Anda di halaman 1dari 10

PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor L.

)
DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN KRINYU
(Chromolaena odorata L.)

Puja Kesuma, Zuchrotus Salamah

ABSTRAK

P
enelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Ama-
ranthus tricolor L.) yang diberi perlakuan dengan pemberian kompos berbahan dasar
daun krinyu (Chromolaena odorata L.), dan untuk mengetahui komposisi kompos ber-
bahan dasar daun krinyu (Chromolaena odorata L.) dan tanah yang efektif terhadap pertum-
buhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor L.).Penelitian ini menggunakan rancangan
acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan antara lain : K : kontrol (tanpa kompos) dan 2,5 kg
tanah, A1: kompos 0,125 kg dan tanah 2,375 kg, A2:kompos 0,25 kg dan 2,25 kg tanah, A3:
kompos 0,5 kg dan 2 kg tanah, A4:kompos 0,75 kg dan 1,75 kg tanah, A5:kompos 1 kg dan 1,5
kg tanah. Selanjutnya data dianalisis menggunakan analisis varian (ANAVA). Apabila terdapat
beda nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT dengan taraf 5%. Hasil penelitian diperoleh
bahwa pertumbuhan bayam cabut (Amaranthus tricolor L.) dengan pemberian kompos berba-
han dasar daun krinyu (Chromolaena odorata L.) menunjukkan hasil yang baik dan komposisi
pemberian pupuk kompos berbahan dasar daun krinyu (Chromolaena odorata L.) dan tanah
yang efektif untuk pertambahan bayam cabut (Amaranthus tricolor L.) adalah pada perlakuan
A2 (Komposisi kompos 0,25 kg dan tanah 2,25 kg). Hasil penelitian ini diharapkan dapat diter-
apkan langsung sebagai alternatif sumber belajar Biologi SMA kelas XII pada materi pembela-
jaran pertumbuhan pada tumbuhan dalam bentuk power point.

Kata kunci : pertumbuhan, bayam cabut (Amaranthus tricolor L.), dan kompos daun krinyu
(Chromolaena odorata L.).

JURNAL BIOEDUKATIKA VOL. 1 NO. 1 JULI 2013 HAL. 1 - 96 15


PENDAHULUAN gikan karena kandungan nitrat yang tinggi
dapat menyebabkan keracunan bahkan ke-
Tanaman bayam cabut merupakan matian ternak (Prawiradiputra, 2007). Selain
tanaman yang sangat dibutuhkan masyara- merugikan, krinyu ini mengandung unsur
kat mengingat fungsinya sebagai pemenuh hara yang tinggi yakni 2,42% N, 0,26% P
kebutuhan gizi masyarakat karena mengand- dan 1,6% K (Suntoro dalam Kastono, 2005)
ung zat gizi antara lain: protein, karbohidrat, yang dapat menyuburkan tanaman serta di-
lemak, zat besi vitamin A, B, C serta serat harapkan mampu meningkatkan pertumbu-
(Rukmana, 2010), sehingga perlu dilakukan han bayam cabut.
peningkatan produksi untuk mencukupi ke- Penelitian ini bertujuan untuk menge-
butuhan gizi masyarakat. tahui bagaimanakah pertumbuhan tanaman
Peningkatan produksi bayam cabut bayam cabut (Amaranthus tricolor L.) den-
dapat dilakukan dengan cara penambahan gan pemberian komposisi pupuk kompos
unsur hara pada lahan pertanian. Unsur hara berbahan dasar daun krinyu (Chromolaena
dapat diperoleh dengan cara pemupukan. odorata L.) dan tanah serta berapakah kom-
Pemupukan merupakan suatu usaha penam- posisi pemberian pupuk kompos berbahan
bahan unsur hara dalam tanah yang dapat dasar daun krinyu (Chromolaena odorata L.)
meningkatkan kesuburan dan produksi tana- dan tanah yang paling efektif terhadap per-
man (Irwanto, 2010). Pupuk yang dapat dit- tumbuhan tanaman bayam cabut (Amaran-
ambahkan bisa berupa pupuk anorganik dan thus tricolor L.). Hasil penelitian ini dapat
organik. Namun, penggunaan pupuk anor- dimanfaatkan dalam materi pembelajaran
ganik yang terus menerus akan berdampak pertumbuhan pada tumbuhan, sehingga hasil
negatif terhadap produktivitas tanah dan penelitian ini diharapkan dapat digunakan
lama-kelamaan akan menjadi keras (Si- sebagai alternatif sumber belajar biologi
maora dan Salundik, 2006). Kesuburan dan SMA kelas XII pada materi pembelajaran
kegemburan tanah akan terjaga jika menam- pertumbuhan pada tumbuhan.
bahkan bahan organik, salah satunya adalah
kompos.
Kompos dapat dibuat dari jerami,
sampah rumah tangga dan daun-daunan
salah satunya adalah daun krinyu. Kompos
krinyu (Chromolaena odorata L.) berasal
dari tumbuhan gulma tahunan yang meru-

