Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berkembangnya jaman, transportasi di Indonesia semakin


diperlukan bagi semua kalangan. Keberadaan sebuah sarana transportasi dalam
kehidupan manusia menjadi cukup signifikan karena sebagai penunjang
kelancaran kehidupan. Salah satu jasa transportasi yang sering digunakan oleh
masyarakat saat ini adalah transportasi udara, dimana hampir seluruh orang
mengetahui bahkan menggunakan jasa penerbangan. Jasa penerbangan menjadi
pilihan utama konsumen dengan pertimbangan bisa menghemat waktu, dimana
jarak yang jauh bisa ditempuh dalam waktu yang singkat, dengan biaya yang
relatif murah (Widodo, 2017).

Perkembangan transportasi udara pada era globalisasi mengakibatkan


tingginya keinginan masyarakat untuk memakai jasa maskapai penerbangan untuk
bepergian ke tempat yang jauh. Meninjau pentingnya kegunaan dari sarana
penerbangan udara, perusahaan maskapai penerbangan kian bersaing untuk
merebut hati pelanggan agar menyadari keberadaan citra mereknya dan secara
langsung memilih untuk menggunakan jasa mereka. Berbagai strategi dirancang
untuk meningkatan fasilitas, layanan dan mutu agar pelanggan merasa puas
terhadap kualitas jasa yang ditawarkan dan tidak beralih ke perusahaan pesaing
(Pangesti, 2015).

Andal merupakan suatu kemampuan dalam memenuhi janji (tepat waktu,


konsisten, dan kecepatan dalam pelayanan). Pemenuhan janji dalam pelayanan
akan terkait dan mencerminkan kredibilitas perusahaan dalam pelayanan.

Daya tanggap merupakan kebijakan untuk membantu dan memberikan


pelayanan yang cepat kepada pelanggan (Hastuti, 2013).
Persaingan jasa penerbangan di Indonesia semakin berkembang semenjak
pemerintah memberlakukan kebijakan open sky management pada tahun 2001,
dimana pemerintah memberikan peluang pada maskapai asing untuk berkiprah di
Indonesia. Kuatnya persaingan antar maskapai penerbangan sehingga dalam
mencari, menarik, dan mempertahankan pelanggan, hal utama yang dilakukan
adalah performa pelayanan, serta kinerja yang baik. Hal ini akan memberikan
dampak bagi kepuasan dan memenangkan persaingan (Widodo, 2017).

Ditengah kuatnya persaingan antar maskapai penerbangan dalam upaya


memasarkan produknya selain perlu mempersiapkan strategi pemasaran
tradisional dengan pendekatan empat P : Product, Price, Place, Promotion, belum
cukup dan masih perlu ditambah lagi dengan tiga P : People, Physical Evidence,
dan Process. Karena banyaknya faktor yang berinteraksi dalam organisasi, maka
harus dilakukan pemasaran kepada pihak eksternal, internal, maupun interaktif.
(Armando, 2017).

Bukti fisik merupakan seberapa baik penampilan dan kemampuan


sarana dan prasarana fisik harus dapat diandalkan. Penampilan fisik
pelayanan, kayawan, dan komunikasi akan memberikan warna dalam
pelayanan pelanggan. Tingkat kelengkapan peralatan atau teknologi yang
digunakan akan berpengaruh pada pelayanan pelanggan (Hastuti, 2013).

Banyaknya jumlah maskapai penerbangan yang ada saat ini membuat


persaingan menjadi semakin kuat, baik dalam meningkatkan jumlah pelanggan
maupun mempertahankan pelanggan yang telah ada. Banyak perusahaan jasa
penerbangan berusaha untuk bertahan dalam persaingan pasar melalui penawaran
produk dengan keunggulan yang dimiliki para perusahaan jasa penerbangan.
Kualitas pelayanan yang optimal dapat dijadikan sebagai salah satu strategi
perusahaan untuk meningkatkan serta mempertahankan pelanggan. Kualitas
pelayanan yang optimal diharapkan akan mampu memenuhi harapan pelanggan
sehingga akan menciptakan kepuasan dan loyalitas perusahaan (Widodo, 2017).
Jaminan merupakan pengetahuan dan keramahan karyawan serta
kemampuan melaksanakan tugas secara spontan yang dapat menjamin kerja yang
baik, sehingga menimbulkan kepercayaan dan keyakinan pelanggan.

