Anda di halaman 1dari 7

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Sensori Terhadap Tingkat

Depresi Lansia
Dian Nurafifah, Trully Eko Susanto
STIKES Muhammadiyah Lamongan, Jl. Plalangan Plosowahyu Lamongan
korespondensi: diannurafifah66@yahoo.com

ABSTRAK
Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih yang berlebihan,
murung, tidak bersemangat perasaan merasa tidak berharga merasa kosong, putus harapan, merasa dirinya
gagal sampai ada ide untuk bunuh diri. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh sebelum dan
sesudah diberikan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensori terhadap tingkat depresi pada lansia.
Desain penelitian pra eksperimen (one group pre test-post test). Populasi seluruh lansia di UPT Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Pasuruan Berlokasi Di Babat Kabupaten Lamongan. Pengambilan sampel dengan
simplerandom sampling sebanyak 48 orang. Pengumpulan data dengan pedoman terapi aktivitas
kelompok (TAK) stimulasi sensori. Pengukuran depresi dengan Skala Beck & Deck yang terdiri dari 13
kelompok pertanyaan. Analisa data dengan Uji Wilcoxon Sign Rank Test.Berdasarkan uji Wilcoxon Sign
Rank Test dengan α = 0,05 didapatkan nilai p = 0,000 dimana p < 0,05 artinya terdapat pengaruh terapi
aktivitas kelompok (TAK)-stimulasi sensori terhadap tingkat depresi pada lansia Di UPT Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Pasuruan Berlokasi Di Babat Kabupaten Lamongan.Terapi aktivitas kelompok diharapkan
dapat digunakan sebagai salah satu alternative upaya dalam menurunkan tingkat depresi pada lansia dan
mencegah timbulnya kembali tingkat depresi yang pernah dialami oleh lansia.

Kata Kunci: Terapi Aktivitas Kelompok, Stimulasi Sensori, Depresi, Lansia

ABSTRACT
Depression is a mood disorder characterized by excessive feelings of sadness, depressed, dispirited
feeling feel empty feel worthless, hopeless, feels like a failure until there was an idea to commit suicide.
The purpose of this study was to determine the effect before and after therapy group activity sensory
stimulation on the level of depression in the elderly.The study design is a pre-experiment (one group
pretest-posttest). The population of the elderly in UPT of Elderly Social Services of Pasuruan Located In
Babat Lamongan. Sampling with simple random sampling as many as 48 people. The collection of data
by the guidelines group activity therapy sensory stimulation. Measurements of depression with the Beck
Scale & Deck consists of 13 groups of questions. Analysis of the data by Wilcoxon Sign Rank Test.Based
Wilcoxon Sign Rank Test with α = 0.05 p value = 0.000 where p<0.05 means that there are significant
group activity therapy stimulasi sensory on the level of depression in the elderly In UPT of Elderly Social
Services of Pasuruan Located In Tripe Lamongan.Group activity therapy is expected to be used as an
alternative in efforts to reduce the level of depression in the elderly and prevent the return rate of
depression ever experienced by the elderly.

