Anda di halaman 1dari 4

MINDSET YANG MENDASARI KEGIATAN BERBASIS

MANAJEMEN

CUSTOMER MINDSET (POLA PIKIR PELANGGAN)

Pelanggan atau langganan merujuk pada pada pengertian individu atau

perusahaan yang membeli barang atau jasa yang dihasilkan dalam pasar ekonomi.

Secara spesifik, kata ini sering pula diartikan sebagai seseorang yang terbiasa

untuk membeli barang pada suatu toko tertentu. Dalam berbagai pendekatan,

tergantung dari sifat dari industri atau budaya, pelanggan bisa disebut sebagai

klien/ nasabah/pasien. Artinya adalah pihak ketiga di luar sistem perusahaan yang

oleh karena sebab tertentu, membeli barang atau jasa perusahaan.

Kebutuhan pelanggan dapat didefinisikan sebagai barang atau jasa yang

dibutuhkannya untuk mencapai tujuan tertentu. Pelanggan memiliki kebutuhan

yang berbeda tingkatannya dan pengharapan pelanggan yang biasanya

dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya, pemasaran, serta bentuk komunikasi lain, baik

dari pemasok maupun sumber-sumber lainnya.

Kebutuhan maupun pengharapan pelanggan dapat ditentukan melalui

wawancara, survei, perbincangan, penggalian data, atau metode-metode

pengumpulan informasi lainnya. Pelanggan mungkin tak memiliki pemahaman

jelas mengenai kebutuhannya. Bantuan untuk menentukan kebutuhan dapat

menjadi suatu layanan yang sangat berharga bagi pelanggan. Pada proses ini,

pengharapan dapat diatur atau disesuaikan dengan kemampuan produk atau jasa

tertentu. Sumber : id.wikipedia.org/wiki/Pelanggan - 26k


CONTINUOUS IMPROVEMENT (PERBAIKAN TERUS MENERUS)

perbaikan atau peningkatan diri secara berkesinambungan akan menghimbau

suatu organisasi untuk tetap meningkatkan kinerjanya secara konstan dan

diharapkan berlangsung terus untuk selamanya baik dalam system produksi

maupun jasa

peningkatan diri secara terus menerus dan secara konsisten memiliki arti

memberikan kualitas yang lebih baik dan lebih baik lagi serta mengurangii

perbedaan menjadi lebih sedikit sehingga hasil dari praktek dalam proses

manajemen akan membawa kemajuan dan perbaikan yang bersifat inovatif. Agar

suatu organisasi dapat melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan maka

organisasi tersebut harus terstruktur secara tepat.

Sumber : eprints.undip.ac.id/9753 - 25k

OPPORTUNITY (PELUANG).

Adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan

kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya.

Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan

modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang

sedang diangkat.

Sumber:imadiklus.com/.../analisa-swot-dan-penerapannya-dalam organisasi.html
CROSS-FUNCTIONAL (LINTAS FUNGSIONAL)

Tim lintas fungsional adalah orang-orang yang berasal dari tingkat

hierarkis yang kurang lebih sama, tetapi dari berbaga bidang pekerjaan yang

berbeda, yang berkumpul untk menyelesaikan sebuah tugas

Sumber : id.wikipedia.org/wiki/Pelanggan - 26k

Tim lintas fungsioanl merupakan cara efektif yang memungkinkan orang-

orang dari berbagai area yang berbeda di dalam sebuah organisasi (atau bahkan

diantara organisasi-organisasi) untuk bertukar informasi, mengembangkan ide-ide

baru dan menyelesaikan banyak masalah dan mengordinasi berbagai proyek yang

rumit. Tentu saja tim lintas fungsional sulit untuk diatur. Pada saat perkembangan

awal sering kali tim ini sngat menghabiskan waktu karena para anggota belajar

untuk bekerja dengan perbedaan dan kerumitan. Dibutuhkan waktu untuk

membangun kepercayaan dan kerjasama tim, terutama diantara orang-orang yang

berasal dari latar belakang berbeda dengan pengalaman dan perspektif yang juga

berbeda.Sumber: mshohib.staff.umm.ac.id/files/.../Mengapa-tim-menjadi-begitu

penting2.pdf

EMPLOYEE EMPOWERMENT (PEMBERDAYAAN KARYAWAN)

Empowerment mengandung pengertian perlunya keleluasaan kepada

individu untuk bertindak dan sekaligus bertanggung jawab atas tindakan sesuai

dengan tugas yang diembannya

Dalam pengertian Carlzon,, proses empowerment mementingkan adanya

kebebasan bagi seseorang untuk mengambil sebuah keputusan secara bertanggung


jawab. Diyakini bahwa empowerment akan mendorong terjadinya kondisi aktif,

berani, berinisiatif dan menciptakan sebuah kondisi bagi individu lain untuk

memberikan respon secara babas, mandiri dan bertanggung jawab.

Menurut Fandi Tjiptono Usaha pemberdayaan Karyawan dimulai dengan :

1. Keinginan manajer untuk member tanggunga jawab kepada karyawan

2. Melatih manajer dan karyawan mengenai bagaimana cara untuk mendelegasi

dan menerima tanggung jawab

3. Komunikasi dan umpan balik perlu diberikan oleh manajer kepada karyawan

4. Penghargaan dan pengakuan sebagai hasil dari kontribusi mereka pada

organisasi

Sumber : eprints.undip.ac.id/9753 - 25k

Anda mungkin juga menyukai