Anda di halaman 1dari 12

Obat Cacing / Antelmentik

bat-obat antelmintik digunakan untuk membasmi (mengeradikasi) atau mengurangi jumlah


parasit-parasit cacing (helminth) dalam saluran atau jaringan intestinal dalam tubuh. Sebagian
besar antelmintik yang digunakan saat ini aktif terhadap parasit-parasit tertentu dan sebagian
bersifat toksik. Oleh karenanya, parasit harus terlebih dahulu diidentifikasi sebelum pengobatan
dimulai, umumnya dengan jalan menemukan parasit, telur, atau larva dalam kotoran, urine,
darah, air liur, atau jaringan-jaringan tubuh inang (pasien). (Katzung, 2004)

Berbagai jenis obat cacing yang telah dikenal seperti Albendazol, Pirantel Pamoate, Mebendazol,
Thiabendazol, dan lain-lain. Pada prinsipnya obat cacing yang baik adalah obat yang dapat
bekerja terhadap berbagai stadium cacing (yaitu telur, larva, dan dewasa), mempunyai efikasi
yang baik untuk semua jenis nematoda usus dan efek samping minimal. Obat-obat oral harus
diminum dengan air pada saat sedang atau sesudah makan dalam keadaan perut kosong, kecuali
jika diindikasikan lain. Dalam tindak lanjut pasca pengobatan untuk infeksi-infeksi nematoda
usus, feses harus diperiksa ulang sekitar dua minggu setelah berakhirnya pengobatan.
(Kementerian Kesehatan RI, 2006)

Albendazole

Albendazole, suatu antelmintik oral berspektrum luas, merupakan obat pilihan dan telah diakui di
Amerika Serikat untuk pengobatan penyakit hydatid dan cysticercosis. Obat ini juga merupakan
obat utama untuk pengobatan infeksi Pinworm, Ascariasis, Trichuriasis, Strongyloidiasis, dan
infeksi-infeksi yang disebabkan oleh kedua spesies cacing tambang (hookworm). Namun,
Albendazole tidak dikategorikan untuk kondisi-kondisi ini. (Katzung, 2004)

 Kerja Antelmintik dan Efek farmakologis

Albendazole dan metabolitnya, Albendazole Sulfoxide, diperkirakan bekerja dengan jalan


menghambat sintesis mikrotubulus dalam nematoda, dan dengan demikian mengurangi ambilan
glukosa secara irreversibel. Akibatnya, parasit-parasit usus dilumpuhkan atau mati perlahan-
lahan. Pembersihan mereka dari saluran cerna belum dapat menyeluruh hingga beberapa hari
setelah pengobatan. Obat ini juga memiliki efek larvicid (membunuh larva) pada penyakit
hydatid, cysticercosis, ascariasis, dan infeksi cacing tambang serta efek ovocid (membunuh
telur) pada ascariasis, ancylostomiasis, dan trichuriasis. (Katzung, 2004).

Albendazole tidak mempunyai efek farmako


veterinergustiar
wisata ilmu veteriner

helminthiasis
Posted by rendra gustiar in Uncategorized May 30, 2011

Pendahuluan

Berasal dari kata Yunani “helmins,” yang berarti “cacing,” merupakan istilah kategoris yang luas
mengacu pada berbagai jenis parasit cacing yangbanyak terdapat dalam tubuh. Infeksi cacing
merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan menjangkiti lebih dari 2 miliar
manusia di seluruh dunia. Pada umumnya cacing jarang menimbulkan penyakit serius, tetapi
dapat menyebabkan gangguan kesehatan kronis yang merupakan suatu faktor ekonomis yang
sangat penting. Infeksinya pun dapat terjadi simultan oleh beberapa jenis cacing sekaligus.
Diperkirakan bahwa lebih dari 60% anak-anak di Indonesia menderita suatu infeksi cacing.
Parasit cacing ini mendapatkan makanan dari host, sehingga cacing pada host tersebut akan
menyebabkan penyakit dan sakit. Cacing-cacing ini terus makan dari lingkungan mereka. Lain
halnya dengan parasit seperti kutu-kutu yang tinggal di luar hostnya, cacing diklasifikasikan
sebagai parasit eukariotik karena mereka hidup di dalam tubuh host.

Banyak infeksi cacing yang terjadi di negara berkembang dan Negara miskin
dikarenakan kondisi sanitasi yang kurang baik, dan kelembaban lingkungan yang rendah.
Cacing dapat hidup pada manusia dan hewan dan biasanya ditularkan melalui makanan atau air
yang terkontaminasi oleh kotoran, tangan yang tidak bersih atau kontak dengan benda yang
terkontaminasi. Infeksi cacing yang biasanya kita temukan pada ternak dapat ditransfer dari
hewan ke manusia yang disebut zoonosis dan kemudian dapat menyebabkan peningkatan
prevalensi di manusia. Ada beberapa infeksi cacing yang mengakibatkan kematian, tapi
kebanyakan dari infeksi tersebut hanya menyebabkan gangguan fisik yang parah.

Helmints hidup dalam saluran usus, di mana enzim pencernaan dapat melarutkan kulit telur dan
melepaskan cacing. Selanjutnya cacing mulai berkembang biak dan menghasilkan telur lebih
banyak lagi dang akhirnya menetas dan melanjutkan siklus. Meskipun enzim pencernaan
melarutkan kulit telur, enzim tersebut tidak merugikan cacing dewasa, yang dilindungi oleh
lapisan keratin di luar tubuh cacing. Cacing memiliki struktur tubuh multiseluler dengan sistem
organ. Besar kemungkinan obat-obat tertentu dapat menghambat proses-proses pada tubuh, yang
pada gilirannya membunuh cacing dan mencegah reproduksi.

Penularan

Infeksi cacing umumnya terjadi melalui :

1. Mulut
2. Luka di kulit
3. Telur atau larvanya yang ada di mana-mana di atas tanah (Telur cacing keluar dari perut
manusia bersama feses, jika limbah ini dialirkan ke lingkungan maka akan membuat penyebaran
yang lebih luas.Contohnya jika tersebar di sungai, maka telur cacing akan mengkontaminasi “ air
sungai, makanan, angin”).

Diagnosis : Pemeriksaan mikroskopis dari telur atau larvanya dalam tinja, urin, darah dan
jaringan. Penentuan ini adalah penting sekali karena daya kerja obat cacing kebanyakan
tergantung dari jenis parasitnya.
Pencegahan
Tindakan umum yang perlu dilakukan adalah mentaati aturan higiene dengan tegas dan
konsekuen, terutama pada anak-anak. Misalnya pencegahan yang dilakukan :

1. Cucilah tangan dengan sabun sebelum dan sesudah bangun tidur, setelah buang air besar dan
sebelum makan dan memotong kuku tangan serta jangan menggigit kuku.
2. Kenakan alas kaki.
3. Tidak jajan di sembarang tempat, apalagi jajanan yang terbuka
4. Cucilah sayur dan buah-buahan terlebih dahulu sebelum dimakan dengan air mengalir atau
mencelupkannya beberapa detik ke dalam air mendidih dan daging harus dimasak sampai
matah betul sebelum dimakan.
5. Pakaian dan kamar: berikan anak-anak celana dalam yang ketat untuk menghindari kontak
antara jari dan dubur, kamar tidur secara teratur dibersihkan.
6. Pada saat bersamaan, anak-anak yang menderita cacingan harus segera diobati. Namun, meski
semua anak sudah minum obat cacing, tak berarti masalah cacingan akan selesai saat itu juga
7. Jangan memakan sesuatu yang telah jatuh di tanah tanpa mencucinya terlebih dahulu dengan
bersih.
Dengan demikian infeksi melalui mulut yang paling sering terjadi, dapat dihindarkan. Dalam
pemberantasan infeksi cacing perlu diambil tindakan higiene umum yang mencakup perbaikan
perumahan, lingkungan hidup dan socialekonomi.

JenisCacing
Cacing yang merupakan parasit manusia dapat dibagi dalam 2 kelompok, yakni:

 Plathelminthes (flatworms). Ciri-ciri : bentuk pipih dan tidak memiliki rongga tubuh.

1. Cacing pita (Cestoda) : Taenia, Echinococcus, Hymenolepsis, dll. Echinococcus memiliki tuan
rumah tetap (anjing)
2. Cacing pipih (Trematoda) : Schistosoma, Fasciola, dll. Schistosoma ditulari oleh bentuk aktifnya
(cercariae). Fasciola (cacing hati) khusus terdapat pada domba dan menimbulkan antara lain
pembesaran hati, jarang sekali menulari manusia.

 Nematoda (Roundworm) : Oxyuris (cacing kermi), Ascaris (cacing gelang), Ancylostoma (cacing
tambang), Strongyloides & Trichuris (cacing cambuk). Infeksi dapat terjadi melalui telur, larva
atau cacingnya sendiri, melalui mulut atau melalui kulit.

