2
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Kerangka Pikir Manajemen ASN Pembangunan ASN:
1. Tantangan Global
2. Industri 4.0
3. Pembangunan Wilayah
Formasi
Formasi CPNS
CPNS Total PNS, Maret 2017 Jumlah Pensiun
Jumlah PensiunPNSPNS
2014
2014--2018
2018= =
340.153
340.153 4.351.490 orang 2014
2014- -2018
2018= 395.782
= 395.782
[CATEGO 120,000
120,000
120,000 109,413
109,413
109,413
250,000 238,015
238,015 RY
NAME], 89,686
89,686
[CATEGO 100,000
100,000
100,000
[VALUE] RY
89,072
89,072
200,000 [PERCEN NAME],
TAGE] [VALUE] 80,000
80,000
in 150,000 [CATEGO
RY NAME] [PERCEN 60,000
60,000
65,791
65,791
out
[VALUE] TAGE]
100,000 41,820
41,820
[PERCEN
40,000
40,000
65,000
65,000 TAGE]
[CATEGO
50,000 37,138 RY [CATEGO
NAME], RY 20,000
20,000
[VALUE] NAME],
- [VALUE] --
2018 2017 2014
2014 [PERCEN [PERCEN 2014
2014 2015
2015 2016
2016 2017
2017 2018
2018
2018
TAGE] TAGE]
P P P P P P
1 2 3 4 5 6
Manajemen ASN - 6P
Tujuan, Sasaran, Strategi, Program dan Indikator GD Pembangunan ASN Kelas Dunia 2020 - 2024
3
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Lingstra yang mempengaruhi Pembangunan ASN
Orientasi: 10 kecenderungan besar dunia (global megatrend)
4
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Lingstra yang mempengaruhi Pembangunan ASN
Kebijakan yang diperlukan untuk merespon Global Megatrend
• Harmonisasi standardisasi • Pemerintah yang terbuka • Penggunaan Big Data untuk • Menciptakan koherensi antara
dan sertifikasi kompetensi • Citizen-centric service kebijakan publik kebijakan kerja sama ekonomi
melalui kerjasama lintas delivery • Pemanfaatan media sosial internasional dengan
sektor, lintas daerah, dan untuk komunikasi kebijakan pembangunan
lintas negara mitra bisnis, • Leadership on ICT affairs nasional dan daerah
dalam kerangka keterbukaan
pasar
• Sistem jaminan sosial
nasional yang berkelanjutan
Kelas Perdagangan
Demografi Revolusi TIK
Menengah Internasional
• Peningkatan Iklim Investasi • Adaptasi infrastruktur publik • Penerapan teknologi efisien • Smart City
dan Iklim Usaha terhadap perubahan iklim energi dalam pengelolaan • Pembangunan desa
• Peningkatan Investasi yang • Mitigasi resiko dampak energi • Pengembangan kota otonom
Inklusif perubahan iklim • Peningkatan Bauran Energi • Pembangunan transportasi
• Penguatan kerjasama bilateral • Meningkatkan peran dalam Baru dan Terbarukan massal perkotaan
forum internasional terkait • Pengurangan Subsidi Energi
perubahan iklim Secara Berkala
Perubahan Kelangkaan
Geo-ekonomi Urbanisasi
Iklim SDA
5
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Lingstra yang mempengaruhi Pembangunan ASN
PILAR VISI INDONESIA 2045
Pencapaian Visi Indonesia 2045 didukung 4 pilar utama, yaitu: (a) Pembangunan SDM dan Penguasaan Iptek, (b) Pembangunan
Ekonomi Berkelanjutan, (c) Pemerataan Pembangunan, serta (d) Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan
7
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Lingstra yang mempengaruhi Pembangunan ASN
TRANSFORMASI STRUKTUR SPASIAL EKONOMI 2045
“Distribusi ekonomi wilayah Jawa yang dominan akan bergeser ke KBI
wilayah luar Jawa dengan tetap mempertahankan momentum 2015: 2045:
pertumbuhan wilayah Jawa” 80,5% 74,9%
KALIMANTAN SULAWESI
1983 2013 2015 2045 1983 2013 2015 2045
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
8,7 9,25 8,15 10,08 4,2 5,49 5,92 7,36
8
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Lingstra yang mempengaruhi Pembangunan ASN
TARGET PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH 2016 - 2045
9
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Lingstra yang mempengaruhi Pembangunan ASN
7 trend perubahan yang akan mentransformasi cara kerja birokrasi di masa depan…
10
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Lingstra yang mempengaruhi Pembangunan ASN
Revolusi Digital sebagai penggerak utama perubahan...
Sumber:
Deloitte, The journey to
government’s digital transformatio, 2015
11
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Lingstra yang mempengaruhi Pembangunan ASN
Data statistik lingkungan digital di Indonesia
Sumber: We are social, Digital In 2017: Southeast Asia, A Study Of Internet, Social Media, And Mobile Use Throughout The Region, 2016
12
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Lingstra yang mempengaruhi Pembangunan ASN
Strategi Pemerintah dalam menghadapi revolusi digital...
Openness and 1) Openness, transparency and inclusiveness
engagement
2) Engagement and participation in a multi-actor context in policy making and service delivery
13
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
PROFIL MASA DEPAN
Skills
for a High
Performing
Civil
Service,
OECD,
2016
14
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
PROFIL MASA DEPAN
ASN Berkinerja Tinggi (Profesional, Strategic, Inovatif)
15
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Bagaimana kondisi dan kesiapan ASN Masa Kini?
