Anda di halaman 1dari 19

Kata Pengantar

Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat
rahmat, karunia, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Prinsip-prinsip Manajemen Perusahaan” dengan tepat waktu. penyelesaiaan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Ayat Ekonomi yang diberikan oleh
dosen pembimbing. Sholawat serta salam kami hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membimbing umat manusia menuju jalan yang telah dirahmati oleh Allah
SWT yakni agama Islam dengan mukzizat terbesarnya yaitu al-Qur’an.

Pada makalah ini kami membahas lebih dalam lagi tentang Prinsip-prinsip
Manajemen Perusahaan yang lebih memfokuskan isi makalah kepada berbagai sumber
buku yang kami cantumkan dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan
mudah dimengerti.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, kami menerima segala kritik, saran, dan usulan demi perbaikan
penulisan di masa yang akan datang. Mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang
membangun, kami selaku pemakalah juga berterima kasih kepada orang-orang yang telah
ikut serta mendukung agar terselesaikannya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pemakalah dan bagi pembaca makalah ini.

Medan, 6 November 2018

Pemakalah

1
Daftar Isi

Kata Pengantar .................................................................................................................. 1

Daftar Isi ........................................................................................................................... 2

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 3


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4
C. Tujuan Masalah ............................................................................................................ 4

BAB II Isi

A. Pengertian Manajemen................................................................................................. 5
B. Prinsip-prinsip Manajemen .......................................................................................... 5
C. Perencanaan ................................................................................................................ 7
D. Pengawasan ................................................................................................................. 9
E. Jenis-jenis Pengawasan ................................................................................................ 10
F. Pengorganisasian ......................................................................................................... 11
G. Manajemen Sumber Daya Insani ................................................................................. 13

BAB III Penutup

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 18
B. Saran ........................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 19

2
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah


Prinsip manajemen secara ilmiah antara lain prinsip ilmu pengetahuan menggantikan
prinsip lama dalam hal ini taylor mengamati bahwa banyak kali para karyawan tidak
punya prosedur yang harus diikuti dalam melaksanakan tugas. Dan prinsip lain yang
melibatkan hubungan diantara para karyawan dan pimpinan perusahaan, hubungan ini
perlu dibuat seirama. Hendaklah ada usaha untuk mengharmoniskan hubungan ini antar
karyawan dan pimpinan.
Konsep kerja sama ini perlu untuk membagi tugas sesuai kegiatan masing-masing.
Manajemen pun harus menyusun perencanaan, dan pelaksanaannya adalah karyawan.
Setiap karyawan dapat menghasilkan produk semaksial mungkin, dan karyawan harus
diperkembang supaya memanfaatkan potensi mereka secara optima.
Tujuan manajemen adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh organisasi untuk
memenuhi kebijakan lingkungan, sedangkan Sasaran lingkungan merupakan rincian hal-
hal yang ingin dicapai dalam tujuan lingkungan. Sasaran sedapat mungkin harus dapat
terukur (measurable), dapat dilaksanakan (workable) dan dapat dicapai (achievable), serta
sedapat mungkin selalu menggunakan pendekatan pencegahan (prevention).
Penetapan tujuan dan sasaran lingkungan harus melibatkan personil dari bagian/unit
kerja yang terkait dalam organisasi. Personil tersebut harus memiliki kewenangan untuk
menetapkan, merencanakan, dan mencapai tujuan tersebut. Melibatkan personil sangat
membantu dalam membangun komitmen.

3
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa itu manajemen dan apa saja prinsip manajemen Islami yang dijelaskan dalam
Al-Qur’an?
2. Apa pengertian dari perencanaan?
3. Apa itu pengawasan?
4. Apa itu pengorganisasian?
5. Apa itu manajemen sumber daya insani dan bagaimana penerapannya?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
dosen pembimbing dengan mata kuliah “Tafsir Ayat Ekonomi”, selain itu untuk
menambah pengetahuan tentang Prinsip-prinsip Manajemen Perusahaan yang dapat
diterapkan dalam kehidupan, terutama bagi seseorang yang berkeingan menjadi seorang
manajer yang berprinsipkan pada syari’ah.

4
BAB II

Isi
A. Pengertian Manajemen
Secara bahasa atau etimologi manajemen disadur dari bahasa Perancis Kuno
yaitu ménagement yang artinya adalah seni melaksanakan serta mengatur. Dari asal usul
katanya saja sudah dapat kita terka bahwa sebenarnya manajemen adalah sebuah seni.
adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan suatu organisasi
dengan cara bekerja dalam team. Dalam sebuah penerapannya manajemen memiliki
subyek dan obyek. Subyek adalah orang yang mengatur sedangkan obyek adalah yang
diatur.
B. Prinsip Prinsip Manajemen
1. Prinsip Ilmu Pengetahuan Menggantikan Prinsip Lama
Dalam hal ini taylor mengamati bahwa banyak kali para karyawan tidak punya
prosedur yang harus di ikuti dalam melaksanakan tugas. Pada umumnya kryawan di
pekerjakan dan ia sendirilah yang melaksanakan pekerjaan itu dengan caranya mencobaa
coba trial and errol, dalam hal ini taylor mengadakan analisa untuk setiap pekerjaan yang
telah selesai kemudia ia mengatakan pentingnya perusahaan membuat standar yang akan
mengizinkan karyawan melaksanakan pekerjaan itu lebih efisien
2. Prinsip Lain Yang Melibatkan Hubungan Di antara Para Karyawan Dan Pimpinan
Perusahaan
Hubungan ini perlu di buat seirama hendaklah ada usaha untuk mengharmoniskan
hubungan ini dalam banyak kasus terdapat hubungan buruk di antara kelompok karyawan
dan pimpinan perusahaan. Hubungan yang buruk ini merupakan penghalang untuk
mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi, jika manajemen dan karyawan berfungsi
dalam satu lingkungan kerja yang koperatif dan bukan kompetitif maka produksi akan
meningkat, biaya kerja akan menurun, dan hubungan yang lebih baik akan tercipta di
antara karyawan dan pimpinan perusahaan
3. Konsep Kerja Sama
Konsep kerja sama ini perlu untuk membagi tugas sesuai kegiatan masing- masing.
Manajemen pun harus menyusun perencanaan, dan pelaksanaanya adalah karyawan, kerja

5
sama yang baik di antara karyawan dan pimpinan mereka akan melancarkan usaha-usaha
yang di buat untuk mencapai tujuan.
4. Setiap Karyawan Dapat Menghasilkan Produk Semaksimal Mungkin
Sebagaimana yang telah dia amati dalam industri bahwa dalam beberapa kasus
banyak karyawan yang punya keterbatasan mencapai produksi sesuai bobot yang dapat
dicapai setiap hari, jika karyawaan mengikuti instruksi ini, maka mereka pun akan
sanggup memproduksi lebih banyak dengan tenaga kerja yang lebih kecil kemudian
dengan meningkatnya produksi maka perusahaan akan beruntung , gaji karyawan pun
dapat di tingkatkan.
5. Karyawan Harus Di Perkembang Supaya Memanfaatkan Potensi Mereka Secara
Optimal
Untuk mencapai tujuan ini mereka harus di latih, diajar dengan metode yang terbaik
cara melaksanakan tugas. Ini merupakan indikasi bahwa manajemen perlu mengadakan
seleksi karyawan dan menyelenggarakan latihan buat mereka.1
Berikut penjelasan prinsip-prinsip manajemen dalam Surah Ali-Imran : 60

‫ق ِم ْن َر ب ِ كَ ف َ ََل ت َكُ ْن ِم َن الْ ُم ْم ت َِر ي َن‬


ُّ ‫الْ َح‬
”Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu,
karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.”
Dalam ayat ini terdapat peneguhan dan penenteraman hati Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam. Dari ayat ini diambil sebuah prinsip, bahwa perkara yang ditegaskan
oleh dalil-dalil bahwa hal itu adalah hak (benar) dan meyakinkan hamba baik terkait
dengan masalah 'aqidah maupun lainnya, maka wajib diyakini bahwa selain itu adalah
batil, dan bahwa semua syubhat yang datang kepadanya adalah fasid (rusak), baik hamba
tersebut sanggup menolak syubhat itu maupun tidak. Dengan prinsip ini, semua
kemusykilan yang dilontarkan oleh ahli kalam dan ahli mantiq dapat tersingkirkan, kalau
pun seseorang hendak membantah, maka hal itu merupakan kerelaan menambah amalan.
Kalau pun tidak membantah, maka tugasnya adalah menerangkan kebenaran dengan
dalil-dalilnya dan berdakwah kepadanya.

1
Emil H. Tambunan, MA. Kunci Menuju Sukses dalam Manajemen dan Kepemimpinan. (cet. VIII ; Bandung : Indonesia Publising
House. 1991). h.21

6
C. Perencanaan

Perencanaan sebenarnya adalah suatu cara “rasional” untuk mempersiapkan masa


depan Becker (2000) dalam Rustiadi (2008 h.339). Sedangkan menurut Alder (1999)
dalam Rustiadi (2008 h.339) menyatakan bahwa :

“Perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan
datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Sebagian
kalangan berpendapat bahwa perencanaan adalah suatu aktivitas yang dibatasi oleh
lingkup waktu tertentu, sehingga perencanaan, lebih jauh diartikan sebagai kegiatan
terkoordinasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam waktu tertentu. Artinya
perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan
dating serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Dengan
demikian, proses perencanaan dilakukan dengan menguji berbagai arah pencapaian serta
mengkaji berbagai ketidakpastian yang ada, mengukur kemampuan (kapasitas) kita untuk
mencapainya kemudian memilih arah-arah terbaik serta memilih langkah-langkah untuk
mencapainya.”

Perencanaan juga mempunyai manfaat bagi perusahaan sebagai berikut:

1. Dengan adanya perencanaan, maka pelaksanaan kegiatan dapat diusahakan dengan


efektif dan efisien.
2. Dapat mengatakan bahwa tujuan yang telah ditetapkan tersebut, dapat dicapai dan
dapat dilakukan koreksi atas penyimpangan-penyimpangan yang timbul seawal
mungkin.
3. Dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul dengan mengatasi hambatan
dan ancaman.
4. Dapat menghindari adanya kegiatan petumbuhan dan perubahan yang tidak terarah
dan terkontrol.

Langkah langkah dalam menyusun perencanaan

1. Merumuskan Misi dan Tujuan.

Usaha sistematis formal untuk menggariskan wujud utama dari perusahaan , sasaran

sasaran, kebijakan kebijakan dan strategi untuk mencapai sasaran-sasaran dan wujud
utama perusahaan yang bersangkutan.

7
2. Memahami Keadaan Saat ini.

Perencanaan menyangkut jangkauan masa depan dari keputusan-keputusan yang


dibuat sekarang, untuk mengenal sistematis peluang dan ancaman dimasa mendatang.
Dengan pilihan langkah-langkah yang tepat akan lebih menguntungkan perusahaan.
Meliputi jangka pendek dan sampai jangka panjang.

3. Mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat tercapainya Tujuan.

Segala kemudahan dan kemungkinan hambatan dalam usaha mencapai tujuan perlu
sedini mungkin diidentifikasi, agar persiapan dapat dilakukan. Disatu pihak perusahaan
dapat meraih kemudahan dan manfaat optimal dengan kesempatan yang tersedia.

4. Menyusun rencana Kegiatan untuk mencapai Tujuan.


a. Tujuan dapat dicapai dengan beberapa cara, diantaranya adalah :
b. Menyusun berbagai alternatif kebijaksanaan dan tindakan-tindakan yang mungkin
dapat dipilih.
c. Menilai dan membandingkan untung rugi setiap alternatif kegiatan kebijakan.
d. Memilih dan menetapkan suatu alternatif yang paling cocok dan baik diantara
alternatif-alternatif lain.

Perencanaan Strategik ( Strategik Planning/ Corporate Planning ) merupakan bagian


terpenting dari manajemen strategik dan dapat dianggap sebagai pilar sentral manajemen
strategik.

Contoh kasus perencanaan dalam kehidupan adalah seperti:

Kendaraan apa yang hendak digunakan jika kita ingin berpergian ke suatu tempat?

Saya adalah mahasiswi yang berdomisili di tangerang dan kuliah di Universitas


Gunadarma depok. Setiap hari saya harus menempuh ± 2 jam untuk mencapai universitas
tersebut. Saya harus menentukan dan merencanakan kendaraan apa yang cocok untuk
saya gunakan untuk mencapai tujuan saya. Bis atau Kereta. Sebelumnya saya harus tahu
terlebih dahulu kendala apa yang sekiranya akan saya hadapi dijalan entah naik kereta
atau bus. Dan perkiraan ongkos yang akan saya habiskan. Setelah itu barulah saya bisa
melaksanakan perencanaan saya untuk mencapai tujuan tersebut.

