Anda di halaman 1dari 2

JADI PETANI TIDAK HARUS KERE TO

Siba Muhammad

AH…Mas ini bohong sambil bercanda kan ? atau tidak bohong tapi bercanda atau
bohong tapi tidak bercanda kan ? kata seorang kenalan baru sewaktu ada pertemuan di
Jakarta (saya lupa nama pertemuannya )sambil mengelus elus telapak tangan saya .dia
ngelus tapi matanya agak melotot dikit, bukan berkedip kedip sebelah (anda jangan
nuduh yang bukan bukan ya !) dia ngomong begitu setelah nanya apa profesinya saya
bilang : Petani

Akh..mana ada petani yang tangannya halus begini ? maksud loo ??

Tapi sebenarnya itu pernyataan yang mewakili ribuan bahkan mungkin jutaan stereotif
tentang sosok petani.gambaran yang melekat di kepala mayoritas masyarakat bahwa
sosok petani itu mesti tua, hitam,kusam ,jari kakinya mekar kayak jahe, tangannya
kasar kayak parut karena uang yang dipegang kebanyakan uang yang ada parangnya
jadi tidak terasa mengiris tangan terutama mengiris hati dan pasti miskin.premis itu
tidak sepenuhnya salah tapi juga tidak sepenuhnya benar.kalau yang ditunjuk dan
dimaksud itu buruh tani dan petani gurem, iya tidak salah . Tapi kalo petani sekelas
mas Darmono di sukabumi atau Yan wahyu nugroho di malang ya salah jauh.terlalu
banyak kisah sukses petani yang tidak saja muda,gagah tapi juga trendy.jauh dari
kesan potret marginal.Cuma mayoritas tidak terekspos.Dikalangan petani petani keren
aroma hugo boss atau Gucci aroma yang biasa dan gampang terbeli.tapi memang,
harus diakui bahwa dari 31 juta sekian petani di Indonesia berdasarkan sensus 2018,
mungkin tidak cukup 10 % yang kemana-mana bisa pake kemeja dan sepatu branded
plus parfum original ( bukan parfum botol isi ulang ) selebihnya harus rela tidak rela
mengukuhkan stereotif itu semakin melekat.

Menjadi petani sebenarnya tidak ada dalam daftar cita-cita saya,seorang sarjana S1
dari universitas terkenal di Indonesia Timur, apalagi dalam daftar cita-cita anak muda
milenial.saya menjadi petani karena terpaksa atau karena panggilan jiwa ?
(uhuk…uhuk… ) setelah melakoni beberapa pekerjaan yang menurut saya memang
mendatangkan penghasilan yang cukup besar untuk ukuran sebuah keluarga kecil
dengan satu istri dan satu anak ( mas redaksi ini data sementara saya lho ) tetapi ada
yang terasa tidak sreg dihati.mungkin karena ada aroma bohong bohong atau curicuri
spek dikit, makanya bidang usaha itu saya tinggalkan dengan rela dan ikhlas.

Karena terisnpirasi dari kakek yang memiliki lebih 10 anak tapi tercukupi sandang
pangan dan papan dari bertani, maka saya (tidak ) banting stir (karena saya tidak lagi
nyopir) jadi petani.tapi tentu saja dengan gaya dan teknik yang berbeda dari
kakek.karena pengalaman dan keterampilan yang minim makanya saya rakus melahap
semua bacaan dari artikel-artikel di sebuah majalah khusus pertanian maupun buku
buku praktis pertanian di toko buku, yang kalau tidak beli, ya purapura jongkok cari
judul padahal lagi modus baca buku gratis ( ayo ngaku yang sama modusnya dengan
saya )

Waktu mau memulai atau membuka sebuah usaha, inilah titik paling krusial yang
selalu dikeluhkan para penganggur; Modal Awal.Pada mayoritas penganggur
(penganggur lama atau penganggur baru ), modal selalu diidentikkan dengan Dana
Tunai. Tidak salah sih tapi juga tidak benar.bukankah keterampilan, pengalaman, etos
kerja, jaringan,semangat untuk maju, mental petarung dan kepercayaan juga sebuah
modal besar ?

Maka resmilah ( meski tanpa acara pelantikan atau sunat ulang ) menjadi petani
kala itu. Kesulitan tentu banyak tapi kemudahan juga tidak sedikit apalagi kesenangan
dan kebahagiaan jadi hal rutin. Setelah lebih satu dasawarsa, banyak hal yang sudah
teramati dan ternyata bertani itu asyik dan keren senafas dengan tulisan di bajunya
mbak Prima Sulistiya yang saya liat di Movi waktu acara perpisahan ? Pantang mati
sebelum bertani. Bagaimana tidak asyik coba, bisa keliling Indonesia gratis, ceritanya
dibawa studi banding ( yang mau iri silakan iri )apalagi kalo pas panen harga panenan
bagus sampai 200 ribu perkilo ( eh maaf sampai lupa infokan kalo saya petani
hortikultura khususnya cabe ) pasti deh jadi bahan rapat di istana Negara. Apa nggak
keren tuh? banyak teman teman petani yang langsung bisa punya mobil baru bahkan
***** baru ( sengaja di kasi simbol saja biar nggak ada yang ngamuk lempar piring )

Jadi petani memang harus smart dan selalu terupdate keterampilan dan
pengetahuannya.harus terus mengembangkan jiwa enterpreneurshipnya (cieee…. )
harus terus memompa semangatnya .bigimana caranya? Kalo saya sih….selalu
memimpikan kalo pergi kebun, naik motor Harley Davidson softtail ( jangan protes !
emang nggak boleh petani bermimpi yang indah indah biar semangat bekerja ? ) mosok
hari gini kekebun masih naik sepeda pancal ? ogaaah

kalian… bilang ketinggian ? mustahil ! yang bilang begitu cuma orang orang sirik dan
tidak tau kenyataan terkini.coba hitung kalo tanam sehektar dapat 15 ton dengan harga
50.000 saja sekilo.apa nggak kebeli HD 1 biji buka duz ?Jadi petani tidak harus kere
to……

Tapi yang penting, usaha, ikhtiar harus dibarengi doa. Tapi petani harus pilih doa yang
betul dan jangan berdoa begini : Ya Allah jadikanlah hamba orang yang murah rezeki
karena siapa tau langsung diijabah pas lagi panen, rezekinya harganya cuma goceng
sekilo , murah.mau protes ? lha mintanya rezeki yang murah

Anda mungkin juga menyukai