ABSTRAK
BPJS merupakan badan hukum dengan tujuan yaitu mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan untuk
terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan anggota keluarganya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan kemampuan ekonomi masyarakat terhadap
aksesibilitas BPJS. Desain yang digunakan dalam penelitan ini adalah analitik dengan pendekatan cross
Sectional. Subjek penelitian ini adalah kepala keluarga atau anggota keluarga di Desa Kahuripan. Teknik
pengambilan sampel menggunakan random sampling di peroleh sebanyak 218 orang. Analisa data bivariat
menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara Pengetahuan dengan
Aksesibilitas BPJS (p value = 0,001, OR = 2,898) dan ada kemampuan ekonomi dengan aksesibilitas BPJS. (p
value = 0,006, OR = 2,316). Sosialisasi mengenai program BPJS Perlu dilaksanakan agar masyarakat memiliki
pemahaman yang lebih baik lagi sehingga kesulitan-kesulitan dalam mengakses BPJS dapat dihindari.
ABSTRACT
BPJS is a legal entity with the aim of realizing the implementation of providing guarantees for the fulfillment of
basic needs of decent living for each Participant and members of his family. This study aims to determine the
relationship of knowledge and economic ability of society to the accessibility of BPJS. The design used in this
research is analytical with cross sectional approach. The subject of this study is the head of the family or family
members in the family in the village of Kahuripan. Sampling technique using random sampling was obtained as
many as 218 people. Analysis of bivariate data using chi square test. The results obtained There is a relationship
Knowledge with Accessibility BPJS (p value = 0.001, OR = 2.898) and there is a relationship economic
capability with Accessibility BPJS (p value = 0.006, OR = 2,316). Socialization about the BPJS program Need
to be implemented so that people have a better understanding so that difficulties in accessing BPJS can be
avoided.
How to Cite: Wijayanto, W. P. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Kemampuan Ekonomi Masyarakat
Terhadap Aksesibilitas Bpjs. Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan. 2 (2), 131 – 140.
ikut sertakan dari kantornya karena bekerja bermakna yang artinya Ho ditolak dan Ha
sebagai karyawan swasta. diterima.
Berdasarkan uraian diatas dapat di
rumuskan pertanyaan penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
“Bagaimanakah hubungan Pengetahuan dan Aksesibilitas BPJS.
Kemampuan Ekonomi Masyarakat terhadap
Aksesibilitas BPJS pada Masyarakat di Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
Desa Kahuripan Jaya Kecamatan Banjar dari 218 responden yang tidak mengakses
Baru Kabupaten Tulang Bawang?”. BPJS sebesar 146 orang (67%) dan yang
mengakses BPJS sebesar 72 orang (33%).
METODE PENELITIAN Aksesibilitas yaitu suatu ukuran potensial
atau kesempatan untuk melakukan sesuatu
Jenis penelitian ini adalah penelitian dalam pencapaian kebutuhan. Aksesibilitas
kuantitatif, yaitu penelitian yang digunakan juga dapat diartikan berarti kemudahan
untuk meneliti pada populasi atau sampel melakukan aktivitas pada suatu lingkungan
tertentu, pengumpulan data menggunakan tertentu secara aman, nyaman, mandiri,
instrumen penelitian, analisis data bersifat bebas dan aktif (Kemenkes, 2013).
kuantitatif dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, Menurut Anderson dalam Notoatmodjo
2009). (2007) faktor yang berhubungan dengan
pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam hal
Penelitian dilakukan di Desa Kahuripan ini adalah BPJS diataranya adalah
Jaya Kecamatan Banjar Baru Kabupaten pengetahuan dan status ekonomi.
