1 baik jantan maupun betinabermata merah.jika lalat-lalat F1 ini dikawinkan, maka lalat-
lalat F2 memperlihatkan perbandingan 3 bermata merah : 1 bermata putih. Perbandingan ini
memberi petunjuk bahwa merah adalah dominan terhadap putih. Kecuali itu, semua lalat F2 yang
betina bermata merah, sedangkan separuh dari jumlah lalat jantan bermata putih, dan dapat diambil
kesimpulan bahwa gen resesif hanya memperlihatkan pengaruhnya pada lalat jantan saja. Karena
itu, Morgan berpendaat bahwa gen menentukan warna mata ini terapat pada kromosom-X
Andaikan gen dominan W menentukan warna merah, sedangkan alelnya resesip w untuk mata
putih , maka percobaan morgan.

P: W W x w
X X X Y
Mata merah m. putih

Ovum :W sperma : w

X X Y

F 1 : Ww : mata merah ( betina ) : 50 %


WW : mata merah ( jantan ) : 50 %

F 2 : WW ( m. Merah betina ) : 25 %
WW ( m. Merah jantan ) : 25 %
Ww ( m. Merah betina ) : 25 %
ww ( m. Putih jantan ) : 25 %

Oleh karena itu lalat jantan hanya memilki sebuah kromosom-X sedangkan kromosom-Y tidak
mengandung gen tersebut,maka lalat jantan dikatakan bersifat hemizigotik.
Hasil penyelidikan selanjutnya menyatakan,bhwa ada kira-kira 20 gen yang terdapat pada
kromosom-X dari lalat Drosophila.

II. Rangkai kelamin pada manusia

1. Disebabkan oleh Gen resesip.


a. Butawarna merah-hijau (selanjutnya disebut buta warna)
Penderita tidak dapat membedakan warna merah( tipe protan ) dan hijau( tipe deutan ) , penyakit
ini disebut herediter dan disebabkan oleh gen resesip c (berasal dari inggris :’’ colorblind”)yang
terdapat pada kromosom-X alelnya dominan c menentukan orang tidak buta warna (normal). Jika
orang perempuan normal (homozigotik) kawin dengan seorang laki-laki buta warna,maka semua
anaknya akan normal. Ini disebabkan karena ginospermermium yang membawa gen dominan C
sehinggga zigot mempunyai genotip Cc. Berhubung C dominan terhadap c, maka individu Cc
adalah normal. Keturunan yang menerima kromosom-Y menjadi anak laki-laki.

P : CC x c-

XX XY
Normal buta warna
F1 : Cc : perempuan normal
C- : laki- laki normal

Jika laki-laki normal C- menikah dengan perempuan buta warna cc.

P: cc x C-
Buta warna normal

F 1 : Cc : perempuan normal
c - : laki-laki buta warna

Disini tampak bahwa sifat ayah ( normal ) diwariskan kepada semua anak perempuan, sedangkan
sifat ibu ( buta warna ) hanya diwariskan kepada semua anak laki-laki. Pewarisan sifat ini disebut
“ cara mewariskan sifat bersilang “ ( criss cross Inheritance ).
Dari kedua contoh diatas dapat dilihat bahwa walaupun anank perempuan itu normal, tetapi
mereka itu pembawa (carrier) gen resesip untuk buta warna.
Tetapi jika gadis normal tetapi carier kawin dengan laki-laki buta warna . maka setengah dari anak
perempuannya akan buta warna.
P: Cc x c-

Normal (carier) buta warna

F1 : Cc : perempuan normal
cc : perempuan buta warna
C- : laki-laki normal
c- : laki-laki buta warna

b. Anodontia

anodontia adalah kelamin herediter yang menyebabkan orang tidak mempunyai gigi seumur hidup
sejak lahir. Kelainan ini ditentukan oleh gen resesip a yang terdapat pada kromossom X, sehingga
penderita tidak mempunyai benih gigi dalam tulang rahang. Alel dominan A menentukan orang
bergigi normal. Pasangan gen ini diwariskan dari orang tua kepada anak-anaknya seperti halnya
buta warna.
c. Hemofilia

