id
(STEERING GEAR)
PROYEK AKHIR
Oleh :
TOPIK ROHMANSAH
NIM. I8609033
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
Proyek Akhir dengan Judul ”Modifikasi sistem Kemudi Manual menjadi Sistem
Kemudi Power SteeringPadaToyota Kijang 5 K” ini telah disetujui untuk
dipertahankan dihadapan Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi DIII Teknik
Mesin Otomotif Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
P royek Akhir Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik
Univesitas Sebelas Maret
Dengan judul :
Disusun oleh :
TOPIK ROHMANSAH
NIM. I 8609033
Telah dapat disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli
Madya.
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi Diploma III Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Akhir kata penulis hanya bisa berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan para pembaca baik dari kalangan
akademis maupun lainnya.
Penulis
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI
Proyek Akhir ini bertujuan untuk memodifikasi sistem kemudi manual tipe
recirculating ball menjadi sistem kemudi dengan power steering tipe rack and
pinion pada Toyota kijang 5k.
Power steering adalah sebuah sistem yang berfungsi untuk memperingan
tenaga yang dibutuhkan untuk memutarkan kemudi terutama pada kecepatan
rendah. Sistem power steering ini mempunyai beberapa komponen utama yang
yang terdiri dari tangki reservoir, vane pump, power cylinder dan steering gear.
Steering gear berfungsi untuk mengarahkan roda depan, dan dalam waktu
bersamaan juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen agar
kemudi menjadi lebih ringan. Gerakan putar pinion diubah langsung oleh rack
menjadi gerakan mendatar.
Kesimpulan yang didapat dari Proyek Akhir ini adalah sistem kemudi
manual pada Toyota kijang dapat diubah menjadi sistem kemudi dengan power
steering tipe rack and pinion. Gangguan yang sering terjadi pada steering gear
rack and pinion adalah kerusakan pada oil seal dan O-ring pada power cylinder
dan control valve assembly dikarenakan rusak atau sobek. Cara mengatasi
gangguan pada steering gear rack and pinion adalah dengan mengganti seal - seal
yang rusak.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
ABSTRAKSI vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR GAMBAR viii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Tujuan Proyek Akhir 2
1.3. Manfaat Proyek Akhir 2
BAB II DASAR TEORI 3
2.1. Sistem Kemudi 3
2.1.1 Sistem Kemudi Manual 4
2.1.2 power steering 7
2.1.3 Prinsip Kerja Power Steering 16
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 18
3.1. Perencanaan 18
3.2. Gambar Komponen 22
BAB IV PEGERJAAN DAN PEMBAHASAN 26
4.1. Pegerjaan 26
4.1.1 Pelepasan kemudi manual 26
4.1.2 Rekondisi power steering 27
4.1.3 Pembuatan Dudukan 28
4.1.4 Proses pemotongan 30
4.1.5 Proses Pengecatan 32
4.1.6 Proses Pemasangan 33
4.1.7 Proses Pengujian 35
4.2 Pembahasan 36
4.2.1 Gangguan pada Steering Gear 36
4.2.2 Penyebab penyebab kebocoran 37
4.2.3 Pembongkaran Steering Gear 39
BAB V KESIMPULAN 47
DAFTAR PUSTAKA 48
LAMPIRAN 49
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
1. Memodifikasi sistem kemudi manual menjadi power steering tipe rack and
pinion.
2. Untuk mengetahui cara kerja dari steering gear rack and pinion dan komponen
komponennya.
Manfaat yang diperoleh dari Proyek Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat merubah sistem kemudi manual menjadi sistem kemudi dengan power
steering rack and pinion.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
DASAR TEORI
Sistem kemudi yang dipakai pada kendaraaan jika ditinjau dari tenaga
yang dipakai untuk membelokkan roda kemudi, dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu sistem kemudi manual dan sistem kemudi power steering.
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
RODA KEMUDI
BATANG KEMUDI
LENGAN IDLER
PITMAN ARM
LENGAN NAKEL
BATANG PENGHUBUNG
1. Roda kemudi berfungsi untuk mengendalikan arah roda depan melalui lengan
penghubung.