Tulang Bawang pada bulan Juli Tahun
2015.Populasi dalam penelitian ini adalah Hasil ini sejalan dengan penelitian Littik,
seluruh kepala keluarga atau anggota (2005) hasil penelitian didapat faktor-faktor
kelauarga yang paling berpengaruh di yang berhubungan dengan kepemilikan
keluargadi Desa Kahuripan Jaya Kecamatan asuransi di Propinsi NTT adalah umur
Banjar Baru Kabupaten Tulang Bawang (untuk Jamsostek) dengan p value = 0,002,
Tahun 2015 sebayak 475 Kepala Keluarga tingkat pendidikan dan wilayah (untuk
dan diambil sebanyak 218 sampel dengan semua tipe asuransi kecuali JPKM) dengan
mengggunakan teknik random samling. p value = 0, 004, pendapatan (untuk Askes)
dengan p value = 0,001, serta jarak dan
Variabel independent pada penelitian ini transportasi (untuk Askes dan Jamsostek)
adalah pengetahuan dan Kemampuan dengan pvalue = 0,001.
Ekonomi sedangkan variabel dependent
yang diteliti pada penelitian ini adalah Berdasarkan hasil penelitian dan teori diatas
aksesibilitas BPJS. peneliti perpendapat bahwa sebagian besar
masyarakat desa Kahuripan Jaya
Analisa data pada penelitia ini Kecamatan Banjar Baru Kabupaten Tulang
menggunakan analisa univariat dengan Bawang tahun 2015 banyak yang tidak
rumus persentase bertujuan untuk mengakses BPJS disebabkan karena
mengetahui distribusi frekuensi masing- kurangnya pengetahuan masyarakat
masing variablel sedangan untuk mengenai program BPJS karena tidak
mengetahui hubungan antar variabel dalam adanya informasi yang diterima oleh
penelitian ini menggunakan analisa bivariat masyarakat mengenai BPJS Kesehatan.
menggunakan uji chi square. Taraf Hasil wawancara terhadap responden yang
kesalahan yang digunakan adalah 5%, tidak mengakses BPJS mengatakan di Desa
untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan Kahuripan selama ini tidak pernah diadakan
statistik digunakan batas kemaknaan 0,05. penyuluhan mengenai BPJS Kesehatan
Berarti jika p value <0,05 maka hasilnya
selain itu petugas kesehatan dan tempat dengan p value = 0,001, serta jarak dan
pelayanan kesehatan setempat juga hanya transportasi (untuk Askes dan Jamsostek)
mengarahkan masyarakat yang melakukan dengan pvalue = 0,001.
kunjungan pengobatan saja yang di Peneliti berpendapat rendahnya
sarankan untuk memiliki BPJS kesehatan, pengetahuan masyarakat di Desa Kahuripan
sehingga masyarakat yang tidak pernah Kecamatan Banjar Baru Kabupaten Tulang
melakukan kunjungan pengobatan tidak Bawang mengenai BPJS kesehatan
mengetahui adanya progam BPJS disebabkan tidak adanya sosialisasi
kesehatan. langsung mengenai BPJS yang disampaikan
Kemugkinan ke dua masyarakat di desa oleh petugas dinas kesehatan ataupun
Kahuripan Jaya sebagian besar memiliki puskesmas kepada masyarakat. Sehingga
tingkat ekonomi yang rendah, sehingga sebagian besar responden tidak bisa
masyarakat berfikir lebih baik menjawab pertanyaan mengenai
menggunakan uangnya untuk memenuhi pengetahuan BPJS kesehatan yang peneliti
kebutuhan sehari-hari dari pada di gunakan berikan.Informasi BPJS Kesehatan hannya
untuk mebayar iyuran BPJS.Berdasarkan disampaikan melalui media masa seperti
fenomena diatas maka perlu dilakukan televisi dan juga baleho atau sepanduk yang
penyuluhan kepada masyarakat mengenai ada di tempat-tempat strategis biasanya
program BPJS hal ini bertujuan untuk didaerah perkotaan, hal ini yang
meningkatkan ke ikutsertaan masyarakat menyebabkan sebagian besar masyarakat
terhadap aksebilitas BPJS kesehatan. desa tidak mengetahui adanya program
BPJS kesehatan.