Komposisi PNS, Maret 2017
Jumlah PNS, Desember 2017 Total 4.351.490 orang
4,650,000
4,593,604
4,600,000
4,550,000
4,500,000
4,450,000 [CATEGORY
4,455,303
4,400,000 NAME], [VALUE]
[PERCENTAGE]
4,350,000
4,374,341 [CATEGORY
4,300,000
NAME], [VALUE]
4,250,000 4,289,396 [PERCENTAGE]
[CATEGORY
4,200,000
NAME] [VALUE]
4,150,000 [PERCENTAGE]
4,100,000
2014 2015 2016 2017
[CATEGORY
Jumlah Pensiun PNS Formasi CPNS [CATEGORY NAME], [VALUE]
2014 - 2018 = 395.782 2014 - 2018 = 340.153 NAME], [VALUE] [PERCENTAGE]
[PERCENTAGE]
250,000 238,015
120,000 109,413
80,000
65,791 150,000
60,000
41,820 100,000
40,000 65,000
50,000 37,138
20,000
- -
2014 2015 2016 2017 2018 2018 2017 2014
16
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Bagaimana kondisi dan kesiapan ASN Masa Kini?
Komposisi Pejabat Struktural Jumlah PNS menurut Tingkat Pendidikan, 2017
(BKN, Juni 2017)
2,500,000
2,094,117
Eselon I 950 2,000,000
Eselon II 24,329 1,500,000
992,562 410,903
Eselon III 98,760 1,000,000
64,458 271,527 308,928
500,000 40,812
Eselon IV 324,186 37,953 52,061 16,075
-
Sample: Matrix Talent dengan Standar Kompetensi dan Potensi
untuk Mencapai Pemerintahan Berkinerja Tinggi Pada
kelompok Administrator & JPT Pratama*
TINGGI
Potensi merupakan penilaian atas sejauh mana seorang ASN dapat meningkatkan
VII III I
kemampuan dan berhasil menjalankan peran yang lebih tinggi/lebih luas.
MS > 95
19.82% 12.21% 11.52% Empat faktor yang digunakan dalam menentukan potensi pada matrix disampaing
adalah Kinerja (Performance), Karakter (Character), Kapabilitas (capability), Motivasi
(motivation). Potensi digunakan untuk mengelompokkan ASN ke dalam tiga kategori:
NILAI KOMPETENSI
VIII IV II 1. Potensi Tinggi (High Potential), bagi pegawai yang mampu menunjukkan
kemampuan dan aspirasi untuk menjalankan peran yang lebih luas atau mampu
MMS
90-94
6.93% 2.34% 1.95%
menduduki posisi yang lebih tinggi. Bukti-bukti dari 4 faktor potensi di atas jelas
terlihat.
IX VI V 2. Potensi Sedang (Medium Potential), bagi pegawai yang mampu menunjukkan
BMS <
kemampuan dan aspirasi menjalankan peran baru masih pada struktur yang sama.
89 34.57% 8.01% 2.64%
Perhatian perlu diberikan untuk meningkatkan kinerja, karakter dan kapabilitas.
3. Potensi sesuai dengan penempatan saat ini (At Potential), bagi pegawai yang saat
PR < 67 PS 68-90 PT > 91 ini sudah sangat tepat ditempatkan di posisinya. Tetap di posisi ini dalam waktu 1-2
RENDAH POTENSI TINGGI tahun ke depan.
Sumber: Data Olah 1.023 Administrator & JPT Pratama, BKN, 2016
17
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Bagaimana kondisi dan kesiapan ASN Masa Kini?
Distribusi PNS Berdasarkan Strata Pendidikan
100%
90% • PNS berpendidikan tinggi
80% (S3) terkonsentrasi
70%
di Pusat.
60%
50%
• PNS berpendidikan S2,
40%
30%
relatif sama jumlahnya
20% di P & D
10%
0% • Cukup bayak PNS di
Daerah dengan tingkat
pendidikan D3 hingga SD
PUSAT DAERAH
PUSAT 18.211 144.526 365.469 23.733 81.189 20.858 32.075 5.103 26.318 190.439 5.692 11.592 7.257 932.462
DAERAH 1.122 123.307 980.072 736.090 336.055 216.528 124.471 31.787 64.473 476.896 114.024 43.444 24.040 3.272.309
JUMLAH (berdasarkan data Command Center - KEMEN PAN & RB per-12 Oktober 2018) 4.204.771
18
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Bagaimana kondisi dan kesiapan ASN Masa Kini?