Keywords: Activity Group Therapy, Sensory Stimulation, Depression, Elderly


PENDAHULUAN masalah kesehatan mental yang serius
meskipun pemahaman kita tentang
Menua atau menjadi tua adalah suatu penyebab dan perkembangan pengobatan
keadaaan yang terjadi didalam kehidupan farmakologis dan psikoterapeutik sudah
manusia. Proses menua merupakan proses semakin maju. Studi epidemiologis tentang
sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari depresi diantara lansia yang ada
suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak dikomunitas melaporkan tingkat yang
permulaan kehidupan. Menjadi tua sangat bervariasi, dari2 sampai 44%,
merupakan proses alamiah, yang berarti bergantung pada kriteria yang digunakan
seseorang telah melalui tiga tahap untuk mendefenisikan depresi (mis.,
kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan kriteria DSM-IV yang ketat versus rasa
tua. Memasuki usia tua berarti mengalami putus asa dan alam perasaan rendah) dan
kemunduran, misalnya kemunduran fisik metode yang digunakan untuk
yang ditandai dengan kulit yang mengevaluasi hal tersebut (mis., keluhan
mengendur, rambut memutih, gigi mulai sendiri atau skala dasar singkat versus
ompong, pendengaran kurang jelas, evaluasi psikiatrik klinis mendalam). Studi
penglihatan semakin memburuk, gerakan yang paling tepat menyatakan bahwa
lambat, dan figur tubuh yang tidak gajala-gejala yang pengting dari depresi
proporsional. menyerang kira-kira 10 sampai 15% dari
Depresi adalah perasaan sedih, semua orang yang berusia lebih dari 65
ketidakberdayaan, dan pesimis yang tahun yang tidak diinstitusionalisasi
berhubungan dengan suatu penderitaan. (Stanley, 2006).
Dapat berupa serangan yang ditunjukkan Berdasarkan sensus penduduk oleh
diri sendiri atau perasaan marah (Wahjudi, Badan Pusat Statistik (BPS) presentase
2008). Depresi merupakan gangguan alam kelompok penduduk lansia usia 60 tahun
perasaan yang ditandai dengan perasaan ke atas terhadap total populasi di Indonesia
sedih yang berlebihan, murung, tidak mengalami peningkatan dari tahun 1971
bersemangat perasaan merasa tidak hingga 2010. Dimulai dari tahun 1971
berharga merasa kosong, putus harapan, presentase kelompok penduduk lansia usia
merasa dirinya gagal sampai ada ide untuk 60 ke atas sebesar 5,3 juta (4,5%)
bunuh diri (Yosep, 2007). kemudian tahun 1980 7,9 juta (5,4%),
Menurut organisasi kesehatan dunia tahun 1990 11,2 juta (6,2%), tahun 2000
(WHO) memperkirakan prevalensi depresi 14,8 (7,2%) dan di tahun 2010 18 juta
pada lansia didunia berkisar sekitar 8-15 (7,6%). Sedangkan Berdasarkan Badan
%. Dan dari metaanalisa Negara-negara Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa timur
didunia mendapat prevalensi rata-rata jumlah lansia umur 60 tahun ke atas pada
depresi pada lansia adalah 13,5 % dengan tahun 2007 sebanyak 4.209.817 orang
perbandingan wanita dan pria 14,1 : 8,6 dengan rincian laki-laki 1.811.995 orang
adapun prevalensi depresi pada lansia dan perempuan 2.397.822 orang. Jumlah
yang menjalani perawatan sekitar 30-40 lansia di Kab. Lamongan pada tahun 2010
%. Depresi menyerang hampir 10 juta adalah 134.396 orang.
orang amerika dari semua kelompok usia, Berdasarkan hasil survey Di UPT
kelas sosial ekonomi, ras, dan budaya. pelayanan sosial lanjut usia Pasuruan
Diantara lansia, depresi terus menjadi berlokasi di Babat Kabupaten
Lamongan, selama ini tidak pernah ada peran dan dapat memicu terjadinya
kegiatan untuk menanggulangi masalah depresi.
depresi yang terjadi pada lansia. Dengan terapi aktivitas kelompok lebih
Faktor-faktor yang memperngaruhi bersifat intensif dalam memberikan
depresi meliputi Faktor fisik dan faktor pertolongan psikologis, selain itu pula,
psikologis. Faktor fisik ini dapat berupa: 1) terapi aktivitas kelompok juga
Faktor genetik, dalam faktor genetik menekankan perasaan dan hubungan
dijelaskan bahwa seseorang yang dalam antara anggota yang bertujuan
keluarga menderita depresi berat menurunkan isolasi sosial. Terapi aktivitas
mempunyai resiko lebih besar menderita kelompok dapat diberikan kepada individu
depresi karena gen yang diturunkan oleh yang mengalami gangguan depresi yaitu
orang tua kepada anaknya. 2) susunan antara lain pandangan kosong, kurang atau
kimia otak dan tubuh, beberapa bahan hilangnya pandangan diri, inisiatif
kimia diotak dan tubuh memegang peranan menurun, ketidakmampuan berkonsentrasi,
yang besar dalam mengendalikan emosi aktivitas menurun, kurangnya nafsu
kita, pada orang depresi ditemukan makan, mengeluh tidak enak badan dan
perubahan pada bahan kimia tersebut. 3) kehilangan semangat sedih atau cepat lelah
Usia, golongan usia muda dan remaja sepanjang waktu mungkin susah tidur
dapat mengalami depresi lebih banyak. 4) dimalam hari, mempunyai keyakinan
Jenis kelamin, wanita dua kali lebih bahwa hidupnya tidak berguna, bahkan
banyak mengalami depresi dibanding bisa sampai melakukan tindakan bunuh
dengan pria, hal itu disebabkan karena diri.
wanita sulit untuk mengkomunikasikan
masalahnya dengan orang lain. 5) Gaya METODE PENELITIAN
hidup, banyak kebiasaan dan gaya hidup Desain dalam penelitian ini adalah Pra
yang tidak sehat dapat memicu terjadinya Eksperimen denganjenis rancangan One
penyakit yang mana penyakit tersebut Grup Pratest-PostestDesign yaitu varabel
dapat memicu kecemasan bahkan depresi. diukur/ diobservasi terlebih dahulu
Sementara faktor fisiologis yang dapat sebelum diberikan perlakuan (pre-test)
mempengaruhi diantaranya adalah: 1) setelah itu dilakukan perlakuan dan setelah
Kepribadian, kepribadian seseorang yang perlakuan dilakukan pengukuran/
cenderung mempunyai fikiran negatif, observasi (post-test) (Hidayat, A.Aziz
pesimis dan tipe kepribadian introvert Alimul, 2010).
cenderung mengalami depresi. 2) Pola Dalam rancangan ini, tidak ada
pikir, seseorang yang negatif terhadap kelompok pembanding (kontrol) tetapi
dirinya sendiri rentan terkena depresi. 3) paling tidak sudah dilakukan observasi
Harga diri, harga diri yang rendah dapat pertama (pretest) yang memungkinkan
memicu terjadinya depresi. 4) Stress, penelitian dapat menguji perubahan-
kehilangaan seorang yang sangat dicintai perubahan yang terjadi setelah terjadi
dapat memicu stress yang berkepanjangan adanya eksperimen (Soekidjo Notoatmojo,
yang menyebabkan depresi. 5) Lingkungan 2008)
keluarga, termasuk dukungann keluarga
yang ada didalamnya. Masalah yang sulit
diselesaikan akan mengakibatkan stress
Populasi adalah seluruh lanjut usia Di Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia sebagian besar responden berumur 60-69
Pasuruan Berlokasi Di Babat Kabupaten tahun yaitu sebanyak 27 orang (56,3 %)
Lamongan. Pengambilan sampel dengan
teknik simple random sampling sebanyak Tabel 3 DistribusiResponden Berdasarkan
48 orang. Pengumpulan data dengan Pendidikan
kuesioner dan pedoman TAK. Pengukuran No Pendidikan f %
1. SD 30 62,5
depresi dengan Skala Beck & Deck yang
2. SMP 12 25
terdiri dari 13 kelompok pertanyaan. 3. SMA 6 12,5
Penelitian dimulai dengan mengukur Total 48 100
tingkat depresi lansia, kemudian
memberikan TAK Stimulasi Sensori Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa
kepada responden, dan diakhiri dengan sebagian besar responden yang memiliki
mengukur kembali tingkat depresi lansia. latar belakang pendidikan terakhir SD
Analisis data menggunakan Uji yaitu sebanyak 30 orang (62,5%)
Wilcoxon Sign Rank Testyaitu menguji
hipotesis komparatif dua sampel yang Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan
yang berkorelasi bila data berbentuk Agama
ordinal atau berjenjang dengan α = 0,05 No Agama f %
(Sugiyono, 2006). 1. Islam 48 100
Total 48 100
HASIL PENELITIAN

Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa


berdasarkanJenis Kelamin seluruh responden beragama Islam yaitu
No Jenis Kelamin f % sebanyak 48 orang (100%).
1. Laki laki 18 37,5
Tabel 5 DistribusiResponden Berdasarkan
2. Perempuan 30 62,5
Status Perkawinan
Total 48 100
No Status perkawinan f %

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa 1. Kawin 48 100


sebagian besar responden mempunyai Total 48 100
jenis kelamin perempuan sebanyak 30
orang (62,5%).
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa
Tabel 2 Distribusi Responden seluruh responden berstatus kawin yaitu
BerdasarkanUmur sebanyak 48 orang (100%).
No Umur (tahun) f %
1. 60-69 27 56,3

2. 70-79 21 43,7
Total 48 100
Tabel 6 Distribusi Tingkat Depresi Sebelum PEMBAHASAN
Diberikan TAK
No Tingkat Depresi f % Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa
sebelum diberikan terapi aktifitas
1. Ringan 13 27,1 kelompok sebagian besar responden
2. Sedang 25 52,1 mengalami depresi sedang sebanyak 25
3. Berat 10 20,8
orang (52,1 %) dan sebagian kecil
Total 48 100 mengalami depresi berat sebanyak 10
orang (20,8 %).Depresi pada orang lanjut
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa usia dimanifestasikan dengan adanya
sebelum diberikan terapi aktifitas keluhan merasa tidak berharga, sedih yang
kelompok sebagian besar responden berlebihan, murung, tidak semangat,
mengalami depresi sedang sebanyak 25 merasa kosong dan sampai ada ide-ide
orang (52,1%) dan sebagian kecil pikiran untuk bunuh diri (Yosep, 2007).
mengalami depresi berat sebanyak 10 Salah satu factor yang mempengaruhi
orang (20,8%). depresi adalah jenis kelamin. Berdasarkan
tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar
Tabel 7 Distribusi Tingkat Depresi Sesudah responden berjenis kelamin perempuan.
Diberikan TAK Pola komunikasi perempuan berbeda
No Tingkat Depresi f % dengan pria, wanita lebih cenderung
memikirkan masalahnya dan kurang
1. Ringan 19 39,6
2. Sedang 15 31,2
mengkomunikasikan dengan orang
3. Berat 2 4,2 sehingga emosinya labil yang sering
4. Normal 12 25 menyebabkan depresi.Depresi merupakan
Total 48 100 kelainan alam perasaan yang bisa
menyebabkan hilangnya minat dan
kesenangan dalam beraktivitas
Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa
(Towensend, 1998).
setelah diberikan terapi aktivitas
Pada lanjut usia, depresi lebih banyak
kelompok, sebagian besar responden
berhubungan dengan aktivitas sehari-hari,
mengalami depresi ringan sebanyak 19
lansia yang mempunyai kegiatan jarang
orang (39,6%) dan terdapat responden
terserang depresi dari pada lansia yang
yang mengalami penurunan depresi
aktivitasnya kurang. Mencegah depresi
menjadi normal yaitu 12 responden (25
pada lansia dapat dilakukan perawat
%)
dengan memberikan kegiatan yang positif
Analisa data menggunakan uji
kepada para lansia misalnya terapi
Wilcoxon Sign Rank Test dengan α = 0,05
aktivitas kelompok, mengajak senam,
didapatkan nilai Z = - 4.270 dan nilai p =
berkumpul bersama sehingga terdapat
0,000. Sehingga p < 0,05 artinya terdapat
komunikasi yang baik antara perawat
pengaruh terapi aktivitas kelompok
dengan lansia.
terhadap depresi lansia
Menurut Stuart & Laraia (2005) yang kognitif/persepsi, stimulasi sensori,
dikutip oleh Keliat (2005), bahwa kelompok orientasi realita, sosialisasi. Menurut
dapat menjadi alat terapeutik. Kelompok Stuart & Laraia 2005 ada 3 sesi TAK
merupakan suatu sistem sosial yang khas Stimulasi Sensori yaitu antara lain 1.
yang dapat didefinisikan dan dipelajari. Mendengarkan music; 2. Menggambar; 3.
Pengertian kelompok adalah kumpulan Menonton TV/Video.Hal ini ditunjukkan
individu yang memiliki hubungan satu dengan adanya penurunan tingkat depresi
dengan yang lain, saling bergantung dan yang dialami oleh responden sesudah
mempunyai norma yang sama.Tingkat diberikan TAK Stimulasi Sensori. Dari
depresi yang dialami oleh responden dan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
masih belum ada perubahan ini dengan diberikannya terapi aktivitas
dikarenakan tidak dilakukannya Terapi kelompok stimulasi sensori ini sangat
Aktivitas Kelompok (TAK) karena Terapi berpengaruh terhadap tingkat depresi yang
Aktivitas Kelompok (TAK) dapat dialami oleh responden sehingga
memberikan stimulus bagi responden pemberian terapi aktivitas kelompok ini
yang mengalami depresi dengan cara sangat efektif dan bermanfaat sekali bagi
dilakukannya sekelompok responden responden yang mengalami depresi.
bersama-sama dengan jalan berdiskusi Berdasarkan hasil analisi dengan
satu sama lain yang dipimpin atau dengan Uji Wilcoxon Sign Rank Test,
diarahkan oleh petugas kesehatan yang dengan α=0,05 didapatkan nilai p=0,000
sudah terlatih. dimana hal ini berarti p < 0,05 sehingga
Terapi aktivitas kelompok adalah salah terdapat pengaruh terapi aktivitas
satu terapi modalitas yang sangat penting kelompok (TAK) stimulasi sensori
untuk dilaksanakan karena akan terhadap tingkat depresi pada lansia Di
membantu anggota saling berhubungan UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
satu sama lain dan dapat menghilangkan Pasuruan Berlokasi Di Babat Kabupaten
perasaan sedih, murung, tidak Lamongan.
bersemangat, tidak berharga, putus Dengan demikian terapi aktivitas
harapan bahkan sampai perasaan ingin kelompok stimulasi sensori ini dapat
bunuh diri karena dari Terapi Aktivitas memberikan stimulus yang positif bagi
Kelompok (TAK) tersebutlah mereka responden yang mengalami depresi, dari
dapat saling berdiskusi satu sama lain dan kehidupan mereka yang sebelumnya tidak
saling mengutarakan perasaan yang mampu melakukan kegiatan apa-apa
terpendam selama ini. sebelum diberikan terapi aktivitas
Kelompok adalah kumpulan individu kelompok stimulasi sensori dan sesudah
yang memiliki hubungan satu dengan yang diberikan terapi aktivitas kelompok
lain, saling bergantung dan mempunyai stimulasi sensori kini mereka mampu
norma yang sama (Stuart & Laraia 2001 melakukan kegiatan yang dulunya tidak
dikutip dari Keliat, 2005).Terapi kelompok mampu mereka lakukan dan begitu juga
adalah terapi psikologi yang dilakukan dengan tingkat depresi yang responden
secara kelompok untuk memberikan alami yang dulunya depresi itu sering
stimulasi bagi pasien dengan gangguan membebani pikiran mereka pada akhirnya
interpersonal (Yosep, 2008). TAK terdiri mereka tidak memiliki mood untuk
dari 4 jenis yaitu: stimulasi melakukan kegiatan apa-apa, murung, dan
sering menyendiri, akan tetapi sesudah Keliat, Budi Anna. 2005. Keperawatan
terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori Jiwa (Terapi Aktivitas Kelompok).
ini kita berikan sebagian besar tingkat Jakarta: EGC
depresi yang dialami oleh responden
Maryam, R. Siti. Dkk. 2011. Mengenal
menurun dari yang biasanya Usia Lanjut Dan Perawatannya.
Jakarta: Salemba Medika
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang Mubarak, Wahit Iqbal, dkk: 2009. Ilmu
dilakukan Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Keperawatan Komunitas, Konsep
Usia Pasuruan berlokasi Di Babat Dan Aplikasi. Jakarta: EGC
Kabupaten Lamongan didapatkan hasil
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan
sebagai berikut: Metodelogi Penelitian Ilmu
1. Tingkat depresi pada lansia sebelum Keperawatan: Pedoman Skripsi,
diberikan terapi aktivitas kelompok Tesis, Dan Instrumen Penelitian.
stimulasi sensori didapatkan hasil Jakarta: Salemba Medika
sebagian besar mengalami depresi
sedang. Soekidjo, Notoatmojo. 2008. Metodelogi
2. Tingkat depresi pada lansia sesudah Penelitian.Jakarta : Rhineka Cipta
diberikan terapi aktivitas kelompok
stimulasi sensori didapatkan hasil Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar
sebagian besar mengalami depresi Keperawatan Gerontik. Jakarta:
ringan dan terdapat responden yang EGC
mengalami penurunan depresi menjadi
normal Stuart dan Laraia (2005). Principles And
3. Terdapat pengaruh pemberian terapi Practice Of Psichiatric Nursing.
aktivitas kelompok (TAK) - stimulasi Mosby Company, USA
sensori terhadap tingkat depresi pada
lansia Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Sugiyono. 2006. Statistik Untuk
Usia Pasuruan Berlokasi Di Babat Penelitian. Bandung: Alfabeta
Kabupaten Lamongan
Towensend, Mery C, (1998). Diagnosa
Keperawatan Pada Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA Psikiatri, Edisi 2. Jakarta: EGC
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Pendidikan Edisi 4. Wahjudi Nugroho. 2008.Keperawatan
Surabaya: Lentera Cendikia Gerontik dan Geriatrik. Jakarta:
EGC
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2010. Metode
Penelitian Kesehatan: Paradigma Yosep. 2007. Keperawatan Jiwa. Retika
Kuantitatif. Surabaya: Health Book Adhitama: Bandung
Publishing
Yosep. 2008. Catatan Ilmu Kedokteran
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Riset Jiwa. Fakultas Kedokteran
Keperawatan dan Teknik Penulisan Universitas Airlangga, Surabaya
Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai