Anda di halaman 1dari 7

Run pertama

Pada saat kondisi awal sudut rotor G2 sebesar 17.5 degree, dengan daya 163000 +
j6562.

Fault line 3

Saat fault line 3 nilai daya nya 182.5 + j182287 nilai MVar nya naik dari nilai
j6562 menjadi j182287 MVar. Sehingga ketika terjadi fault line 3 pada 0.341 sec
nilai MVar naik.
Grafik rotor angle relative ketika fault line 3 pada waktu 0.341 sec. Identifikasi
sudut rotor relative G2, sudut rotor mencapai 180 derajat pada waktu sekitar 0.341
sec ( gelombang yang pertama ( 1 swing ) )

Run ketiga
mengurangi waktu open line 3 menjadi 0.2 sec

pada bus 7 dan bus 5 mengalami drop voltage yang melebihi standart. Tegangan
pada bus 7 hanya mencapai 87.92 % dan bus 5 nilai tegangannya 85.86 %,
sehingga ketika terjadi terputusnya line 3 menyebabkan peningkatan drop
tegangan pada bus di sekitar gangguan.
Identifikasi sudut rotor relative G2,sudut rotor mencapai 180 derajat pada waktu
sekitar 0.461 sec. ( gelombang pertama ( 1 swing )

Run ke empat
mengurangi waktu open line 3 menjadi 0.14 sec
semua bus mengalami under voltage, bus 5 mengalami drop tegangan yang paling
tinggi yaitu 9.66 %. Bus 8 mengalami drop voltage sebesar 7.08 %.

Identikasi sudut rotor relatif G2, sudut rotor mencapai 180 derajat pada saaat
waktu sekitar 2.911 sec ( gelombang yang kedua ( 2 swing )).
Run ke lima
mengurangi waktu open line 3 menjadi 0.138 sec

grafik sudut rotor relative kurang dari 137 derajat selama osilasi berlangsung
run 6
CFCT pada waktu 0.138 s

Grafik sudut rotor relative ketika CFCT 0.138 s


Grafik sudut rotor relative ketika CFCT 0.117 s

Anda mungkin juga menyukai