Pengetahuan masyarakat tentang BPJS. Kurangnya pengetahuan mengenai BPJS
Berdasarkan data hasil penelitian dapat Kesehatan juga dapat dipengaruhi oleh
diketahui dari 218 responden ada sebesar rendahnya tingkat pendidikan masyarakat,
134 orang (61,5%) yang memiliki sebagian besar responden memiliki
pengetahuan kurang baik dan 84 orang pendidikan hanya hingga SMP. Rendahnya
(38,5%) memiliki pengetahuan baik. pedidikan masyarakat dapat berpengaruh
terhadap daya tangkap terhadap informasi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini
BPJS kesehatan yang diperoleh tidak dapat
terjadi setelah orang melakukan
di pahami, sehingga walaupun masyarakat
penginderaan terhadap suatu objek
pernah melihat atau mendengar informasi
tertentu.Penginderaan terjadi melalui panca
mengenai BPJS Kesehatan mereka akan
indera manusia, yaitu indera penglihatan,
mengabaikannya karena merasa informasi
indera pendengaran, indera penciuman,
tersebut tidak terlalu penting.
indera perasa dan indera
peraba.Pengetahuan atau kognitif Oleh karena itu penting dilakukan
merupakan domain yang sangat penting penyuluhan secara langsung dan berkala
dalam membentuk tindakan seseorang tidak hanya dilakukan sekali saja kepada
(Notoatmodjo, 2010). masyarakat mengenai BPJS Kesehatan
sehingga masyrakat pedesaan mengerti
Hasil ini sejalan dengan penelitian Littik,
betul maskud tujuan dan manfaat dari
(2005) hasil penelitian didapat faktor-faktor
penyelengaraan BPJS Kesehatan.
yang berhubungan dengan kepemilikan
asuransi di Propinsi NTT adalah umur
Tingkat ekonomi masyarakat.
(untuk Jamsostek) dengan p value = 0,002,
tingkat pendidikan dan wilayah (untuk Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel
semua tipe asuransi kecuali JPKM) dengan 4.3 diatas dapat diketahui dari 218
p value = 0,004, pendapatan (untuk Askes) responden ada sebesar 121 orang (55,5%)
yang kemampuan ekonominya kurang dari program BPJS Gratis tersebut sehingga
UMK dan 97 orang (44,5%) yang sebagian besar masyarakat memiliki
kemampuan ekonominya setara atau lebih persepsi yang salah yaitu semua asuransi
dari UMK. kesehatan pasti diharuskan membayar
iyuran pada setiap bulannya.
Menurut Anderson dalam Notoatmodjo
(2007) faktor yang berhubungan dengan BPJS Kesehatan wajib dimiliki semua
pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam hal lapisan masyarakat dan mereka yang tidak
ini adalah BPJS diataranya adalah mampu untuk membayar iyuran juga
pengetahuan dan status ekonomi. Tingkat berhak untuk mengases nya dengan
ekonomi seseorang akan mempengaruhi tangguangan biaya dari
kemampuan untuk mengakses pelayanan pemerintah.Diharapkan pada pemerintah
kesehatan yang ada. daerah setemat dapat melakukan sosialisasi
secara merata pada masyarakat dan
Hasil ini sejalan dengan penelitian Littik,
diperlukan pengawasan terhadap
(2005) hasil penelitian didapat faktor-faktor
pelaksanaan supaya program BPJS dapat
yang berhubungan dengan kepemilikan
diterima oleh masyarakat yang benar-benar
asuransi di Propinsi NTT adalah umur
membutuhkan.
(untuk Jamsostek) dengan p value = 0,002,
tingkat pendidikan dan wilayah (untuk
Hubungan Pengetahuan dengan
semua tipe asuransi kecuali JPKM) dengan
Aksesibilitas BPJS pada Masyarakat
value = 0,004, pendapatan (untuk Askes)
dengan p value = 0,001, serta jarak dan Hasil uji statistik chi square didapat nilai p
transportasi (untuk Askes dan Jamsostek) value = 0,010 (0,001< 0, 05), maka dapat
dengan pvalue = 0,001. disimpulkan ada hubungan Pengetahuan
dengan Aksesibilitas BPJS pada
Berdasarkan hasil penelitian dan teori diatas
Masyarakat di Desa Kahuripan Jaya
menurut peenliti rendahnya ekonomi
masyarakat di Desa Kahuripan Jaya Kecamatan Banjar Baru Kabupaten Tulang
Bawang Tahun 2015. OR didapat 2,898
Kecamatan Banjar Baru Kabupaten Tulang
artinya responden yang memiliki memiliki
Bawang tahun 2015, dapat menyebabkan
pengetahuan baik memiliki peluang untuk
mereka tidak mampu untuk mengases BPJS
mengakses BPJS sebesar 2,898 kali
Kesehatan karena tidak memiliki biaya
dibandingkan dengan responden yang
untuk membayar iyuran pada tiap bulannya.
memiliki pengetahuan kurang baik.