Hemofilia ialah suatu penyakit herediter pada manusia pula yang mengakibatkan darah sukar
membeku diwaktu terjadi luka. Darah orang normal bila keluar dari luka akan membeku dalam
waktu 5-7 menit. Akan tetapi pada orang yang mempunyai keturunan hemofilia, darah akan
membeku antara 50 menit sampai 2 jam dan ini menyebabkan orang meninggal dunia karena
kehilangan banyak darah.
Penyakit ini mula-mula dikenal di negara-negara arab ketika beberapa anak dalam suatu keluarga
atau keluarga lain yang masih mempunyai hubungan keluarga yang dekat, meninggal dunia akibat
perdarahan pada waktu sedang dikhitankan. Karena waktu itu orang belum mengetahui sebab-
sebabnya, maka kejadian tersebut dianggap sebagai takdir tuhan YME. Rahasianya baru terbuka
karena meninggalnya putra mahkota pangeran Alfonso dari spanyol.
Alfonso meninggal akibat suatu luka oleh pecahan kaca mobil pada waktu mobil yang
dikendarainya bertabrakan di dekat kota miami, florida, USA. Lukanya sebenarnya tak seberapa,
tetapi ia kehabisan darah dan meninggal dunia. Semenjak itulah dilakukan penyelidikan mendalam
mengenai penyakit perdarahan ini.
Dari sejarah dunia diketahui, bahwa di jaman dulu sering terjadi perkawinan antara anggota
keluarga dari kerajaan lainnya. Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa tersebar luasnya penyakit
hemofilia dikalangan keluarga kerajaan di eropa itu mula-mula berasal dari ratu victoria dari
inggris. Ada kemungkinan bahwa penyakit itu berasal dari orang tua ratu atau bahkan sebelumnya.
Akan tetapi karena datanya tidak diperoleh, maka dianggap bahwa ratu victoria (1837-1901)
merupakan pembawa (carrier) hemofilia dan mewariskan gennya kepada beberapa anaknya.
Oleh karena keluarga ratu inggris saat ini (yaitu ratu elizabeth II) adalah keturunan dari salah
seorang anak laki-laki normal (yaitu raja edward VII), maka dapat diharapkan bahwa keluarga
kerajaan inggris untuk seterusnya akan terhindar dari penyakit hemofilia yang begitu
menggelisahkan.

Dikenal tiga jenis penyakit hemophilia:


1. Hemophilia yang lazim dikenal, disebut juga Hemophilia A, penderita tidak memiliki factor
pembekuan darah, yang dinamakan FAH (factor anti hemophilia).
2. Penyakit Christmas atau Hemofilia B , penderita tidak memiliki factor PTK (plasma tromboplastin
komponen). Hemophilia A enam kali lebih sering dijumpai daripada penyakit Christmas.
Penyelidikan membuktikan bahwa kedua penyakit ini ditentukan oleh gen resesif h yang
terdapat dalam kromosom X. alelnya domonan H menentukan seseorang memiliki factor anti
hemophilia, sehingga darah dapat membeku secara normal bila terjadi luka.
Perkawinan antara orang normal homozigotik (NH) dengan laki-laki hemophilia (h_) akan
menghasilkan anak normal, baik perempuan maupun laki-laki. Tetapi walaupun anak perempuan
itu normal, ia heterozigotik (Hh). Apabila ia kelak kebetulan kawin dengan laki-laki hemophilia,
maka separoh dari jumlah anak laki-laki akan normal sedangkan separoh lainnya akan menderita
hemophilia. Anak perempuan semuanya normal. Anak perempuan hemophilia boleh dikatakan
tidak ada karena dia bersifat letal.
P HH >< h_
normal hemophilia
gamet H h
F1 Hh = perempuan normal
H_=laki-laki normal
(perkawinan antara perempuan normal (homozigotik) dengan laki-laki hemophilia).