Empati adalah memberikan jaminan yang bersifat individual atau pribadi


kepada pelanggan dan berupaya untuk memahami keinginan pelanggan. Tingkat
kepedulian dan perhatian perusahaan pada pelanggannya secara individual akan
sangat berdampak oleh pelanggan. Kepedulian pada masalah yang di hadapi
pelanggan, mendengarkan serta berkomunikasi secara individual, kesemuanya itu
akan menunjukkan sejauh mana tingkat pelayanan yang diberikan (Assegaff,
2009).

Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, salah satunya


adalah harga. Harga merupakan salah satu faktor penting, karena harga dapat
menjadi alasan utama pelanggan memilih produk atau jasa. Harga adalah elemen
yang menghasilkan pendapatan. Harga merupakan salah satu elemen yang
fleksibel, karenanya harga dapat berubah sewaktu-waktu. Harga juga dapat
menjadi penentu keberhasilan perusahaan karena harga dapat menentukan
seberapa besar keuntungan yang diperoleh dari penjualan produk maupun jasa.

Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan.


Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan
hubungan yang kuat untuk perusahaan. Ikatan yang seperti ini memungkinkan
perusahaan untuk memahami dengan sesama harapan pelanggan serta kebutuhan
mereka. Perusahaan dapat meningkatkan kepuasaan pelanggan dimana perusahaan
memaksimumkan pengalaman pelanggan yang puas dan meminimumkan yang
kurang puas (Hastuti, 2013).
Tabel 1.1
Top Brand Index 2013-2018
NO MERK TBI TBI TBI TBI TBI TBI
2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Garuda 41,2% 39,6% 40,0% 41,0% 40,7% 40,5%

2 Lion Air 30,8% 32,3% 35,1% 30,5% 31,8% 27,2%

3 Air Asia 9,9% 10,8% 8,7% 7,7% 6,9% 6,0%

4 Sriwijaya 5,8% 4,0% 4,4% 3,2% 3,0% 5,1%


Air

(Sumber : www.topbrand-award.com, diakses pada tanggal 12 Okt 2018 pukul


17.20 WIB).

Tabel 1.1 dapat dilihat terdapat empat perusahaan penerbangan yaitu


Garuda Indonesia, Lion Air, Air Asia dan Sriwijaya Air. Garuda Indonesia selalu
mencapai posisi puncak dari tahun 2013- 2018. Dapat dilihat nilai index Garuda
Indonesia setiap tahunnya cenderung lebih stabil karena parubahan setiap
tahunnya tidak lebih dari 2%. Sedangkan pesaingnya yaitu Lion Air nilai
indexnya cenderung lebih mengalami penurunan drastis sebesar 7,9% dari tahun
2016-2018. Dari data di atas Lion Air dianggap masih belum bisa mengalahkan
Garuda Indonesia.

Garuda masih merupakan pilihan bagi sebagian kalangan. Banyak


kejadian yang menimpa maskapai Garuda, namun tidak menyurutkan pilihan
pelanggan untuk tetap melakukan penerbangan dengan menggunakan maskapai
Garuda. Nampaknya Garuda masih memiliki ekuitas di mata pelanggan. Ini
membuktikan bahwa Garuda masih menjadi brand pilihan dikalangan penumpang
maskapai penerbangan.