2. Poros utama kemudi berfungsi untuk mengirim gaya putar roda kemudi ke bak
commit to user
roda gigi kemudi
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
b. Kerugian
1) Bentuk roda gigi relatif kecil, sehingga kemudi jenis ini hanya dapat
digunakan pada mobil penumpang ukuran kecil sampai sedang.
2) Persinggungan antara gigi-gigi terjadi secara langsung sehingga keausan
relatif lebih cepat terjadi.
3) Bentuk gigi rak adalah lurus (spur gear), sehingga dapat menyebabakan
cepatnya keausan pada rak.
TIE ROD
BATANG PENGHUBUNG
POROS
RACK BOOT
1. Roda kemudi berfungsi untuk mengendalikan arah roda depan melalui lengan
penghubung.
2. Poros utama kemudi berfungsi untuk mengirim gaya putar roda kemudi ke
steering gear.
3. Batang kemudi, merupakan tempat poros utama.
4. Poros intermediate berfungsi menghubungkan poros utama dan poros pinion.
5. Steering gear berfungsi menambah gaya yang dikirim dari roda kemudi dan
merubah gerakan putar menjadi gerakan translasi. Pada jenis Rack and Pinion
komponen utama yang sangat berperan adalah Rack dan Pinion. Gerakan putar
pinion diubah langsung oleh rack menjadi gerakan mendatar. Model rack and
pinion mempunyai konstruksi sederhana, sudut belok yang tajam dan ringan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
tetapi goncangan yang diterima dari permukaan jalan mudah diteruskan keroda
depan sehinnga kurang bagus dalam menahann getaran.
6. Tie rod berfungsi menghubungkan lengan nakel kemudi dengan rack.
7. Rack boot berfungsi mencegah masuknya kotoran atau debu ke dalam
mekanisme rack.
8. Steering knuckle berfungsi untuk mengendalikan roda – roda depan sesuai
dengan gerakan lengan penghubung.
Prinsip kerja sistem kemudi rack and pinion adalah pinion yang
dihubungkan dengan poros utama kemudi melalui poros penghantar, berkaitan
dengan rack. Pada waktu roda kemudi diputar pinion juga ikut berputar. Gerakan
ini akan menggerakkan rack dari samping ke samping, lalu gerakan ini
dilanjutkan melalui tie rod ke steering knuckle pada roda - roda depan. Ini
menyebabkan satu roda terdorong dan satu roda tertarik. perubahan gerak putar
menjadi gerak translasi terjadi di rumah gigi kemudi.
POWER CYLINDER
VANE PUMP
1. Gear Housing
Gear housing pada power steering menggunakan roda gigi tipe rack and
pinion. Dimana steering pinion bagian ujung pada poros utama kemudi
bersinggungan dengan steering rack, sehingga pada saat steering wheel diputar
dan diikuti shaft pinion akan menggerakkan steering rack ke kiri atau ke kanan.
Gerakan steering rack diteruskan rack end dan tie rod ke roda depan kiri dan
kanan. Roda gigi rack and pinion mempunyai keuntungan sebagai berikut :
a. Konstruksinya sederhana, ringan karena gear box kecil, rack end sebagai
steering linkage.
b. Gigi reduksinya lebih besar maka momen untuk menggerakkan roda lebih
ringan.
c. Persinggungan giginya langsung sehingga respon cepat.
d. Rakitan steering tertutup sehingga tidak memerlukan perawatan.
2. Power cylinder
Power cylinder adalah tempat piston bekerja dan ditempatkan pada rack,
rack bergerak karena tekanan minyak yang dihasilkan oleh tekanan vane pump
commit to user
yang bekerja pada power piston. Kebocoran tekanan minyak di cegah oleh seal
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
ring pada piston dan juga oil seal pada kedua sisi silinder untuk mencegah minyak
bocor ke bagian luar. Steering wheel dihubungkan dengan steering main shaft
untuk menggerakkan control valve.
Pada saat steering wheel dalam posisi lurus control valve pada posisi
netral sehingga minyak dari vane pump tidak bekerja dikedua ruangan tetapi
dialirkan ke reservoir tank. Jika steering wheel diputar kesalah satu arah, maka
control valve merubah saluran fluida sehingga minyak pada ruangan lainnya
dikeluarkan dan mengalir ke reservoir tank.