16 JURNAL BIOEDUKATIKA VOL. 1 NO. 1 JULI 2013 HAL. 1 - 96


BAHAN DAN METODE krinyu (Chromolaena odorata L.) adalah
2,10% N (Nitrogen), 0,18% P (Fosfor),
Percobaan ini dilakukan di Glagah 18,77% K (Kalium) dan 59,19% kadar air
Sari, Yogyakarta dan di Laboratorium Bi- (BBTKL, 2012).
ologi Universitas Ahmad Dahlan pada bulan 1. Tinggi Tanaman Bayam Cabut (Am-
Maret-April 2012. Rancangan percobaan aranthus tricolor L.)
yang dipergunakan dalam penelitian ini Rerata tinggi tanaman bayam cabut
adalah Rancangan Acak lengkap (RAL) den- (Amaranthus tricolor L.) dapat dilihat pada
gan satu faktor yaitu perlakuan pemberian Tabel 1. berikut:
kompos berbahan dasar daun krinyu (Chro- Per- Rerata Tinggi Tanaman (Cm)
lakuan Umut Tanaman (Minggu)
molaena odorata L.) dengan komposisi :
1 2 3 4
K0 6,72 10,77 28,05 42,87
K0 : Kontrol (2,5 kg tanah) A1 7,85 14,00 35,05 51,87
A2 8,12 15,50 42,87 63,50
A1: 0,125 kg kompos dan 2,375 kg tanah
A3 7,97 14,95 39,12 59,87
A2: 0,25 kg kompos dan 2,25 kg tanah A4 7,12 14,75 37,50 57,25
A3: 0,5 kg, kompos dan 2 kg tanah A5 6,87 13,42 32,92 48,87
Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman Bayam Cabut
A4: 0,75 kg Kompos dan 1,75 kg tanah
Umur 1-4 Minggu
A5: 1 kg kompos dan 1,5 kg tanah Keterangan:
K0 = Kontrol (2,5 Kg tanah)
A1 = Kompos 0,125 kg ,tanah 2,375 Kg
Masing-masing perlakuan 4 kali ulan- A2 = Kompos 0,25 kg, tanah 2,25 Kg
A3 = Kompos 0,5 Kg, tanah 2 Kg
gan dengan parameter pertumbuhan yakni
A4 = Kompos 0,75 Kg,tanah 1,75 Kg
tinggi tanaman, jumlah dauan, panjang daun, A5 = Kompos 1,0 kg,tanah 1,5 Kg
diameter batang berat basah dan kering tana- Berdasarkan Tabel 1., dapat dibuat
man. Data hasil penelitian dianalisis dengan grafik tinggi tanaman bayam cabut sebagai
menggunakan metode analisis varian (ANA- berikut :
VA) untuk mengetahui perbedaan perlakuan
dan apabila terdapat perbedaan nyata dilan-
jutkan dengan uji BNT 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Analisis Pupuk Kompos
Hasil analisis kandungan unsur yang
Grafik 1. Tinggi Tanaman Bayam Cabut Umur
terdapat dalam kompos berbahan dasar daun 1-4 Minggu dengan Berbagai Perlakuan

