Anda di halaman 1dari 6

BAB I

DEFENISI

A. Latar Belakang
Rahasia informasi tentang pasien adalah segala sesuatu yang dianggap rahasia
oleh pasien yang terungkap dalam hubungan medis dokter-pasien baik yang diungkapkan
secara langsung oleh pasien (subjektif) maupun yang diketahui oleh dokter ketika
melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang (objektif). Rahasia medis ini juga sering
disebut sebagai rahasia jabatan dokter yang timbul karena menjalankan tugas
profesionalnya sebagai dokter.
Setiap penyelenggara pelayanan kesehatan. Pelanggaran terhadap hak pasien ini
merupakan sebuah kejahatan yang dapat dimintai pertanggung jawaban hukum.
Perlindungan terhadap hak rahasia medis ini dapat di lihat dalam peraturan perundang-
undangan antara lain :
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 36 tahun 2012 tentang
rahasia kedokteran,bab III kewajiban menyimpan rahasia kedokteran pasal 4
2. Pasal 57 UU No.36/2009 tentang Kesehatan mengatakan bahwa setiap orang
berhak atas pribadinya yang telah dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan
kesehatan
3. Pasal 48 UU No. 29/2004 tentang Praktek kedokteran mengatakan bahwa setiap
dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktek kedokterannya wajib
menyimpan rahasia kedokteran
4. Pasal 32 (i) UU No. 44 Tentang Rumah Sakit mengatakan bahwa hak pasien untuk
mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya
Pelanggaran terhadap ketentuan perundang-undangan tersebut diancam pidana
kurungan badan sebagai mana yang diatur dalam pasal 322 KUHP yang mengatakan :
"Barang siapa yang dengan sengaja membuka rahasia yang wajib ia simpan karena
jabatannya atau karena pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dahulu, dihukum
dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan atau denda sebanyak-
banyaknya sembilan ribu rupiah”.
Rahasia medis ini hanya dapat dibuka oleh rumah sakit, dokter dan tenaga
kesehatan lainnya dalam hal telah mendapatkan persetujuan dari pasien yang
bersangkutan, demi untuk kepentingan orang banyak atau untuk kepentingan penegakan
hukum.
4
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka semua rahasia medis yang tertuang
dalam rekam medik adalah menjadi hak sepenuhnya dari pasien yang bersangkutan dan
oleh sebab itu maka berkas rekam medik perlu di jaga kerahasiaanya agar tidak dengan
mudah di baca oleh pihak-pihak yang tidak berkompeten untuk mengetahui rahasia medis
pasien tersebut. Dibeberapa negara yang menganut kebebasan mutlak melaksanakan
perlindungan rahasia medik dengan sangat ketat, sehingga rekam medik menjadi sangat
konfidensial. Seorang suami tidak dengan mudah mendapatkan isi rekam medik istrinya
ataupun sebaliknya jika oleh suami atau istri tersebut menyatakan bahwa hal tersebut
konfidens bagi pasangannya. Sebegitu ketatnya perlindungan rahasia medis tersebut ,
terkadang sampai meninggalpun rahasia tersebut tetap tersimpan rapi.

B. Tujuan
Tujuannya adalah untuk melindungi dan menghormati informasi yang bersifat
rahasia, rumah sakit menghormati kerahasian informasi adalah penting untuk memehami
pasien dan kebutuhannya serta untuk memberikan asuhan dan pelayanan, menghormati
informasi tersebut sebagai hal yang bersifat rahasia

C. Pengertian

Informasi tentang pasien adalah rahasia, keterangan baik yang tertulis maupun
terekam tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik, laboratorium, diagnosa segala
pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang
dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. Rekam
medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar kegiatan pencatatan,
akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis
yaitu mulai pencatatan selama pasien mendapatkan pelayanan medik, dilanjutkan dengan
penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta
pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan/peminjaman
apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya.

BAB II
RUANG LINGKUP

5
lnformasi medis dan kesehatan lainnya, bila didokumentasikan dan dikumpulkan,
adalah penting untuk memahami pasien dan kebutuhannya serta untuk memberikan
asuhan dan pelayanan. lnformasi tersebut dapat dalam bentuk tulisan di kertas atau
rekaman elektronik atau kombinasi. Rumah sakit menghormati informasi tersebut sebagai
hal yang bersifat rahasia dan telah menerapkan kebijakan dan prosedur untuk melindungi
informasi tersebut dari kehilangan dan penyalahgunaan. Kebijakan dan prosedur
tercermin dalam pelepasan informasi sebagaimana diatur dalam undang-undang dan
peraturan.
Rumah Sakit menghormati kerahasiaan pasien dengan tidak
memasang/memampang informasi rahasia pada pintu kamar pasien, di nurse station dan
tidak membicarakannya di tempat umum.seluruh Staf rumah sakit mengetahui undang-
undang dan peraturan tentang tata kelola kerahasiaan informasi dan memberitahukan
pasien tentang bagaimana rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi. Pasien juga
diberitahu tentang kapan dan pada situasi bagaimana informasi tersebut dapat dilepas
dan bagaimana meminta izin untuk itu
Rumah sakit mempunyai kebijakan tentang akses pasien terhadap informasi
kesehatannya dan proses mendapatkan akses bila diizinkan,rekam medis pasien dan data
serta informasi lainnya aman dan dilindungi sepanjang waktu. Sebagai contoh, rekam
medis pasien yang aktif disimpan diarea dimana hanya staf professional kesehatan yang
mempunyai otoritas untuk akses

BAB III
TATA LAKSANA
6
A. Regulasi Tentang Perlindungan Terhadap Kerahasiaan Informasi Pasien
Perlindungan terhadap kerahasiaan informasi pasien diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor 36 tahun 2012 tentang rahasia kedokteran.
Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran pasal 4.
1. Semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kedokteran dan atau meggunakan
data dan informasi tentang pasien wajib menyimpan rahasia kedokteran.
2. Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi :
a. Dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lain yang memiliki akses
terhadap data dan informasi kesehatan pasien.
b. Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan
c. Tenaga yang berkaitan dengan pembiayaan pelayanan kesehatan
d. Tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan informasi kesehatan
pasien difasilitas pelayanan kesehatan
e. badan hokum/korporas atau fasilitas pelayanan kesehatan
3. Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran berlaku selamanya, walaupun pasien
telah meninggal dunia.

B. Kerahasiaan informasi pasien dirumah sakit


1. Seluruh staf rumah sakit menghormati kerahasiaan pasien dengan tidak
memasang/memampang informasi rahasia pada pintu kamar pasien, di nurse
station dan tidak membicarakannya ditempat umum.
2. Map/status pasien disimpan diruang nurse station.
3. Sebelum visitasi dokter Map/Status pasien tidak boleh diletakkan diatas tempat
tidur pasien, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, map/status pasien
dibawa bersamaan dengan visite dokter
4. Dokter/perawat dan petugas lain nya,yang hendak menulis map/status pasien
hendaknya menulis diruangan nurse station
5. Selesai melakukan pencatatan, map/status pasien disimpan diruang nurse station
6. Untuk map/status pasien yang telah selesai perawatan/pasien sudah pulang, nama,
nomor rekam medis dan register pasien dicatat dibuku khusus serah terima
map/status, map/status yang telah dicatat diserahkan kepetugas penyimpan
map/status pasien diruang medical record rumah sakit, serah terima dilakukan
dengan membubuhkan tanda tanggan petugas yang menyerahkan dan yang
menerima pada buku serah terima masing-masing
7. Map/status pasien tidak boleh dibawah oleh pasien atau keluarga pasien selama
perawatan, yang boleh dibawah oleh pasien atau kelurga hanya hasil pemeriksaan
penujang pasien dan resume perawatan dari dokter yang merawat

7
C. Tenaga Kesehatan Yang Boleh Memegang Status Pasien Selama Dalam Perawatan
Dirumah Sakit adalah :
1. Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi;
2. Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan;
3. Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker;
4. Tenaga administrasi
5. Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien;
6. Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis dan terapis wicara;
7. Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, teknisi gigi, teknisi elektromedis,
analis kesehatan, dan perekam medis;

D. Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis


Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran menegaskan bahwa dokter dan
dokter gigi wajib membuat rekam medis dalam menjalankan praktik
kedokteran. Setelah memberikan pelayanan praktik kedokteran kepada
pasien, dokter dan dokter gigi segera melengkapi rekam medis dengan
mengisi atau menulis semua pelayanan praktik kedokteran yang telah
dilakukannya.
Setiap catatan dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu,
dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan
atau tindakan. Apabila dalam pencatatan rekam medis menggunakan
teknlogi informasi elektronik, kewajiban membubuhi tanda tangan dapat
diganti dengan menggunakan nomor identitas pribadi atau
personal identification number (PIN).
Dalam hal terjadi kesalahan saat melakukan pencatatan pada rekam
medis, catatan dan berkas tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan
cara apapun. Perubahan catatan atas kesalahan dalam rekam medis
hanya dapat dilakukan dengan pencoretan dan kemudian dibubuhi paraf
petugas yang bersangkutan. Lebih lanjut penjelasan tentang tata cara
ini dapat dibaca pada Peraturan Menteri Kesehatan tentang Rekam
Medis dan pedoman pelaksanaannya.

E. Kepemilikan Rekam Medis


Sesuai UU Praktik Kedokteran, berkas rekam medis menjadi milik
dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi
8
rekam medis dan lampiran dokumen menjadi milik pasien.

F. Penyimpanan Rekam Medis


Rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiaan oleh dokter, dokter gigi
dan pimpinan sarana kesehatan. Batas waktu lama penyimpanan
menurut Peraturan Menteri Kesehatan paling lama 5 tahun dan resume

Anda mungkin juga menyukai