Tipe rack and pinion yang mengatur perubahan saluran ada dua macam
alat, yaitu spool valve dan rotary valve. Pada masing-masing jenis terdapat torsion
bar yang terletak diantara control valve dan pinion.
Bekerjanya control valve tergantung besarnya puntiran yang diterima
torsion bar. Pada saat tidak ada tekanan minyak, torsion bar berputar sampai titik
tertentu sehingga control shaft stopper langsung memutar pinion dan
menggerakan rack, seperti pada sistem kemudi manual.
3. Control Valve
Control valve (rotary valve) didalam rumah roda gigi (gear housing)
menentukan arah aliran minyak dari pompa. Control valve shaft yang menerima
momen dari steering wheel dengan pinion gear dihubungkan oleh sebuah pasak
dan berputar bersama. Bila tidak ada tekanan minyak dari vane pump, torsion bar
akan terpuntir sepenuhnya. Control valve shaft dengan pinion gear berhubungan
pada stopper. Sehingga momen dari control valve diteruskan langsung ke pinion
gear.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
a. Posisi Netral
Selama control valve shaft dan katup rotary (rotary valve) tidak
berputar, maka dalam posisi netral. Posisi ini terjadi saat berjalan lurus tanpa
memutar roda kemudi. Minyak yang dialirkan dari pompa kembali ke tangki
reservoir melalui lubang D pada ruang D. Ruangan sebelah kiri dan kanan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
dalam silinder mulai bertekanan, tetapi keduanya tidak ada perbedaan maka
tidak terjadi bantuan power steering.
4. Vane Pump
Vane pump adalah bagian utama dari sistem power steering berfungsi
menghasilkan tekanan tinggi dan debit yang besar. Vane pump juga berfungsi
untuk mengatur jumlah aliran fluida yang diperlukan sesuai dengan putaran
mesin, dilengkapi dengan idle up untuk mencegah kondisi mesin tidak mati pada
saat steering wheel di putar maksimal. Vane pump termasuk jenis pompa rotary.
Pompa rotary ini digunakan vane yang berbentuk sliding blide, karena didalam
rotornya berbentuk blide yang bekerja karena gaya sentrifugal dan tipe ini banyak
digunakan pada power steering. Adapun komponen yang ada dalam vane pump
adalah :
a. Reservoir Tank
Reservoir tank berfungsi untuk menampung fluida power steering.
Penempatan reservoir dapat disatukan dengan pump body dan dapat terpisah.
commit to user
Tutup tangki dilengkapi dengan stick ukur yang berfungsi mengetahui jumlah
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
fluida pada tangki, apabila ketinggian minyak kurang dari tanda yang
ditentukan maka ada udara yang masuk pada sistem tersebut, akan mengurangi
kerja dari pompa atau kerja pompa menjadi tidak normal.
b. Pump Body
Pump body adalah rumah dari rotor blade dan pompa digerakan oleh
puli poros engkol mesin dengan drive belt, dan mengalirkan tekanan fluida ke
gear housing. Volume fluida dari pompa adalah sebanding dengan putaran
mesin, banyaknya minyak yang dialirkan ke gear housing akan diatur oleh flow
control valve sehingga bila kelebihan fluida akan dialirkan ke sisi hisap
(suction side).
c. Flow Control Valve
Katup pengaturan aliran (Flow Control Valve) mengatur volume aliran
minyak dari pompa ke gear housing dan menjaga agar volumenya tetap pada
rpm pompa yang berubah-ubah. Sekarang banyak pompa power steering yang
menggunakan control spool bersama dengan flow control valve untuk
menurunkan volume aliran minyak pada saat pompa mencapai kecepatan
tertentu. Dengan tujuan memperoleh gaya kemudi yang sesuai meskipun mobil
dikemudikan dengan kecepatan tinggi. Pompa power steering juga mempunyai
relief valve yang dipasang didalam flow control valve untuk mengatur tekanan
minyak maksimum. Tekanan maksimum tercapai pada saat roda kemudi
diputar sepenuhnya ke kiri atau ke kanan, kemudian control valve menutup
rapat saluran balik.
Cara kerja control valve
1. Selama Kecepatan Rendah
Tekanan pompa P1 dialirkan ke sebelah kanan flow control valve dan P2
dialirkan ke sebelah kiri setelah melewati orifice 1 dan 2. Perbedaan tekanan
antara P2 dan P1 akan semakin besar bila kecepatan rpm mesin bertambah.
Bila perbedaan tekanan P1 dan P2 mampu mengalahkan tegangan pegas (A)
pada flow control valve, maka flow control valve akan bergerak ke kiri. Ini
membuka saluran pada sisi hisap pompa (pump suction side), sehingga minyak
akan kembali ke sisi hisap pompa. Dengan cara ini, volume aliran minyak ke
gear housing di kontrol. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
3.1 Perencanaan
1. Memilih sistem kemudi power steering tipe rack and pinion. Dalam hal ini
power steering menggunakan milik Toyota Grand Extra.
2. Merekondisi power steering tipe rack and pinion yang dipilih untuk
mengetahui komponen komponen yang aus atau rusak sebelum power steering
dipasang.
3. Melihat mobil kijang yang menggunakan sistem kemudi power steering tipe
rack and pinion, untuk mengetahui konstruksi power steering dan
mengetahui bagian – bagian dari power steering serta mengetahui tata letak
dari bagian - bagiannya.
4. Setelah dilakukan pengamatan pada mobil kijang yang menggunakan power
steering tipe rack and pinion maka meniru tata letak komponen power
steering dimana power cylinder dipasang pada crossmember sedangkan vane
pump dipasang di atas dudukan kompresor ac.
18
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
Vane pump
Kompresor ac
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
Adapun alur fluida power stering adalah sebagai berikut , dari reservoir
mengalir ke vane pump, dari vane pump kemudian menuju control valve ,
dalam control valve di atur kemana arah fluida selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
BAB IV
PENGERJAAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengerjaan
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
h. Memeriksa kondisi pipa presssur, setelah diperiksa pipa tidak bocor dan
tidak tersumbat.
j. Memeriksa kondisi vane pump , setelah diperiksa vane pump masih bagus.
commit to user
Gambar 4.2 Pengelasan dudukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
3. Memasang tie rod pada steering knuckle kiri dan kanan. Dan
memasang pula mur beserta penguncinya, kemudian
mengencangkannya dengan kunci ring 17 agar tie rod terpasang
dengan kencang .
4. Memasang poros intermediate pada poros utama dengan memasang ke
2 buah mur dan bautnya serta memasang pula fleksible joint poros
intermediate ke dalam steering gear dan memasang baut penguncinya.
5. Memasang dudukan vane pump pada dudukan kompresor ac dan
memasang baut- bautnya. Baut harus terpasang dengan kencang agar
dudukan kompresor tidak bergerak saat vane pump di pasang pada
dudukannya.
6. Memasang vane pump pada dudukannya dan membautnya dengan
kencang menggunakan baut 12 mm.
7. Memasang V-belt (sabuk penggerak) pada vane pump yang
pemasangannya diambil dari pully kipas dan kompresor ac.
8. Memasang selang - selang fleksible. Dalam pemasangan selang
terdapat 4 saluran. Adapun saluran salurannya adalah sebagai berikut:
a. Selang tekanan tinggi dari vane pump ke control valve.
b. Selang pengembali dari control valve ke tanki reservoir .
c. Selang pembagi dari control valve ke silinder sebalah kiri.
d. Selang pembagi dari control valveke silinder sebelah kanan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
Proses pengujian merupakan suatu uji coba dari keberhasilan suatu alat
yang dirancang berdasarkan tujuan dan fungsi dari pembuatan alat tersebut.
Proses pengujian dilakukan untuk mengetahui secara langsung apakah sistem
kemudi dengan power steering yang telah di buat dapat berfungsi dengan baik
sesuai dengan yang direncanakan. Adapun proses pengujian dalah sebagai
berikut:
1. Pengujian usaha kemudi pada sistem kemudi manual.
Pengujian ini dilakukan dengan tidak menghidupkan mesin sehingga
tidak ada bantuan dari power steering. Kemudian memutar roda
kemudi ke kiri dan ke kanan
2. Pengujian usaha kemudi dengan power steering
Pengujian ini dilakukan dengan menghidupkan mesin sehingga sistem
power steering bekerja. Kemudian memutar roda kemudi ke kiri dan
ke kanan kalau terasa ringan berarti sistem power steering dapat
bekerja sebagaimana fungsinya.
3. Mengecek apakah terjadi kebocoran pada sistem dengan melihat
selang- selang power steering dan nepelnya, kalau oli power steering
menetes dari nepel ataupun selang baik itu pada steering gear maupun
pada vane pump berarti sistem power steering terjaadi kebocoran. Dan
melihat pula pada reservoirnya apakah oli berkurang atau tidak. Kalau
tidak ada tetesan oli dan pada tangki reservoir oli tidak berkurang
berarti sistem tidak bocor.
4. Pengujian dengan menjalankan mobil
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sistem kemudi dapat
berfungsi dengan baik dan nyaman ataupun enak dalam
pemakaiannya. Kalau belum nyaman perlu dilakukan penyetelan
wheel alignment.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
4.2. Pembahasan
Dalam pembahasan ini, akan dibahas mengenai steering gear rack and
pinion. Steering gear tidak hanya berfungsi untuk mengarahkan roda depan,
tetapi dalam waktu bersamaan juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk
meningkatkan momen agar kemudi menjadi lebih ringan.
Gerakan putar pinion diubah langsung oleh rack menjadi gerakan
mendatar. Model rack and pinion mempunyai konstruksi sederhana, sudut belok
yang tajam dan ringan, tetapi goncangan yang diterima dari permukaan jalan
mudah diteruskan ke roda depan.
Gangguan yang sering terjadi pada steering gear tipe rack and pinion
adalah sebagai berikut :
1. kebocoran pada control valve assembly dikarenakan oil seal dan O-ring
sudah rusak atau sobek sehinnga fluida atau minyak power steering tidak
dapat dicegah. Cara mengatasinya mengganti oil seal dan O-ring dengan
yang baru
2. kebocoran pada control valve housing dikarenakan oil seal dan O-ring sudah
rusak atau sobek sehinnga fluida atau minyak power steering tidak dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
dicegah. Cara mengatasinya mengganti oil seal dan O-ring dengan yang
baru
3. kebocoran pada pipa pressure baik pada power cylinder maupun pada
control valve. Dikarenakan ulir yang sudah aus, nepel yang sudah aus dan
selang yang sudah aus akibatnya terjadi rambasan oli atau fluida. Cara
mengatasinya mengganti pipa pressure dengan yang baru.
4. kebocoran pada power cylinder dikarenakan oil seal dan O-ring sudah rusak
atau sobek sehinnga fluida atau minyak power steering tidak dapat dicegah.
Cara mengatasinya mengganti oil seal dan O-ring dengan yang baru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
Kebiasaan salah yang lain dan tidak disadari oleh pengemudi adalah
memutar roda kemudi hingga mentok saat mereka akan memutar arah mobil.
Mereka memutar kemudi dengan maksimal hingga kadang berbunyi klak.
Apabila hal itu dilakukan dalam waktu tiga hingga lima menit dan berulang-
ulang akan mnyebabkan berkurangnya daya tahan seal power steering bahkan
sampai jebol seal power steering tersebut. Hal ini disebabkan salah satu sisi
rack pinion steer mendapat dorongan yang kuat dan suhu di power cylinder
menjadi tinggi.
Begitu pula dengan komponen di kaki-kaki mobil yang sudah aus, baik
bushing arm, ball joint, tierod, bearing, shockbreaker, dan lainnya, Sebab
ketidakoptimalan kerja komponen itu menjadikan pengendalian roda mobil
semakin sulit. Akibatnya, power steering pun harus bekerja ekstra keras untuk
mengendalikannya. Jadi, jika hal itu terjadi dalam waktu lama dan terus
menerus, power steeringakan cepat rusak.
kimiawi dengan udara. Cara paling mudah untuk melihat masalah di oli dengan
cara mengamati warna oli, bila warnanya telah kehitaman maka segera diganti
meski jumlahnya masih cukup banyak. Oli juga cepat rusak karena adanya
perubahan suhu yang tinggi akibat tekanan tinggi dari pompa oli.
3. Melepas pipa pressure dengan menggunakan kunci pas pada control valve
dan power cylinder.
4. Melepas klem pengunci rack boot dengan menggunakan tang jepit yang
terpasang pada rack end dan mengendorkan klem rack boot yang terpasang
pada rack housing dengan menggunakan obeng. Kemudian melepas rack
boot.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
b. Pemeriksaan
1. Memeriksa kebengkokan rack, kausan gigi-gigi atau kerusakan yang terjadi
seperti retak atau patah pada permukaan gigi rack. Kebengkokan maksimum :
0,3 mm.
2. Memeriksa oil seal dan O-ring steering rack dari keausan apabila sudah aus
atau robek harus diganti. Dan apabila dilakukan pembongkaran hendaknya
dilakukan pergantian oil seal yang baru agar tidak terjadi kebocoran.
3. Memeriksa kondisi gigi pinion, bila aus atau patah harus diganti agar sistem
kemudi dapat berfungsi sempurna.
4. Memeriksa kondisi bantalan bawah dan atas pada control valve assembly bila
aus atau macet harus diganti.
5. Memeriksa oil seal dan O-ring pada control valve assembly dari keausan
apabila sudah aus atau robek harus diganti. Dan apabila dilakukan
pembongkaran hendaknya dilakukan pergantian oil seal yang baru agar tidak
terjadi kebocoran.
6. Memeriksa kondisi karet penutup atau rack boot bila rusak atau sobek harus
diganti agar kotoran atau debu tidak masuk ke dalam steering rack
7. Memeriksa kondisi ball joint sambungan rak and dan tie-rod, apabila sudah
aus harus diganti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
8. Memeriksa kondisi ulir-ulir pada control valve dan power cylinder, apabila
aus atau rusak perbaiki dengan tap atau sney agar tidak terjadi kebocoran
pada nepel.
c. pemasangan.
Langkah pemasangan adalah kebalikan dari langkah pembongkaran.
Adapun langkah langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Mengoleskan fluida power steering atau gemuk pada komponen yang
bergesekan
2. Memasang oil seal yang baru pada silinder
3. Memasang rack pada rack housing dan Memasang stopper pada ujung
silinder
4. Memasangconrol valve (katup pengatur) pada housingnya.
5. Memasang rack guide dan pegas rack guide dan Memasang mur pengunci
tutup pegas rack guide.
6. Memasang claw washer dan rack end pada steering rack
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
Perhitungan dudukan
107 kg
26
A B
52 mm
Reaksi penumpu
∑ Fx = 0
∑ MA = 0 107 . 26 – (Rb . 52 )
= 2782 – 52 Rb
Rb = 2782 / 52 = 53.5 kg
Ra + Rb = 107
Ra + 53.5 = 107
Ra = 107 – 53.5
= 53.5 kg
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
53.5 kg
45 mm
A
B
90 mm
∑ Fx = 0
∑ MA = 0 53.5 . 45 – (Rb . 90 )
= 2407 – 90 Rb
Rb = 2407 / 90 = 26.75 kg
Ra + Rb = 53.5
Ra + 26.75 = 53.5
Ra = 53.5 – 26.75
= 26.75 kg
26.75 kg 26.75 kg
Momen maksimum
MA = 267.5 . 45 mm
= 12037.5 N mm
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
Y=
5
=
5
= 4 mm
1
I= bh6
12
1
= × 300 mm × (8 mm)6
12
15360
=
12
= 1280 mm4
.
σb =
Ƃ5360. ×
= = 37.6 N/mm2
Ƃ5 3
Dari perhitungan di atas didapat hasil σb sebenarnya 37.6 N/mm2 sedangkan tegangan
tarik pada baja st 37 adalah 240 N/mm2 sehingga dudukan aman untuk digunakan.
Keterangan :
b = Panjang spesimen (mm)
h = Tebal spesimen (mm)
I = Momen inersia(mm4)
Y = Titik tengah (mm)
M = Momen maksimum (N.mm)
σ = Tegangan bending (N/mm2)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
KESIMPULAN
1. Sistem kemudi manual pada Toyota Kijang dapat diubah menjadi sistem
kemudi dengan power steering tipe rack and pinion.
2. Gangguan yang sering terjadi pada steering gear rack and pinion adalah
kerusakan pada oil seal dan O-ring pada power cylinder dan control valve
assembly dikarenakan rusak atau sobek.
3. Cara mengatasi gangguan pada steering gear rack and pinion adalah dengan
mengganti seal - seal yang rusak
commit to user
47