P2 Hh >< h_
normal hemophilia
gamet H h
F2 Hh = perempuan normal
Hh = letal
H_ = laki-laki normal
H_ =laki-laki hemophilia
( perkawinan antara perempuan pembawa hemophilia dengan laki-laki hemophilia ).
3. Hemophilia C, hemophilia C tidak disebabkan oleh gen resesif dalam kromosom X, melainkan
oleh gen resesif yang jarang dijumpai dan terdapatnya pada autosom. Tidak ada 1% dari kasus
hemophilia adalah kasus ini. Penderita tidak mampu membentuk zat plasma tromboplastin
anteseden (PTA).

d. Sindrom Lesch-Nyhan
Penyakit ini ditimbulkan oleh adanya pembentukan purin yang berlebihan, terutama pada basa
guanine. Penyebabnya penderita tidak mampu membentuk enzim hipoxantin-guanin phosporibosil
transferase (HGPRT) yang diikuti bertambah aktifnya enzim serupa ini seperti adenine
phoporibosil trasferase (APRT). Sebagai hasil dari metabolism purin yang abnormal, seperti
misalnya kejang otot yang tidak disadari serta menggeliatkan anggota kaki dan jari-jari tangan.
Kecuali itu ia juga tunamental, menggigit serta merusak jari-jari tangan dan jaringan bibir dan ia
juga menunjukkan tanda-tanda kerusakan pada kerinjal, sukar menelan dan sering muntah-muntah.
e. Hidrosefalia terangkai-X
Suatu penyakit yang ditandai dengan besarnya kepala karena adanya penimbunan cairan
cerebrospinal didalam ruang otak. Dengan mengumpulnya cairan cerebrospinal itu terjadilah
tekanan yang mengakibatkan gangguan mental, kehilangan kemampuan bergerak dan sering kali
penderita cepat meninggal dunia. Penyebabnya adanyta gen resesif terangkai X. dalam keadaan
normal cairan cerebrospinal berguna untuk menjaga otrak terhadap goncangan. Cairan ini dibentuk
didalam empat ruang otak, berputar didalam ruang itu dan mengelilingi otak untuk dihisap dalam
aliran darah. Apabila hubungan antara ruang-ruang otak itu terhalang atau sangat sempit maka
cairan itu akan terkumpul mempertinggi tekanan didalam ruang otak dan merusak jaringan otak
disekelilingnya. Dan tanda pertama dari hidrosefali ialah membesarnya kepala bayi untuk waktu
sekitar 6 bulan setelah kelahiran.

2. disebabkan oleh gen dominan


• Penderita perempuan lbh banyak dp laki-2
• Sifat utama dr penurunan gen dominan ter- rangkai X  laki-lakipembawa gen dominan akan
mewariskan gen-gennya kepada semua anak perempuan dan tidak kepada anak laki-laki.
a. Gigi coklat ( Brown teeth )
• Gigi berwarna coklat , mudah rusak karena kekurangan email. Ditentukan oleh gen B dengan
alelnya b yang menentukan gigi normal.
B- : bergigi coklat
Bb : bergigi normal
P: ♀ bb x ♂ B–
XX XY
Gamet : b B–
F1 : Bb = ♀, bergigi coklat, spt ayahnya : 50%
b- = ♂ , bergigi normal, spt ibunya : 50%

III. Rangkai kelamin pada binatang menyusui


Telah diketahui bahwa penentuan jenis kelamin pada binatang menyusui mengikuti tipe
XY. Binatang betina adalah XX, sedangkan binatang jantan adalah XY. Contoh yang indah dapat
diikuti pada warna kuning.
B = gen untuk warna hitam
b = gen untuk warna kuning
Bb = genotip untuk kucing belang
P: ♂ bb >< ♀ B_
kuning hitam
gamet: b B
F1 : Bb = betina kucing belang tiga(kucing calico)
b_ = jantan kucing kuning

Perkawinan antara kucing jantan berwarna hitam dengan kucing betina berwarna kuning
akan menghasilkan anak kucing betina berwarna belang tiga (hitam-kuning-putih) yang disebut
juga kucing calico, dan kucing jantan bewarna kuning. Oleh karena kucing calico itu heterozigotik
(Bb), maka pada umumnya ia mempunyai kelamin betina. Kucing jantan tidak mungkin
heterozigot, sebab hanya memiliki kromosom X saja.

