7.6.1.ep 1 - Pedoman Pelayanan BP Umum
7.6.1.ep 1 - Pedoman Pelayanan BP Umum
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan
temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Dalam proses
pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh pengetahuan dan
keterampilan untuk melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal
dan resiko sekecil mungkin bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan
pengobatan yang rasional. Pengobatan rasional menurut WHO 1987 yaitu pengobatan yang
sesuai indikasi, diagnosis, tepat dosis obat, cara dan waktu pemberian, tersedia setiap saat
dan harga terjangkau.
Tujuan pengobatan adalah mengupayakan kesembuhan dan pemulihan pasien secara
optimal melalui prosedur dan tindakan yang dapat dipertanggungjawabkan.
B. TUJUAN
Pedoman Pelayanan Pemeriksaan Umum UPT Puskesmas Gondrong bertujuan
untuk menjadi acuan dalam memberikan pelayanan kepada pasien rawat jalan baik pasien
anak, dewasa maupun lansia sehingga pada akhirnya pelayanan klinis dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan.
C. RUANG LINGKUP
Pelayanan Pemeriksaan Umum di UPT Puskesmas Gondrong dibagi dalam dua macam
kegiatan, yaitu :
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas
Meliputi :Pelayanan pasien di ruangan Pemeriksaan Umum.
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas
Meliputi : Pelayanan pasien di Posyandu, Pusling, UKK ataupun homecare.
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk tujuan
pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan pelayanan kesehatan lainnya
tanpa mengharuskan rawat inap.
2. Pasien rawat jalan adalah pasien puskesmas yang setelah mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai dengan kondisinya dapat pulang ke rumah.
2
3. Pasien anak adalah pasien berusia di atas 5 tahun
4. Pasien dewasa adalah pasien berusia
5. Pasien lansia adalah pasien berusia 60 tahun atau lebih.
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga.
5.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN DAN FASILITAS
C. STANDAR FASILITAS
1. Denah Ruangan Pemeriksaan Umum
4
2. Fasilitas Sarana
Ruangan pemeriksaan umum merupakan ruangan pemeriksaan dokter,
termasuk didalamnya terdapat bed/tempat tidur pasien. Di depan pintu masuk ruangan
terdapat 1 (satu) meja untuk melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pada pasien
sedangkan 2 (dua) meja di dalam ruangan digunakan untuk pemeriksaan yang
dilakukan oleh dokter atau perawat dengan pelimpahan wewenang.
Ruangan pemeriksaan umum juga memiliki komputer sebagai bagian dari
sistem informasi puskesmas yang terhubung dengan server untuk memasukkan data
pasien pada sistem informasi puskesmas serta digunakan untuk membuat rujukan
online BPJS.
3. Peralatan
Peralatan untuk menunjang pemeriksaan pasien yang ada di ruangan
pemeriksaan umum antara lain, timbangan dewasa, stetoskop, tensimeter, termometer,
pita ukur, oftalmoskop, otoskop, rinoskop, penlight, lampu kepala.
5
BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN
2. Sistematika pelayanan
a. Memanggil pasien berdasarkan nomor urut.
b. Melakukan Kajian awal klinis , bagi pasien baru dan pasien yang belum pernah
dilakukan kajian awal.
c. Melakukan anamnesa, pemeriksaan dan tatalaksana penderita.
d. Melakukan pencatatan rekam medik pasien.
e. Pengobatan medik dasar di Puskesmas sesuai pedoman.
f. Melakukan perawatan luka.
g. Penyuluhan tentang penyakit dan pola hidup sehat.
h. Konseling medik umum.
i. Melakukan dan/atau menerima rujukan internal.
j. Melakukan rujukan kasus spesialistik.
k. Menerbitkan surat keterangan sakit/sehat yang ditandatangani dokter, bila
diperlukan.
l. Memberikan surat KIR dokter.
m. Mencuci dan mensterilkan alat sesuai prosedur.
