Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan ilmu dan teknologi adalah hal yang tidak bisa dihindari dalam
kehidupan ini. Setiap inovasi yang diciptakan bertujuan untuk memberikan
manfaat positif bagi kehidupan manusia dan dapat memberikan kemudahan
dalam melakukan aktivitas. Pada era globalisasi sekarang ini, kemajuan teknologi
menjadi tolak ukur kemajuan suatu negara. Oleh karena itu, tidak mengherankan
banyak negara ingin memanfaatkan, memajukan, mengembangkan, dan
menguasai teknologi. Terobosan teknologi di berbagai bidang pun telah dibuat
untuk menghasilkan barang dan jasa di beberapa sektor.
Indonesia pun telah melakukan banyak perkembangan dan terobosan baru
terkait teknologi, salah satunya adalah pengembangan untuk menggali potensi
sumberdaya kelautan Indonesia. Sumberdaya kelautan dan perikanan yang
dimiliki oleh Indonesia merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan
dan memberi manfaat yang cukup tinggi bagi masyarakat Indonesia. Sebagai
negara maritim dengan luas perairan sekitar 5.8 juta km2 dan garis pantainya
mencapai 81000 km, Indonesia belum sepenuhnya memanfaatkan potensi tersebut
(Departemen Kelautan dan Perikanan/DKP, dalam Armita, 2011). Selain itu,
kondisi fisik Indonesia juga sangat baik untuk menjadi tempat budidaya ikan.
Keadaan tersebut sangat memungkinkan Indonesia untuk menjadi pasar budidaya
laut.
Usaha budidaya laut merupakan salah satu usaha yang dapat memberikan
alternatif sumber penghasilan untuk meningkatkan pendapatan. Apabila usaha
budidaya berkembang, maka produksi dapat ditingkatkan baik jumlah maupun
mutunya. Saat ini sudah banyak balai yang dikhususkan untuk mengembangkan
budidaya ikan maupun biota laut lainnya, salah satu contohnya berada di
Situbondo dan Gondol. Tahun 2010, produksi akuakultur Indonesia mencapai 5.3
juta ton atau hanya 9.1% dari potensi produksi akuakultur Indonesia yang
mencapau 57.7 juta ton/tahun yang dimana penghasil tertinggi berasal dari
budidaya laut yang mempunyai pontensi produksi tertinggi hingga mencapai 47
juta ton/tahun (Kodir, 2015). Menurut laporan Badan Pangan PBB, pada tahun
2021 konsumsi ikan perkapita penduduk dunia akan mencapai 19.6 kg per tahun.
Meski saat ini konsumsi ikan lebih banyak dipasok oleh sektor perikanan tangkap,
namun pada tahun 2018 produksi ikan dari budidaya dapat menyalip produksi
perikanan tangkap.
Seperti pada bidang lain, teknologi di bidang budidaya ikan mengalami
perkembangan yang pesat. Budidaya ikan sebenarnya telah lama dikenal oleh
masyarakat Indonesia, namun metode yang digunakan masih bersifat tradisional.
Untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi yang cepat ini, diperlukan pula
pengembangan dan penyampaian informasi terkait bidang perikanan yang cepat.
Beberapa terobosan teknologi di bidang budidaya ikan telah banyak dibuat, salah
satunya adalah aplikasi Nelayan Pintar yang dapat memberi informasi terkait
daerah penangkapan ikan dan harga ikan di pasaran dan aplikasi AGA
Aquaculture yang dibuat oleh SOLVOX Innovation Center for Aquaculture and
Water Treatment pada tahun 2015 serta Aquafarm yang dikembangkan oleh
Bryan Wong yang dapat memberikan informasi untuk pemeriksaan oksigen
terlarut. Namun, aplikasi-aplikasi yang telah dibuat oleh pengembang
sebelumnya masih menggunakan data realtime untuk memonitoring dan
memeriksa kualitas air pada suatu sistem budidaya, tetapi belum tentu semua
pembudidaya ikan dan lokasi budidaya dapat selalu tersambung dengan internet.
Dengan memperhatikan fakta-fakta diatas, perpaduan antara teknologi dan sistem
budidaya ini diharapkan dapat membantu mata pencaharian penduduk di
Indonesia. Oleh karena itu, sistem informasi dan pemeriksaan kualitas air pada
suatu sistem budidaya yang dapat diakses secara offline diharapkan dapat dibuat
dalam penelitian ini.
1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat aplikasi sistem informasi
budidaya kerapu yang berisikan tatacara budidaya dan pemeriksaan kualitas air
secara offline yang bernama FISHiLITY yang kemudian dilakukan studi kasus di
daerah Gondol, Bali.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah mengetahui tentang kualitas air
laut yang digunakan dan berhubungan dalam proses budidaya kerapu sebagai
sumber data dalam sistem informasi yang akan dibuat.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam studi pustaka ini terdiri dari tiga bagian yaitu
BAB I Pendahuluan, BAB II Kajian Pustaka, BAB III Metodologi, BAB IV Hasil
dan Analisis, dan BAB V Kesimpulan dan Saran. BAB I berisikan tentang latar
belakang, tujuan, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan, kemudian
pada BAB II dijelaskan tentang hasil studi pustaka mengenai teori dasar dan studi
penelitian yang berhubungan dengan topik, yaitu mengenai Sistem Informasi
Kualitas Air Laut Untuk Pemanfaatan Budidaya Ikan. Pada BAB III dibahas
tentang metode dan software yang digunakan dalam penelitian dan pembuatan
aplikasi ini. Kemudian hasil aplikasi dan analisis terhadap stdi kasus yang akan
dilakukan tersaji pada BAB I. Selanjutnya pada BAB V disimpulkan hasil dan
analisis yang dapat menjawab tujuan penelitian dan saran untuk pengembangan
aplikasi ini kedepannnya.

Anda mungkin juga menyukai