Garuda Indonesia sebagai perusahaan yang sudah cukup lama berada


dalam bisnis penerbangan di Indonesia tidak mau kalah dengan maskapai-
maskapai yang baru bermunculan di pasar. Setiap tahunnya Garuda Indonesia
mencoba untuk terus mempertahankan dan memperluas pangsa pasarnya dalam
penerbangan domestik maupun internasional. Garuda Indonesia merupakan
maskapai penerbangan milik pemerintah yang mempunyai kualitas dan performa
tinggi. Meskipun tidak diragukan lagi dalam pelayanan kepada penumpangnya
tetapi sesungguhnya ada beberapa permasalahan jika dikaji lebih dalam.
(Pangesti, 2015)

Garuda Indonesia merupakan salah satu maskapai yang menawarkan jasa


pelayanan yang berkualitas dengan mengutamakan aspek keselamatan dan
keamanan penerbangan dengan harga tiket yang bersaing. Harga yang ditawarkan
Garuda Indonesia sesuai dengan kualitas pelayanan yang diberikan sehingga
pengguna jasa penerbangan mendapat kepuasan ketika melakukan penerbangan
dengan menggunakan maskapai Garuda Indonesia. (Hastuti, 2013)

Perubahan sistem informasi berbasis teknologi ternyata tidak bisa


diantisipasi oleh pihak Garuda sehingga mengakibatkan pembatalan puluhan
jadwal keberangkatan. Banyak penumpang merasa kecewa atas kejadian
pembatalan jadwal keberangkatan. Berbagai informasi yang tidak baik, baik
melalui surat kabar atau koran maupun media online seperti FB dan Twitter.
Kejadian tersebut akan membawa dampak buruk bagi bisnis maskapai milik
pemerintah. Namun Garuda tetap menjadi salah satu maskapai terbaik di
Indonesia.

(sumber: www.topbrand-award.com diakses pada 12 Oktober 2018 pukul 16:50


WIB).
Tabel 1.2
Data Jumlah Penumpang Maskapai Penerbangan Tahun 2016-2017

Maskapai Tahun 2016 Tahun 2017


Lion Air 14.700.000 33.131.053
Garuda 9.600.000 19.601.133
Citilink 5.200.000 12.229.188
Batik Air 3.500.000 10.079.902
Sriwijaya 3.900.000 9.745.162

(Sumber:http://hubud.dephub.go.id/?id/news/detail/3497,
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/09/09/lion-air-raja-
maskapai-indonesia, diakses pada tgl 22 Okt 2018 pkl 18.55).

Tabel 1.2 menunjukan bahwa Lion Air selama 2 tahun kebelakang selalu
mendapatkan jumlah penumpang terbanyak dibandingkan dengan maskapai yang
lain. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, total
jumlah penumpang tersebut, sebagian besar penumpang masih didominasi oleh
maskapai Lion Air, walaupun pada Tabel 1.1 Lion Air setiap tahunnya selalu
berada di peringkat kedua Top Brand Index (TBI) (Sumber : Liputan6.com
diakses pada 27 Oktober 2018 pukul 17.45 WIB).

Tabel 1.3
Pangsa Pasar Maskapai Penerbangan Tahun 2016-2017

Maskapai Tahun 2016 Tahun 2017


Lion Air 34,66% 34%
Garuda 22,64% 20%
Citilink 12,26% 13%
Batik Air 8,25% 10%
Sriwijaya 9,19% 10%
(Sumber:http://hubud.dephub.go.id/?id/news/detail/3497,
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/09/09/lion-air-raja-
maskapai-indonesia, diakses pada tgl 22 Okt 2018 pukul 18.55 WIB).

Tabel 1.3 dapat dilihat perusahaan maskapai berbiaya murah (low cost
carrier/LCC) tersebut sanggup menguasai market share penumpang domestik
terbanyak pada tahun 2017 sebesar 34% atau 33.131.053 penumpang yang dapat
dilihat pada Tabel 1.2. Garuda Indonesia berada di posisi kedua dengan
19.601.133 penumpang atau 20%.