3. Dokumentasi
Data pasien yang dilayani ditulis dalam rekam medis pasien masing-masing dan
di-input ke sistem E-Puskesmas melalui komputer oleh perawat.
6
2. Dokumentasi
Dokumentasi pelayanan luar gedung dapat berupa buku visum, undangan, surat
tugas, materi penyuluhan, daftar hadir dan notulensi penyuluhan.
7
BAB IV
LOGISTIK
8
BAB V
KESELAMATAN PASIEN
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 11 tahun 2017, terdapat enam sasaran
keselamatan pasien, yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien
b. Komunikasi efektif
c. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat
d. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan
e. Pengurangan terjadinya resiko infeksi di Puskesmas
f. Tidak Terjadinya pasien jatuh
Upaya Puskesmas untuk mencapai enam sasaran keselamatan pasien tersebut adalah :
9
2. MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF
Cara komunikasi yang efektif di puskesmas:
a. Menggunakan teknik SBAR (Situation – Background – Assessment – Recomendation)
dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar
pemberi layanan.
1) Situation : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
2) Background : Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien
terkini.
3) Assessment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
4) Recommendation : Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat
ini.
S Situasi
Saya menelepon tentang (nama pasien, umur, dan lokasi)………….
Masalah yang ingin disampaikan…..
Tanda- tanda vital :
B Background/ latar belakang
Status mental pasien :
Kulit:…
Alat Bantu…
A Assesment/ Penilaian
Sampaikan masalah yang sedang terjadi dan katakan penilaian anda.
R Rekomendasi
Apakah (katakan apa yang ingin disarankan)
Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan?
Jika ada perubahan tatalaksana, tanyakan…
10
3. MENINGKATKAN KESELAMATAN PENGGUNAAN OBAT YANG PERLU
DIWASPADAI (HIGH ALERT)
Obat- obatan yang perlu diwaspadai adalah : NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan
Mirip) / LASA (Look Alike Sound Alike) yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan
kedengarannya mirip. Pengelolaan obat yang perlu diwaspadai:
• Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi penandaan yang jelas
berupa stiker berwarna merah bertuliskan “High Alert”
• Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA.
• Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien tanpa
pengawasan.
• Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat menerima / memberi
instruksi
2) Antiaritmia
a) Lidokain
b) Amiodaron
12
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
13
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan
pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja,
2. Pakailah APD saat bekerja,
3. Orientasi pada petugas baru,
4. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran,
5. Harus mengetahui cara mencuci tangan dengan benar,
6. Buanglah sampah pada tempatnya,
7. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik,
8. Dilarang merokok.
14
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu sistem
kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu produk
atau jasa yang diberikan kepada pelanggan. Pengendalian mutu pada pelayanan klinis
diperlukan agar produk layanan klinis terjaga kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat
sebagai pelanggan.
Ishikawa (1995) menyatakan bahwa pengendalian mutu adalah pelaksanaan langkah-
langkah yang telah direncanakan secara terkendali agar semuanya berlangsung sebagaimana
mestinya, sehingga mutu produk yang direncanakan dapat tercapai dan terjamin. Dalam
pengertian Ishikawa tersirat pula bahwa pengendalian mutu itu dilakukan dengan orientasi pada
kepuasan konsumen. Dalam bahasa layanan kesehatan keseluruhan proses yang
diselenggarakan oleh puskesmas ditujukan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat sebagai
konsumen.
Pada Ruangan Pemeriksaan Umum UPT Puskesmas Gondrong selalu dilakukan survei
kepuasan pelanggan untuk mengetahui tingkat kepuasan penerima layanan di UPT Puskesmas
Gondrong. Hasil dari survei pelanggan di analisa sehingga dapat merumuskan rencana tindak
lanjut dari permasalahan yang ada. .
Jika ada KTD, KTD, KPC dan KNC segera melaporkan pada Ketua Tim Mutu dan
Keselamatan Pasien untuk segera ditindaklanjuti bersama-sama dengan Anggota Tim Mutu
dan keselamatan pasien UPT Puskesmas Gondrong
15
BAB VIII
PENUTUP
16