Ratio PNS terhadap Jumlah Penduduk/Provinsi
DI ACEH
2,59 %
KEPPRi SULUT
1,36% GORONTALO
2,37 %
SUMUT 2,45 %
KALTARA
1,37%
2,84 %
MALUT
3,21 %
RIAU KALTIM
1,34 % 1,80 %
KALBAR PAPUA BARAT
SUMBAR 4,09 %
1,54 %
1,97 % SULTENG
BABEL 2,17 %
JAMBI
1,84 % 1,88 % KALTENG SULBAR
2,47 % 2,35 %
SUMSEL
SULTERA
1,35 %
BENGKULU KALSEL 2,78 % PAPUA
2,57 % 1,75 % 3,92 %
MALUKU
DKI JAYA SULSEL
3,13 %
LAMPUNG 0,65 % 1,84 %
1,22 % JATENG
0,96%
BAN0TEN
0,60 %
JABAR
0,66 % DIY JATIM
1,30 % 0,92%
NTB
1,53 %
BALI NTT
1,59 % 2,04 %
Catatan:
Sumber Data:
- Data jumlah PNS dari Command Center KEMEN PAN & RB per-12 Oktober 2018
- Data jumlah peduduk per-2015 dari BPS
- Provinsi Banten memiliki ratio terendah (0,60), sementara provinsi Papua Barat memiliki ratio tertinggi (4,09%).
19
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Bagaimana kondisi dan kesiapan ASN Masa Kini?
Rasio Jumlah PNS vs
Negara
Jumlah Penduduk
Vietnam 0.31%
Thailand 0.55%
Indonesia 1.64%
Singapura 2.50%
Laos 2.60%
Filipina 2.90%
Malaysia 3.64%
Brunei 11.50%
PNS dengan usia 51 - 55 akan segera memasuki usia pensiun; Rasio Jumlah PNS Indonesia vs
generasi berikutnya Jumlah Penduduk tergolong kecil
dibandingkan dengan Negara ASEAN
PNS dengan usia 46-50 belum cukup matang untuk menggantikan lainnya
(BKN, Juni 2017)
20
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Konsep 6P
5. PROMOSI, MUTASI,
PENGEMBANGAN
1. PERENCANAAN
KARIER
• Big Data ASN
• Standardisasi Jabatan
• ANJAB, ABK, Peta Jabatan
3. PENGEMBANGAN • Assessment Center
• E-Formasi
KOMPETENSI • National Talent
• DIKLAT [+ Wawasan Management , tidak
Kebangsaan bagi milleneals] terbatas pada PNS
2. PENGADAAN
• Training, Coaching,
REKRUITMEN &
Mentoring, Shadowing
SELEKSI 6. GAJI, TUNJANGAN,
• Team Building
• CAT+ [integritas] PERLINDUNGAN, PENSIUN,
• Sekolah Kader
• Pilah dan Pilih K2 DAN JAMINAN HARI TUA
• SELTER -> • Sistem Penggajian – Single
National Talent 4. PENILAIAN KINERJA & Salary System
Pool PENGHARGAAN • Pay as you go Fully
• Post Employment • Evaluasi Kinerja Funded
• Remunerasi berbasis kinerja
21
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Breakthrough
Bangun BIG DATA ASN yang terintegrasi antara KEMEN PAN & RB, BKN,
22
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Breakthrough
P4 Bentuk unit mandiri di K/L/P untuk menilai kinerja dan menegakkan disiplin
Rumuskan penilaian kinerja secara lebih realistis dan terintegrasi dengan
PENILAIAN pencapaian target/sasaran organisasi
KINERJA DAN Lakukan evaluasi dan terapkan reward and pusnishment bagi K/L/P
DISIPLIN
23
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Strategi Quick Wins
24
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Strategi Quick Wins
25
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
26
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
P1 - Perencanaan
Penyusunan dan penetapan kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan PNS dilakukan sesuai dengan
siklus anggaran.
Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan PNS
berdasarkan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja, untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang
diperinci per I (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan dan berdasarkan tujuan/ rencana
strategis Instansi Pemerintah, mempertimbangkan dinamika/ perkembangan organisasi
Kementerian / Lembaga.
Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan PNS meliputi kebutuhan jumlah dan jenis: JA,
JF dan JPT.
Rincian kebutuhan PNS setiap tahun disusun berdasarkan:
hasil analisis Jabatan dan hasil analisis beban kerja, mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh Menteri
peta Jabatan di masing-masing unit organisasi yang menggambarkan ketersediaan dan jumlah kebutuhan
PNS untuk setiap jenjang Jabatan; dan
memperhatikan kondisi geografis daerah, jumlah penduduk, dan rasio alokasi anggaran belanja pegawai.
Hasil penyusunan kebutuhan PNS 5 (lima) tahunan disampaikan oleh PPK Instansi Pemerintah
kepada Menteri dan Kepala BKN dengan melampirkan dokumen rencana strategis Instansi
Pemerintah.
27
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Formasi penerimaan CPNS belum dapat menjawab kebutuhan
Instansi dalam hal jumlah dan kompetensi.
28
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Perencanaan ASN yang mengakomodir kebutuhan sumber daya
STRATEGI manusia untuk melaksanakan visi, misi dan program
pembangunan nasional serta pembangunan daerah.
