Depresikuliahipd PDF
Depresikuliahipd PDF
Suryo Dharmono
Departemen Psikiatri FKUI/RSCM
Eachtimeachildisborn,somewhere
thereisagrandparent
beingborn,too.
POKOK BAHASAN
Ilustrasi Kasus
Besaran Masalah
Komorbiditas Depresi Pada Penyakit Kronis
Karakteristik Depresi Pada Pasien Geriatri
Faktor Risiko, Pencetus dan Pelindung
“Waspada Depresi”
Penutup
Kasus
Ny A, 65 tahun, janda dengan dua anak
(suami meninggal 2 th yl karena strok),
tinggal bersama anak laki-laki bungsu,
menantu, dan dua orang cucu
Sejak kematian suaminya pasien selalu
ketakutan dirinya akan mengalami strok.
Sepanjang hari gelisah, selalu minta
ditemani, malam hari sering terbangun,
keringat dingin, berdebar debar, dan ribut
membangunkan anak atau menantunya
Pasien diketahui mempunyai hipertensi grade
dua terkontrol, serta DM terkontrol, sangat
ketat menjaga pola makan, dan setiap hari
minimal dua kali mengukur tekanan darah
Pasien dibawa ke Psikiater atas paksaan dari
anak dan menantunya yang sudah merasa
kesal dan tidak sanggup menghadapi
perilaku pasien. Pasien sendiri merasa tidak
tepat ke Psikiater karena ia tidak “Gila”
Sebelum sakit pasien adalah orang yang
sangat mandiri, aktif dalam kegiatan sosial
Besaran Masalah
Depresi merupakan salah satu masalah
kesehatan utama pada pasien Geriatri
Depresi pada pasien Geriatri sering terlambat
dikenali dan diobati secara tidak adekuat
Komorbiditas Depresi dengan penyakit fisik
kronis memperburuk perjalanan penyakit
memperpanjang lama perawatan di RS
meningkatkan morbiditas dan mortalitas
Secara keseluruhan Depresi menurunkan
kualitas hidup usia lanjut
Studi di Eropa dan Amerika Utara mendapatkan
prevalensi Depresi pada populasi usia lanjut di
masyarakat berkisar antara 8 – 15%
Metaanalisis dari laporan negara negara di dunia
mendapatkan prevalensi rerata Depresi pada usia
lanjut di masyarakat 13,5%
Wanita : Pria 14,1 :8,6
Prevalensi Depresi pada usia lanjut yang menjalani
perawatan di RS dan panti perawatan 30 – 45%
Hospitalized 33.0%
Stroke 47.0%
MI 45.0%
Adapted from: WPA/PTD Educational Program on Depressive Disorders. Gavard JA, et al. Diabetes Care.
1993;16(8):1167-1178.
Diagnosis Depresi
kegembiraan
3. Berkurangnya energi, mudah lelah
Faktor Biologik
- Genetik
- Perubahan neurotransmiter/neuriendokrin
- Perubahan struktural otak
- vascular risk factors
- Penyakit/kelemahan fisik (eq; malnutrisi)
Faktor Psikologik
- Tipe kepribadian (eq; dependen, anankastik,
cemas menghindar)
- Relasi interpersonal
Faktor Pencetus
Peristiwa kehidupan
- Berduka, perpisahan, kehilangan orang
dicintai
- Kesulitan ekonomi
- Perubahan situasi pindah rumah
Stres Kronis
- disfungsi kehidupan berkeluarga
Penggunaan obat obatan tertentu
- Antihipertensi (reserpin, clonidin, B Blocker)
- Kotikosteroid, NSAID, Antiparkinson, Antipsikotik
Faktor Pelindung
Dukungan Sosial
- kekerabatan
- kehidupan religius
Mekanisme Koping yang sehat
- Mudah beradaptasi dengan lingkungan
- Kepribadian yang matur
Pola hidup sehat
- Gizi seimbang
- Olah raga, hidup teratur
Waspada Depresi
Kita perlu “WASPADA DEPRESI” pada pasien
Geriatri bila menjumpai kondisi-kondisi berikut :
Keluhan subyektif tentang kelelahan kronis atau
menurunnya kondisi fisik ( seringkali diungkapkan
sebagai; “gampang masuk angin” ), namun tidak
didukung oleh temuan obyektif hasil pemeriksaan
klinis maupun laboratorium.
Perubahan peran sakit, seperti ; perubahan
kepatuhan berobat, mengabaikan anjuran dokter,
minum obat secara sembarangan, melanggar diet,
kurang perduli terhadap kesehatannya. Atau
sebaliknya kekuatiran berlebihan terhadap kondisi
fisiknya.
Kekambuhan berulang atau respons yang
buruk terhadap pengobatan penyakit kronis
yang dideritanya, meskipun terapi yang
diberikan sudah benar dan optimal.
Pada pasien yang harus menjalani latihan-2
tertentu seperti fisioterapi dan kegiatan
rehabilitasi medik lainnya, memperlihatkan
motivasi dan tingkat partispasi yang rendah.
Kehilangan minat terhadap aktifitas-2 yang
disukainya, misalnya malas menonton televisi,
meninggalkan hobinya, menghindari acara-2
keluarga.
Gangguan tidur atau perubahan pola tidur,
dikeluhkan sebagai sulit tidur pada malam hari ( sulit
memulai tidur ataupun tidur terbangun-2 ), diikuti
dengan keluhan letih lemah lesu sepanjang hari.
Gangguan fungsi kognitif semu (pseudodementia),
yaitu keluhan kemunduran kemampuan berpikir
seperti sulit berkonsentrasi, gampang lupa, pikiran
kosong atau lamban.
Selera makan menurun, asupan gizi kurang dan
penurunan berat badan, yang bukan disebabkan oleh
penyakit fisik.
Perubahan sifat dan perilaku, yakni emosi labil,
mudah tersinggung, mudah marah, ngambek. Atau
sebaliknya menjadi pasif, pendiam dan cenderung
menarik diri dari kehidupan psikososial.
Pasive-suicide atau para-suicide, yaitu upaya bunuh
diri secara pasif atau tidak langsung, seperti
mencabut infus, menolak makan, menolak minum
obat atau mengkonsumsi obat secara berlebihan
tanpa perduli risikonya.
Pengelolaan Depresi
Terapi
Meminimalkan
Menurunkan/meng risiko
hilangkan relaps/rekurens
tanda, gejala
Mengembalikan
fungsi utama
Pendekatan Biologik
Farmakoterapi dengan obat Antidepresan
Lain-lain
Indikasi Farmakoterapi
Depresi sedang atau berat
Gambaran melankolik atau psikotik
Episode berulang
Respon positif terhadap medikasi antidepresan
dimasa lalu
Kegagalan pendekatan terapi psikologik
Penggolongan Antidepresan
Antidepresan klasik
Antidepresan Trisiklik (TCAs)
MAOI
Antidepresan baru
Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)
Lain-lain (SNRI, NaSSA)
SSRI merupakan drug of choice untuk
pengobatan Depresi pada pasien Geriatri
ANTIDEPRESSANT DRUGS
Problem Sosiokultural
Keterbatasan dukungan psikososial dari lingkungan
terdekat / keluarga, kendala yang berhubungan
dengan faktor kultural, perubahan peran sosial, dsb.
Jenis Terapi Psikososial
Terapi Individual
Konseling :
Membantu pasien mengenali dan mengekspresikan
perasaannya,
mengembangkan kemampuan pasien beradaptasi
terhadap masalah ( 3 R = Rekonsiliasi, Reintegrasi,
Rekreasi )
Konseling Keluarga
Bertujuan ; Mengembangkan partisipasi keluarga
dalam proses terapi. Menurunkan faktor ekspresi
emosi dalam keluarga. Memperbaiki pola adaptasi
keluarga dalam menghadapi perubahan perilaku
pasien.
Kapan Merujuk
Bila tidak terdapat perbaikan gejala secara
bermakna sesudah pengobatan fase akut (sd
2 bulan)
Terdapat gagasan atau perilaku mengarah
pada bunuh diri
Penyakit fisik yang menjadi komorbiditasnya
memburuk atau tidak terkontrol
Penutup
Depresi merupakan salah satu problem utama pada
pasien geriatri yang datang berobat ke pelayanan
kesehatan primer
Dokter Keluarga memegang peran strategis dalam
mengenali dan mengelola Depresi pada pasien
Geriatri, khususnya karena model pendekatannya
yang mengedepankan Aliansi teraputik Dokter-
Pasien-Keluarga
Perlu kejelian klinis untuk mendeteksi Depresi pada
pasien Geriatri karena gejalanya yang tersamar
“Waspada Depresi” lakukan penyaringan depresi
pada pasien Geriatri yang memperlihatkan gejala
klinis tidak serasi dengan temuan objektif
Life is perhaps most wisely regarded as
a bed dream between two awakenings,
and every day is a life in miniature
(Eugene O’ Neill)