Anda di halaman 1dari 7

Nama : Muhammad Zaiyyinur R.

F
No. Absen : 18
Kelas : X-11

Optika
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tabel Opticks, 1728 Cyclopaedia

Optika adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat cahaya dan
interaksi cahaya dengan materi. Optika menerangkan dan diwarnai oleh gejala optis. Kata optik berasal
dari bahasa Latin ὀπτική, yang berarti tampilan.

Bidang optika biasanya menggambarkan sifat cahaya tampak, inframerah dan ultraviolet; tetapi
karena cahaya adalah gelombang elektromagnetik, gejala yang sama juga terjadi di sinar-X, gelombang
mikro, gelombang radio, dan bentuk lain dari radiasi elektromagnetikdan juga gejala serupa seperti pada
sorotan partikel muatan (charged beam). Optik secara umum dapat dianggap sebagai bagian
darikeelektromagnetan. Beberapa gejala optis bergantung pada sifat kuantum cahaya yang terkait dengan
beberapa bidang optika hingga mekanika kuantum. Dalam prakteknya, kebanyakan dari gejala optis dapat
dihitung dengan menggunakan sifat elektromagnetik daricahaya, seperti yang dijelaskan oleh persamaan
Maxwell.

Bidang optika memiliki identitas, masyarakat, dan konferensinya sendiri. Aspek keilmuannya sering disebut
ilmu optik atau fisika optik. Ilmu optik terapan sering disebut rekayasa optik. Aplikasi dari rekayasa optik
yang terkait khusus dengan sistem iluminasi (iluminasi) disebut rekayasa pencahayaan. Setiap disiplin
cenderung sedikit berbeda dalam aplikasi, keterampilan teknis, fokus, dan afiliasi profesionalnya. Inovasi
lebih baru dalam rekayasa optik sering dikategorikan sebagai fotonika atau optoelektronika. Batas-batas
antara bidang ini dan "optik" sering tidak jelas, dan istilah yang digunakan berbeda di berbagai belahan
dunia dan dalam berbagai bidang industri.

Karena aplikasi yang luas dari ilmu "cahaya" untuk aplikasi dunia nyata, bidang ilmu optika dan rekayasa
optik cenderung sangat lintas disiplin. Ilmu optika merupakan bagian dari berbagai disiplin terkait termasuk
elektro, fisika, psikologi, kedokteran (khususnya optalmologidan optometri), dan lain-lain. Selain itu,
penjelasan yang paling lengkap tentang perilaku optis, seperti dijelaskan dalam fisika, tidak selalu rumit
untuk kebanyakan masalah, jadi model sederhana dapat digunakan. Model sederhana ini cukup untuk
menjelaskan sebagian gejala optis serta mengabaikan perilaku yang tidak relevan dan / atau tidak
terdeteksi pada suatu sistem.

Di ruang bebas suatu gelombang berjalan pada kecepatan c = 3×108 meter/detik. Ketika memasuki
medium tertentu (dielectric ataunonconducting) gelombang berjalan dengan suatu kecepatan v, yang mana
adalah karakteristik dari bahan dan kurang dari besarnyakecepatan cahaya itu sendiri (c).
Perbandingan kecepatan cahaya di dalam ruang hampa dengan kecepatan
cahaya di medium adalahindeks bias n bahan sebagai berikut : n = c⁄v

Optika klasik

Sebelum optika kuantum menjadi penting, asarnya terdiri dari aplikasi elektromagnetik klasik
dan pendekatan frekuensi tinggi untuk cahaya. Optik klasik terbagi menjadi dua cabang utama:optika
geometris dan optika fisis.

Optika geometris, atau optika sinar, menjelaskan propagasi cahaya dalam bentuk "sinar". Sinar dibelokkan
di antarmuka antara dua medium yang berbeda, dan dapat berbentuk kurva di dalammedium yang mana
indeks-refraksinya merupakan fungsi dari posisi. "Sinar" dalam optik geometris merupakan objek abstrak,
atau "instrumen", yang sejajar dengan muka gelombang darigelombang optis sebenarnya. Optik geometris
menyediakan aturan untuk penyebaran sinar ini melalui sistem optis, yang menunjukkan bagaimana
sebenarnya muka gelombang akan menyebar. Ini adalah penyederhanaan optik yang signifikan, dan gagal
untuk memperhitungkan banyak efek optis penting seperti difraksi dan polarisasi. Namun hal ini merupakan
pendekatan yang baik, jika panjang gelombang cahaya tersebut sangat kecil dibandingkan dengan ukuran
struktur yang berinteraksi dengannya. Optik geometris dapat digunakan untuk menjelaskan aspek
geometris dari penggambaran cahaya (imaging), termasuk aberasi optis.

Optika geometris sering disederhanakan lebih lanjut oleh pendekatan paraksial, atau "pendekatan sudut
kecil." Perilaku matematika yang kemudian menjadi linear, memungkinkan komponen dan sistem optis
dijelaskan dalam bentuk matrik sederhana. Ini mengarah kepada teknik optik Gauss dan penelusuran sinar
paraksial, yang digunakan untui order pertama dari sistem optis, misalnya memperkirakan posisi dan
magnifikasi dari gambar dan objek. Propagasi sorotan Gauss merupakan perluasan dari optik paraksial
yang menyediakan model lebih akurat dari radiasi koheren seperti sorotan laser. Walaupun masih
menggunakan pendekatan paraksial, teknik ini memperhitungkan difraksi, dan memungkinkan perhitungan
pembesaran sinar laser yang sebanding dengan jarak, serta ukuran minimum sorotan yang dapat
terfokus. Propagasi sorotan Gauss menjembatani kesenjangan antara optik geometris dan fisik.

Optika fisis atau optika gelombang membentuk prinsip Huygens dan memodelkan propagasi dari muka
gelombang kompleks melalui sistem optis, termasuk amplitudo dan fase dari gelombang. Teknik ini, yang
biasanya diterapkan secara numerik pada komputer, dapat menghitung
efek difraksi, interferensi, polarisasi, serta efek kompleks lain. Akan tetapi pada umumnya aproksimasi
masih digunakan, sehingga tidak secara lengkap memodelkan teori gelombang
elektromagnetik dari propagasi cahaya. Model lengkap tersebut jauh lebih menuntut komputasi, akan tetapi
dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan kecil yang memerlukan pemecahan lebih akurat.

Optika modern

Optika modern meliputi bidang ilmu dan rekayasa optik yang menjadi terkenal pada abad ke 20. Bidang-
bidang ilmu optik ini biasanya berhubungan dengan elektromagnetik atau sifat kuantum dari cahaya tetapi
tidak termasuk topik lain.

Optik sehari-hari

Optik adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Pelangi dan bayangan adalah contoh gejala optis. Banyak
orang mendapat manfaat dari kacamata atau lensa kontak, dan optik digunakan di banyak barang
konsumen termasuk kamera. Superimposisi dari struktur periodik, misalnya tisu transparan dengan struktur
kisi, menghasilkan bentuk yang dikenal sebagai pola moiré. Superimposisi dari pola periodik transparan
yang terdiri garis atau kurva buram paralel memproduksi pola garis moiré.

Bidang optik lain

 Ilmu warna  Komunikasi optis

 Pengolahan citra  Komputer optis


 Teori informasi  Penyimpanan data optis

 Pencahayaan  Umpan balik optis

 Visi mesin

Rumus-Rumus Alat optik

Lup (Kaca Pembesar)


Pembesaran bayangan saat mata berakomodasi maksimum

Dengan ketentuan:

 = Pembesaran

 = Titik dekat (cm)

 = Fokus lup (cm)


Pembesaran bayangan saat mata tidak berakomodasi

Dengan ketentuan:

 = Pembesaran

 = Titik dekat (cm)

 = Fokus lup (cm)


Mikroskop

Proses pembentukan bayangan pada mikroskop


Pembesaran mikroskop adalah hasil kali pembesaran lensa objektif dan pembesaran lensa okuler,
sehingga dirumuskan:

Karena lensa okuler mikroskop berfungsi seperti lup, pembesaran mikroskop dirumuskan sebagai
berikut:

Pembesaran Mikroskop pada saat mata berakomodasi maksimum

Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:

Dengan ketentuan:

 = Pembesaran mikroskop

 = Pembesaran oleh lensa objektif

 = Pembesaran oleh lensa okuler (seperti perbesaran pada lup)

 = Titik dekat mata

 = Jarak fokus lensa okuler

 = jarak bayangan oleh lensa objektif

 = jarak benda di depan lensa objektif

 = jarak lensa objektif dan lensa okuler


Pembesaran Mikroskop pada saat mata tidak berakomodasi

Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:

Dengan ketentuan:

 = Pembesaran mikroskop

 = Pembesaran oleh lensa objektif

 = Titik dekat mata


 = Jarak fokus lensa okuler

 = jarak bayangan oleh lensa objektif

 = jarak benda di depan lensa objektif

 = jarak lensa objektif dan lensa okuler


Teropong Bintang
Pembesaran Teropong Bintang pada saat mata tidak berakomodasi

Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:

Dengan ketentuan:

 = Jarak lensa objektif dan lensa okuler

 = Pembesaran teropong bintang

 = Jarak fokus lensa objektif

 = Jarak fokus lensa okuler


Pembesaran Teropong Bintang pada saat mata berakomodasi
maksimum

Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:

Dengan ketentuan:

 = Pembesaran teropong bintang

 = Jarak fokus lensa objektif

 = jarak benda di depan lensa okuler


Teropong Bumi
Pembesaran Teropong Bumi
Dengan ketentuan:

 = Pembesaran teropong bumi

 = Jarak fokus lensa objektif

 = Jarak fokus lensa okuler


Jarak lensa objektif dan lensa okuler

Dengan ketentuan:

 = Jarak lensa objektif dan lensa okuler

 = Jarak fokus lensa objektif

 = Jarak fokus lensa pembalik

 = Jarak fokus lensa okuler

Anda mungkin juga menyukai