IV. Rangkai kelamin pada ayam


Penentuan jenis kelamin pada ayam mengikuti tipe ZO. Ayam jantan adalah homogametic
(ZZ), sedangkan yang betina heterigametik (ZO). Kromosom kelamin Z identik dengan kromosom
X. pada ayam pun dikenal gen-gen yang terdapat pada kromosom kelamin, misalnya:
B = gen untuk bulu bergaris-garis (“blorok”)
b = gen untuk bulu polos
P: BO >< bb
ZO ZZ
bulu bulu
bergaris-garis polos
F1: Bb =jantan bulu bergaris-garis
Bo =betina bulu polos
F2: Bb = jantan bulu bergaris-garis
bb = jantan bulu polos
BO =betina bulu bergaris-garis
bO = betina bulu polos
perkawinan antara ayam jantan berbulu polos dengan ayam betina berbulu bergaris-garis
Perkawinan antara ayam jantan berbuilu polos dengan ayam betina berbulu bergaris-garis
menghasilkan anak ayam jantan berbulu bergaris-garis dan anak ayam betina berbulu polos. Disini
pun nampak adanya cara mewariskan bersilang. Jika diteruskan ke F2, maka separioh dari jumlah
anak ayam jantan akan berbulu bergaris-garis, sedangkan separoh lainnya berbulu polos. Demikian
pula halnya dengan anak-anak betina.

C. Gen- Gen Yang Terdapat Pada Kromosom-Y


Kromosom Y jauh lebih sedikit mengandung gen-gen, karena memang lebih pendek
ukurannya jika dibandingkan dengan kromosom X. Oleh karena kromosom Y dimiliki oleh orang
laki-laki saja, tentunya musah dimengerti bahwa sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada
kromosom Y hanya akan diwariskan kepada keturunan laki-laki saja. Contoh yang terkenal pada
manusia adalah Hypertrichosis, yaitu tumbuhnya rambut pada bagian-bagian tertetu di tepi daun
telinga. Kelainan ini disebabkan oleh gen resesif h yang terapat pada kromosom Y. Perkawinan
antara laki-laki Hypertrichosisdengan perempuan normal akan mempunyai anak laki-laki yang
semuanya hypertrichosis, tetapi tiada seorang anak perempuan pun yang menerima sifat keturunan
itu. Hypertrichosis lebih sering dijumpai pada bangsa Pakistan dan india.
P: ♂ XX >< ♂ Xh
normal Hypertrichosis
F1 : XX = perempuan normal
Xh = laki-laki hypertrichosis
Selain hypertrichosis , dikenal 2 macam lagi gen terangkai kromossom Y yaitu Webbed toes
(Tumbuhnya kulit diantara jari tangan & kakitampak selaput kulit spt katak/burung
air. Disebabkan oleh gen resesif ‘wt” ), dan Hystric Gravior (Pertumbuhan rambut panjang &
kakudipermukaan tubuh  menyerupai landak. Disebabkan oleh gen resesif “hg”,
alelnya Hg  normal).

D. Rangkai Kelamin Sempurna Dan Tak Sempurna


Apabila kedua kromosom kelamin, yaitu kromosom X dan kromosom Y dijajarkan, maka
akan dapat dilihat bahwa ada bagian yang homolog (sama bentuk dan panjangnya) dan bagian tak
homolog.
Gen yang pengaruhnya terbatas pada jenis kelamin tertentu
Pada orang laki-laki dikenal tanda-tanda kelamin sekunder, seperti kumis, janggut, dan
suara besar, walaupun banyak juga laki-laki yang tidak berkumis, tak berjanggut dan memiliki
suara kecil. Pada orang perempuan tanda itu berupa tumbuhnya payudara. Tanda kelamin sekunder
itu dipengaruhi oleh hormone kelamin. Kegiatan hormon ini dipengaruhi oleh gen-gen yang
ekspresinya terbatas pada salah satu jenis kelamin saja (sex limited genes), walaupun gen-gen
tersebut terdapat pada kedua jenis kelamin. Ada beberapa sifat keturunan yang dipengaruhi oleh
gen-gen semacm ini, misalnya warna kupu semanggi.
Kupu jantan selalu bewarna kuning, tetapi yang betina dapat kuning dan putih. Warna putih
dominan, tetapi nhanya memperlihatkan diri pada kupu betina. Jika P merupakan gen untuk warna
putih (pada kupu betina saja, sedangkan p untuk warna kuning, maka kegiatan gen tersebut sebagai
berikut:
Genotip Kupu Jantan Kupu Betina
PP Kuning Putih
Pp Kuning Putih
Pp Kuning Kuning

Gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin


Biasanya gen dominan memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki/jantan
maupun perempuan/betina. Baru dalam keadaan homozigotik resesif, pengaruh dominan itu tidak
akan menampakkan diri dalam fenotip. Disini akan diterangkan gen-gen yang dominansinya
bergantung dari jenis kelamin individu.
a. Kepala Botak
Kepala botak ini bukan karena penyakit melainkan karena factor keturunan. Biasanya kepala botak
baru akan terlihat setelah umur 30 tahun. Mula-mula kepala botak disebabkan oleh gen yang
terdapat di kromosom kelamin, sepetrti halnya dengan butawarna. Akan tetapi kenyataan
menunjukkan bahwa seorang ayah yang mempunbyai kepala botak dapat mempunyai anak laki-
laki yang botak pula. Keyataan ini membuktikan bahwa dugaan tersebut diatas tidak dapat
dibenarkan, karena andakata gen untuk gen berkepala botak itu terdapat pada kromosom X maka
tidak mungkin ayah dan anaknya laki-laki mempunyai sifat yang sama. Andaikata gen itu terdapat
pada kromosom Y, maka dugaan itupun tidaka dapat dibenarkan, mengingat bahwa ada perempuan
yamg memiliki kepala botak. Jadi kesimpulannya adalah bahwa kepala otak itu desebabkan
oleh gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin(Sex Influence Genes).
P: bb >< BB
Tidak botak botak

F1: Bb anak laki-laki botak


Anak perempuan tidak botak
b. Panjang Jari Telunjuk terhadap jari manis
Apabila kita meletakkan tangan kita pada suatu alas dimana terdapat sebuah garis mendatar
demikian rupa sehingga ujung jari manis menyentuh garis tersebut, maka dapat kita ketahui,
apakah jari telunkuj kita akan lebih panjang ataukah lebih pendek dari jari manis. Jari telunjuk
pendek disebabkan oleh gen yang dominan pada orang laki-laki, tetapi resesif pada orang
perempuan.
Genotip Laki-laki Perempuan
TT Telunjuk pendek Telunjuk pendek
Tt Telunjuk pendek Telunjuk panjang
Tt Telunjuk panjang Telunjuk panjang

Gb. Perbandingan jari normal dan Panjang jari telunjuk lebih panjang dari jari manis
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah ini maka dapat disimpulkan bahwa individu itu memiliki dua mcam kromosom
yaitu autosom dan sexkromosom. Oleh karena itu individu betina dan jantan memiliki autosom
yang sama. Maka sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada autosom diwariskan dari orang
tua kepada anak-anaknya tanpa membedakan sex. Selain gen-gen atosoma juga dikenal pula gen-
gen yang terdapat didalam kromosom kelamin, dan peristiwa ini disebut rangkai kelamin (Sex
Linkage). Dan gen-gen yang terdapat atau terangkai pada kromosom kelamin dinamakan gen
terangkai kelamin (Sex-linked Genes). Dengan demikian dapat dibedakan gen terangkai-X yang
terangkai pada kromosomX(X-linked genes), dan gen terangkai ini yaitu gen yang terangkai pada
kromosomY (Y-linked genes).

B. Saran
Makalah yang kami buat ini memeng jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna untuk membuat makalah ini menjadi lebih baik lagi dan
mendekati kata sempurna. Dan apabila makalah ini banyak terdapat kesalahan atau materi yang
tidak sesuai dengan apa yang dibahas kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Semoga makalh yang kami sampaikan dan kami buat
ini bias menambah pengetahuan dan memberikan manfaat yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Suryo. 1984.Genetika. Jogjakarta : Gajah Mada Universitas Pres.


Suryo. 2003. GENETIKA MANUSIA. Jogjakarta : Gajah Mada Universitas Pres.
http://zaifbio. Wordpress. Com/2010/01/13/GENETIKA MANUSIA/’.
http://mariyahulpah1904.blogspot.com/2012/10/sex-lingkage.html

Anda mungkin juga menyukai

  • Karakteristik Pengelolaan Limbah Rumah Sakit
    Karakteristik Pengelolaan Limbah Rumah Sakit
    Dokumen5 halaman
    Karakteristik Pengelolaan Limbah Rumah Sakit
    Ahmad Fadhilah
    Belum ada peringkat
  • Wa000
    Wa000
    Dokumen1 halaman
    Wa000
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat
  • 7 Unikom - S A
    7 Unikom - S A
    Dokumen1 halaman
    7 Unikom - S A
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat
  • THT (010715)
    THT (010715)
    Dokumen7 halaman
    THT (010715)
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat
  • Ofs 26
    Ofs 26
    Dokumen5 halaman
    Ofs 26
    Pkm Sentebang
    Belum ada peringkat
  • Recovered Docx File
    Recovered Docx File
    Dokumen5 halaman
    Recovered Docx File
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat
  • Barang - Farmasi - Konfirmasi NONREG
    Barang - Farmasi - Konfirmasi NONREG
    Dokumen30 halaman
    Barang - Farmasi - Konfirmasi NONREG
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat
  • PP 44 2010 Prekursor
    PP 44 2010 Prekursor
    Dokumen20 halaman
    PP 44 2010 Prekursor
    Emy Esa
    Belum ada peringkat
  • Absorbsi Perkutan
    Absorbsi Perkutan
    Dokumen56 halaman
    Absorbsi Perkutan
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    100% (7)
  • Asam Amino
    Asam Amino
    Dokumen23 halaman
    Asam Amino
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat
  • Analisis Gravimetri 2
    Analisis Gravimetri 2
    Dokumen25 halaman
    Analisis Gravimetri 2
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat
  • Silabus Interaksi Obat
    Silabus Interaksi Obat
    Dokumen2 halaman
    Silabus Interaksi Obat
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat
  • Akreditasi Prodi
    Akreditasi Prodi
    Dokumen62 halaman
    Akreditasi Prodi
    Suherni Ismail
    100% (1)
  • Stokk Op
    Stokk Op
    Dokumen2 halaman
    Stokk Op
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat
  • Vaksin Juni 2013
    Vaksin Juni 2013
    Dokumen1 halaman
    Vaksin Juni 2013
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat
  • Info Kekos
    Info Kekos
    Dokumen1 halaman
    Info Kekos
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat
  • Vaksin Sep 2012
    Vaksin Sep 2012
    Dokumen1 halaman
    Vaksin Sep 2012
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat
  • Vaksin Maret 2012
    Vaksin Maret 2012
    Dokumen1 halaman
    Vaksin Maret 2012
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat
  • Gilbert Kamar 350
    Gilbert Kamar 350
    Dokumen10 halaman
    Gilbert Kamar 350
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat
  • Laporan
    Laporan
    Dokumen1 halaman
    Laporan
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat
  • Vaksin Okt 2012
    Vaksin Okt 2012
    Dokumen1 halaman
    Vaksin Okt 2012
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat
  • Vaksin Maret 2012
    Vaksin Maret 2012
    Dokumen1 halaman
    Vaksin Maret 2012
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN KEGIATAN Vaksin
    LAPORAN KEGIATAN Vaksin
    Dokumen1 halaman
    LAPORAN KEGIATAN Vaksin
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat
  • Format Vaksin New
    Format Vaksin New
    Dokumen1 halaman
    Format Vaksin New
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat
  • SPO Penerimaan DR Ruangan 2015
    SPO Penerimaan DR Ruangan 2015
    Dokumen1 halaman
    SPO Penerimaan DR Ruangan 2015
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat
  • SPO Peminjaman 2015
    SPO Peminjaman 2015
    Dokumen1 halaman
    SPO Peminjaman 2015
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat
  • SPO Obat Tidak Terbaca 2015
    SPO Obat Tidak Terbaca 2015
    Dokumen1 halaman
    SPO Obat Tidak Terbaca 2015
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat
  • SPO Seleksi High Alert - 2015
    SPO Seleksi High Alert - 2015
    Dokumen1 halaman
    SPO Seleksi High Alert - 2015
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat
  • SPO Semangat Pagi 2015
    SPO Semangat Pagi 2015
    Dokumen1 halaman
    SPO Semangat Pagi 2015
    F̳̿a̳̿l̳̿a̳̿h̳̿ Opcional S̳̿u̳̿d̳̿i̳̿r̳̿a̳̿d̳̿i̳̿r̳̿e̳̿j̳̿a̳̿
    Belum ada peringkat