8
Penjelasan tentang perencanaan dalam Q.S Al-Hasyr : 18

‫ت لِ غَ ٍد ۖ َو ات َّق ُوا‬ ٌ ْ‫َّللا َ َو لْ ت َنْ ظُ ْر نَف‬


ْ ‫س َم ا قَد َّ َم‬ َّ ‫يَا أ َي ُّ َه ا الَّ ِذ ي َن آ َم ن ُوا ات َّق ُوا‬
‫ير بِ َم ا ت َعْ َم ل ُو َن‬ َّ ‫َّللا َ ۖ إِ َّن‬
ٌ ِ‫َّللا َ َخ ب‬ َّ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Allah Subhaanahu Wa Ta'aala memerintahkan hamba-hamba-Nya yang mukmin
untuk melakukan kehendak dari keimanan dan konsekwensinya yaitu tetap bertakwa
kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala baik dalam keadaan rahasia maupun terang-
terangan dan dalam setiap keadaan serta memperhatikan perintah Allah baik syariat-Nya
maupun batasan-Nya serta memperhatikan apa yang dapat memberi mereka manfaat dan
membuat mereka celaka serta memperhatikan hasil dari amal yang baik dan amal yang
buruk pada hari Kiamat. Karena ketika mereka menjadikan akhirat di hadapan matanya
dan di depan hatinya, maka mereka akan bersungguh-sungguh memperbanyak amal yang
dapat membuat mereka berbahagia di sana, menyingkirkan penghalang yang dapat
memberhentikan mereka dari melakukan perjalanan atau menghalangi mereka atau
bahkan memalingkan mereka darnya. Demikian juga, ketika mereka mengetahui bahwa
Allah Subhaanahu wa Ta'aala Mahateliti terhadap apa yang mereka kerjakan, dimana
amal mereka tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya dan tidak akan sia-sia serta
diremehkan-Nya, maka yang demikian dapat membuat mereka semakin semangat
beramal saleh.
D. Pengawasan
Istilah mengenai pengertian pengawasan menurut bahasa Indonesia berasal dari kata
“awas” dimana berarti pengawasan adalah aktivitas mengawasi atau mengamati sesuatu
dengan teliti. Aktivitas lanjutan dari pengawasan adalah melaporkan hasil pengawasan
tersebut.

Pengawasan dalam bahasa inggris disebut dengan pengendalian (controlling). Istilah


ini memiliki makna yang lebih luas dibanding dengan pengertian pengawasan. Banyak
yang mengatakan bahwa pengawasan sama dengan pengendalian. Oleh karena itu
pengawasan selalu dimasukkan pada fungsi manajemen bersamaan dengan pengendalian.

9
Pengawasan dalam manajemen suatu organisasi/perusahaan memiliki peranan penting
baik pengawasan internal maupun eksternal. Melalui aktivitas pengawasan diharapkan dapat
segera diketahui apabila terjadi penyimpangan dalamkeberjalanan manajemen organisasi
yang tidak sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan.
Adapun tujuan pengawasan, diantaranya :

1. Menjamin keberjalanan pekerjaan sesuai dengan perencanaan, kebijakan dan prosedur


yang ditetapkan.
2. Melakukan koordinasi antar aktivitas yang dilaksanakan.
3. Menghindari terjadinya penyalahgunaan dan pemborosan anggaran.
4. Melakukan penjaminan akan terwujudnya kepuasan konsumen terhadap produk yang
dihasilkan (apabila perusahaan nirlaba)
5. Membangun kepercayaan konsumen pada kepemimpinan organisasi / perusahaan /
pemerintahan.
E. Jenis Jenis Pengawasan

Pengawasan dibagi menjadi dua yaitu pengawasan internal dan eksternal. Pengertian
pengawasan internal yaitu kegiatan pengawasan yang dijalankan oleh badan pengawasan
yang ada di dalam organisasi yang bersangkutan. Kemudian pengawasan ekternal ialah
pengawasan yang dilaksanakan oleh unit pengawasan yang berada di lingkukan luar
organisasi yang diawasi.

Berdasarkan dua tipe tersebut terdapat jenis jenis pengawasan yang perlu diketahui
sebagai berikut :

Preventif dan Represif.