Adapun Jenis-jenis cacing yang menyerang manusia adalah :

1. Cacing Kremi, Penyebaran cacing kremi lebih banyak terjadi pada daerah hawa dingin. Cacing
kremi betina berukuran 8-13 mm x 0.44 mm dengan ekor panjang dan runcing sedang cacing
kremi jantan berukuran 2-5 mm dengan ekor melingkar. Daur hidup cacing berrkisar antara 2
minggu sampai 2 bulan. Penularan cacing kremi dipengaruhi oleh debu dan penularan dari
mulut ke tangan. Penyakit akibat cacing kremi dikenal dengan Enterobiasis. Akibatnya timbul
peradangan di sekitar dubur dan pada anak perempuan terjadi peradangan divagina.
Pengenalan yaitu melalui pemeriksaan kulit sekitar dubur.
2. Cacing Gelang, Cacing gelang mirip dengan cacing tanahpanjang 10-30 cm, hidup dironggo usus
halus. Cacing ini hinggap di anjing, telur dikeluarkan dengan tinja dapat tertular anak-anak bila
main di tanahdan dapat termakan oleh manusia melalui makanan yang terkontamonasi. Telur
ini akan menetas di usus, kemudian berkembang menjadi larva menembus dinding usus lalu
masuk ke dalam paru-paru. Setelah dewasa cacing gelang akan mendiami usus manusia dan
menyerang makanan disana sehingga menyebabkan seseorang menderita kurang gizi karena
makanan yang masuk diserap oleh cacing gelang. Selain itu mengakibatkan penyumbatan usus
dan peradangan umbai usus buntu atau pankreas. Pengenalannya yaitu melalui pemeriksaan
tinja, dimana cacing dan telur telurnya kentara dengan nyata.
3. Cacing Cambuk, Bentuk seperti cambuk, panjang 3-5 cm. Infeksi terjadi melalui telur dalam air
dan makanan. Penyebaran terjadi apabila cacing cambuk tertelan telurnya. Pada anak-anak
cacing cambuk dapat ditemukan di seluruh per4mukaan usus besar dan rektum.Gejala yang
dapat terjadi pada penyakit ini adalah anemia. Akibatnya pada anak-anak mengakibatkan
radang umbai usus buntu akut atau radang selaput. Dalam tinja tidak terdapat cacing, hanya
telurnya yang dapat dikenali dengan mikroskop.
4. Cacing Tambang, Panjang cacing ini antara 6-12 mm. Memiliki 4 gigi yang mirip, 90% infeksi ini
diakibatkan oleh N. Americanus. Telur cacing tambang keluar bersamaan dengan feces, dalam
waktu 1 1,5 hari telur akan menetas menjadi larva yang disebut larva rhabditiform. Tiga hari
kemudian larva berubah menjadi larva filariform dimana larva ini dapat menembus kulit kaki
dan masuk ke dalam tubuh manusia. Di tubuh manusia, cacing tambang bergerak mengikuti
aliran darah, jantung, paru-paru, tenggorokan, kemudiaan tertelan dan masuk ke dalam usus.
Didalam usus, larva menjadi cacing dewasa yang siap menghisap darah sehingga berbahaya
karena dapat menyebabkan anemia pada manusia. Gejalanya adalah gatal-gatal di kaki dan
batuk dengan peningkatan suhu.
5. Cacing Benang, Infeksi Cacing Cacing ini hidup di tanah, infeksi terjadi melalui larva yang
menembus kaki. Gejalanya adalah gatal-gatal hebat di daerah dubur dan radang kulit.
Pengenalan yaitu infeksi cacing benang dapat dikenali dan larva-larva tinja yang tidak
mengandung telurnya. Pengenalannya dapat dikenali dari larvanyha dalam tinja, yang tidak
mengandung telurnya.
6. Cacing Pita, Cacing ini panjangnya 60 cm pada T. Solium dan 2 m pada T. Saginata terdapat pada
hati sapi. Akibatnya berbahaya menembus dinding usus, peredaran darah dan ke organ-organ
lain misalnya otak, hati dan paru. Penularannya terjadi karena makan daging yang belum
dimasak cukup lama dan masih mengandung telur cacing. Setelah menetas, larva tumbuh
menjadi cacing di dalam rongga usus. Pengenalannya dapat dikenali dari telur dan ruasnya
(panjang 3 cm, lebar 1 cm) yang terdapat dalam tinja.

Perkembangbiakan
Komunitas cacing di perut gampang meluas. Sebagai gambaran, seekor cacing gelang betina
dewasa bisa menghasilkan 200.000 telur setiap hari. Jika di dalam perut terdapat lima ekor saja,
mereka sanggup memproduksi satu juta telur dalam sehari. Ukuran telurnya hanya dalam satuan
mikron (1 mikron sama dengan seperseribu milimeter). Saking kecilnya, telur-telur itu hanya
bisa dilihat dengan mikroskop.

Jenis Penyakit Cacing

 Ascariasis : Mebendazol, Pirantel, Albendazol, Piperazin. Ascaris lumbricoides (cacing gelang)


panjangnya 10-15 cm dan biasanya bermukim dalam usus halus. Penularan terjadi melalui
makanan yang terinfeksi oleh telur dan larvanya yang berkembang dalam usus halus. Larva ini
menembus dinding usus halus, melalui hati kemudian ke paru-paru. Setelah mencapai
tenggorokan, lalu larva ditelan dan berkembangbiak menjadi cacing dewasa di usus halus.
Terapinya : Mebendazol, Albendazol dan Pirantel merupakan obat pilihan pertama. Kur
seringkali harus diulang dengan kur kedua, karena tidak semua cacing atau telurnya dapat
dimusnahkan.
 Oxyuriasis : Mebendazol, Pirantel, Albendazol, Piperazin. Enterobius vermicularis (dahulu
disebut oxyuris) atau cacing kermi yang biasanya terdapat dalam coecum, menimbulkan gatal-
gatal di sekitar dubur dan kejang-kejang hebat pada anak-anak. Adakalanya infeksi ini
mengakibatkan radang umbai usus buntu akut (appendicitis). Penularan pada anak kecil sering
kali terjadi dengan jalan auto-reinfeksi, yakni melalui telur yang melekat pada jari-jari sewaktu
menggaruk daerah dubur, yang dirasakan sangat gatal dan dengan demikian memungkinkan
terjadi infeksi sekunder. Penyebabnya adalah cacing betina yang panjangnya 8-13 mm, yang di
antara jam 8-9 malam keluar dari dubur untuk bertelur di kulit sekitar dubur. Infeksi cacing
kermi adalah infeksi cacing yang satu-satunya penularannya berlangsung dari orang ke orang,
sehingga semua anggota keluarga harus serentak diobati pula, walaupun mereka tidak
menunjukkan gejala apapun. Penyebabnya ialah cacing betina baru meletakkan telurnya antara
3-6 minggu setelah infeksi.Terapi : Mebendazol, Albendazol, dan Pirantel tidak mematikan
telurnya sehingga setelah 2 minggu cacing yang menetas harus dimatikan oleh kur kedua.
Piperazin adalah obat pilihan kedua.
 Taeniasis : Praziquantel, Niklosamida. Cacing pita yang paling umum terdapat adalah Taenia
solium, T. Saginata yang banyak terdapat pada babi/ sapi, juga ikan. Penularannya terjadi karena
memakan daging yang dimasak belum cukup lama dan masih mengandung larva. Taenia sulit
sekali dibasmi, karena kepalannya (scolenya) yang relatif kecil dibenamkan ke dalam selaput
lendir usus hingga tidak terkenan obat. Bagian-bagian cacing (segmen) yang berkontak dengan
obat dan telah dimatikan, dilepaskan dari scolex yang kemudian membuat segmen-segmen baru
(regenerasi). Segmen dan telurnya dapat dikenali dalam tinja, tetapi scolexnya biasanya sudah
dicernakan oleh getah usus.Terapi : Obat pilihan pertama yaitu Niklosamida dan Praziquantel.
 Ancylostomiasis : Mebendazol, Albendazol. Ada 2 jenis cacing Tambang yakni Necator
americanis yang terutama terdapat di Amerika dan Ancylostoma duodenale yang terdapat di
daerah tropis/subtropis dan panjangnya kira-kira 10 mm. Penularannya terjadi oleh larva yang
memasuki kulit yang terluka pada kaki dan menimbulkan reaksi lokal. Setelah memasuki vena,
larva menuju paru-paru dan bronchi akhirnya ke saluran cerna. Cacing tambang juga mengaitkan
diri pada mukosa usus dan menghisap darah tuan rumah hingga terjadi anemia yang cukup
serius. Pengobatannya diarahkan pada 2 tujuan, yakni memperbaiki gambaran darah (makanan
yang bergizi dan senyawa besi) dan memberantas cacing. Mebendazol dan Pirantel merupakan
obat cacing pilihan pertama yang sekaligus juga dapat membasmi cacing gelang bila terjadi
infeksi campuran.
 Strongyloidiasis : tiabendazol, Ivermectin, Albendazol. Strongyloides stercooralis (cacing benang)
terdapat di daerah tropis dan subtropis. Penularannya lewat larva yang berbentuk benang yang
menembus kulit. Larva ini dapat dikenali dalam tinja, yang tidak mengandung telurnya.
Berhubung terjadi auto-reinfeksi, maka cacing dapat bertahan puluhan tahun lamanya di
mukosa bagian atas usus halus. Di tempat ini, cacing menimbulkan reaksi radang dan kerusakan.
Gejalanya yang khas adalah gatal-gatal hebat (urticaria) di bagian pantat, yang bersifat
sementara, juga gangguan perut dan iritasi saluran napas (batuk) akibat migrasi cacing.
Pengobatan : Tiabendazol dan Ivermectin merupakan obat pilihan pertama terhadap cacing
benang. Albendazol juga efektif.
 Trichiuriasis : Mebendazol, Pirantel, Albendazol.Trichiuris trichiura (cacing cambuk) umumnya
terdapat di negara beriklim panas dan lembab. Terdapat dalam coecum (usus buntu) dan
berdiam di mukosa ileum dan colon, dengan menimbulkan kerusakan dan peradangan. Telurnya
dikeluarkan dalam tinja dan digunakan untuk diagnosis. Telur dapat berkembang di tanah.
Penularannya terjadi melalui makanan dan air yang terinfeksi. Gejalanya pada anak kecil dapat
mengakibatkan appendicitis akut. Akibat kehilangan darah dapat juga terjadi anemia.
Pengobatan dilakukan secara efektif dengan Mebendazol, Pirantel, dan Albendazol.
 Filariasis : Dietilkarbamazin (DEC) dan Hetrazan. Wucheria bancrofti (cacing filaria) merupakan
nematoda dari famili Filaria, yang menimbulkan penyakit tropis elephantiasis (kaki gajah).
Radang pembuluh limfa disusul dengan penyumbatan oleh cacing dewasa (panjangnya 8-10 cm).
Akibatnya ialah hipertrofi dari jaringan sel terutama di bagian kaki yang dapat membesar sampai
diameter 30 cm. Penularannya ke manusia terjadi melalui nyamuk Culex fatigans, yang
menyengat pada waktu malam. Pengobatan : Dietilkarbamazin terutama bila diberikan pada
waktu dini, kadangkala diperlukan pembedahan untuk memperbaiki drainage getah bening dan
membuang jaringan yang berlebihan.
 Schistosomiasis : Praziquantel. Schistosoma haematobium (cacing pipih) yang tidak bersegmen
dan cacing ini adalah penyebab penyakit schistosomiasis yang ditularkan melalui sejenis keong
pembawa larvanya. Setelah berkembang, parasit ini menembus kulit manusia dan memasuki
peredaran darah. Penularannya terjadi oleh cercariae, bentuk khas yang dilepaskan ke dalam air
oleh tuan rumah antaranya (keong) yang kemudian menembus kulit atau selaput lendir
manusia. Siklus seksualnya terjadi di dalam manusia dengan pembentukkan banyak telur yang
dikeluarkan melalui tinja atau urin. Di dalam air, larva keluar dari telur dan menulari keong,
dimana diproduksi puluhan ribu cercariae. Terapi : Obat pilihan pertama adalah Praziquantel
terhadap semua jenis schistosomiasis yang menyerang manusia.

Infeksi cacing dapat menyerang siapa saja, anak-anak di negara berkembang adalah yang paling
berisiko untuk infeksi cacing. Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan 35 persen untuk tingkat
infeksi cacing gelang, yang merupakan cacing parasit yang paling umum dijumpai. Hal ini dapat
menyebabkan hambatan belajar di sekolah karena kekurangan gizi yang tinggi dan muncul
gejala anemia. Adanya infeksi cacing dalam tubuh menimbulkan reaksi sistem kekebalan tubuh
dan memaksa tubuh untuk bekerja keras dari biasanya untuk melindungi tubuh dari racun yang
dikeluarkan oleh parasit cacing yang menghaslkan racun. Racun yang dilepaskan ke dalam aliran
darah dapat menyebabkan peningkatan risiko infeksi.

Meskipun cacing dapat menyebabkan infeksi serius, beberapa ilmuwan sedang mempelajari
penggunaan cacingan untuk menghilangkan dan mengobati penyakit iritasi usus besar. Namun,
pemberantasan cacing di negara berkembang, khususnya pada anak-anak, tetap menjadi tugas
penting bagi organisasi kesehatan di seluruh dunia.

Cacing diklasifikasikan sebagai parasit. Parasit adalah organisme penyebab penyakit yang hidup
pada atau dalam manusia atau hewan lain dan berasal makanan dari inangnya. Kutu adalah
contoh parasit yang hidup di manusia, bakteri dan virus adalah contoh parasit yang hidup baik
pada manusia,dan cacing adalah contoh parasit yang hidup pada manusia.

Telur cacing mencemari makanan, air, udara, kotoran, hewan peliharaan dan binatang liar, dan
objek seperti kursi toilet dan pegangan pintu. Telur memasuki tubuh manusia melalui mulut,
hidung dan anus. Begitu berada di dalam tubuh, telur cacing biasanya bertahan sampai menetas
di usus, tumbuh dan berkembang biak. kadang-kadang dapat dijumpai pada bagian-bagian tubuh
lainnya.
Diagnosis penyakit cacing pada manusia biasanya membutuhkan riwayat medis dan pemeriksaan
fisik, analisis laboratorium dan tes lain yang relevan. Pengobatan dalam banyak kasus
melibatkan penggunaan obat anti-cacing yang sangat efektif dikenal sebagai vermifuges untuk
membunuh cacing.

Pencegahan penyakit cacing biasanya yan paling difokuskan adalah sanitasi dan hygiene
personal dengan cara sering mencuci tangan, membersihkan kamar mandi dan dapur, dan
memasak makanan yang diduga tercemar cacing terutama daging sapi, daging babi, sosis dan
daging beruang. persediaan air harus terklorinasi.

Jenis cacing parasit

cacing memliki istilah yang luas dan mencakup beberapa parasit cacing, Jenis cacing berikut ini
adalah secara umum sama dalam bentuk, namun dapat menyebabkan berbagai penyakit dan
diperlakukan dengan obat-obatan yang berbeda.

1. Roundworm
Roundworm biasanya berada di usus kecil dan memasuki tubuh melalui kontak dengan
makanan atau air yang tercemar, tanganyang tidak dicuci bersih, dan juga kontak
dengan benda-benda yang terkontaminasi. Gejala klinis yang muncul adalah kelelahan,
nafsu makan yang buruk, sakit perut, dan diare.. Pengobatan biasanya menghilangkan
telur parasit dalam waktu satu minggu , tetapi jika tidak dirawat dalam waktu yang tepat
akan menyebabkan anemia.
2. Pinworm (Keremi)
Telur keremi memasuki tubuh dengan menghirup udara yang terkontaminasi oleh telur
cacing melalui hidung atau mulut atau dengan menyentuh mulut dengan jari-jari yang
terkontaminasi. Telur juga dapat masuk melalui vagina atau anus. Gejala klinis yang
timbul gatal anus (atau gatal vagina tergantung pada titik entry), ketidaknyamanan
perut, dan kulit pucat. Pengobatan menghilangkan telur dalam beberapa hari tanpa
komplikasi serius.
3. Trichina spiralis
Trichina spiralis terdapat di usus dan memasuki tubuh melalui daging babi mentah atau
kurang matang atau sosis. Setelah di dalam usus, telur akan menetas, tumbuh, dan
pindah ke bagian lain dari tubuh melalui aliran darah dan kelenjar getah bening.
Gejalanya meliputi diare, kram perut, dan muntah dan dapat menyebabkan demam
tinggi dan nyeri otot. Jika tidak diobati, trichina spiralis dapat menyebabkan Trichinosis,
suatu penyakit yang dapat mengakibatkan masalah jantung dan otot. Antihelmint
seperti thiabendazole bisa menyembuhkan Trichinosis, namun pemulihan dapat
berlangsung hingga beberapa bulan.
4. Tapeworm (Cacing pita)
Cacing pita terdapat di usus dan masuk ke tubuh melalui makan daging sapi mentah
atau kurang matang. Meskipun gejala tidak muncul dengan jelas, beberapa orang
mungkin mengalami sakit perut dan kelelahan. Pengobatan dengan dosis single dose
dari obat antihelminth ( niklosamid) biasanya menghilangkan semua gejala dalam
beberapa hari.
5. Flukes
Flukes terdapat di kandung kemih, usus, rektum, hati, limpa, paru-paru, atau pembuluh
darah. Flukes memasuki tubuh dengan menembus kulit, biasanya sambil berenang atau
mandi di air yang kebetulan yang dipenuhi oleh flukes. Banyak orang tidak
menampakkan gejala klinis, tetapi dapat menyebabkan ruam, gatal, nyeri otot, dan
demam. Flukes alami keluar dari tubuh, namun manusia dapat kembali mencemari
daerah oleh buang air kecil atau buang air besar di sumber air. Beberapa infeksi dapat
menyebabkan kerusakan pada kandung kemih, hati, dan usus.

Gejala Klinis infeksi cacing

 Gatal-gatal pada dubur atau kaki, diare, sembelit, nyeri perut dan penyumbatan usus halus dan
saluran pankreas.

 Perut buncit, kelalahan yang sangat, nafsu makan berkurang, kejang-kejang, mual dan muntah.

 Berat badan berkurang, muka pucat dan kurang darah atau anemia

Gejala atau keluhan dapat disebabkan oleh efek toksis dari produk pertukaran zat cacing,
penyumbatan usus halus dan saluran empedu (obstruksi) atau penarikan zat gizi yang penting
bagi tubuh. Seringkali gejala tidak begitu nyata dan hanya berupa gangguan lambung usus,
seperti mual, muntah, mulas, kejang-kejang dan diare berkala dengan hilangnya nafsu makan
(anoreksia). Gejala yang paling umum dari infeksi cacing adalah diare (insting pertama tubuh
dalam membersihkan diri dari organisme parasit), napas bau busuk, sakit kepala, mual, sakit
perut, dan gatal-gatal. Sembelit, gas, dan kembung Sebagian besar cacing menunjukkan gejala
melalui reaksi fisik, tapi kadang-kadang diekskresikan dan dapat terlihat dalam tinja. Gejala ini
kurang terlihat di Amerika Serikat atau di negara-negara maju.

Cacing pada anak-anak sulit untuk dideteksi pada anak-anak, khususnya mereka yang
terlalu muda. Oleh karena itu, penting untuk mencatat setiap lepuh yang muncul di mulut atau
bibir, pilek, kegelisahan, atau ketidakmampuan untuk tidur. Juga perhatikan setiap hiperaktif
normal, mengompol, mata berkedut, atau perdarahan hidung. Gejala-gejala tersebut
mungkin infeksi cacing dan harus mengunjungi dokter.

Gejala yang mungkin terjadi adalah asma, anemia, dan gugup. Cacing cenderung untuk mencuri
makanan dari inangnya, menyebabkan hilangnya nutrisi penting dari tubuh inang Jika cacing
berkembang biak di tubuh, mereka dapat leach nutrisi yang cukup untuk menyebabkan
kekurangan zat besi atau kehilangan darah. Beberapa pasien mengalami reaksi alergi dalam
menanggapi mobilisasi sel. Sebuah segmen kecil herminths dapat menyebabkan runtuhnya
jaringan otot dan gangguan jantung, yang mengakibatkan kematian jika tidak dirawat.

Biasanya, dokter dan laboratorium lebih memilih untuk menguji sampel feses menggunakan
metode identifikasi telur cacing dan jenis parasit, agar dapat mendeteksi adanya cacing spesifik
dalam saluran usus.
Penyebab infeksi cacing

Ada lebih dari 100 jenis cacing yang dapat hidup di dalam sebuah host dan manusia. Kita bisa
terkontak telur cacing dalam berbagai cara: makanan, air, udara, binatang peliharaan, dan
bahkan kursi toilet. Telur cacing masuk ke tubuh manusia biasanya melalui tiga jalur transmisi:
mulut, hidung, atau anus. Meskipun dapat ditularkan melalui hubungan seksual dan melalui kulit
(melalui gigitan nyamuk atau melalui kontak langsung dengan tanah), rute tersebut adalah yang
paling umum. Begitu berada di dalam tubuh, telur biasanya menghuni usus, di mana mereka
menetas dan akhirnya berkembang biak.

Penyebab biologis infeksi cacing tergantung pada masyarakat. Sanitasi yang buruk di negara
berkembang biasanya buang air kecil dan buang air besar di tempat umum disungai dan sumber
airlainnya akan meningkatkan penularan cacing Namun, kondisi ini tidak selalu terbatas pada
negara-negara berkembang; ini lingkungan yang sama juga bisa ada di dalam bangsa yang maju
juga

Selain itu, membatasi kontak dengan binatang liar dan kotoran hewan peliharaan dapat
mengurangi kemungkinan tertular. inisiatif kebersihan di sekolah dan rumah sakit telah
dilakukan di negara-negara berkembang untuk mencegah penularan di antara anak-anak,
yang terkena dampak negatif infeksi cacing.

Pengobatan infeksi cacing. Anthelmintika atau obat cacing (Yunani = anti = lawan, helmins =
cacing) adalah obat yang dapat memusnahkan cacing dalam tubuh manusia dan hewan. Banyak
antelmintika memiliki khasiat terhadap 1 atau 2 jenis cacing. Hanya beberapa obat yang
memiliki khasiat terhadap lebih banyak jenis cacing (broad spectrum), misal : mebendazol.

Macam-Macam Obat Cacing

1. Mebendazol : tiabendazol, albendazol.

 sangat efektif terhadap cacing kremi, gelang, pita, cambuk dan tambang.
 Banyak digunakan sebagai monoterapi untuk penanganan masal terhadap penyakit cacingan,
juga pada infeksi campuran 2 atau lebih cacing. Bekerja sebagai vermicid, larvacid dan ovicid.
 Mekanisme kerja : perintangan pemasukan glukosa dan mempercepat penggunaannya
(glikogen) pada cacing.
 Dosis : Anak dan dewasa sama, pada Oxyuriasis dosis tunggal 100 mg pada waktu makan pagi.
Pada infeksi cacing gelang, tambang, benang, pita dan cambuk 2 dd 100 mg selama 3 hari, bila
perlu diulang setelah 3 minggu.

2. PIPERAZIN : Upixon

 Sangat efektif terhadap Oxyuris dan Ascaris.


 Cacing dilumpuhkan untuk kemudian dikeluarkan dari tubuh oleh gerak peristaltik usus,
berkhasiat juga sebagai laksan lemah.
 Banyak digunakan karena efektif dan murah, tetapi di banyak negara barat sejak 1984 tidak
digunakan lagi karena efek sampingnya terutama neurotoksisitas.
 Dosis : Ascaris: 75 mg/kgBB atau dosis tunggal dari 3 g selama 2 hari. Oxyuris 65 mg/kgBB atau
dosis tunggal dari 2,5 g selama 7 hari.

4. LEVAMISOL

 Efektif terhadap Ascaris, cacing tambang.


 Efek samping jarang terjadi, yaitu reaksi alergi (rash), granulocytopenia dan kelainan darah
lainnya

5. NIKLOSAMIDA : Yomesan

 Sangat efektif terhadap cacing pita manusia/hewan


 Mekanisme : peningkatan kepekaan cacing terhadap enzim protease sehingga cacing lebih
mudah dicerna.
 Efek samping hampir tidak ada, tetapi obat ini bersifat sangat toksis, penggunaannya harus hati-
hati pada gangguan yang meningkatkan resorpsi (colitis dan luka di usus).

Pengobatan cacing biasanya melibatkan penggunaan obat anti-helminth yang disebut vermifuges
atau vermicides yang membunuh cacing yang bersarang di dalam tubuh. Obat ini baik
membunuh cacing (vermicide), atau setrum cacing (vermifuge), akhirnya menyebabkan
kematian. Ada beberapa anthelmintics yang ada secara alami, seperti tembakau, wormwood,
cengkeh, dan kamboja. Meskipun ada lebih dari 20 spesies yang berbeda dari cacing, hanya
terdapat 5 obat ditujukan untuk mengobati cacing, 5 obat terbukti efektif dalam infeksi cacing.
obat anthelmintik tertentu lebih baik dalam menyembuhkan beberapa jenis infeksi parasit..
Sebagai contoh, Albendazole lebih efektif daripada mengobati cacing tambang, mebendazol dan
derivatnya atau pamoate pyrantel. infeksi parasit lain, seperti T trichiura, perlu anthelmintics
tambahan, sebagai obat saat ini tidak efektif dalam memberikan obat yang memadai.

Beberapa ilmuwan prihatin tentang perlawanan terhadap anthelmintics, terutama di negara


berkembang di mana orang yang berulang kali terinfeksi dengan cacing dan menerima beberapa
dosis obat sehingga cacing dapat membangun gen resistensi dan menyebarkannya ke telur baru,
membuat obat yang ada tidak efektif lagi dalam menghilangkan parasit. Dokter biasanya
mendefinisikan resistensi sebagai penurunan kurang dari 95% dari telur dalam contoh tinja atau
tes tinja.

Anda mungkin juga menyukai