JURNAL BIOEDUKATIKA VOL. 1 NO. 1 JULI 2013 HAL. 1 - 96 17


Perlakuan A2 (kompos) 0,25 kg dan ta- 2. Jumlah Daun Tanaman Bayam
nah 2,25 kg menunjukkan rerata tinggi tana- Cabut (Amaranthus tricolor L.)
man yang paling baik yaitu 63,50 cm, hal ini Rerata jumlah daun tanaman bayam
dipengaruhi oleh kandungan unsur nitrogen cabut (Amaranthus tricolor L.) dapat dilihat
yang diperoleh dari pemberian kompos ber- pada Tabel 2. Berikut.
bahan dasar daun krinyu.
Menurut Lingga dan Marsono (2008)
peran utama nitrogen bagi tanaman adalah
yakni meningkatkan pertumbuhan bagian
vegetatif tanaman yakni pertumbuhan or-
gan akar, batang dan daun. Adapun hasil uji
Tabel 2. Rerata Jumlah Daun Tanaman
kompos daun krinyu mengandung unsur N
Bayam Cabut Umur 1-4 Minggu
sebesar 2,10%. Selain mengandung N kom-
Keterangan:
pos daun krinyu juga mengandung unsur K
K0 = Kontrol (2,5 Kg tanah)
sebesar 18,77%. A1= Kompos 0,125 kg ,tanah 2,375 Kg
A2= Kompos 0,25 kg, tanah 2,25 Kg
Menurut Simamora dan Salundik
A3=Kompos 0,5 Kg, tanah 2 Kg
(2006) unsur K ini berfungsi untuk mem- A4= Kompos 0,75 Kg,tanah 1,75 Kg
A5= Kompos 1,0 kg,tanah 1,5 Kg
perkuat jaringan tanaman, selain itu juga
berfungsi untuk mengatur berbagai proses
Berdasarkan Tabel 2., dapat dibuat
fisiologi tanaman seperti mengatur kondisi
grafik jumlah daun tanaman bayam cabut se-
air di dalam sel dan jaringan. Jika air dan
bagai berikut:
unsur hara terpenuhi maka pembelahan di
ujung meristem dapat bekerja dengan baik
dan berdampak pada perolehan tinggi tana-
man.
Menurut Lakitan (1996) terjadinya
pertambahan tinggi tanaman karena adanya Grafik 2. Jumlah Daun Tanaman Bayam
Cabut Umur 1-4 Minggu dengan Berbagai
sel-sel meristem apikal yang selalu mem-
Perlakuan
belah. Pembelahan sel yang dihasilkan dari
pembelahan sel dapat menyebabkan pertam-
Komposisi pupuk kompos berbahan
bahan ukuran tanaman.
dasar daun krinyu pada perlakuan A2 (Kom-
pos 0,25 Kg dan tanah 2,25 Kg) memberi-
kan hasil yang paling baik dibandingkan
18 JURNAL BIOEDUKATIKA VOL. 1 NO. 1 JULI 2013 HAL. 1 - 96
dengan perlakuan yang lain. Hal ini dise- pada Tabel 3 berikut:
babkan karena pada perlakuan A2 (Kompos
0,25 Kg dan tanah 2,25 Kg) mengandung
unsur hara nitrogen dan kalium yang cu-
kup untuk merangsang pertumbuhan daun,
dimana unsur nitrogen dan kalium menurut
Lingga dan Marsono (2008) berfungsi untuk Tabel 3. Rerata Panjang Daun Tanaman
Bayam Cabut Umur 1-4 Minggu
merangsang pertumbuhan daun serta berper-
an untuk memperkuat daun agar tidak gugur. Keterangan:
Berdasarkan hasil uji analisis kompos daun K0 = Kontrol (2,5 Kg tanah)
A1 = Kompos 0,125 kg ,tanah 2,375 Kg
krinyu mengandung N sebesar 2,10% dan K A2 = Kompos 0,25 kg, tanah 2,25 Kg
sebesar 18,77%. A3 =Kompos 0,5 Kg, tanah 2 Kg
A4 = Kompos 0,75 Kg,tanah 1,75 Kg
Daun merupakan organ yang sangat A5 = Kompos 1,0 kg,tanah 1,5 Kg
penting bagi tanaman yakni sebagai tempat
untuk fotosintesis. Jumlah daun yang ban- Berdasarkan Tabel 3., dapat dibuat
yak menyebabkan fotosintesis menjadi lan- grafik panjang daun tanaman bayam cabut
car. Unsur nitrogen yang terdapat di dalam (Amaranthus tricolor L.) sebagai berikut:
pupuk kompos berbahan dasar daun krinyu
menyebabkan daun menjadi lebih besar dan
berwarna hijau. Unsur magnesium meru-
pakan unsur hara makro yang diperlukan
tanaman sebagai unsur pembentuk klorofil.
Pada perlakuan kontrol (tanpa kompos ) di-
mana rerata jumlah daun semakin menurun, Grafik 3. Panjang Daun Tanaman Bayam

hal ini disebabkan karena sedikitnya jumlah Cabut Umur 1-4 Minggu dengan Berbagai
Perlakuan
air dan unsur hara yang diserap sehingga
dapat menghambat proses fotosintesis dan
Pada perlakuan kontrol menunjukkan ha-
transpirasi daun, hal ini akan berakibat pada
sil rerata panjang daun paling rendah, ini berarti
penurunan jumlah daun.
perlakuan kontrol yang terdiri dari tanah saja
3. Panjang Daun Tanaman Bayam
kekurangan unsur hara. Tanaman jika kekuran-
Cabut (Amaranthus tricolor L.)
gan maupun kelebihan unsur hara tidak baik
Rerata panjang daun tanaman bayam
karena setiap tanaman membutuhkan unsur hara
cabut (Amaranthus tricolor L.) dapat dilihat
yang sesuai dengan jumlah/takaran bagi tana-
JURNAL BIOEDUKATIKA VOL. 1 NO. 1 JULI 2013 HAL. 1 - 96 19
man tersebut. Grafik 4. Rerata Diameter Batang Tanaman
Bayam Cabut Umur 1-4 Minggu dengan
Unsur N sangat berpengaruh terhadap per-
Berbagai Perlakuan
tumbuhan organ vegetatif dalam hai ini adalah
daun, unsur ini mempunyai pengaruh terhadap Pada perlakuan A2 (kompos 0,25 kg
panjang daun. Adapun hasil uji kompos daun dan tanah 2,25 Kg) merupakan rerata diam-
krinyu mengandung unsur N sebesar 2,10%. eter paling besar yakni 1,56 cm. Penelitian
mengenai diameter batang umumnya dapat
4. Diameter Batang Tanaman Bayam digunakan sebagai indikator pertumbuhan
Cabut (Amaranthus tricolor L.) untuk menjelaskan proses pertumbuhan
Hasil perhitungan rata-rata diameter awal sehubungan dengan pengangkutan un-
batang tanaman bayam cabut (Amaranthus tri- sur hara dari dalam tanah ataupun hasil fo-
color L.) dengan pemberian kompos berbahan tosintesis.
dasar daun krinyu dapat dilihat pada Tabel 4. Dalam hal ini unsur hara yang berper-
berikut: an adalah kalsium (Ca) yang berfungsi untuk
mengatur penyerapan air dan pengangkutan
unsur hara dari dalam tanah, jika penyerapan
dan pengangkutan unsur hara serta hasil fo-
tosintesis keseluruh bagian tanaman terdis-
tribusi dengan baik maka organ-organ tana-
Tabel 4. Rerata Diameter Batang Tanaman Bayam
man akan tumbuh dengan baik, seperti organ
Cabut Umur 1-4 Minggu
batang, jika batang terpenuhi kebutuhan un-
Keterangan:
sur hara dan air maka batang akan tumbuh
K0 = Kontrol (2,5 Kg tanah)
A1= Kompos 0,125 kg ,tanah 2,375 Kg besar dan diameternya akan bertambah besar
A2= Kompos 0,25 kg, tanah 2,25 Kg
juga.
A3=Kompos 0,5 Kg, tanah 2 Kg
A4= Kompos 0,75 Kg,tanah 1,75 Kg
A5= Kompos 1,0 kg, tanah 1,5 Kg
5. Berat basah Tanaman Bayam Cabut
(Amaranthus tricolor L.)
Berdasarkan Tabel 4, dapat dibuat grafik
Hasil perhitungan terhadap rerata be-
rerata diameter batang tanaman bayam cabut
rat basah tanaman bayam cabut (Amaran-
(Amaranthus tricolor L.) sebagai berikut:
thus tricolor L.) dapat dilihat pada Tabel 5.
berikut:

20 JURNAL BIOEDUKATIKA VOL. 1 NO. 1 JULI 2013 HAL. 1 - 96


berikut:

Grafik 5. Rerata Berat Basah Tanaman


Tabel 6. Rerata Berat Kering Tanaman
Bayam Cabut Umur 1-4 Minggu dengan
Bayam Cabut Umur 1-4 Minggu
Berbagai Perlakuan
Keterangan:
Berat basah tanaman bayam cabut K0 = Kontrol (2,5 Kg tanah)
A1= Kompos 0,125 kg ,tanah 2,375 Kg
pada perlakuan A2 (kompos 0,25 kg dan ta-
A2= Kompos 0,25 kg, tanah 2,25 Kg
nah 2,25 kg) menunjukkan hasil yang paling A3=Kompos 0,5 Kg, tanah 2 Kg
A4= Kompos 0,75 Kg,tanah 1,75 Kg
baik yaitu 76,05 gram, hal ini disebabkan
A5= Kompos 1,0 kg,tanah 1,5 Kg
karena pada pengukuran parameter pertum-
buhan yang lain seperti tinggi tanaman, jum- Berdasarkan Tabel 6, dapat dibuat
lah daun, panjang daun dan diameter batang grafik rerata berat kering tanaman bayam
menunjukkan hasil yang lebih optimal cabut (Amaranthus tricolor L.) sebagai
dibandingkan dengan perlakuan yang lain, berikut:
sehingga menyebabkan berat basah akhir
tanaman bayam cabut setelah pemanenen
akan optimal juga.
Berat basah tanaman menurut Lakitan
(1996), merupakan berat segar tanaman pada
saat tanaman masih hidup dan ditimbang se-
cara langsung sesaat setelah dipanen, sebe-
lum tanaman menjadi layu akibat kehilangan
Grafik 6. Rerata Berat Kering Tanaman
air. Berat basah tanaman berkurang pada
Bayam Cabut Umur 1-4 Minggu dengan
siang hari karena laju transpirasi meningkat Berbagai Perlakuan
sehingga kadar air menurun.
6. Berat kering Tanaman Bayam Pengukuran berat kering dilakukan
Cabut (Amaranthus tricolor L.) setelah panen, yaitu setelah tanaman dicabut
Hasil perhitungan terhadap rerata be- dan dibersihkan kemudian dioven selama 3x
rat kering tanaman bayam cabut (Amaran- 24 jam pada suhu 800C. Pengeringan dihen-
thus tricolor L.) dapat dilihat pada Tabel 6. tikan pada saat berat kering tanaman sudah
JURNAL BIOEDUKATIKA VOL. 1 NO. 1 JULI 2013 HAL. 1 - 96 21
stabil. Rerata berat kering tanaman pada per- Tabel 7 menunjukkan bahwa pH me-
lakuan A2 (kompos 0,25 kg dan tanah 2,25 dia tanam sebelum diberi pupuk dan setelah
kg), menunjukkan hasil yang paling baik diberi pupuk berada dalam kisaran netral
yaitu 6,77 gram. Hal ini disebabkan karena yakni 6-7. Menurut Rukmana (2010) kisaran
unsur hara yang ada di dalam tanah cukup pH yang baik sebagai syarat tumbuh anaman
untuk kebutuhan tanaman, sehingga proses bayam cabut adalah 6-7. Derajat keasaman
metabolisme dan fotosintesis dapat berlang- (pH) sangat penting bagi pertumbuhan tana-
sung cepat serta hasil dari fotosintesis terse- man bayam cabut, menurut Rukmana (2010)
but dapat disimpan di organ-organ tanaman. bila pH tanah di atas 7 pertumbuhan daun-
Menurut Lakitan (2011) berat kering meru- daun muda (pucuk) akan memucat putih
pakan bahan tumbuhan setelah seluruh air kekuningkuningan (klorosis) akibat keterse-
yang terkandung didalamnya dihilangkan diaan unsur nitrogen, besi, mangan, borium
dengan cara dipanaskan dengan suhu 800C dan tembaga relatif sedikit.
selama 2 hari. Sebaliknya pada pH dibawah 6 per-
tumbuhan tanaman bayam cabut akan menu-
7. Kondisi Abiotik Terukur run akibat unsur fosfor, kalium, belerang,
a. Derajat keasaman (pH) Media kalsium dan magnesium menurun dengan
Pengukuran pH media tanam dilaku- cepat. Terjadinya kelainan pada tanah yang
kan sebelum diberi pupuk dan setelah diberi memiliki pH di bawah 6 karena unsur alu-
pupuk, adapun pH media tersebut dapat dili- munium, besi dan mangan merupakan racun
hat pada Tabel 7. berikut: bagi tanaman tersebut.

b. Suhu Lingkungan
Adapun rerata hasil pengukuran suhu
lingkungan tersebut dapat dilihat pada Tabel
8. berikut:
Tabel 7. pH Tanaman Sebelum Dan
Setelah Diberi Pupuk
Keterangan:
K0 = Kontrol (2,5 Kg tanah)
A1 = Kompos 0,125 kg ,tanah 2,375 Kg
A2 = Kompos 0,25 kg, tanah 2,25 Kg Tabel 8. Rerata Suhu Lingkungan Tempat
Pemeliharaan Tanaman Bayam Cabut
A3 = Kompos 0,5 Kg, tanah 2 Kg
(Amaranhtus tricolor L.)
A4 = Kompos 0,75 Kg,tanah 1,75 Kg
A5 = Kompos 1,0 kg,tanah 1,5 Kg

22 JURNAL BIOEDUKATIKA VOL. 1 NO. 1 JULI 2013 HAL. 1 - 96


Tabel 8 menunjukkan rerata suhu ling- buhan. Kondisi lembab menyebabkan ban-
kungan tempat pemeliharaan bayam cabut. yaknya air yang diserap ke dalam tanaman
Menurut Anonim (2011) suhu lingkungan sehingga mendukung aktivitas pemanjangan
yang optimum untuk tanaman bayam cabut sel-sel. Kelembaban yang optimum untuk
berkisar antara 16-200C. Berdasarkan ha- pertumbuhan bayam cabut adalah 40-60%
sil penelitian diperoleh suhu lingkungan (Anonim, 2011).
berkisar antara 25-320C. Suhu tersebut se- Berdasarkan hasil penelitian rerata
benarnya kurang optimum untuk pertum- kelembapan udara tempat pemeliharaan bay-
buhan bayam cabut, namun ternyata pada am cabut berkisar antara 50-80%. Kelemba-
kisaran suhu tersebut tanaman bayam masih pan tersebut masih dianggap sesuai dengan
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, syarat pertumbuhan bayam cabut itu sendiri
hal ini berarti kisaran suhu yang diperoleh karena pada kisaran kelembaban tersebut
dari hasil penelitian masih dapat digunakan bayam cabut masih dapat tumbuh dengan
untuk pertumbuhan bayam cabut. baik.
Menurut Dwijoseputro (1994), suhu Menurut Cahyono (2003) kelembaban
yang rendah akan menghambat kerja enzim udara yang lebih dari 90% berpengaruh bu-
dan gen, sedangkan pada suhu yang tinggi ruk terhadap pertumbuhan tanaman, yakni
akan merusak tanaman serta dapat menye- tanaman tumbuh tidak sempurna, tanaman
babkan laju transpirasi meningkat. tidak subur serta kualitas daun akan jelek.
Sebaliknya jika kelembaban terlalu rendah
c. Kelembaban Udara akan menyebabkan kenaikan suhu dan dehi-
Adapun rerata hasil pengukuran drasi pada tanaman.
kelembaban udara tersebut dapat dilihat
pada Tabel 9.berikut: KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
1. Pertumbuhan Bayam Cabut (Amaranthus
tricolor L.) dengan pemberian kompo-
sis kompos berbahan dasar daun Krinyu
Tabel 9. Rerata Kelembaban Udara Tem-
(Chromolaena odorata L.) dan tanah
pat Pemeliharaan Tanaman Bayam Cabut
(Amaranthus tricolor L.) menunjukkan hasil yang baik.
2. Komposisi pemberian pupuk kompos ber-
Pada kondisi tanah dan udara yang
bahan dasar daun Krinyu (Chromolaena
lembab sangat berpengaruh baik pada tum-
JURNAL BIOEDUKATIKA VOL. 1 NO. 1 JULI 2013 HAL. 1 - 96 23
odorata L.) dan tanah yang efektif untuk Irwanto.2010.“Pemupukan”.http://penger-
pertumbuhan Bayam Cabut (Amaranthus tiandefinisi.blogspot.com/2010/10/
tricolor L.) adalah pada perlakuan A2 pemupukan.html. Diakses pada tang-
(Komposisi kompos 0,25 kg dan tanah gal 17 November 2011.
2,25 kg).
Kastono, Dody. 2005. “Tanggapan Pertum-
SARAN buhan dan hasil kedelai hitam terha-
1. Perlu adanya penyampaian informasi dap penggunaan pupuk organik dan
kepada para masyarakat khususnya petani biopestisida gulma siam (Chromolae-
bahwa pemanfaatan kompos berbahan dasar na odorata L) “. Jurnal Ilmu Perta-
daun Krinyu (Chromolaena odorata L.) den- nian. Vol 12 No.2.
gan komposisi kompos 0,25 kg dan tanah
2,25 kg dapat meningkatkan pertumbuhan _________. 2011. Dasar- Dasar Fisiologi
tanaman sayuran terutama bayam cabut. Tumbuhan. Rajawali Press: Jakarta.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
diterapkan di dalam proses belajar mengajar Lingga dan Marsono. 2008. Petunjuk Peng-
serta dapat menjadi alternatif belajar Biologi gunaan Pupuk. Penebar Swadaya: Ja-
di SMA kelas XII pada materi pembelajaran karta.
pertumbuhan tanaman.
Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan
DAFTAR PUSTAKA dan Perkembangan Tumbuhan.PT
Anonim. 2011. http://koperasitanituwed. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
blogspot.com/2011/12/budidaya-tana-
manbayam.html . Diakses pada tang- Prawirodiputra. 2007. “Krinyu ( Chromolae-
gal 30 november 2011. na odorata) RM king dan H robinson:
Gulma padang rumput yang merugi-
Cahyono, Bambang. 2003. Tekhnik dan kan”. Vol. 17 No.2.
Strategi Budidaya Sawi Hijau. Yayas-
an Pustaka Nusantara: Yogyakarta. Rukmana, Rahmat. 2010. Bayam. Penebar
Swadaya: Jakarta.
Dwidjoseputro. 1994. Pengantar Fisiologi Simamora, Suhut dan Salundik. 2006. Me-
Tumbuhan. Gramedia: Jakarta. ningkatkan Kualitas Kompos. Agro-
media Pustaka: Jakarta.

24 JURNAL BIOEDUKATIKA VOL. 1 NO. 1 JULI 2013 HAL. 1 - 96

Anda mungkin juga menyukai