1. Pengawasan preventif, yaitu dilaksanakan sebelum suatu aktivitas maupun program


dijalankan. Pengawasan ini memiliki tujuan agar mencegah penyimpangan dalam
suatu kegiatan. Sebagai contoh pengawasan dalam perusahaan pada bidang keuangan
terkait penyusunan usulan anggaran. Pengawasan ini dilaksanakan sebagai usaha
menghindari adanya penyelewengan anggaran dalam keberjalanan program yang akan
merugikan perusahaan.
2. Pengawasan represif, yaitu pengawasan yang dilaksanakan pada aktivitas setelah
aktvitas tersebut telah selesai dijalankan. Contohnya pengawasan yang dilakukan pada
akhir tahun anggaran baik pengawasan dana desa hingga anggaran nasional dimana

10
dana telah ditetapkan saat perencanaan kemudian telah dilaksanakan kegiatan hingga
laporan pertanggungjawabannya.

Dalam hal pengawasan terdapat pula di dalam Al -Qur’an Q.S Asy-


Syu’ara : 91-92

‫ت الْ َج ِح ي مُ لِ ل ْ غ َا ِو ي َن‬
ِ َ‫َو ب ُِر ز‬
91. “dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat"
‫َو ق ِ ي َل ل َ ُه ْم أ َيْ َن َم ا كُ نْ ت ُ ْم ت َعْ ب ُ د ُو َن‬
92. dan dikatakan kepada mereka: "Dimanakah berhala-berhala yang dahulu kamu
selalu menyembah(nya)”
F. Pengorganisasian

Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian: Organisasi adalah suatu bentuk persekutuan
antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka
pencapain tujuan yang telah ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat seorang atau
sekelompok orang yang disebut bawahan.2

Sedangkan dalam arti umum organisasi merupakan sekumpulan/sekelompok orang


(dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan untuk bekejasama dengan pembagian
atau alokasi tugas dan tanggung jawab tertentu dalam system koordinasi, kooperatif,
dorongan-dorongan, dan pengaturan guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang
telah ditetapkan.

Adapun unsur-unsur pengorganisasian, yaitu:

1. Man (orang-orang) dalam kehidupan organisasi atau ketata lambangan sering


disebut dengan istilah pegawai atau personel,pegawai atau personel terdiri dari
semua anggota atau warga organisasi.yang menurut fungsi dan tingktannya terdiri
dari unsur-unsur (administator) sebagai unsur pemipin tertinggi dalam organisasi,
psrs menejer ysng memimpin sustu umit satuan kerja sesuai dengan fungsinya
masing-masing danpara pekerja (non management/workers). Semua itu secara
bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
2. Kerjasama, merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan
yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.oleh karna
itu, semua anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya

2
Dr.J.Riberu. Dasar-dasar Kepemimpinan. (cet.IV ; Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya. 1992). h.68

11
dibedakan menjadi administator, manajer,dan pekerja (workers) secara bersama-
sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
3. Tujuan, merupakan arah atau sasaran yang dicapain. Tujuan menggambarkan
tntang apa yang dicapai atauyang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir
tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tetang apa yang
harus dicapai melalui prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy).
Strategi, anggaran (hudgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah
ditetapkan.
4. Peralatan (equipment) merupakan unsur yang keempat yaitu peralatan atau
equipment yang terdiri dari semua sarana, berupa materai, mesin-mesin, uang, dan
modal lainnya (tanah,gedung/bangunan’/kantor).
5. Lingkunagan (environment) faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya,
ekonomi, dan teknologi.

Menurut stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri dari


lima langkah:

1. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi
2. Membagi beban kerja kedalam kegiatan-kegiatan yang secara logis danmemadaidapat
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang.
3. Mengkombinasi pekerjaan anggota prusahaan dengan secara logis dan efisien.
4. Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu
kesatuan yang harmonis.
5. Memantau efektivitas organisasi dalam mengambil lamgkah-langkah penyesuaian
untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.3

Fungsi pengorganisaian adalah proses yang menyangkut bagaimana strategidan taktik


yang telah dirumusakan dalam perencanaan desain dalam sebuah struktur organisasi yang
tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat
memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien
guna pencapaian tujuan organisasi.

Tujuan pengorganisan yaitu dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab.

3
http://catatanfhiera.blogspot.com, dikutip pada tanggal 02 Maret 2015, pukul 16.15.05 Wib

12
Dengan pembagaian tugas diharapkan setiap organisasi dapat meningkatkan
keterampilannya secara khusus (spesialisasi) dalam menangani tugas-tugas yang
dibebankan. Apabila pengorganisasian itu dilakukan secara serampangan, tidak sesuai
dengan bidang keahlian seseorang, maka tidak mustahil dapat menimbulkan kegagalan
dalam penyelesaian pekerjaan itu.

Penjelasan tentang pengorganisasian dalam Q.S Shad : 26

َ ‫ض ف ِ ي َخ لِ ي ف َة ً َج ع َ لْ ن َا‬
ُ َ ‫ك إ ِ ن َّ ا د‬
‫او و د ُ ي َ ا‬ ِ ‫اس ب َيْ َن ف َ ا ْح كُ ْم ْاْل َ ْر‬ َ ْ‫َو َل ب ِ ال‬
ِ َّ ‫ح قِ ال ن‬
ٌ ‫ض ل ُّو َن عَ ْن سَ ب ِ ي ِل َّللاَّ ِ ل َهُ ْم عَ ذ َا‬
ِ‫ب شَ ِد ي د ٌ ب ِ َم ا ن َ سُ وا ي َ ْو مَ الْ ِح سَ ا ب‬ ِ َ ‫ك عَ ْن سَ ب ِ ي ِل َّللاَّ ِ ۖ إ ِ َّن ال َّ ِذ ي َن ي‬َ َّ ‫ُض ل‬
ِ ‫ف َي‬

ِ ‫الْ َه َو ٰى الْ َه َو ٰى ت َت َّب ِ ع‬

“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka
berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat
darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.”

G. Manajemen Sumber Daya Insani (Manusia)

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pemimpin dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi,
dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang ditetapkan (Panggabean,
2007:15).

Manajemen sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi
sebagai modal (non material/non finansial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat
diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan
eksistensi organisasi (Sulistiyani dan Rosidah, 2009:11).

Manajemen sumber daya manusia merupakan kegiatan yang mengatur tentang cara
pengadaan tenaga kerja, melakukan pengembangan, memberikan kompensasi,
pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja melalui proses-proses manajemen dalam
rangka mencapai tujuan organisasi (Yuli, 2005:15)

Manajemen sumber daya manusia terdiri atas serangkaian keputusan yang terintegrasi
tentang hubungan ketenagakerjaan yang memengaruhi efektivitas karyawan dan

13
organisasi. Manajemen sumber daya manusia merupakan aktivitas-aktivitas yang
dilaksanakan agar sumber daya manusia di dalam organisasi dapat digunakan secara
efektif guna mencapai berbagai tujuan.

Manajemen Sumber Daya Manusia mengatur dan menetapkan program kepegawaian


yang mencakupmasalah-masalah sebagai berikut:

a. Menetapkan jumlah, kualitas, dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan
kebutuhan perusahaan berdasarkan job description (pembagian tugas dan tanggung
jawab), job specification (spesifikasi pekerjaan), job reqruitment (syarat pekerjaan),
dan job evaluation (evaluasi pekerjaan).
b. Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan berdasarkan asa the ringht
man in the right place and the right man in the right job (menempatkan karyawan
pada tempat dan kedudukan yang tepat).
c. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan pemberhentian.
d. Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada masa yang akan
datang.
e. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan perkembangan
perusahaan pada khususnya.
f. Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan kebijaksanaan pemberian
balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis.
g. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.
h. Melaksanakan pendidikan, latihan dan penilaian produktivitas karyawan.
i. Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal.
j. Mengatur pensiun, pemberhentian, dan pesangonnya.

Tujuan utama manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan


kontribusi pegawai terhadap organisasi dalam rangka mencapai produktivitas organisasi
yang bersangkutan. Hal ini dapat di pahami karena semua kegiatan organisasi dalam
mencapai tujuan, tergantung kepada manusia yang mengelola organisasi yang
bersangkutan. Oleh sebab itu, sumber daya manusia tersebut harus dikelola agar dapat
berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan organisasi.

Adapun Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Menurut


Cherrington, yaitu:

a. Staffing/Employment

14
Fungsi ini terdiri dari tiga aktivitas penting, yaitu perencanaan, penarikan, dan seleksi
sumber daya manusia. Sebenarnya para manajer bertanggung jawab untuk mengantisipasi
kebutuhan sumber daya manusia. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, para
manajer menjadi lebih tergantung pada departemen sumber daya manusia untuk
mengumpulkan informasi mengenai komposisi dan keterampilan tenaga kerja saat ini.

b. Performance Evaluation

Departemen sumber daya manusia dan para manajer. Para manajer menanggung
tanggung jawab utama untuk mengevaluasi bawahannya dan departemen sumber daya
manusia bertanggung jawab untuk mengembangkan bentuk penilaian kinerja yang efektif
dan memastikan bahwa penilaian kinerja tersebut dilakukan oleh seluruh bagian
perusahaan.

c. Compensation

Dalam hal kompensasi/reward dibutuhkan suatu koordinasi yang baik antara


departemen sumber daya manusia dengan para manajer. Para manajer bertanggung jawab
dalam hal kenaikan gaji, sedangkan departemen sumber daya manusia bertanggung jawab
untuk mengembangkan struktur gaji yang baik.

d. Training and Development

Departemen sumber daya manusia bertanggung jawab untuk membantu para manajer
menjadi pelatih dan penasehat yang baik bagi bawahannya, menciptakan program
pelatihan dan pengembangan yang efektif baik bagi karyawan baru (orientasi) maupun
yang sudah ada (pengembangan keterampilan), terlibat dalam program pelatihan dan
pengembangan tersebut, memperkirakan kebutuhan perusahaan akan program pelatihan
dan pengembangan, serta mengevaluasi efektifitas progam pelatihan dan pengembangan.
Tanggung jawab departemen sumber daya manusia dalam hal ini juga menyangkut
masalah pemutusan hubungan kerja Tanggung jawab ini membantu restrukturisasi
perusahaan dan memberikan solusi terhadap konflik yang terjadi dalam perusahaan.

15
e. Employe Relations

Dalam perusahaan yang memiliki serikat pekerja, departemen sumber daya manusia
berperan aktif dalam melakukan negosiasi dan mengurus masalah persetujuan dengan
pihak serikat pekerja. Membantu perusahaan menghadapi serikat pekerja merupakan
tanggung jawab departemen sumber daya manusia. Setelah persetujuan disepakati,
departemen sumber daya manusia membantu para manajer tentang bagaimana mengurus
persetujuan tersebut dan menghindari keluhan yang lebih banyak.

Tanggung jawab utama departemen sumber daya manusia adalah untuk menghindari
praktek-praktek yang tidak sehat (misalnya: mogok kerja, demonstrasi). Dalam
perusahaan yang tidak memiliki serikat kerja, departemen sumber daya manusia
dibutuhkan untuk terlibat dalam hubungan karyawan. Secara umum, para karyawan tidak
bergabung dengan serikat kerja jika gaji mereka cukup memadai dan mereka percaya
bahwa pihak perusahaan bertanggung jawab terhadap kebutuhan mereka.

f. Safety and Health

Setiap perusahaan wajib untuk memiliki dan melaksanakan program keselamatan


untuk mengurangi kejadian yang tidak diinginkan dan menciptakan kondisi yang sehat.
Tenaga kerja perlu diingatkan secara terus menerus tentang pentingnya keselamatan kerja
Suatu program keselamatan kerja yang efektif dapat mengurangi jumlah kecelakaan dan
meningkatkan kesehatan tenaga kerja secara umum. Departemen sumber daya manusia
mempunyai tanggung jawab utama untuk mengadakan pelatihan tentang keselamatan
kerja, mengidentifikasi dan memperbaiki kondisi yang membahayakan tenaga kerja, dan
melaaporkan adanya kecelakaan kerja.

g. Personnel Research

Dalam usahanya untuk meningkatkan efektifitas perusahaan, departemen sumber daya


manusia melakukan analisis terhadap masalah individu dan perusahaan serta membuat
perubahan yang sesuai. Masalah yang sering diperhatikan oleh departemen sumber daya
manusia adalah penyebab terjadinya ketidakhadiran dan keterlambatan karyawan,
bagaimana prosedur penarikan dan seleksi yang baik, dan penyebab ketidakpuasan tenaga
kerja. Departemen sumber daya manusia bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan
menganalisis informasi yang menyinggung masalah ini. Hasilnya digunakan menilai
apakah kebijakan yang sudah ada perlu diadakan perubahan atau tidak.

16
17
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

18
DAFTAR PUSTAKA

19

Anda mungkin juga menyukai