Rangkuman kasus:
Pada tanggal 3 Oktober 2018, Ibu W datang ke UPT Puskesmas Wonosari II
dengan keluhan utama susah tidur dan meminta rujukan ke bagian saraf rumah sakit.
Setelah digali informasi lebih lanjut, Ibu W dicurigai mempunyai gangguan cemas
menyeluruh, dengan kedua anak disebut memiliki gangguan jiwa. Pada tanggal 5
Oktober 2018 dilakukan home visit ke rumah Ibu W untuk mengkaji anak dari Ibu W.
Berdasarkan alloanamnesis dengan Ibu W, Tn. S (anak ke 4 dari Ibu W)
kadang – kadang rungon dan mengaku melihat makhluk halus di kamarnya. Tn. S hanya
di rumah tidak mau bekerja maupun bersosialisasi dengan tetangganya. Tn. S sering
tertawa cekikikan dan melakukan hal-hal yang diluar nalar misalnya selalu menyirami
lantai kamar mandi sampai 1 bak habis. Diakui oleh keluarga, Tn. S sulit membedakan
peristiwa yang terjadi di masa lampau dan masa sekarang.
Pada anamnesis terhadap Tn. S mengaku masih sering mendengarkan suara-
suara bisikan yang tidak jelas isinya dan melihat makhluk halus yang sering berpindah-
pindah dari kamarnya ke kamar lainnya. Jika tidur, lampu harus dimatikan, karena kalau
tidak makhluk halus itu akan mengganggunya. Tn. S mengaku sedih setiap terpikirkan
masalah keluarga dan teman-teman, tidak jarang teman-temannya menganggapnya gila.
Tn. S bercerita ibunya telah tega membakar ijazah SMK-nya dan merasa kurang pede
bila bergaul dengan lingkungan di luar rumah.
Tn. S mengaku mulai mendengar bisikan pertama dan melihat makhluk halus
pada 23 tahun yang lalu saat SMK. Selain itu menurut keluarga Tn. S, Tn. S juga
mengamuk sampai menghancurkan warung. Dulu Tn. S pernah berobat ke Klinik Jiwa
10 tahun yang lalu tetapi setelah itu Tn. S tidak mau minum obat karena merasa dirinya
tidak sakit. Setelah mendapat kunjungan rumah dari puskesmas Tn. S mau minum obat.
Obat tidak dilanjutkan lagi sampai sekarang karena Tn. S merasa lemas dan pusing
berputar setelah minum obat. Di rumah Tn. S terdapat 2 macam obat yaitu
Chlorpromazine dan Haloperidol.
D. Kesimpulan
a. Tn. S merasa lemas dan pusing berputar kemungkinan adalah efek samping dari
mengonsumsi obat antipsikotik. Obat antipsikotik yang paling besar mempunyai
efek samping adalah chlorpromazine, kemudian disusul haloperidol.
b. Obat antipsikotik bisa diberikan secara tunggal maupun kombinasi. Obat tunggal
yang sering diberikan adalah haloperidol, sedangkan kombinasi yang paling
sering digunakan adalah haloperidol-clozapin dan chlorphromazin-haloperidol-
clozapin.
E. Dokumentasi
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Usia : 41 Tahun
Tanggal Lahir : 5 Desember 1977
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status pernikahan : Belum menikah
Pendidikan terakhir : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Alamat : Tawarsari, Gunung Kidul
Tanggal Home Visit : 5 Oktober 2018
STATUS PSIKIATRI
1. Gambaran Umum
Seorang pria, sesuai usia, perawakan kurus, baju tampak lusuh, rawat diri
kurang baik, berambut gondrong, kooperatif.
2. Sensorium dan Kognisi
a. Kesadaran Kualitatif : Compos Mentis
b. Kesadaran Kuantitatif : E4V5M6
c. Orientasi : Orang/waktu/tempat/situasi (baik)
d. Ingatan Jangka Pendek : Baik
e. Ingatan Jangka Panjang : Kurang baik
3. Mood dan Afek
a. Mood : Sedih
b. Afek : Normoafek
c. Kesesuaian : Inappropriate
4. Pikiran
a. Bentuk Pikir : Realistik
b. Isi Pikir :Waham curiga (-),
waham kendali pikir (-),
waham siar pikir (-),
waham kejar (-)
5. Pembicaraan
Produktivitas cukup, lancar, isi relevan, dan tidak ada hendaya dalam
berbahasa.
6. Persepsi
a. Ilusi (-)
b. Halusinasi auditorik (+), halusinasi visual (+)
7. Psikomotor
Normoaktif
8. Reliabilitas
Tidak dapat dipercaya
9. Insight (Tilikan Diri)
Derajat III - IV