Anda di halaman 1dari 7

INTRODUCTION

Konsep dari Boeing 7E7 didasarkan pada keinginan dari konsumen. Boeing diumumkan pada
bulan Maret 2001 dan rencananya adalah membuat Sonic Cruiser, yaitu pesawat yang bisa
terbang di bawah kecepatan suara. Kesuksesan dari Cruiser tergantung dari konsumen, yaitu
apakah mereka mau untuk membayar lebih untuk penerbangan yang lebih cepat. Namun, seiring
berjalannya waktu, konsumen yang tertarik dengan Cruiser menjadi berkurang dan
mengakibatkan dunia penerbangan komersial berfokus untuk bertahan. Kejadian pada 11
September dan adanya technology bubble membawa penurunan pada pemesanan penerbangan.
Dengan menggunakan Boeing 7E7, penerbangan ke lebih dari 400 kota bisa dilayani secara
efisien dengan basis nonstop. Boeing mempertimbangkan 2 member untuk keluarga 7E7, yaitu
versi basic dan stretch. Lalu, adanya perkembangan dari pesawat Boeing 7E7, yaitu wider aisles,
lower cabin altitude dan peningkatan kelembaban pada kabin. Sebagai tambahan, pesawat ini
memiliki sistem yang menyediakan in-flight entertainment, akses internet, real-time airplane
systems, structure health monitoring, dan crew connectivity. Kemudian, Boeing mengatakan
bahwa 7E7 akan memiliki bunyi “footprint” terkecil dengan takeoff dan landing tersunyi pada
kelasnya.

MAIN PROBLEM
Permasalahan terjadi di direksi Boeing. 2 dari member yang paling berkuasa dari 11 member di
direksi, Harry Stonecipher dan John McDonnell telah dirumorkan karena mengangkat
permasalahan yang serius yang menyangkut biaya dari 7E7. Sementara biaya pengembangan dari
proyek 7E7 bisa menjadi tinggi yaitu $10 miliar, adanya imminent veto threats jika angka
tersebut tidak berkurang dalam miliar. Secara spesifik, direksi berkeinginan agar biaya
pengembangan dari 7E7 tetap hanya 40% dari apa yang dibutuhkan untuk mengembangkan 777.
Tambahan dari tekanan dari direksi adalah agar biaya per-copy dari 7E7 hanya 60% dari biaya
777. Sebagai respon, Philip Condit (CEO dan chair dari Boeing) mengatakan bahwa Boeing
memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan pesawat jet dengan kurang. Tetapi, Ia
mengetahui bahwa jika Boeing tidak mengambil resiko dalam industri penerbangan komersial,
hari-hari mereka sebagai kompetitor yang serius terhadap Airbus tidak diperhitungkan. Pada
tanggal 16 Juni 2003, Michael Bair, ketua dari proyek 7E7 mengumumkan bahwa Boeing telah
membuat progress yang bagus pada pengembangan dari 7E7 dan berlanjut sesuai dengan
rencana untuk menawarkan pesawat 7E7. Untuk melanjutkan proyek tersebut, Bair meminta
komitmen perusahaan dari direksi Boeing pada awal tahun 2004. Jika direksi menyetujui rencana
tersebut, Ia bisa memulai mengumpulkan pesanan dari perusahaan pesawat dan mengharapkan
konsumen bisa menikmati penerbangan dengan pesawat yang baru pada tahun 2008. Antara
sekarang dengan rekomendasinya kepada direksi, Ia harus menyelesaikan valuasi dari proyek
7E7 dan mendapatkan dukungan dari CEO Boeing, Philip Condit dan manajer senior lainnya.
Apakah proyek ini bersifat menguntungkan bagi para pemegang saham dengan menggunakan
analisis keuangan?
1. What is an appropriate required rate of return against which to evaluate the
prospective IRRs from the Boeing 7E7?
IRR pada proyek Boeing 7E7 adalah 15,66 %. Required rate of return harusnya
sekitar 15,7 %. Ada 3 skenario yang paling mungkin :
 Jika NPV > 0 atau IRR > Required rate of return, proyek bisa dikatakan bagus
dan bisa diambil (dengan pertimbangan pasar dan ketersediaan alternatif dan kita
bisa memilih apakah bisa diteruskan atau tidak).
 Jika NPV = 0 atau IRR = Required rate of return, proyek ini tidak membuat kita
rugi, tetapi juga tidak membuat kita untung. Maka dari itu, sangat mudah bagi
NPV mengalami penurunan menjadi negatif sehingga harus dipertimbangkan
dengan matang.
 Jika NPV < 0 atau IRR < Required rate of return , proyek ini tidak bisa dibilang
bagus dan tidak perlu diambil, kecuali kalau tujuannya untuk keuntungan
potensial di masa depan dari market share.

EXHIBIT 9
Sensitivity Analysis of Project IRR's by Price,
Volume, Development Costs and Cost of Goods Sold
Unit Volume
Price
(First 20 Years) Premium
15.66% 0% 5% 10% 15%
1500 10.5% 10.9% 11.3% 11.7%
1750 11.9% 12.3% 12.7% 13.1%
2000 13.0% 13.5% 13.9% 14.4%
2250 14.1% 14.6% 15.1% 15.5%
2500 15.2% 15.7% 16.1% 16.6%
2750 16.1% 16.6% 17.1% 17.6%
3000 17.1% 17.6% 18.1% 18.6%

Development
COGS /
Costs Sales
15.66% 78% 80% 82% 84%
$6,000,000,000 21.3% 18.7% 15.9% 12.6%
$7,000,000,000 19.4% 17.0% 14.4% 11.3%
$8,000,000,000 17.9% 15.7% 13.2% 10.3%
$9,000,000,000 16.6% 14.5% 12.1% 9.4%
$10,000,000,000 15.5% 13.5% 11.2% 8.6%
Note: The section below gives key assumptions driving the model--varying
these assumptions, given in yellow, allows one to test the sensitivity of IRR.

a. Please use the capital asset pricing model to estimate the cost of equity. At the
date of the case, the 74-year equity market risk premium (EMRP) was estimated
to be ___. Which beta and risk-free rate did you use? Why?
CAPM = Rf + Beta (Rm – Rf)
= 0,85% + 1,62 (6,4% - 0,85%)
= 11,13%
Beta diambil dari case Exhibit 10 yaitu sebesar 1,62 (60 days trading) karena
pasar yang fluktuatif menyebabkan beta yang lebih lama tidak dapat memprediksi
kejadian di masa yang akan datang. Risk free rate yang digunakan adalah T-Bill
sebesar 0,85%. Pada dasarnya T-Bill diterbitkan oleh pemerintah Amerika Serikat
dan tidak mengandung resiko sehingga T-Bill dapat digunakan untuk mengevaluasi
risk free rate.

b. When you used the capital asset pricing model, which risk-premium and risk-
free rate did you use? Why?
Ketika capital asset pricing model (CAPM) digunakan, Risk-free rate of return
(Rf) yang akan dipakai adalah risk free return pada 30-year Treasury Bond yaitu
4,56% karena Boeing memiliki horizon waktu project sekitar 20 tahunan . Alasan
kami menggunakan risk free return 30-year Treasury Bond karena hutang pemerintah
AS memilki peluang sangat kecil untuk gagal dan dapat dianggap bebas risiko (risiko
terjadinya kerugian sangat kecil).maka dari itu sangat aman . Risk Premium (Rm-Rf)
yang dipakai adalah (11,7%-4,56%) = 7,14% karena pengembalian nominal rata-rata
yang diharapkan pada tingkat pasar Rm selama abad terakhir, nilainya 11,7%.

c. Which capital-structure weights did you use? Why?


Kita dapat menggunakan Capital-Structure yang hanya terdiri dari pembiayaan
Ekuitas (tanpa utang), mengingat di kasus ini tidak memiliki Interest Expense yang
ditentukan sehingga tidak bisa menghitung weighted average cost of debt, maka kami
dapat berasumsi bahwa proyek dibiayai hanya dengan menggunakan ekuitas.
Berdasarkan asumsi ini, CAPM sama dengan Cost of Equity = 11,13%

2. Judged against your WACC, how attractive is the Boeing 7E7 project?
Jika berdasarkan exhibit 9 (sensitivity analysis), maka kami menginginkan jika
rate of return nya tetap pada 15,7% yang dimana angka tersebut cukup baik. Proyek ini
pun akan bagus, memiliki potensi dan dapat dipertahankan / diteruskan untuk
kedepannya. Dan kalau dilihat dari keadaan ekonomi saat itu maka tidak ada salahnya
untuk menjalankan proyek tersebut selama memiliki NPV yang positif, tetapi tetap harus
dipikirkan secara matang dan digunakannya strategi yang sesuai karena proyek itu
merupakan proyek yang beresiko.

a. Under what circumstances is the project economically attractive?


Pada dasarnya suatu proyek dapat diukur attractive atau tidaknya dengan
memperhitungkan dan melihat NPVnya. Jika NPV dari suatu proyek positif maka
proyek tersebut diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan sebesar jumlah positif
dari NPV yang dihitung dari investasinya dan juga bahwa investasi itu diharapkan
akan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi daripada tingkat keuntungan
yang dikehendaki. Semakin besar angka positifnya, semakin besar pula penerimaan
yang bisa didapatkan. Oleh karena itu, perhitungan NPV tidak digunakan untuk
mengevaluasi layak atau tidaknya untuk berinvestasi saja, namun dapat digunakan
untuk membandingkan investasi mana yang lebih baik jika terdapat dua pilihan
investasi atau lebih. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin positif NPV maka akan
semakin attractive.

b. What does sensitivity analysis (your own and/or that shown in the case) reveal
about the nature of Boeing’s gamble on the 7E7?
Sensitivity Analysis of Project IRR's by Price, Volume, Development Costs and Cost
of Goods Sold
Unit Volume
(First 20 Years) Price Premium
0% 5% 10% 15%
1500 10.50% 10.90% 11.30% 11.70%
1750 11.90% 12.30% 12.70% 13.10%
2000 13.00% 13.50% 13.90% 14.40%
2250 14.10% 14.60% 15.10% 15.50%
2500 15.20% 15.70% 16.10% 16.60%
2750 16.10% 16.60% 17.10% 17.60%
3000 17.10% 17.60% 18.10% 18.60%

Development
Costs COGS / Sales
78% 80% 82% 84%
$6,000,000,000 21.30% 18.70% 15.90% 12.60%
$7,000,000,000 19.40% 17.00% 14.40% 11.30%
$8,000,000,000 17.90% 15.70% 13.20% 10.30%
$9,000,000,000 16.60% 14.50% 12.10% 9.40%
$10,000,000,000 15.50% 13.50% 11.20% 8.60%

Sensitivity analysis memiliki tujuan untuk mengekspresikan arus kas dalam hal
variabel proyek ini. Boeing harus menentukan apa yang memutuskan underlying
variables yang digunakan, pada hal ini merupakan development costs dan the per-
copy costs untuk membuat 7E7. Berdasarkan analisis sensitivitas yang terdapat pada
Exhibit 9, nature of Boeing’s gamble pada 7E7 adalah cukup tinggi. Mengingat
informasi dalam kasus ini yang memperkirakan bahwa development costs akan
menjadi $ 8 milliar dengan asumsi dasar kasus 80% sebagai persentase cost of goods
sold terhadap sales yang akan mendapatkan IRR sebesar 15,7%. Namun, jika biaya
adalah $ 10 milliar dengan asumsi 84% yang akan memiliki IRR sebesar 8,6% atau
net change senilai 7,1. Oleh karena itu, gamble ini tidak hanya bergantung pada nilai
development cost tetapi IRR juga memiliki variance yang sangat besar dari senilai
12,7 dengan IRR terbaik sebesar 21,30% dan IRR terburuk sebesar 8,6%.
Dapat juga dilihat dari WACC saat ini yang masih dalam jangkauan untuk
mencapai NPV positif, namun posisinya sangat tidak stabil. Jika terdapat sedikit
perubahan posisi NPV maka akan kehilangan uang dapat terjadi, tetapi hal itu lebih
baik dibandingkan uang tersebut habis misalkan karena terjadinya inflasi.
3. Should the board approve the 7E7?
Dari data yang ada dapat disimpulkan bahwa board harus menyetujui proyek 7E7
ini. Hal yang juga dapat menjadi pertimbangan adalah risiko dan keuntungan yang
didapatkan dari proyek ini. Namun, ada risiko yang akan muncul dari proyek ini dari
desain dan bahan yang dipakai karena 7E7 merupakan pesawat pertama yang
menggunakan konstruksi badan pesawat dengan karbon yang belum pernah menjadi
risiko dalam proyek sebesar 7E7. Persoalan lain yang dapat menjadi risiko adalah rantai
suplai juga sangat besar dan tersebar di seluruh dunia yang akan menyebabkan tantangan
dalam mengelola jaringan kontraktor ini. Ada banyak bagian dari pesawat yang sedang
dibangun sepenuhnya di negara lain dan kemudian dikirim melalui laut ke Boeing’s
Seattle facility untuk perakitan akhir. Ini akan menambah risiko yang melekat pada
proyek jika salah satu dari kontraktor ini gagal memenuhi tepat waktu.
Untuk proyek ini agar memenuhi tujuan untuk meningkatkan kekayaan pemegang
saham, Boeing harus menjual setidaknya 2.500 pesawat selama periode 20 tahun dengan
menjaga biaya pengembangan sekitar atau di bawah $ 8 milliar dan COGS sebagai persen
dari penjualan pada atau di bawah 80%.
Besarnya equity market risk premium harus sama dengan excess return yang
diharapkan oleh investor pada portfolio pasar. Pada Exhibit 8 terlihat bahwa projected
revenues yang ada cukup baik maka Exhibit 9 dapat kita percaya untuk digunakan.
Besarnya IRR proyek harus setidaknya sama dengan WACC jika ingin memenuhi tujuan
untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham.
Perhitungan finansial yang diberikan dalam kasus ini menunjukkan bahwa ada
peluang sangat bagus bahwa proyek akan meningkatkan kekayaan pemegang saham. Ada
risiko lain yang disebutkan di atas yang harus dipertimbangkan tetapi pada keseimbangan
alasan untuk maju dengan proyek lebih besar daripada yang menentangnya. Termasuk
untuk alasan bahwa mempunya NPV positif serta masih terdapat dalam jangkauan
perhitungan sensitivity analysis.

Anda mungkin juga menyukai