29
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
30
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
P2 PENGADAAN
Kondisi Terkini:
Pendaftaran online pada situs BKN
Seleksi Kompetensi Dasar menggunakan CAT (40%) dan Seleksi Kompetensi Bidang (60%), di
instansi atau regional
Passing Grade kelulusan
Prinsip zero growth (2018)
Pelaksanaan seleksi secara masif pada waktu tertentu
Total formasi 2018 berjumlah 238.015, terdiri dari 51.271 Instansi Pusat (76 Kementerian/
lembaga) dan 186.744 (525 Instansi Daerah)
Tersedia Jalur formasi umum dan 6 jalur formasi khusus untuk
Putra/Putri Lulusan Terbaik Berpredikat Dengan Pujian (Cumlaude)
Penyandang Disabilitas
Putra/Putri Papua dan Papua Barat
Diaspora
Olahragawan/Olahragawati Berprestasi Internasional
Tenaga Pendidik dan Tenaga Kesehatan dari Eks Tenaga Honorer Kategori-II
31
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Sistem seleksi saat ini hanya menghasilkan tenaga muda yang
belum/ sedikit berpengalaman sehingga belum meningkatkan
secara signifikan keahlian dan kehandalan instansi pemerintah
Pelaksanaan seleksi yang masif pada satu waktu tertentu
PERMASALAHAN membutuhkan persiapan dan sumber daya yang tidak sedikit dan
beban kerja yang berat
Sejumlah posisi jabatan pimpinan tinggi (JPT) kosong dalam
waktu relatif lama, sehingga tugas dan fungsi tersebut dilakukan
oleh pejabat pimpinan tinggi lain dapat mengakibatkan
terhambatnya pencapaian sasaran kerja.
32
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
• Pengadaan CPNS dan PPPK melalui mekanisme terbuka dan
kompetitif
• Rekrutmen CPNS bagi lulusan berpredikat baik
• Rekruitmen CPNS khusus dengan “privilege” tertentu
• National talent data base, memuat informasi talent yang lulus
Seleksi Kompetensi Dasar
• Pelaksanaan SKD tidak massif.
PELAKSANAAN • Sertifikasi kelulusan SKD berlaku 2 tahun
• Rekrutmen para profesional berpengalaman melalui skema
PPPK untuk mengisi posisi menengah dan tinggi
• Head hunting system
• Talent management untuk menjamin ketersediaan pejabat
struktural
Tahun 4 60 10 20 100
Tahun 5 60 0 40 100
33
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
34
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
P3 PENGEMBANGAN KAPASITAS/KOMPETENSI
35
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Diklat yang tersedia belum mampu meningkatkan kinerja instansi
pemerintah yang disebabkan oleh:
Keterbatasan program diklat, terutama pada peningkatan
kompetensi teknis
PERMASALAHAN Program Diklat yang konvensional cenderung membutuhkan biaya
besar
Belum semua K/L/Pemda menyusun Kamus Kompetensi dan
Standar Kompetensi Jabatan sebagai Panduan dalam
pengembangan Kapasitas
36
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
PERMASALAHAN
JPT Pratama
JPT Madya
JPT Utama
37
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Matriks Hasil Asesment untuk mencapai Kinerja Tinggi
TINGGI
VII III I Target Peningkatan Kompetensi
MS
Area Base-line 2024
K Tingkatkan peran saat Siap untuk Peran Siap untuk Peran di
ini masa depan dengan Masa Depan I 11.52% ?
O Pengembangan
M II 1.95%
P VIII IV II
III 12.21%
E
T MMS Tingkatkan peran saat Siap untuk Peran Siap untuk Peran IV 2.34%
E ini masa depan dengan masa depan dengan
Pengembangan Pengembangan V 2.73%
N
S VI 7.91%
I IX VI V
VII 19.82%
38
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
PERLUNYA PENINGKATAN KAPASITAS SESUAI PERAN YANG DIEMBAN OLEH ASN
Ilustrasi Perbedaan peran dan tanggung jawab serta cara bekerja bagi Pelaksana, Pengawas
(diadaptasi dari Ram Charan, 2001).
39
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
P3: Pengembangan Kapasitas/ Kompetensi
Isu Aktual Berdasarkan ………….., hanya sekitar 8,84% dari 4.200.000 orang PNS yang dinilai Memiliki kompetensi dan kinerja yang
baik.
Belum semua K/L/P menyusun Kamus Kompetensi dan Standar Kompetensi Teknis untuk setiap jabatan, sebagai panduan di
Permasalahan
dalam melakukan rekruitmen.
Implikasi
40
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
P3: Pengembangan Kapasitas/Kompetensi
Arah Kebijakan
• Melaksanakan pengembangan kompetensi ASN berbasis ASN CorpU yang diintegrasikan dengan manajemen talenta nasional.
2020-2024
41
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
P3: Pengembangan Kapasitas/Kompetensi
5. Terhadap PNS yang kinerjanya dinilai kurang, lakukan upaya-upaya pemberdayaan, dengan mendorong agar mereka mau
belajar dan meningkatkan kompetensi.
6. Peningkatan kompetensi dilakukan, baik bagi pegawai yang baru direkruit, maupun bagi PNS yang saat ini masih bertugas.
Peningkatan kompetensi hendaknya dilakukan secara berkelanjutan, dan bertahap disesuaikan dengan prioritas kebutuhan
organisasi. Peningkatan kompetensi dapat dilakukan melalui pendidikan dan formal untuk meningkatkan strata pendidikan,
pendidikan kedinasan, maupun pelatihan-pelatihan teknis dan administrative yang mendukung kinerja pelaksanaan tugas dan
fungsi organisasi.
7. Bagi pegawai baru, peningkatan kompetensi diperlukan, antara lain agar para PNS baru, agar:
Strategi dan Target • dapat segera menyesuaikan diri dengan „atmosfir‟ dan cara kerja birokrasi.
Pelaksanaan
• mampu memahami substansi teknis bidang tugasnya
• mampu melaksanakan tugas-tugas sesuai prosedur administrasi yang berlaku.
8. Bagi PNS yang sudah lama mengabdi/bertugas, peningkatan kompetensi hendaknya mencakup pula:
• peningkatan keterampilan dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan dinamika sosial politik
turut mempengaruhi dunia pemerintahan.
• kemampuan berkomunikasi dengan para pegawai baru yang berbeda generasi, untuk mengatasi kesenjangan generasi.
9. Perlu reformasi metoda dan cara-cara penyelenggaraan peningkatan kompetensi, disesuaikan dengan dinamika perubahan
lingkungan saat ini.
Ukuran
Keberhasilan
42
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
43
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
P4: Penilaian Kinerja dan Disiplin ../1
Isu Aktual Dengan tingkat presensi yang sama, tidak terdapat pembedaan antara seseorang PNS yang berkinerja tinggi dan yang kurang.
TUKIN, sebagai salah satu penghargaan bagi PNS atas kinerja yang dihasilkan, belum diperhitungkan terhadap kinerja riil
yang dihasilkan oleh seseorang PNS, namun pada tingkat presensi presensi semata.
Kinerja organisasi belum dirumuskan dengan baik
Kinerja organisasi belum diturunkan ke dalam kinerja unit-unit kerja yang ada, sehingga belum terlihat kontribusi kinerja unit-
Penyebab unit kerja terhadap pencapaian sasaran organisasi.
Kinerja individu belum dirumuskan secara memadai.
Belum semua K/L/P merumuskan butir-butir Perjanjian Kerja antara Atasan dan Bawahan yang terukur, relevan dengan
sasaran atau indikator kinerja unit/organisasi. Kalaupun sudah ada, namun pengukuran kinerja belum dilakukan secara
transparan, berkeadilan, dan riil.
44
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
P4: Penilaian Kinerja dan Disiplin ../2
Kondisi s/d 2018 • Sudah disiapkan perangkat kebijakan sistem manajemen kinerja dan remunerasi (pemberian gaji dan tunjangan berbasis
kinerja).
Arah Kebijakan • Membangun budaya serta implementasi sistem kinerja dan remunerasi (pemberian gaji dan tunjangan berbasis kinerja)
2020-2024 • Perlu dibuat kebijakan yang memperhitungkan kontribusi kinerja pegawai terhadap pencapaian indikator kinerja unit kerja dan
indikator kinerja organisasi, dan disiplin kehadiran pegawai
Strategi dan Target • Merumuskan remunerasi (gaji dan tunjangan kinerja) dengan Membuat diferensiasi antar jabatan, didasarkan pada kriteria-
Pelaksanaan kriteria tertentu, seperti: rentang kendali tanggung jawab, risiko kerja, dll.
• Merumuskan „Single Salary System‟, yang akan menghapus semua penerimaan di luar gaji dan tunjangan.
Ukuran
• TUKIN dibayarkan secara proporsional dan berkeadilan bagi setiap pegawai felt fair pay
Keberhasilan
45
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
46
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
P5: Pengembangan Karir ../1
Promosi dan mutasi jabatan di beberapa K/L/P masih rawan intervensi kepentingan politik.
Isu Aktual
Belum semua K/L/P menetapkan Pola Karier secara memadai.
Pada banyak K/L/P, Kamus Kompetensi Jabatan dan Standar Kompetensi Teknis Jabatan yang diperlukan sebagai pedoman
untuk dapat mengukur kompetensi secara memadai, belum selesai dsusun.
Permasalahan
Pada banyak K/L/P, belum dirumuskan sasaran kinerja individu yang dapat diukur dan terintegrasi dengan sasaran kinerja
organisasi (K/L/P).
Kurangnya transparans informasi bagi PNS terkait kompetensi yang diperlukan untuk menduduki jabatan tertentu.
Implikasi
Capaian kinerja semu dan seringkali tidak berkorelasi dengan kinerja organisasi (K/L/P).
Ukuran
• TUKIN dibayarkan secara proporsional dan berkeadilan bagi setiap pegawai felt fair pay
Keberhasilan
47
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
P5: Pengembangan Karir ../2
• Mewajibkan setiap K/L/P menyusun Kamus Kompetensi Jabatan dan Standar Kompetensi Jabatan untuk
seluruh jabatan di lingkungan masing-masing, berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara No. 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan PNS.
• Promosi hendaknya benar-benar didasarkan pada hasil penilaian yang komprehensif terhadap kompetensi,
kinerja, dan perilaku calon pejabat yang akan dipromosikan.
• Promosi, selain dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan organisasi, hendaknya juga mempertimbangkan
Strategi dan Target pengembangan dan jenjang karier dari pejabat yang dipromosikan
Pelaksanaan • Promosi untuk menduduki jabatan pimpinan tinggi, baik pertama, madya, maupun utama, yang dilakukan
melalui seleksi terbuka, hendaknya dilaksanakan sebara terbuka/transparan dan akuntabel. DIskresi
pimpinan sebagai keputusan akhir, hendaknya dilaksanakan dengan tetap mengindahkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hasil seleksi terbuka secara obyektif.
• Belum semua K/L dan PEMDA menerapkan promosi sesuai ketentuan Manajemen PNS. Peran KASN
diharapkan dapat lebih ditingkatkan, sehingga benar-benar mampu secara berwibawa menjadi „penengah /
wasit‟ dalam menegakkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang SDM Aparatur secara
konsisten.
