Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan masalah gizi di Indonesia semakin kompleks saat ini, selain
masalah kekurangan gizi, masalah kelebihan gizi juga menjadi persoalan yang
harus ditangani dengan serius (Riskesdas, 2015). Ditinjau dari masalah kesehatan
dan gizi, balita merupakan periode emas dalam kehidupan anak yang dicirikan
oleh pertumbuhan dan perkembangan yang berlangsung pesat serta rentan
terhadap kekurangan gizi (Hanum, 2014).
Air susu ibu (ASI) menjadi makanan terbaik di awal kehidupan anak
sekaligus hak dasar agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Faktor nutrien
dan protektif yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi baik serta kematian
dan kesakitan bayi akan menurun. Zat kekebalan yang terdapat pada ASI antara
lain akan melindungi bayi dari penyakit dan menurunkan kemungkinan bayi
terkena penyakit infeksi dan alergi (Infodatin Kementrian Kesehatan RI, 2014).
Hasil penelitian sebelumnya, didapatkan bahwa bayi yang diberikan ASI
eksklusif mempunyai pertumbuhan normal lebih banyak daripada bayi yang
diberikan ASI non eksklusif. Pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sebesar
73,3% pertumbuhannya normal dan 26,7% pertumbuhannya kurang, sedangkan
bayi yang diberikan ASI non eksklusif diperoleh 62,9% dengan pertumbuhan
normal dan 37,1% adalah pertumbuhan kurang (Fitri dkk, 2014).
Menurut Riskesdas, pada tahun 2013, terdapat 19,6% balita kekurangan
gizi yang terdiri dari 5,7% balita dengan gizi buruk dan 13,9% berstatus gizi
kurang. Penyebab utama terjadinya gizi kurang dan hambatan pertumbuhan pada
anak usia balita berkaitan dengan rendahnya pemberian ASI. ASI tanpa bahan
makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan usia sampai sekitar enam
bulan. Anak-anak dengan keadaan gizi yang lebih baik berkaitan erat dengan
perilaku pemberian ASI, dimana mereka yang sudah tidak diberi ASI lagi
ternyata keadaan gizinya lebih rendah (Susanty dkk, 2012).
Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013, prevalensi berat
yang dinilai menggunkan nilai berat badan per tinggi badan (BB/TB) di
Indonesia,meliputi sangat kurus 5,3 % yang mengalami penurunan dari tahun
2010 sebesar 6,0 %, gemuk 11,9 % jumlahnya menurun dari tahun 2010 sebesar
14,0 %, kurus 12,1 % juga mengalami penurunan dari tahun 2010 sebesar 7,3
%.(Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,2013)
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis adanya
perbedaan status gizi bayi berumur 4–6 bulan pada pemberian ASI eksklusif
dengan ASI non eksklusif di Puskesmas Polowijen Kota Malang.
2

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah ada Perbedaan
Status Gizi Bayi berumur 4-6 bulan pada Pemberian ASI Eksklusif dengan ASI
Non Eksklusif di Puskesmas Polowijen Kota Malang”?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui Perbedaan Status
Gizi Bayi berumur 4-6 bulan pada Pemberian ASI Eksklusif dengan ASI
Non Eksklusif di Puskesmas Polowijen Kota Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian adalah :
1. Untuk mengukur status gizi bayi yang diberi ASI Eksklusif di
Puskesmas Polowijen Kota Malang.
2. Untuk mengukur status gizi bayi yang diberi ASI Non Eksklusif di
Puskesmas Polowijen Kota Malang.
3. Untuk menganalisis perbedaan status gizi pada bayi yang diberi ASI
Eksklusif dan ASI Non Eksklusif di Puskesmas Polowijen Kota Malang.
.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Responden
Penelitian ini dapat memberikan pemahaman tentang perbedaan
status gizi bayi berumur 4-6 bulan pada pemberian ASI eksklusif dengan
ASI non eksklusif dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.4.2 Bagi Peneliti


Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan
penelitian serta dapat mengetahui tentang perbedaan status gizi bayi
berumur 4-6 bulan pada pemberian ASI eksklusif dengan ASI non
eksklusif di Puskesmas Polowijen Kota Malang.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai masukan proses kegiatan belajar mengajar dalam
meningkatkan asuhan keperawatan khususnya dalam masalah pemberian
ASI eksklusif dengan ASI non eksklusif pada bayi sehingga peserta didik
dapat mengimplementasikan asuhan keperawatan yang tepat dan
komprehensif.

1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya


Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh peneliti
selanjutnya sebagai data untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang
berkaitan pemberian ASI eksklusif dengan ASI non eksklusif pada bayi.
3

Anda mungkin juga menyukai