(sumber : http://industri.bisnis.com/read/20180319/98/751370/lion-air-akan-terus-
tingkatkan-pangsa-pasar-domestik, diakses pada 23 Oktober 2018 pukul 15.01
WIB)

Tabel 1.4
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Bali Tahun 2018
Maskapai Harga
Lion Air Rp 708.000/orang
Sriwijaya Rp 787.400/orang
Batik Air Rp 1.001.000/orang
Citilink Rp 1.041.625/orang
Garuda Rp 1.158.000/orang
Sumber :
https://www.traveloka.com/flight/fullsearch?ap=JKTA.DPS&dt=29-10-
2018.NA&ps=1.0.0&sc=ECONOMY
Tabel 1.4 membuktikan bahwa

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis


mengambil judul “Analisis Komparatif Perilaku Konsumen Masyarakat
Perkotaan dan Perdesaan Terhadap Keputusan Pembelian Tiket Maskapai
(Garuda dan Lion Air).
1.2 Identifikasi masalah

Objek penilitian ini adalah Garuda Indonesia dan Lion Air yang
merupakan maskapai yang paling laris dan yang sering digunakan oleh
masyarakat Indonesia. Meski Lion Air dicaci karena sering terlambat, karena
bagasi rusak, karena nomor tempat duduk ganda, hingga mendapat hukuman dari
pemerintah, maskapai berlogo singa merah ini masih menjadi nomor satu di pasar
maskapai Indonesia. Itu artinya, mayoritas pengguna pesawat terbang masih
cenderung membeli tiket Lion Air dengan segala ketidak pastian jadwalnya. Lion
Air menguasai hampir setengah pasar penerbangan komersial.

Garuda Indonesia sebagai maskapai yang secara pangsa pasar domestik


ada di posisi kedua dan secara kualitas disebut yang terbaik di Indonesia, karena
harga yang ditawarkan Garuda Indonesia sesuai dengan kualitas pelayanan yang
diberikan sehingga pengguna jasa pernerbangan mendapatkan kepuasan ketika
melakukan penerbangan dengan Garuda Indonesia (sumber : amp.tirto.id, diakses
pada 25 Oktober 2018 pukul 16:15 WIB).

Hasil data dari Top Brand Index (TBI) dapat dilihat Garuda selalu berada
di peringkat pertama dan Lion Air berada di peringkat kedua setiap tahunnya,
akan tetapi data jumlah penumpang domestik terbanyak setiap tahunnya adalah
Lion Air. Hal ini karena adanya strategi pemasaran yang menarik konsumen.
Maka perlu diketahui dengan jelas bahwa terdapat beberapa hal yang dapat
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Garuda dan Lion Air merupakan
maskapai yang tepat sebagai obyek penelitian untuk mengetahui hal-hal yang
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

1.3 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan permasalahan


pada penelitian ini adalah :
1. Bagimana Perilaku Konsumen Masyarakat Pedesaan kepada keputusan
pembelian Lion Air dan Garuda?
2. Bagimana gambaran perilaku konsumen masyarakat Perkotaan pada
maskapai Lion Air dan Garuda?
3. Bagaimana gambaran keputusan pembelian?

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui Perilaku Konsumen Masyarakat Pedesaan kepada
keputusan pembelian Lion Air dan Garuda.
2. Untuk mengetahui gambaran perilaku konsumen masyarakat Perkotaan
pada maskapai Lion Air dan Garuda.
3. Untuk mengetahui gambaran keputusan pembelian.
1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi pihak-pihak yang


berkepentingan di antarannya :

1. Bagi Perusahaan

Sebagai rekomendasi bagi pihak Maskapai Lion Air dan Garuda


Indonesia berdasarkan faktor sosial dan faktor pribadi konsumen agar
menjadi barometer dalam mengembangkan strategi perusahaan dalam
meningkatkan pangsa pasar mereka ditengah arus persaingan yang semakin
kompetitif.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan dan memperluas


pengetahuan serta wawasan mengenai perilaku konsumen pedesaan dan
perkotaan dalam membuat keputusan pembelian tiket maskapai Lion Air dan
Garuda Indonesia.

3. Bagi Konsumen
Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan,
informasi sekaligus sebagai bahan acuan agar konsumen dapat memilih
maskapai dengan harga terjangkau dan kualitas terbaik.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan fungsi bisnis yang mengidentifikasikan kebutuhan


dan keinginan yang belum terpenuhi, mengidentifikasi dan mengukur besarnya
kebutuhan pasar. Pasar tidak boleh dilihat secara sempit sebagai tugas mencari
cara-cara yang cerdik untuk menjual produk-produk perusahaan.

Menurut Philip Kotler, (2002: 9) pengertian pemasaran adalah sebagai


berikut: “Pemasaran adalah satu proses sosial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain”. (Kasno, 2014).

2.1.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Ada beberapa definisi perilaku konsumen. Menurut Simamura perilaku


konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan,
mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan
yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.

Menurut London dan Bitta menekankan perilaku konsumen sebagai suatu


proses pengambilan keputusan. Mereka mengatakan bahwa perilaku konsumen
adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktifitas individual
untuk mengawasi, memperoleh, menggunakan atau mengatur barang dan jasa.
Kotler dan Amstrong mengartikan perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian
akhir, baik individu maupun rumah tangga yang membeli produk untuk konsumen
personal.
Pakar lainnya adalah Engel, Blackwell dan Minard dalam buku H.
Mulyadi Nitisusanto menyatakan batasan tentang perilaku konsumen adalah, kami
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk
proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan itu.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu:

a. Perilaku konsumen menyoroti perilaku individu rumah tangga.


b. Perilaku konsumen menyangkut suatu proses keputusan sebelum pembelian,
serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk.
c. Mengetahui perilaku konsumen meliputi yang dapat diamati seperti jumlah
yang dibelanjakan, kapan, dengan siapa, oleh siapa, dan bagaimana barang
dan jasa yang digunakan. Juga termasuk variabel-variabel ynag tidak bisa
diamati seperti nilai-nilai yang dimiliki oleh konsumen, kebutuhan pribadi,
persepsi, bagaimana, mereka mengevaluasi alternatif, dan apa yang mereka
rasakan tentang kepemilikan dan penggunaan produk jasa yang bermacam-
macam. (Ibnul, 2017).

2.1.1.2 Model Perilaku Konsumen

Menurut Kotler (2007), Keputusan seseorang atas merek, kategori produk,


tempat untuk didatangi, waktu pembelian, dan jumlah pembelian, merupakan hasil
dari rangsangan (stimulasi) yang berasal dari luar dirinya, yang diolah dalam diri
konsumen. (Nusun, 2015).

2.1.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Kotler dalam buku Daryanto dan Ismanto Setyabudi faktor utama
yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah seperti yang ditunjukan pada
gambar berikut :
Tabel 2.1
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Budaya Sosial Pribadi Psikologis

- Kultur - Kultur - Usia tahap - Motivasi


- Sub Rujukan daur hidup - Persepsi
Kultur - Keluarga - Jabatan - Learning Pembeli
- Kelas - Peran dan - Keadaan - Kepercayaan
Sosial status Ekonomi - Sikap
- Gaya hidup
- Kepribadian
konsep diri

Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen


membeli dapat ditinjau dalam sebuah model. Model tersebut dapat dipakai untuk
membantu dalam menerangkan dan memahami perilaku meskipun tidak dapat
meramalkan perilaku konsumen secara tepat. (Ibnul, 2017).

Menurut Kotler (2000), faktor-faktor utama yang memengaruhi perilaku


pembelian konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor personal dan
faktor psikologi sebagai berikut:

a. Faktor Kebudayaan

Faktor-faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan


mendalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang
dimainkan oleh kultur, sub-kultur, dan kelas sosial pembeli.

b. Faktor Sosial

Perilaku seorang konsumen yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial


seperti perilaku kelompok acuan (kelompok referensi), keluarga, serta peran
dan status sosial dari konsumen.

c. Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi,


yaitu usia pembeli dan tahap siklus hidup pembeli, pekerjaan, kondisi
ekonomi. Gaya hidup, serta kepribadian dan kondisi ekonomi, gaya hidup,
serta kepribadian dan konsep diri pembeli.

d. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis


utama, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan (learning), serta keyakinan dan
sikap.

Selain empat faktor tersebut, perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi


dari stimuli pemasaran berupa bauran pemasaran yang meliputi (Kotler,
2000;34):

a. Produk

Kebijakan produk meliputi perencanaan dan pengembangan produk.


Kegiatan ini penting terutama dalam lingkungan yang berubah-ubah. Oleh
karenanya perusahaan dituntut untuk menghasilkan dan menawarkan
produk yang bernilai dan sesuai dengan selera konsumen.

b. Harga

Harga suatu produk dapat dikatakan sebagai alat pemasaran yang


cukup penting, dibandingkan dengan bauran pemasaran lainnya. Hal ini
disebabkan misalnya karena perubahan harga suatu produk akan
mengakibatkan perubahan kebijakan saluran distribusi, dan promosi.
Meskipun disangkal bahwa suatu tingkat harga harus dapat menutup biaya
bauran pemasaran.

c. Promosi

Usaha untuk mendorong peningkatan volume penjualan yang tampak


paling agresif adalah dengan cara promosi. Dasar pengembangan promosi
adalah komunikasi.
d. Saluran distribusi

Pendistribusian produk ke pasar merupakan sebagian dari proses


pengembangan pemasaran, untuk mencapai pasar sasaran bagi perusahaan
dan tujuan khususnya yang menyangkut perencanaan pemasaran strategis.
Jauh sebelum produk selesai, manajemen harus menentukan metode apa
yang akan didayagunakan untuk mengantarkan produk ke pasar. (Sumber:
kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-dan-faktor-yang-mempengaruhi-
perilaku-konsumen.html, diakses pada 28 Oktober 2018 pukul 15.10
WIB).

2.1.1.4 Keputusan Pembelian

Menurut Schiffman, Kanuk (dalam Semuel dkk, 2007) adalah pemilihan


dari dua atau alternatif pilihan keputusan pembelian, sehingga dapat dikatakan
seseorang dapat membuat keputusan jika tersedia beberapa alternatif pilihan.
Sedangkan menurut Mowen dan Minor (2002) menjelaskan bahwa pengambilan
keputusan konsumen meliputi semua proses yang dilalui konsumen dalam
mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif dan memilih diantara
pilihan pilihan pembelian mereka. Lima tahap pengambilan keputusan yang telah
diidentifikasi antara lain pengenalan masalah, pencarian, evaluasi alternatif,
pilihan dan evaluasi pasca akusisi (postacquisision) (Kasno, 2014).

2.1.1.5 Pengaruh antara Perilaku Konsumen terhadap Keputusan Pembelian

Pengambilan keputusan sebagai proses penting yang memengaruhi


perilaku konsumen harus dipahami oleh pemasar. Perilaku konsumen merupakan
studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan untuk
membelanjakan sumber daya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang, dan usaha)
untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi (Suryani,
2013:6). Ada dua faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan pembelian
yang selanjutnya akan menentukan respon konsumen. Ada dua unsur dari
konsumen yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yaitu pikiran
konsumen yang meliputi kebutuhan atau motivasi, persepsi, sikap dan
karakteristik konsumen yang meliputi demografi, gaya hidup, dan kepribadian
konsumen. Faktor kedua adalah pengaruh lingkungan yang terdiri atas nilai
budaya, pengaruh sub dan lintas budaya, kelas sosial, face to face group, dan
situasi lain yang menentukan. (Suryani, 2013:6) (Marheni, 2016 diakses pada
tanggal 27 Oktober 2018 pukul 19.49 WIB)

2.1.2 Orisinalitas Penelitian

Penelitian terdahulu dapat digunakan untuk hipotesis atau jawaban


sementara dalam penelitian ini, selain itu penelitian terdahulu dapat dipakai
sebagai sumber pembanding dengan penelitian yang sedang penulis lakukan.
Berikut beberapa penelitian terdahulu yang di dapat dari jurnal dan internet
sebagai perbandingan agar diketahui persamaan dan perbedaannya.

No Penulis (Tahun) Judul Hasil

1. Nusun Ulina (2015) Analisis Secara garis besar tidak


Perbandingan terdapat perbedaan
Keputusan terhadap keputusan
Pembelian Complex pembelian responden
Buying Behavior perumahan Sari
Pada Konsumen Residence (kelas atas )
Perumahan Sari dan keputusan
Residence (Kelas pembelian responden
Atas) dan perumahan Wijaya
Perumahan Wijaya Kusuma ( kelas
Kusuma (Kelas menengah) secara
Menengah) signifikan
2. Kasno T Kasim Analisis Komparatif tedapat perbedaan yang
(2014) Selera Konsumen signifikan antara Selera
Perkotaan Dengan Konsumen Perkotaan
Perdesaan Terhadap Dengan Perdesaan
Pembelian Terhadap Pembelian
Selendang Selendang Gendongan
Gendongan Bayi Bayi Merk Badawi
Merk Badawi Traso Traso Warna merah
Warna Merah
2. Widodo Putra (2017) Pengaruh Kualitas Secara keseluruhan
Pelayanan Terhadap kualitas pelayanan yang
Loyalitas Pelanggan diberikan oleh PT.
Pada Maskapai Garuda Citilink
Penerbangan PT. Pekanbaru tergolong
Garuda Citilink Rute cukup baik. Seluruh
Pekanbaru – Jakarta komponen semberdaya
perusahaan telah
memberikan layanan
sesuai dengan standar
layanan perusahaan
yang prima
3. Tri Hastuti Pengaruh Kualitas Variabel harga
Handayani (2013) Pelayanan dan Harga mempunyai pengaruh
Terhadap Kepuasan secara signifikan
Pelanggan Maskapai terhadap kepuasan
Penerbangan Garuda pelanggan. Variabel
Indonesia Di Kota tangibles mempunyai
Solo pengaruh secara
signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
Variabel reliability
mempunyai pengaruh
secara signifikan
terhadap kepuasan
pelanggan. Variabel
responsiveness
mempunyai pengaruh
secara signifikan
terhadap kepuasan
pelanggan. Variabel
assurance mempunyai
pengaruh secara
signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
Variabel empathy
mempunyai pengaruh
secara signifikan
terhadap kepuasan
pelanggan
4. Ibnul Jauzi Abdul Analisis Perilaku Faktor-faktor yang
Ceasar (2017) Konsumen Dalam mempengaruhi perilaku
Keputusan konsumen alat musik di
Pembelian Alat Kecamatan Natar adalah
Musik Perspektif faktor kebudayaan,
Ekonomi Islam faktor teman, faktor
pekerjaan, faktor hobi,
sedangkan faktor-faktor
yang tidak
mempengaruhi perilaku
konsumen alat musik di
Kecamatan Natar adalah
Faktor orang tua, faktor
status sosial, faktor usia,
faktor pendidikan,
faktor sifat atau
kepribadian. Serta
faktor-faktor yang
mempengaruhi
keputusan pembelian
konsumen alat musik di
Kecamatan Natar
pengenalan masalah,
pencarian informasi,
evaluasi alternatif,
keputusan pembelian,
perilaku pasca
pembelian

2.2 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori yang telah dideskripsikan di atas, maka


kerangka pemikiran penelitian ini dinyatakan dalam bentuk paradigma penelitian
sebagai berikut:

Perkotaan

Maskapai
Garuda dan Keputusan
Lion Air Pembelian

Perdesaan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keputusan pembelian
masyarakat perkotaan dan pedesaan terhadap jasa maskapai Garuda dan Lion Air.
Oleh karena itu dari kerangka pemikiran dan paradigma penelitian di atas, maka
dapat ditentukan hipotesis dalam penelitian ini yang nantinya akan dilakukan
pengujian terhadap hipotesis tersebut.

2.3 Pengajuan Hipotesis

H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Perilaku Konsumen


Perkotaan Dan Perdesaan Terhadap Keputusan Pembelian Jasa Maskapai (Garuda
dan Lion Air).

H1= Tedapat perbedaan yang signifikan antara antara Perilaku Konsumen


Perkotaan Dan Perdesaan Terhadap Keputusan Pembelian Jasa Maskapai (Garuda
dan Lion Air).
BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN


3.1 Objek Penelitian

Dalam penyusunan proposal ini, lingkup objek penelitian yang ditetapkan


penulis sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti adalah Perilaku Konsumen
Masyarakat Perkotaan dan Perdesaan yang merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Adapun maskapai yang dijadikan
objek penelitian adalah maskapai Garuda Indonesia dan Lion Air.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara penulis dalam menganalisis data.


Menurut Sugiyono (2012:5) metode penelitian adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan
dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Dengan metode
penelitian, penulis bermaksud mengumpulkan data historis dan mengamati secara
seksama mengenai aspek-aspek tertentu yang berkaitan erat dengan masalah yang
diteliti sehingga akan diperoleh data-data yang menunjang penyusunan laporan
penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi empiris, karena
penelitian dilakukan terhadap fakta empiris yang diperoleh berdasarkan observasi
dan pengalaman. Menurut Sugiyono (2012:2) Penelitian studi empiris adalah cara-
cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain
dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.

Metode penelitian mencakup prosedur dan teknik penelitian. Metode


penelitian merupakan langkah penting untuk memecahkan masalah-masalah
penelitian. Menguasai metode penelitian, bukan hanya dapat memecahkan
berbagai masalah penelitian, namun juga dapat mengembangkan bidang keilmuan
yang digeluti. Memperbanyak penemuan-penemuan baru yang bermanfaat bagi
masyarakat luas.

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode Yang Digunakan


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuantitatif deskriptif yaitu dengan cara mencari informasi tentang
masalah yang ada, didefinisikan dengan jelas tujuan yang akan dicapai,
merencanakan cara pendekatannya, mengumpulkan data sebagai bahan untuk
membuat laporan. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui atau mengukur
keterkaitan antara perilaku konsumen dengan keputusan pembelian. Variabel
penelitian yang akan dikaji dalam penelitian ini dibagi menjadi dua variabel
utama, yaitu perilaku konsumen sebagai variabel bebas (X) dan keputusan
pembelian sebagai variabel terikat (Y).

3.2.1.1 Sumber Data

Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
data primer dan data sekunder.

1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat peneliti dari sumber pertama baik
individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau pengisian kuesioner
yang biasa dilakukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi data
primer adalah data yang berkaitan dengan promosi, diferensiasi citra serta
minat. Untuk memperoleh data tersebut, peneliti melakukan wawancara
dengan pihak Rumah Zakat cabang Semarang. Disamping wawancara peneliti
juga memperoleh data dari para muzzaki dengan cara menyebarkan kuesioner
yang telah disediakan oleh peneliti. Kuesioner tersebut di design dengan
menggunakan skala likert.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan melalui
buku-buku, brosur dan artikel yang di dapat dari website yang berkaitan
dengan penelitian. Atau data yang berasal dari orang-orang kedua atau bukan
data yang datang secara langsung, data ini mendukung pembahasan dan
penelitian, untuk itu beberapa sumber buku atau data yang di peroleh akan
membantu dan mengkaji secara kritis penelitian tersebut. Untuk memperoleh
data tersebut peneliti mengambil beberapa buku, brosur, website, dan contoh
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai