Anda di halaman 1dari 5

KEPUTUSAN

KEPALA UPT PUSKESMAS BABATAN


NOMOR : 445.4/00/KAPUS/ADMEN/2018

TENTANG

KEBIJAKAN MUTU DAN TATA NILAI


UPT PUSKESMAS BABATAN

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,


Kepala UPT Puskesmas Babatan,

MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di


UPT Puskesmas Babatan maka perlu disusun adanya
kebijakan mutu;
MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 228/MENKES/SK/III/2003 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Pelayanan Yang Wajib
Dilaksanakan Daerah;
3 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota;
4 KepMenpan No.26/KEP/M.PAN 7/2003 tentang

Email : pkmbabatan17@gmail.com
Pedoman umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
5 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/ Menkes/
SK/II/2004 tentang Kebijakan dasar Puskesmas
6 Kepmenkes No 131/ Menkes/SK/II/2004 tentang
Sistem Kesehatan Nasional;

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS BABATAN


TENTANG KEBIJAKAN MUTU UPT PUSKESMAS BABATAN.
Pertama : Memberlakukan Kebijakan Mutu UPT Puskesmas
Babatan sebagaimana tersebut dalam lampiran surat
keputusan ini.
Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal, 22 Mei 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS BABATAN,

Misnawati
Nomor : 445.4/00/KAPUS/ADMEN/2018
Lampiran : Kebijakan Mutu UPT Puskesmas Babatan

KEBIJAKAN MUTU UPT PUSKESMAS BABATAN


1. Kepala Puskesmas dan seluruh penanggung jawab pelayanan klinis dan
penanggung jawab Upaya Puskesmas wajib berpartisipasi dalam program
mutu mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
2. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan Program
mutu yang diselenggarakan di seluruh jajaran puskesmas.
3. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran UPT Puskesmas Babatan
dengan pendekatan multidisiplin, dan dikoordinasikan oleh Wakil
Manajemen Mutu
4. Perencanaan mutu berisi paling tidak:
a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil
monitoring dan evaluasi indikator, maupun keluhan
pasien/keluarga/staf dengan mempertimbangan kekritisan, risiko
tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah.
b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien
c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan
keselamatan pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit
pelayanan.
d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan
pemilihan indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis
dan ditindak lanjuti dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan
pasien
e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja Upaya
Puskesmas, dan indikator klinis, yang meliputi indikator struktur,
proses, dan outcome, dan indikator-indikator Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
f. Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui
standarisasi, perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk
peningkatan mutu
g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik
pelayanan klinis maupun penyelenggaraan Upaya Puskesmas
h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel,
kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan
potensial cedera.
i. Program dan Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan
keselamatan pasien
j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu puskesmas
k. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan
permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang
dilakukan.
l. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu
5. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di
bawah ini:
a. konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas, dan
perencanaan Puskesmas
b. memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf,
c. menggunakan pedoman penyelenggaraan Upaya Puskesmas, pedoman
praktik klinis, standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan
berbagai panduan dari profesi maupun panduan dari Kementerian
Kesehatan
d. sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
e. mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
f. dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di
Puskesmas,
g. dibangun berbasis praktik klini yang baik,
h. menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,
i. dan mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan
sistem pelayanan.
6. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus didokumentasikan.
7. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu
kepada Kepala Puskesmas tiap tribulan.

Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal, 22 Mei 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS BABATAN,

Misnawati

Anda mungkin juga menyukai