Sebagian besar masyarakat desa Kahuripan
hanya berpropesi sebagai buruh tani yang Menurut teori Notoatmodjo (2010) perilaku
pengasilannya tiak menentu dan masih yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
dibawah standar UMK, sehingga mereka lama dari pada yang tidak didasari oleh
lebih memilih memenuhi kebutuhan rumah pengetahuan. Pengetahuan seseorang sangat
tangga daripada harus mengikuti program berpengaruh dalam perilaku karena
asuransi kesehatan BPJS yang menurut pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini
mereka memberratkan karena harus terjadi setelah seseorang melakukan
membayar setiap bulannya. pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
BPJS Kesehatan sebenarnya tidak Hasil ini sejalan dengan penelitian Juhaini
sepenuhnya harus membayar iyuran rutin, (2010) mengenai Potensi Partisipasi
karena pemerintah telah menerapkan Masyarakat Menuju Pelaksanaan Jaminan
program BPJS Kesehatan gratis bagi Kesehatan Dalam Rangka Universal
masyarakat yang tidak mampu, akan tetapi Coverage di Kota Bandung.Hasil penelitian
karena tidak adanya sosialisasi kepada menunjukkan bahwa sebagian besar
masyarakat desa Kahuripan mengenai (94.4%) responden belum memiliki
Berdasarkan teori dan hasil penelitian diatas Hasil penelitian ini dapat menambah
menurut peneliti adanya hubungan antara wawasan peneliti mengenai hubungan
kemampuan ekonomi dengan aksesibilitas pengetahuan dan kemampuan ekonomi
BPJS kesehatan di desa Kahuripan Jaya dengan aksesibilitas BPJS, sehingga
kemungkinan disebabkan karena peneliti sebagai calon tenaga kesehatan
masyarakat beranggapan bahwa mereka dapat mengaplikasikan hasil penelitian
lebih mementingkan kebutuhan pokok dalam masyarakat untuk menjelaskan
sandang, papan dan pangan, sedangkan tentang BPJS yang bertujuan untuk
asuransi kesehatan belum menjadi meningkatkan derajat kesehatan
kebutuhan pokok pada masyarakat. masyarakat.
Menurut masyarakat desa Kahuripan Jaya Bagi Institusi kesehatan setempat agar
Asuransi kesehatan merupakan hal yang melakukan sosialisasi pada terhadap
sangat asing bagi mereka karena biasanya masyarakat tentang BPJS supaya
asuransi kesehatan hanya dimiliki oleh masyarakat mengerti tentang program BPJS
orang yang memiliki ekonomi tinggi atau dan melakukan aksesibilitas BPJS.
sudah mapan.Sedangkan untuk masyarakat Penelitian selanjutnya dapat dapat
dengan ekonomi kebawah tidak diwajibkan melakukan studi lanjutan tentang faktor-
untuk memiliki asuransi kesehatan seperti faktor yang mempengaruhi aksesibilitas
BPJS. BPJS pada masyarakat dan faktor lain yang
Masih banyaknya masyarakat yang belum mempengaruhi pengetahuan kepala
mengetahui tentang program BPJS keluarga tentang BPJS seperti dukungan
kesehatan sehingga mereka salah petugas kesehatan
mepersepsikan BPJS kesehatan yang
disamakan dengan asuransi kesehatan
suasta pada umumnya, sehingga mereka
beranggapan bahwa bila memiliki program
BJS kesehatan akan mengeluarkan biaya
yang besar untuk membayarnya.