48
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
P5: Pengembangan Karir ../3
• Mutasi antar Daerah atau dari Pusat ke Daerah dan sebaliknya, hendaknya;
o mempertimbangkan kondisi sosial-budaya pejabat yang bersangkutan dengan kondisi sosial-budaya setempat
o mempertimbangkan kondisi keluarga pejabat yang bersangkutan
o didukung dengan fasilitasi yang memadai, yang menunjang kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi di tempat baru
o mempertimbangkan tunjangan kemahalan
o memberikan kesempatan untuk pulang menemui keluarga setidaknya setiap 3 (tiga) bulan sekali, terutama bagi pejabat
yang telah berumah-tangga dan tidak membawa keluarganya pindah ke tempat tugas baru.
o memberikan hak cuti dengan mempertimbangkan kebutuhan waktu untuk mobilisasi, bagi PNS yang ditempatkan di
Strategi dan Target daerah-daerah remote yang tidak dilayani moda transportasi reguler, semisal di pulau-pulau kecil terpencil, terluar/terdepan,
Pelaksanaan yang membutuhkan waktu berhari-hari untuk menunggu jadwal keberangkatan dan ketibaan sarana transportasi
(kapal/pesawat).
• Karena nominal tunjangan kinerja berbeda-beda antara Pusat dan Daerah maupun antar Daerah, maka mutasi pejabat dari
Pusat ke Daerah atau sebaliknya, dan antar Daerah, hendaknya tidak menyebabkan berkurangnya „take home pay‟ seseorang
pejabat yang dimutasikan, sehingga program mutasi dapat dilaksanakan sebagaimana direncanakan, yaitu untuk memperkuat
dan meningkatkan kinerja organisasi.
• Redistribusi PNS, untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan pemenuhan PNS, sesuai kwalifikasi, kompetensi, dan
kinerjanya.
• Perlu pengaturan mengenai standar tunjangan bagi ASN, di Pusat maupun Daerah, agar kesenjangan tunjangan tidak menjadi
kendala di dalam proses redistribusi maupun mutase dan promosi antara Pusat ke Daerah atau sebaliknya, maupun antar
Daerah.
Ukuran Keberhasilan •
49
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
P5: Pengembangan Karir ../3
NON PNS
JABATAN STRUKTURAL JABATAN FUNGSIONAL
SWASTA IV/d, 4 th
JPT UTAMA AHLI UTAMA
IV/c, 4 th, serumpun
PPPK
IV/d, 4 th, peng 2 jabatan
IV/c, 4 th AHLI MADYA
TNI JPT MADYA
AHLI MUDA
POLRI IV/c, 4 th, peng 2 jabatan
IV/b, 4 th AHLI PERTAMA
JPT PRATAMA
Gaji Pokok+Tunjangan
4.302.760 5.078.260 5.293.090 5.750.360 5.993.570
Keluarga
Persentasi terhadap
Pendapatan semasa 38,40% 35,60% 24,13% 15,25% 10,05%
bertugas (%)
52
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
P6: Gaji, Jaminan Pensiun, dan Jaminan Hari Tua ../2
UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN, Paragraf 13 Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua, Pasal 91
(1) PNS yang berhenti bekerja berhak atas jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) PNS diberikan jaminan pensiun apabila: (a) meninggal dunia; (b) atas permintaan sendiri dengan usia dan masa kerja
tertentu; ( c) mencapai BUP; (d) perampingan organisasi atau kebijakan yang mengakibatkan pensiun dini; atau ( e) tidak
cakap jasmani dan/atau rohani, sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan kewajiban.
(3) Jaminan pensiun PNS dan jaminan hari tua PNS diberikan sebagai perlindungan kesinambungan penghasilan hari tua,
sebagai hak dan sebagai penghargaan atas pengabdian PNS.
(4) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup jaminan pensiun dan jaminan
Dasar Hukum hari tua yang diberikan dalam program jaminan sosial nasional.
(5) Sumber pembiayaan jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS berasal dari pemerintah selaku pemberi kerja dan iuran
PNS yang bersangkutan.
PP No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, Bab X Pasal 304-307
Berdasarkan PP tersebut, jaminan pensiun PNS dan jaminan hari tua PNS
diberikan sebagai perlindungan kesinambungan
penghasilan hari tua, sebagai hak dan sebagai penghargaan atas pengabdian PNS.
Jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup jaminan pensiun dan jaminan hari
tua yang diberikan dalam program jaminan sosial nasional.
Batas Usia Pensiun diatur dalam Pasal 239 ayat (2).
53
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
P6: Gaji, Jaminan Pensiun, dan Jaminan Hari Tua ../3
Isu Aktual Nominal uang pensiun sangat kecil, karena hanya berupa prosentase terhadap gaji pokok PNS, sehingga tidak mencukupi
untuk membiayai kehidupan yang layak, apalagi sebagai perlindungan kesinambungan penghasilan hari tua.
Permasalahan Kecilnya nominal gaji pokok yang digunakan sebagai acuan untuk memperhitungkan besarnya uang pensiun.
PNS yang masih aktif bertugas, cenderung mengupayakan berbagai cara untuk mendapatkan „bekal‟ masa purnabakti.
Implikasi
Tantangan yang lebih besar di dalam mewujudkan ASN yang berintegritas tinggi.
Arah Kebijakan Pelaksanaan sistem pensiun dan jaminan hari tua dengan iuran pasti yang dikelola oleh lembaga pengelola pensiun (fully
2020-2024 funded)
Pengembangan sistem kesejahteraan ASN (ASN City, ASN Mart dll)
1. Segera memperbaiki sistem penggajian PNS dan menggunakannya di dalam memperhitungkan uang pensiun, dan
mempertimbangkan penyetaraannya dengan pegawai BUMN.
Strategi dan
2. Mensetarakan pemberian jaminan kesehatan bagi PNS purnabakti dengan yang berlaku di sejumlah BUMN. Contoh: PT. PLN,
Target
PT. PERTAMINA, dll.
Pelaksanaan
3. Memberikan pembekalan bagi para PNS yang akan memasuki masa purnabakti, baik berupa pelatihan pengetahuan dan
keterampilan untuk mengembangkan wirausaha, sebagai penunjang kehidupan ekonominya di masa tua. Contoh: Kemen.
DIKBUD
54
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
P6: Gaji, Jaminan Pensiun, dan Jaminan Hari Tua ../4
4. Apabila keuangan negara memungkinkan, maka dapat dipertimbangkan pembayaran uang pensiun secara sekaligus (golden
handshake) dengan perhitungan yang memadai, sehingga dapat digunakan sebagai modal usaha.
5. Memfasilitasi penyaluran para PNS purnabakti yang dinilai masih sehat, berminat, dan memenuhi syarat, serta memiliki
Strategi dan kompetensi yang dibutuhkan organisasi, untuk dipekerjakan kembali di beberapa BUMN ataupun instansi lainnya.
Target
6. Untuk mengatasi kesenjangan di dalam penyediaan PNS yang memenuhi kwalifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan
Pelaksanaan
organisasi, perlu dipertimbangkan untuk merumuskan peraturan perundang-undangan mengenai Post Employment, yaitu
mempekerjakan kembali PNS purnabakti untuk membantu pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi, sekaligus mengatasi
kekosongan jabatan yang ada.
7. Sentralisasi pengelolaan dana pensiun dan jaminan hari tua.
Permasalahan Kecilnya nominal gaji pokok yang digunakan sebagai acuan untuk memperhitungkan besarnya uang pensiun.
Ukuran
Keberhasilan
55
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Tahun 2020-2024: ASN 3 Generasi
PNS
PNS LAMA
K1 & K2 39 - 57 21-38 13-20
< 2003 58–65 tahun
2004-2013 2018 tahun tahun tahun
2020- tugas
• Penyaluran Post beradaptasi
dibekali
pengetahuan CPNS baru
[literasi digital, dasar [wawasan
> 23 tahun
2024 Employment secara
selektif dll.]
kebangsaan,
budaya
Integritas, dll.]
56
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Gap Generasi, Gap Budaya Kerja
- Ciri-ciri:
57
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Prediksi Lingkungan Kerja Tahun 2020-2024
1. Jam Kerja:
• Flexi Time, tidak lagi 07.00-15.00 atau 08.00-16.00
Pra Kondisi: NILAI-NILAI sudah ditetapkan dan terinternalisasi, SISTEM terbangun,
SOP jelas, dll.
Konsekwensi:
PP 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS perlu disesuaikan
PP 46 Tahun 2011 tentang Ppenilaian Prestasi Kerja PNS perlu disesuaikan
Perlu merumuskan Target Kinerja ASN dengan indikator kinerja yang jelas,
realistis, terukur, dan terintegrasi dengan IKU Unit dan Organisasi
2. Tempat Kerja
• Prasarana kerja yang kondusif untuk berdiskusi dan sharing informasi, terhubung
dengan high speed internet access.
• Non-hierarkhial office space, Paperless, Terintegrasi proses berbasis internet
• Fasilitas tea and coffee maker, yang memungkinkan ASN merasa nyaman bekerja,
seperti di café atau coworking space, yang membuat ASN lebih kreatif Corporate
University
Konsekwensi:
Re lay-out dan renovasi ruang kerja
Penyelarasan Kode Etik dan Kode Perilaku
58
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Data ASN yang lengkap, terkini, dan terintegrasi antara
institusi-institusi yang mengelola ASN dan Daerah Pusat
[KEMEN PAN & RB, BKN, KASN, LAN, dan KEMEN
DAGRI], yang dapat diupdate secara mandiri oleh ASN.
Konsekwensi:
Penyiapan arsitektur data ASN
Penyiapan infrastruktur data ASN
Penyiapan protocol
59
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Peraturan Pelaksana UU ASN
Perlindungan,
4. Peraturan Pemerintah Jaminan Pensiun dan Belum ada
Hari tua PNS
60
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Peraturan Pelaksana (bag 1) PP Manajemen PNS
Peraturan Substansi Status Keterangan
Peraturan Menteri PANRB Pedoman analisis Jabatan dan analisis beban kerja PNS. Belum ada Amanat Pasal 6 ayat (2)
Peraturan Menteri PANRB Tata cara penyusunan kebutuhan PNS yang bersifat elektronik. Belum ada Amanat Pasal 10 ayat (2)
Peraturan Kepala BKN Tata cara pelaksanaan penyusunan kebutuhan PNS. Belum ada Amanat Pasal 11
Peraturan Menteri PANRB Susunan dan mekanisme kerja Panselnas pengadaan PNS. Belum ada Amanat Pasal 17 ayat (5)
Peraturan Kepala LAN Pendidikan dan pelatihan PNS. Belum ada Amanat Pasal 34 ayat (7)
Peraturan Kepala BKN Petunjuk teknis pengadaan PNS. Belum ada Amanat Pasal 45
Peraturan Presiden Sekolah kader PNS. Belum ada Amanat Pasal 54 ayat (7)
Peraturan Menteri PANRB Pedoman penyusunan Kompetensi PNS. Belum ada Amanat Pasal 55 ayat (3)
Peraturan Menteri PANRB Tata cara pemberian kuasa pengangkatan dalam JA. Belum ada Amanat Pasal 56 ayat (6)
Peraturan Kepala BKN Tata cara pelantikan dan pengambilan sumpah/janji PNS. Belum ada Amanat Pasal 63
Peraturan Menteri PANRB Tata cara pemberian kuasa dalam pemberhentian dari JA. Belum ada Amanat Pasal 66 ayat (2)
Peraturan Menteri PANRB Klasilikasi Jabatan Fungsional PNS. Belum ada Amanat Pasal 72
Peraturan Menteri PANRB Tata cara pengusulan dan penetapan Jabatan Fungsional PNS. Belum ada Amanat Pasal 73 dan Pasal 116
61
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Peraturan Pelaksana (bag 2) PP Manajemen PNS
Peraturan Substansi Status Keterangan
Peraturan Presiden Jenis Jabatan Funsional tertentu yang dapat diisi dari PPPK. Belum ada Amanat Pasal 74 ayat (3)
Peraturan Menteri PANRB Tata cara pemberian kuasa pengangkatan dalam JF PNS. Belum ada Amanat Pasal 86 ayat (2)
Peraturan Kepala BKN Tata cara pelantikan dan pengambilan sumpah/janji JF. Belum ada Amanat Pasal 93
Peraturan Menteri PANRB Tata cara pemberhentian dari Jabatan Fungsional. Belum ada Amanat Pasal 97
Peraturan Menteri PANRB Penyelenggaraan uji kompetensi Jabatan Fungsional. Belum ada Amanat Pasal 99 ayat (7)
Peraturan Menteri PANRB Tata cara pembentukan organisasi profesi JF. Belum ada Amanat Pasal 101 ayat (7)
Peraturan Presiden JPT utama dan JPT madya tertentu yang dapat diisi non PNS. Belum ada Amanat Pasal 106 ayat (3)
Peraturan Menteri PANRB Pedoman Penyusunan Kompetensi JPT. Belum ada Amanat Pasal 109 ayat (5)
Peraturan Menteri PANRB Seleksi pengisian JPT. Belum ada Amanat Pasal 120 ayat (8)
Peraturan Presiden Pelaksanaan pengisian JPT melalui mutasi pada tingkat nasional. Belum ada Amanat Pasal 131 ayat (7)
Peraturan Kepala BKN Tata cara pelantikan dan pengambilan sumpah/janji JPT. Belum ada Amanat Pasal 141
Peraturan Menteri PANRB Tata cara pemberhentian dari JPT. Belum ada Amanat Pasal 146
62
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Peraturan Pelaksana (bag 3) PP Manajemen PNS
Peraturan Substansi Status Keterangan
Peraturan Kepala BKN Tata cara pelaksanaan mutasi PNS Belum ada Amanat Pasal 197
Peraturan Menteri PANRB Kelompok rencana suksesi PNS. Belum ada Amanat Pasal 199 ayat (4)
Peraturan Menteri PANRB Pembentukan dan mekanisme kerja tim penilai kinerja PNS. Belum ada Amanat Pasal 201 ayat (4)
Peraturan Menteri PANRB Penugasan khusus PNS. Belum ada Amanat Pasal 202 ayat (2)
Peraturan Presiden Pemberian tugas belajar PNS. Belum ada Amanat Pasal 112 ayat (4)
Peraturan Kepala LAN Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pengembangan kompetensi PNS. Belum ada Amanat Pasal 225
Peraturan Presiden Tata cara pemberian penghargaan PNS yang berprestasi. Belum ada Amanat Pasal 237
Peraturan Menteri PANRB Penetapan kelebihan PNS akibat perampingan organisasi. Belum ada Amanat Pasal 241 ayat (6)
Peraturan Kepala BKN Sistem informasi manajemen pemberhentian dan pensiun PNS. Belum ada Amanat Pasal 260 ayat (5)
Peraturan Kepala BKN Tata cara pemberian cuti PNS. Belum ada Amanat Pasal 341
Peraturan Kepala BKN Tata cara masa persiapan pension PNS. Belum ada Amanat Pasal 350 ayat (5)
Keputusan PangTNI Penyesuaian pangkat dan jabatan PNS dilingkungan TNI Belum ada Amanat Pasal 161 ayat (3)
Keputusan Kapolri Penyesuaian pangkat dan jabatan PNS dilingkungan Polri. Belum ada Amanat Pasal 161 ayat (3)
63
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
DISKUSI & TANYA JAWAB
64
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
EMAIL:
adi.junjunan@menpan.go.id
arakhusus@gmail.com
aparatur@bappenas.go.id
65
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI