JVK
JURNAL VOKASI KESEHATAN
http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/JVK
36
2
JVK 3 (1) (2017) hlm. 35 - 41
37
3
Suzanna dkk, Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Anak Usia 6-59 Bulan
(58,3%) lebih besar dibandingkan ibu yang memiliki yang bermakna antara pendidikan ibu (p value =
jumlah anak > 2 (41,7%). Sebagian besar ibu memili- 0,000), pengetahuan gizi ibu (p value = 0,022) , pola
ki tingkat pengetahuan gizi tidak baik (70,8%). Seba- asuh (p value = 0,000), penyakit infeksi (p value =
gian besar pola asuh ibu terhadap anak masih kurang 0,000), asupan energi (p value = 0,000) dan asupan
baik yaitu sebesar 83,3%. Sebagian besar pola makan protein (p value = 0,000) dengan status gizi balita.
anak kurang baik yaitu sebesar 94,8%. Sebagian besar
Tabel 4. Hubungan Antara Usia Ibu Saat Hamil, Pendidikan Ibu, Jumlah Anak, Pengetahuan Gizi Ibu, Pola Asuh,
Pola Makan, Penyakit Infeksi, Asupan Energi Dan Asupan Protein Dengan Status Gizi Balita
Di Wilayah Puskesmas Kecamatan Singkawang Utara Kota Singkawang Tahun 2014
anak tidak menderita penyakit infeksi yaitu sebesar Status gizi adalah kondisi tubuh yang diakibatkan
70,8%. Sebagian besar asupan energi anak kurang oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan makanan
dari AKG (74%). Sebagian besar asupan protein anak untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuh. Hasil peneli-
kurang dari AKG (51%). tian menunjukkan persentase terbesar terdapat pada
Berdasarkan hasil uji statistik antara setiap balita dengan status gizi kurang (52,1%) sedangkan
variabel dengan status gizi balita diperoleh bah- status gizi baik (47,9%). Status gizi kurang banyak
wa tidak ada hubungan yang bermakna antara vari- terdapat pada balita usia 37-59 bulan (70,59%) dan
abel umur ibu saat hamil (p value = 0,877), jumlah status gizi baik terdapat pada usia 6-11 bulan (66,7%).
anak (p value = 0,938) dan pola makan (p value = Tidak ada hubungan yang bermakna antara
0,668) dengan status gizi balita di wilayah Puskes- umur ibu saat hamil dengan status gizi balita. Umur
mas Kecamatan Singkawang Utara Kota Singka- ibu saat hamil baik berisiko maupun tidak berisiko
wang. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan tidak mempengaruhi status gizi anak. Tetapi konsum-
427
38
4
JVK 3 (1) (2017) hlm. 35 - 41
si makanan ibu yang bergizi, berimbang dan beragam anak balita bukan kepada ayah atau kakak yang sudah
yang dapat mempengaruhi status gizi anak. Berdasar- dewasa.
kan penelitian bahwa umur ibu < 20 tahun atau > 20 Ada hubungan yang bermakna antara tingkat
tahun memiliki pemahaman yang sama artinya ibu pengetahuan gizi ibu dengan status gizi balita. Peng-
hamil harus banyak makan demi janin yang ada di etahuan gizi yang cukup maka segala hal yang ber-
dalam rahim tanpa memperhatikan apakah makanan kaitan dengan makanan baik dari persiapan, pengo-
yang dimakan gizinya sudah seimbang atau tidak. Da- lahan sampai pemberian makanan untuk anak dapat
lam hal ini pendidikan dan faktor ekonomi juga dapat dilakukan dengan lebih baik dibanding ibu yang ber-
mempengaruhi kondisi ibu saat hamil. pengetahuan gizi kurang. Penelitian ini sesuai den-
Ada hubungan yang bermakna antara pen- gan penelitian Erni Kurniawati tahun 2012 bahwa
didikan ibu dengan status gizi balita. Pendidikan ibu kurangnya pengetahuan tentang gizi akan mengaki-
merupakan salah satu faktor penting untuk meningkat- batkan berkurangnya kemampuan untuk menerapkan
kan status gizi anak karena ibu memiliki peran yang informasi dalam kehidupan sehari-hari yang meru-
sangat penting dalam hal pendistribusian makanan di pakan salah satu penyebab terjadinya gangguan gizi.
tingkat keluarga. Pendidikan ibu yang rendah mem- Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengetahuan gizi
punyai pengaruh terhadap prilaku dalam pemilihan ibu dapat ditingkatkan melalui penyuluhan gizi den-
bahan pangan dan penyediaan makanan. gan demostrasi/ praktek langsung.
Hasil penelitian dan teori yang ada menunjukkan Ada hubungan yang bermakna antara pola asuh
bahwa pendidikan berhubungan dengan status gizi ibu dengan status gizi balita. Pola asuh yang tidak
karena dengan pendidikan yang tinggi, kemungkinan baik cenderung anak menderita kurang gizi karena
pendapatan akan meningkat (Triyanti dan Hartriyanti, orangtua kurang memperhati-kan asupan makanan
2012). Pendidikan ibu berpengaruh terhadap kualitas anak. Hal ini sejalan dengan penelitian Mustafa, dkk
dan kuantitas makanan yang diberikan kepada anak, tahun 2013 yang menyatakan bahwa ada hubungan
maka dari itu diharapkan orangtua dapat memberikan antara pola asuh dengan status gizi anak, jika pola
pendidikan yang lebih baik kepada anak sesuai den- asuh anak di dalam keluarga baik tentunya tingkat
gan program pemerintah yaitu wajib belajar 9 tahun konsumsi pangan anak juga akan semakin baik dan
agar menjadi generasi yang lebih baik dimasa yang akhirnya akan mempengaruhi keadaan gizi anak ten-
akan datang. tunya didukung oleh pengetahuan dan pendidikan or-
Tidak ada hubungan yang bermakna antara jum- angtua.
lah anak dalam keluarga dengan status gizi balita. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pola
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ihsan, dkk ta- makan anak dengan status gizi balita. Hal ini dikare-
hun 2013 yang dilakukan di Desa Teluk Rumbia Ke- nakan. pola makan yang baik atau kurang baik tidak
camatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil tahun 2012 mempengaruhi status gizi anak, karena anak sudah
bahwa tidak ada hubungan bermakna antara jumlah terbiasa dengan pola makan yang diberikan oleh or-
anak dengan status gizi dengan nilai p value = 0,370. angtua.Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Walad-
Ini membuktikan bahwa jumlah anak > 2 atau ≤ 2 ow dkk, 2013 yang menyatakan bahwa ada hubungan
dalam keluarga tidak mempunyai pengaruh terhadap antara pola makan dengan status gizi balita. Semakin
status gizi anak. Hal ini disebabkan karena pengeta- baik pola makan yang diterapkan orang tua pada anak
huan ibu tentang gizi kurang, tingkat pendidikan ibu semakin meningkat status gizi anak tersebut. Pola
rendah dan perhatian orangtua terhadap anak juga makan yang kurang baik dapat mengakibatkan anak
kurang terutama dalam konsumsi makanan. Hal ini kurang gizi karena jumlah dan jenis makanan yang di-
tidak sejalan dengan penelitian Mengistu K dkk, 2013 makan tidak sesuai dengan kebutuhan. Hal ini terjadi
yang menyatakan bahwa keluarga yang memiliki tiga karena orangtua menerapkan kebiasaan makan yang
anak balita dalam satu keluarga cendrung mempunyai salah dalam keluarga yaitu makan tidak sesuai den-
anak kurang gizi sekitar 4,5 kali dibandingkan dengan gan aturan makan 3 kali makan makanan utama 2 kali
anak-anak yang berasal dari keluarga yang memiliki selingan tetapi makan 3 kali sehari hanya setiap kali
satu anak. makan terdiri dari 2 kali makan makanan utama 1 kali
Berdasarkan penelitian bahwa jumlah anak yang makanan selingan.
banyak atau >2 maka akan mengalami gizi kurang Ada hubungan yang bermakna antara penyakit
dikarenakan ibu lebih memprioritaskan anggota kel- infeksi dengan status gizi balita. Penelitian menun-
uarga lainnya seperti ayah atau kakak tertua daripada jukkan bahwa penyakit yang sering diderita oleh
anak balita. Akibatnya asupan gizi anak kurang dari anak gizi kurang adalah penyakit saluran pernapasan
yang dibutuhkan, sehingga jumlah anak yang banyak (ISPA), demam, batuk dan flu. Hal ini dapat mempen-
akan terancam status gizinya. Diharapkan orangtua garuhi nafsu makan anak akibatnya berat badan anak
berupaya memprioritaskan pemberian makan kepada turun, anak menderita gizi kurang. Anak yang men-
39
5
Suzanna dkk, Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Anak Usia 6-59 Bulan
derita kurang gizi mudah terkena infeksi karena daya Apabila asupan protein baik maka status gizi
tahan tubuh yang tidak kuat. Hal ini sejalan dengan anak juga baik begitu sebaliknya asupan proteinnya
penelitian Triyanti dan Hartriyanti (Tahun 2012) yang kurang maka anak cenderung gizi kurang, kurangn-
menyatakan bahwa ada hubungan antara penyakit in- ya mengkonsumsi protein disebabkan ketidaktahuan
feksi dengan status gizi. orangtua akan manfaat dari protein dan ada kaitannya
Dampak infeksi terhadap pertumbuhan adalah dengan ekonomi keluarga. Kurangnya asupan pro-
menurunnya berat badan, keadaan ini disebabkan tein dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkem-
oleh hilangnya nafsu makan penderita penyakit in- bangan otak serta daya tahan tubuh anak terhadap
feksi hingga masukan (intake) zat gizi kurang dari penyakit. Hal ini sejalan dengan penelitian yang ada
kebutuhan. Kurangnya intake zat gizi memicu anak bahwa konsumsi protein menjadi pendorong dalam
untuk menderita kurang gizi. Disarankan agar orang peningkatan status gizi balita. Semakin tinggi kon-
tua memperhatikan pola makan anak yaitu dengan sumsi protein maka status gizi balita semakin baik.
memberikan makanan yang bergizi, berimbang dan Hal ini didukung oleh penelitian yang menunjukkan
beragam kepada balitanya setiapkali makan guna sebanyak 89,2% balita dengan tingkat kecukupan
mempertahankan daya tahan tubuh dan bila sakit protein baik memiliki status gizi baik.
segera dibawa ke tempat pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan pengobatan. Penutup
Ada hubungan yang bermakna antara asupan en-
ergi dengan status gizi balita. Kekurangan gizi terjadi Di wilayah Puskesmas Kecamatan Singkawang
akibat asupan gizi dibawah kebutuhan baik dari segi Utara Kota Singkawang, hasil penelitian menunjuk-
kualitatif maupun kuantitatif. Rendahnya konsumsi kan bahwa proporsi status gizi kurang pada balita
pangan mengakibatkan terjadinya gizi kurang (mal- sebesar 52,1% dan ada hubungan yang bermakna an-
nutrition) dimana tingkat konsumsi yang rendah akan tara pendidikan ibu (p value = 0,000), pengetahuan
menurunkan daya tahan tubuh seseorang sehingga gizi ibu (p value = 0,022), pola asuh (p value = 0,000),
anak mudah terkena infeksi. Penyakit infeksi mem- penyakit infeksi (p value = 0,000), asupan energi (p
punyai pengaruh besar terhadap kenaikan berat badan value = 0,000) dan asupan protein (p value = 0,000)
anak, karena penyakit infeksi mempunyai hubungan dengan status gizi anak balita di wilayah Puskesmas
sinergistik dengan asupan makanan. Kecamatan Singkawang Utara Kota Singkawang dan
Status gizi yang baik terwujud bila pangan yang tidak ada hubungan yang bermakna antara umur ibu
dikonsumsi cukup, baik dalam jumlah, mutu maupun saat hamil (p value = 0,877), jumlah anak (p value =
keragamannya dan sesuai dengan Angka Kecuku- 0,938) dan pola akan (p value = 0,668) dengan sta-
pan Gizi (AKG) yang diperlukan oleh tubuh (Suni- tus gizi anak balita di wilayah Puskesmas Kecamatan
ta, 2009). Penelitian ini didukung oleh penelitian lain Singkawang Utara Kota Singkawang.
yang menyatakan bahwa ada hubungan antara asupan
energi dengan status gizi balita di wilayah Puskesmas Daftar Pustaka
Tilote Kecamatan Tilago Kabupaten Gorontalo bah-
wa semakin baik asupan energi maka dapat mening- Adriani, Merryana dan Wirjatmadi, Bambang. (2012).
katkan status gizi anak, juga sebaliknya. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Ja-
Berdasarkan hal diatas diharapkan orang tua karta: Kencana Prenadia Media Grup.
memperhatikan asupan energi anak yaitu dengan Almatsier Sunita, (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
memberikan makanan yang bergizi dan sebaikn- Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
ya sebelum makan jangan berikan makanan berupa Dinkes Prov. Kalbar, (2007). Keluarga Sadar Gizi
snack, permen, kerupuk dan lainnya yang dapat mem- (Kadarzi). Pontianak.
pengaruhi nafsu makan anak. Depkes RI, (2014).Gizi Seimbang Menuju Hidup Se-
Ada hubungan yang bermakna antara asupan hat Bagi Balita, Jakarta.
protein dengan status gizi balita. Protein merupakan Dinkes Prov. Kalbar, (2013). PSG Kesehatan Provin-
suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh si Kalimantan Barat 2012. Pontianak: Dink-
karena berfungsi sebagai zat pembangun. Protein me- es Provinsi Kalbar.
megang peranan esensial dalam mengangkut zat-zat Dinkes Kota Singkawang, (2013). Hasil PSG Kota
gizi dari saluran cerna melalui dinding saluran cerna Singkawang 2012. Singkawang: Dinkes
ke dalam darah, dari darah ke jaringan-jaringan dan Kota Singkawang.
melalui membran sel ke dalam sel-sel. Sebagian besar Devi Mazarina, (2010). Analisis Faktor-Faktor Yang
bahan yang mengakut zat-zat gizi ini adalah protein. Berpengaruh Terhadap Status Gizi Balita di
( Sunita, 2009) Pedesaan. Jurnal Teknologi Dan Kejuruan,
33 (2) :183-192.
40
6
JVK 3 (1) (2017) hlm. 35 - 41
741