Anda di halaman 1dari 16

1

1. Kasus Tragedi Bhopal


Tragedi Bhopal pada 1984 adalah musibah industri terburuk dalam sejarah
dunia. Ia diakibatkan pengeluaran 40 metrik ton metil isosianat (MIC) secara tak
sengaja dari pabrik pestisida Union Carbide yang terletak di kota Bhopal, di
negara bagian Madhya Pradesh di India. Pabrik tersebut dibuka pada 1969 dan
diperluas untuk menghasilkan karbaril pada 1979. MIC merupakan perantara
dalam penghasilan karbaril.
Kecelakaan ini langsung menewaskan ribuan jiwa dan melukai antara 150.000
hingga 600.000 lainnya - 15.000 di antaranya kemudian meninggal dari luka-luka
tersebut. Ada yang menyebutkan jumlah kematian yang lebih tinggi.
Penyebabnya adalah dimasukkannya air ke dalam tangki-tangki berisi MIC.
Reaksi yang kemudian terjadi menghasilkan banyak gas beracun dan memaksa
pengeluaran tekanan secara darurat. Gasnya keluar sementara penggosok kimia
yang seharusnya menetralisir gas tersebut sedang dimatikan untuk perbaikan.
Penyelidikan yang dilakukan menyatakan bahwa beberapa langkah keselamatan
lainnya tidak dijalankan dan standar operasi di pabrik tersebut tidak sesuai dengan
standar di pabrik Union Carbide lainnya. Selain itu, ada kemungkinan langkah-
langkah keselamatan tersebut dibiarkan sebagai bagian dari "prosedur
penghematan" yang dilakukan perusahaan tersebut di pabrik itu.
Sebuah penyelidikan BBC pada 2004 memastikan bahwa kontaminasi masih
terus berlangsung.

Gambar 1.1
Daftar korban tragedi Bhopal (Sumber: downtoearth.org.in)

STIKes FALETEHAN SERANG


2

 Zat Pencemar
Metil isosianat (MIC) adalah senyawa kimia yang berasal dari
kelompok isosianat. Metil isosianat, H3C-N=C=O) juga digunakan sebagai
salah satu bahan gas air mata. MIC bersifat reaktif dan dapat meledak bila
dicampur dengan udara. Nilai ambangnya mencapai 0,02 ppm.
Dengan ledakan gas di pabrik Union Carbide di Bhopal, India, 1984,
yang menyebabkan banyak air terkontaminasi dalam tank yang memuat 43
ton MIC. Sebuah reaksi kuat dimulai dan aerosol tersebar ke seluruh kota.
Metil isosianat yang tersebar bereaksi dengan air di udara dan
membentuk monoetilamin yang lebih tak berbahaya. Karena mungkin fosgen
digunakan dalam produksi itu, pada suhu yang cukup tinggi, yang amat
mungkin, juga terbentuk hidrogen sianida (HCN). Di samping itu ada karbon
dioksida, gas NOx, trimer MIC dan sejumlah senyawa lain dalam aerosol itu.
Karena pelepasan terjadi sebagian dari ketinggian yang amat sangat,
gas mengandung konsentrasi lain dari senyawa lain pada ketinggian berbeda
dan jark dari pabrik. Gas itu menjadi lebih berat di udara dan kemudian
mendorong keluar dari markniveau tersebut.
 Dampak Pencemaran
Sebagian besar merasa tercekik akibat menghirup gas, nyeri
pernapasan, sakit mata, hingga pembengkakan otak sebelum kematiannya.
Hampir 100.000 orang juga mengalami berbagai gangguan kesehatan akibat
paparan gas berkepanjangan di tahun-tahun setelah tragedi Bhopal.

STIKes FALETEHAN SERANG


3

2. Kasus Kabut Asap London 1952

Gambar 1.2
Nelson's Column selama terjadinya Kabut Asap Besar pada tahun 1952.

Kabut Asap London '52 atau Kabut Asap Besar (bahasa Inggris:The
Great Smog) adalah suatu peristiwa polusi udara parah yang melanda
Kota London, Inggris pada bulan Desember 1952.[1] Peristiwa ini terjadi
pada musim dingin diakibatkan oleh cuaca dingin yang bercampur dengan
fenomena meteorologi antisiklon dan kondisi cuaca yang berangin. Polusi
udara sebagian besar berasal dari penggunaan batubara yang kemudian
membentuk lapisan tebal kabut asap di langit kota. Peristiwa ini berlangsung
dari hari Jumat, 5 Desember sampai hari Selasa, 9 Desember 1952, dan
kemudian tersebar dengan cepat ke seluruh kota setelah perubahan cuaca.
Meskipun menyebabkan gangguan besar pada jarak pandang
penglihatan, dan bahkan juga merambah ke area di dalam ruangan, peristiwa
ini tidak dianggap sebagai peristiwa penting pada saat itu, karena London
telah melalui berbagai peristiwa yang berhubungan dengan polusi udara pada
masa lalu. Namun, laporan medis dalam minggu-minggu berikutnya
memperkirakan bahwa lebih dari 4.000 orang tewas dan 100.000 lebih
mengalami gangguan pernapasan akut akibat menghirup kabut asap.

STIKes FALETEHAN SERANG


4

Penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa jumlah korban tewas jauh
lebih besar, yaitu sekitar 12.000 jiwa.[2]
Peristiwa ini dianggap sebagai polusi udara terburuk dalam sejarah
Inggris,[3] dan menghasilkan pengaruh besar terhadap penelitian lingkungan,
peraturan pemerintah, dan kesadaran publik tentang hubungan antara kondisi
udara yang bersih dengan kesehatan.[2] Peristiwa Kabut Asap Besar ini
menyebabkan beberapa perubahan dalam praktik dan peraturan pemerintah
mengenai udara bersih, termasuk dengan disahkannya Undang-Undang Udara
Bersih pada tahun 1956.[4]
 Zat Pencemar
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih
substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat
membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu
estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami
maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi
suara, panas, radiasi atau polusi cahayadianggap sebagai polusi udara. Sifat
alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat
langsung dan lokal, regional, maupun global. Pencemaran udara di dalam
ruangan dapat mempengaruhi kesehatan manusia sama buruknya dengan
pencemaran udara di ruang terbuka.
Bahan pencemar yang dihasilkan oleh kegiatan manusia ini
konsentrasinya relative tinggi dibandingkan dengan yang sudah ada di udara,
terjadi secar alami, sehingga dapat mengganggu sistem kesetimbagan dinami
di udara dan dengan demikian dapat mengganggu kesejahteraan manusia dan
lingkungannya, Gas-gas CO,SO2, H2S, partikulat padat dan partikulat cair
yang dapat mencemari udara secara alami ini disebut bahan pencemar udara
alami, sedangkan yang dihasilkan kerana kegiatan manusia disebut bahan
pencemar buatan.

STIKes FALETEHAN SERANG


5

Adanya SO2 dalam atmosfer menyebabkan iritasi saluran pernafasan


dan kenaikan pegeluaran lender. Dengan konsentrasi 500 ppm (part per
million) SO2 menyebabkan kematian pada manusia. Pada tahun 1952 di
London selama 5 hari terjadi perubhan temperature dan pembentukan kabut
yang menyebabkan kematian. Peristiwa ini disebut dengan London smog.
Secara alamian pencemaran udara oleh sulfur dioksida berasal dari
gunung berapi, pembusukan bahan organic oleh mikroba, dan reduksi sulfat
secara biologis. Proses pembusukan akan menghasilkan H2S yang akan cepat
berubah menjadi SO2. Sumber SO2 buatan adalah dari pembakaran BBM, gas
dan terutama dari batu bara yang mengandung sulfur tinggi gas SO3 bersifat
sangat reaktif, mudah bereaksi dengan uap air di udara menghasilkan asam
sulfat (H2SO4) sehingga menghasilkan hujan asam. Dampak dari hujan asam
adalah menimbulkan korosi terhadap logamlogam dan merusak bangunan,
karena kapur akan bereaksi dengan asam sulfur.
 Dampak
Kabut tebal yang juga disebut Great Smog membuat beberapa
kendaraan tabrakan, terguling, termasuk kecelakaan dua kereta di London
Bridge. Dampak terparah bukan diakibatkan oleh kecelakaan, melainkan
akibat kesulitan bernafas dan muntah akibat batuk berdahak.
Great Smog tak hanya 'menghantui' manusia. Ratusan hewan juga ikut
tewas akibat kesulitan bernafas di tengah kabut asap tebal itu. Binatang
pertama yang tewas disebut-sebut adalah sapi. Pada pekan yang sama, ribuan
orang di wilayah tersebut tewas dalam tidur mereka. Tidak ada yang tahu pasti
berapa jumlah korban tewas dan terluka diakibatkan oleh kabut asap tebal
tersebut.
3. Kasus Minamata
Teluk Minamata terletak di kota Minamata, Kumamoto Perfecture, Jepang.
Tragedi ini tejadi pada tahun 1959, sektor perekonomian utama di Minamata
adalah perikanan. pada saat itu laporan mengenai penyakit aneh di Minamata
sangat banyak masuk pada pemerintah daerah Kumamoto, Pasien menderita

STIKes FALETEHAN SERANG


6

Kejang-kejang, tidak bisa bicara dengan jelas, berjalan dengan terhuyung-huyung,


lumpuh, koordinasi gerakan terganggu dan gangguan fungsi kerja system syaraf
lainnya. Ketika diamati lingkungan sekitar, kucing juga menjadi gila, berjalan
berputar-putar, terhuyung-huyung, bahkan diceritakan sampai ada yang melompat
ke laut. Tidak hanya itu, juga burung camar dan gagak yang mati dan terlihat di
sepanjang teluk Minamata.
Yang lebih parahnya adalah ketika anak-anak yang lahir dengan berbagai
gejala, kelumpuhan, cacat, keterbelakangan mental, bahkan ada yang meninggal
beberapa hari setalah lahir. Padahal orang tua sang bayi dalam keadaan sehat,
tanpa menunjukkan gejala-gejala tertentu. Hal ini menjadi perhatian yang serius
bagi pemerintah lokal dan pusat. Apa penyebab terjadinya penyakit aneh ini.
Para peneliti dari Universitas Kumamoto (Medical study group) dan
Kementrian kesehatan dan kesejahteraan Jepang melaporkan bahwa pada teluk
Minamata telah terjadi pencemaran methyl-mercury. Seluruh ikan dan hewan laut
lainnya di teluk Minamata juga sudah tercemar, hal inilah penyebab utama
penduduk mengalami gangguan pada system syaraf. Umumnya penduduk
Minamata mengkonsumsi ikan rata-rata sebanyak 3 kg per harinya, sehingga hal
ini menyebabkan bioakumlasi pada penderita. Penyebab pencemaran ini adalah
pabrik besar yang bernama Chisso.
a. Pabrik Chisso
Chisso yang didirikan pada tahun 1908, merupakan pabrik yang
memproduksi pupuk kimia untuk pertanian dan salah satu pabrik besar yang
bergerak dalam bidang ini di Jepang. Perekonomian di Minamata menjadi
kuat seiring dengan perkembangan dan besarnya jumlah produksi hasil indusri
oleh Chisso.
Selain memproduksi pupuk kimia, Chisso juga memproduksi Asam
asetat (Acetic acid), Vinyl Chloryde dan plasticizers. Dalam memproduksi
asam asetat, Chisso menggunakan Methyl-mercury sebagai catalyst untuk
membuat Acetaldehyde, Acetaldehyde inilah yang nantinya akan diubah
menjadi asam asetat. Dengan sistem pengolahan limbah yang sangat buruk,

STIKes FALETEHAN SERANG


7

Chisso membuang sampah Methyl-mercury ke teluk Minamata, hal inilah


yang menjadi cikal bakal tragedy Minamata.
b. Zat Pencemar
Tragedi minamata terjadi akibat penumpukan (Bioakumulasi) zat
methyl-mercury pada tubuh manusia. Proses bioakumulasi terjadi karena zat
methyl-mercury telah masuk ke dalam rantai makanan; laut yang telah
tercemar menyebabkan plankton sebagai makanan ikan-ikan juga tercemar,
kemudian zat methyl-mercury ini akan menumpuk dalam tubuh ikan, dan
manusia sebagai puncak dalam rantai makanan akan memiliki kandungan zat
methyl mercury terbanyak (Biomagnification).

Gambar 1.3
Biomagnificatin dan Bioaccumulation

Methyl-mercury dalam tubuh dalam jumlah yang banyak akan


menyebabkan gangguan pada system syaraf. Methyl-mercury akan menyerang
sel-sel syaraf. Proses ini bisa dijelaskan secara umum sebagai berikut; sel
syaraf yang terdiri dari Actin, Tubulin dan Neurofibril. Apabila bagian ini
diserang oleh methyl-mercury maka bagian actin dan tubulin akan rusak dan

STIKes FALETEHAN SERANG


8

menyusut, sehingga microfibril yang menyampaikan ransangan akan terbuka,


sehingga terjadilah gangguan mekanisme pada system syaraf. Akibat dari
terganggunya sel syaraf ini sangat fatal, dimana koordinasi otak dan anggota
tubuh lainnya menjadi tidak sejalan, setiap informasi yang disampaikan oleh
otak tidak akan pernah sampai secara utuh pada seluruh anggota tubuh. Hal ini
dapat dilihat pada tragedy Minamata dimana penderita susah untuk berbicara,
kelumpuhan, berjalan terhuyung-huyung, dan efek lainnya dari gangguan
sysaraf.

Gambar 1.4
Effect of Mercury on Neuron

Kurang lebih 17.000 orang dari Kumamoto Perfecture dan Kagoshima


Perfecture yang melapor kepada pemerintah terkait dengan gejala dari
Minamata Byō ini. Untuk total jumlah penderita secara keseluruhan tidak
dapat dilakukan, karena banyak dari mereka yang merasa malu dan tidak
melaporkan diri. Pemerintah Jepang dan Chisso memberikan kompensasi
pada penderita Minamata Byō, berupa; terapy, perawatan rumah sakit, dan
kompensasilainnya. Dari sekian banyak jumlah penderita Minamata Byō,
banyak dari mereka yang meninggal selama masa perawatan, sebelum
perawatan dan kondisi lainnya yang tidak dilaporkan.

STIKes FALETEHAN SERANG


9

Gambar 1.5
Memorial of Minamata victims

c. Dampak tragedi
Setelah kejadian ini, dalam proses yang panjang, para korban yang terkena
dampak mercury menuntut ke pemerintahan dan Chisso sebagai sumber dari
pencemaran ini. akhirnya pemerintah dan Chisso menyediakan ganti rugi
kepada para korban yang telah didata, dan dilakukan perawatan dan
rehabilitasi yang dibiayai oleh pemerintah Jepang dan Chisso sendiri.
Pada tahun 1968, Chisso menghentikan produksi asam asetatnya, seiring
dengan hal itu kadar mercury yang terkandung dalam tubuh ikan dan hewan
invertebrata laut lainnya mulai berkurang. Untuk mengantisipasi ikan yang
telah terkontaminasi mercury, pemerintah Jepang memasang jaring di teluk
Minamata, supaya ikan-ikan dan hewan invertebrata air lainnya tidak tersebar
jauh.
Karena ikan-ikan yang mengandung mercury membuat mata pencaharian
para nelayan menjadi hilang. Hal ini diantaisipasi oleh pemerintah dan Chisso,
semua ikan-ikan yang di dalam jaring di teluk Minamata ditangkap oleh para
nelayan, selanjutnya ikan-ikan tersebut akan dibeli oleh Chisso untuk
dimusnahkan.
Kandungan merkuri yang terdapat pada ikan-ikan dan invertebrata air
telah berkurang, dan juga penangkapan ikan-ikan yang mengandung merkuri,

STIKes FALETEHAN SERANG


10

selanjutnya bagaimana dengan sedimentasi merkuri pada dasar perairan.


Pemerintah Daerah Kumamoto melakukan pengerukan di teluk Minamata.
Sejak saat kejadian tragedi minamata, para penduduk banyak mengambil
pelajaran. Mereka tidak membuang sampah pada sembarang tempat, tapi
mereka memilah-milah dan mengelompokkan sampah tersebut menjadi 20
kategori. Para korban dari Minamata byo, membagi pengalaman mereka
kepada anak-anak dengan datang ke sekolah-sekolah sehingga generasi
selanjutnya tahu dan bisa menjaga lingkungan dengan baik, supaya tragedi
Minamata tidak terulang kembali.

Gambar 1.6
Sorting the garbage

Pada saat ini, teluk minamata sudah bersih dan bebas dari merkuri, seperti
yang diinformasikan oleh pemerintah daerah Kumamoto, bahkan teluk
Minamata merupakan teluk yang terbersih di prefecture Kumamoto. Area ini
juga dijadikan sebagai Eco-tourism, yang mengjarkan kita bagaimana hidup
sehat dan menjaga lingkungan sehingga kita dan anak cucu kita bisa hidup
pada masa yang akan datang.

STIKes FALETEHAN SERANG


11

Gambar 1.7
Minamata disease memorial Monument, Minamata, Kumamoto, Japan

4. Kasus Pencemaran Arsen


Kasus kontaminasi arsen dilaporkan terjadi di Bangladesh. Warga di Bangladesh
menggunakan air sumur yang tercemar arsenik sebagai sumber air minum utama.
Diperkirakan 35 sampai 57 juta penduduk di negara ini menjadi korban dalam
kasus pencemaran. Pemerintah Bangladesh dan organisasi non-pemerintahan
terlibat peran yang aktif memerangi masalah ini (Paul, 2004).
Penduduk Bangladesh menggunakan sumur pompa untuk mengambil air di
lapisan air tanah. Menurut data penggunakan air minum yang berasal dari sumur-
sumur pompa ini mencapai 95% dari keseluruhan populasi Bangladesh. Penduduk
negara ini menderita penyakit yang sangat merugikan, mulai dari melanosis
hingga kanker kulit dan gangren. Dalam beberapa laporan mengungkapkan bahwa
air sumur yang tercemar sudah membunuh 3000 jiwa serta membuat 125000
korban terkena kanker kulit.
Departemen Teknik Kesehatan Masyarakat Bangladesh mendeteksi sumur
yang tercemar arsen pertama kali pada tahun 1993. Persebaran paparan arsenik
berawal di dataran tengah yang merupakan pusat negara bangladesh menyebar ke
utara dan selatan yang datarannya lebih rendah melalui lapisan bawah tanah
(Paul, 2004). Dugaan lainnya adalah anggapan adanya kandungan arsen dalam

STIKes FALETEHAN SERANG


12

mineral sulfida pada kedalaman 66-330 kaki di bawah sungai utama yakni sungai
Gangga yang mengalir di 2 negara yakni India dan Bangladesh.
Di bawah ini terdapat Gambar 1.8 mengenai dampak arsen di wilayah
Bangladesh. Negara Bangladesh memiliki kandungan arsen tinggi di dalam
lapisan tanahnya. Arsen yang sering ditemukan dalam bentuk cebakan secara
natural terurai dengan bantuan pH yang tinggi. Pada pH tertentu arsen mudah
terurai dari cebakannya, selanjutnya arsen akan larut dalam air yang mengalir di
sungai setempat. Arsen yang larut dalam air juga meresap ke dalam air tanah dan
dikonsumsi oleh penduduk setempat.

Gambar 1.8
Mengenai dampak arsen di wilayah Bangladesh

 Zat Pencemar
Arsen dalam air tanah terbagi dalam dua bentuk, yaitu bentuk
tereduksi terbentuk dalam kondisi anaerobik, sering disebut arsenit. Bentuk
lainnya adalah bentuk teroksidasi, terjadi pada kondisi aerobik, umum disebut
sebagai arsenat (Jones, 2000). Arsen merupakan unsur dari komponen obat
sejak dahulu kala. Senyawa arsen trioksida misalnya pernah digunakan
sebagai tonikum, yaitu dengan dosis 3 x 1-2 mg. Dalam jangka panjang,
penggunaan tonikum ini ternyata telah menyebabkan timbulnya gejala

STIKes FALETEHAN SERANG


13

intoksikasi arsen kronis. Arsen juga pernah digunakan sebagai obat untuk
infeksi parasit, seperti protozoa, cacing, amoeba, sprirocheta, dan bahan
pigmen untuk industri cat, enamel dan plastik.
Arsen ditemukan dalam 200 bentuk mineral, diantaranya arsenat
(60%), sulfida dan sulfosalts (20%), dan kelompok kecil berupa arsenida,
arsenat, oksida silikat, dan arsen murni (Onishi, 1969). Mayoritas arsen
ditemukan dalam kandungan utama asenopyrite (FeAsS), realgar (As4S3),
dan orpiment (As2S3). Realgar (As4S3), dan orpiment (As2S3) biasanya
menurunkan bentuk dari arsen itu sendiri. Kondisi natural lainnya yakni
loellingite (FeAs2), safforlite (CoAs), nicolite (NiAs), rammelsbergit
(NiAs2), arsenopyrite (FeAsS), kobaltite (CoAsS), enargite (Cu3AsS4),
gerdsorfite (NiAsS), glaucodot ((Co,Fe)AsS), dan elemen arsen (Greenwood
dan Earnshaw, 1989).
Kondisi As di Alam. Dalam lingkungan perairan, kondisi dalam
tekanan oksidasi arsen membentuk pentavalent arsenat (As(V)), dimana dalam
kondisi sebaliknya saat tereduksi membentuk trivalent arsenit (As(III)), dan
mobilitas serta penyerapan oleh sedimen, tanah lempung, dan mineral tanah
bergantung pada bentuk arsennya. Dalam kondisi anoksik, aktivitas mikrobial
dapat membentuk arsen dalam metilat, yang mana berbentuk padat dan
mampu masuk ke lapisan atmosfer (Nriagu et al., 2007).
 Dampak Pencemaran
Arsenik memang dikenal karsinogen atau dapat menyebabkan kanker.
Orang yang terlalu banyak terkena zat arsen dari konsumsi air minum disebut
arsenikosis. Korban dari arsenikosis ini tidak akan berdampak dalam waktu
dekat, namun dampaknya baru terlihat setelah dalam jangka waktu yang lama
(long-term). Berbagai dampak diantaranya pigmentasi kulit, gangren, dan
keratosis, itu pun baru terlihat minimal 5 tahun terkena arsenik yang
terakumulasi. Karena keracunan arsen ini tidak langsung dapat dilihat, maka
tindakan yang paling mungkin adalah tindakan pencegahan (Paul, 2004).

STIKes FALETEHAN SERANG


14

5. Tragedi Chernobyl
Tragedi Chernobyl terjadi pada 26 April 1986 di kota Pripyat, Ukraina.
Tragedi ini menjadi tragedi nuklir terbesar di dunia saat Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl meledak. Ledakan tersebut melepaskan partikel
radioaktif dalam jumlah besar ke atmosfer bumi yang kemudian menyebar ke
wilayah sepanjang perbatasan Ukraina, Rusia, Belarusia, dan sejumlah negara di
Eropa Utara.

Gambar 1.9
Kota hantu Pripyat setelah tragedi Chernobyl (Sumber: konsciouskloud.com)

Tragedi Chernobyl merupakan insiden nuklir terburuk di dunia dinilai dari hal
kerugian finansial dan juga korban jiwa. Ledakan reaktor nuklir Chernobyl
menewaskan 32 orang dan puluhan lainnya menderita luka radiasi dalam beberapa
hari pertama bencana terjadi.

"Bencana Chernobyl", kecelakaan reaktor nuklir Chernobyl, atau hanya


"Chernobyl", adalah kecelakaan reaktor nuklir terburuk dalam sejarah. Pada
tanggal 26 April 1986 pukul 01:23:40 pagi (UTC+3), reaktor nomor empat
di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl yang terletak di Uni Soviet di

STIKes FALETEHAN SERANG


15

dekat Pripyat di Ukraina meledak. Akibatnya, isotop radioaktif dalam jumlah besar
tersebar ke atmosfer di seluruh kawasan Uni Soviet bagian barat dan Eropa. Bencana
nuklir ini dianggap sebagai kecelakaan nuklir terburuk sepanjang sejarah, dan
merupakan satu dari dua kecelakaan yang digolongkan dalam level 7 pada Skala
Kejadian Nuklir Internasional (kecelakaan yang lainnya adalah Bencana nuklir
Fukushima Daiichi).[1] Jumlah pekerja yang dilibatkan untuk menanggulangi bencana
ini sekitar 500.000 orang, dan menghabiskan dana sebesar 18 miliar rubel dan
mempengaruhi ekonomi Uni Soviet.[2] Ribuan penduduk terpaksa diungsikan dari
kota ini.

Sisa-sisa dari gedung reaktor No.4 ditutupi sebuah sarkofagus besar


(pelindung radiasi) pada bulan Desember 1986, ketika bahan yang berada dalam
reaktor telah memasuki fasa shut-down; pelindung ini dibuat secepat mungkin
sebagai occupational safety untuk pekerja reaktor lainnya di pembangkit listrik
tersebut.[3][4]

Bencana ini memicu peningkatan keamanan pada semua reaktor Soviet


sisanya di RBMK (Chernobyl No.4), dimana 11 diantaranya terus menyediakan
listrik hingga tahun 2013.[5][6]

Bencana dimulai ketika sedang dilakukan pengujian sistem tanggal 26 April


1986 di reaktor nomor 4 pembangkit Chernobyl yang letaknya dekat Pripyat dan
dekat dengan perbatasan administratif dengan Belarus dan Sungai Dnieper.
Kemudian terjadi lonjakan energi secara tiba-tiba dan tak diduga, dan ketika sedang
mencoba mematikan darurat, terjadi lonjakan daya sangat tinggi yang
menyebabkan tangki reaktor pecah diikuti serangkaian ledakan uap. Kejadian ini
melepaskan moderator neutron grafit di reaktor ke udara, sehingga
menyala.[7][diskusikan] Kebakaran yang dihasilkan berlangsung seminggu penuh dan
melepaskan debu partikel radioaktif ke atmosfer secara meluas, termasuk Pripyat.
Debu kemudian tersebar ke kawasan Uni Soviet bagian barat dan Eropa. Menurut
data resmi pasca-Soviet,[8][9] sekitar 60% debu jatuh di Belarus.

STIKes FALETEHAN SERANG


16

36 jam setelah insiden ini, otoritas Soviet memberlakukan zona eksklusi 10-
kilometer yang menyebabkan evakuasi cepat 49.000 orang beserta hewan mereka,
terutama dari pusat populasi terbesar dekat reaktor, kota Pripyat.[10] Meskipun tidak
dikomunikasikan saat itu, evakuasi langsung setelah insiden tidak disarankan karena
jalanan keluar kota dipenuhi dengan debu yang berisi partikel nuklir didalamnya,
kotanya sendiri cukup aman karena diuntungkan oleh arah angin, sehingga penduduk
disarankan untuk berdiam di rumah sebelum dievakuasi sebelum arah angin
berubah.[10]

Karena debu terus menerus dihasilkan, zona evakuasi diperbesar dari 10


menjadi 30 km sekitar seminggu setelah insiden, mengakibatkan 68.000 penduduk
lagi harus dievakuasi, termasuk dari kota Chernobyl sendiri.[10] Survei dan deteksi
dari zona terisolasi menyebutkan bahwa total ada sekitar 135.000 orang pengungsi
"jangka panjang".[10] Jumlah ini naik hampir 3 kali lipat menjadi 350.000 orang pada
dekade setelahnya, 1986-2000.[11][12]

Rusia, Ukraina, dan Belarusia terbebani dengan dekontaminasi terus menerus


dan biaya kompensasi bulanan[13][14][15] akibat bencana Chernobyl.

Bencana ini meningkatkan perhatian mengenai reaktor fisi di seluruh dunia


dan ratusan proposal reaktor, termasuk diantaranya yang sedang dibangun di
Chernobyl (No.5 dan 6) akhirnya dibatalkan.

Insiden ini juga meningkatkan perhatian mengenai budaya keamanan di


industri tenaga nuklir Soviet, menurunkan pertumbuhan industri dan memaksa
pemerintah untuk lebih terbuka mengenai prosedurnya.[16][notes 1]
Pemerintah yang
berusaha menutup-nutupi bencana ini menjadi "katalis" "catalyst" for glasnost, yang
"memuluskan jalan bagi reformasi yang berakhir pada kolapsnya Soviet".[17]

STIKes FALETEHAN SERANG

Anda mungkin juga menyukai