Anda di halaman 1dari 6

Artikel:

MENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP SEBAGAI


UPAYA MEMPERBAIKI MUTU HIDUP
Oleh: Drs. Mardiya

Manusia modern dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat melepaskan diri dari penerapan

teknologi, karena manusia modern tidak sekedar menjalani hidup akan tetapi telah menempatkan

kenikmatan hidup sebagai salah satu sikap dan perilakunya dalam mencapai kebahagiaan.

Sebagai konsekuensi dari perilaku manusia modern ini, maka kebutuhan untuk kehidupan yang

diambil dari lingkungannya tidak lagi sebatas subsistensi (jumlah yang diperlukan untuk

mempertahankan fungsi-fungsi hidup) akan tetapi telah meningkat pada jumlah kebutuhan yang

berlebih. Jumlah sumberdaya alam yang dibutuhkan semakin diperbesar lagi oleh pertumbuhan

populasi manusia dan penemuan-penemuan baru berkat perkembangan sains dan teknologi.

Akibatnya, sumberdaya alam dikuras serta dari kegiatan produksi dan konsumsi benda-benda

keperluan hidup sehari-hari akan dihasilkan hasil samping berupa limbah yang dapat mencemari

lingkungan. Limbah tersebut dibuang ke media lingkungan, yaitu air, udara dan tanah. Sebagai

akibat lebih lanjut dari pencemaran, terjadi kerusakan dan mungkin kepunahan komponen biotik

dalam ekosistem. Komponen biotik ini meliputi hewan, tumbuh-tumbuhan, jasad renik dan

manusia itu sendiri. Kerusakan komponen biotik menyebabkan daur biogeokimiawi, yaitu daur-

daur materi dan aliran energi dalam ekosistem terganggu.

Ketimpangan daur ekosistem akan mengakibatkan sumberdaya alam semakin turun

kualitasnya dan juga kuantitasnya, yang akan dipuncaki dengan kepunahan Sumberdaya alam

tersebut. Jika hal ini terjadi maka daya dukung lingkungan untuk kehidupan mansuia dan

makhluk hidup lainnya akan menjadi turun, sehingga (kelestarian) populasi manusia menjadi
terancam. Dengan demikian untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia dari generasi

ke generasi sampai pada akhir jaman perlu dilakukan pengelolaan lingkungan yang bijaksana.

Menurut Otto Soemarwoto (1989), pengelolaan lingkungan dapat diartikan sebagai usaha

secara sadar untuk memelihara dan atau memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar

manusia dapat terpenuhi sebaik-baiknya. Sedangkan menurut UU No. 4 Tahun 1982,

pengelolaan lingkungan hidup diartikan sebagai upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan,

pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan dan pengembangan lingkungan hidup. Dari

pengertian tersebut ada dua hal yang harus ada dalam pengelolaan lingkungan hidup yang

bijaksana, yaitu upaya pemanfaatan lingkungan untuk mencapai kebutuhan hidup dan usaha

pelestarian lingkungan hidp agar tidak terjadi ketidakseimbangan ekosistem.

Perencanaan dan pengelolaan lingkungan hanya akan berhasil baik jika bertumpu pada

pengembangan sains dan teknologi, sehingga penerapan teknologi pada masyarakat tidak

semata-mata teknologi eksploitasi, melainkan juga teknologi yang mampu mengarahkan

perencanaan dan pengelolaan lingkungan dan sekaligus memberikan koreksi terhadap

ketimpangan daur ekosistem yang selama ini terjadi.

Pengelolaan lingkungan hidup yang dapat meningkatkan mutu kehidupan manusia tanpa

merusak lingkungan pada masa-masa sekarang dan masa yang akan datang sangat diperlukan.

Oleh sebab itu menurut Emil Salim, pemanfaatan sumberdaya alam harus bijaksana dan

berwawasan lingkungan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup rakyat sepanjang masa.

Berkaitan dengan masalah tersebut, maka dalam mengolah sumberdaya alam yang tidak dapat

diperbaharui, perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut : (1) Terbatasnya jumlah dan

kualitas sumberdaya alam, (2) Lokasi sumberdaya alam serta pengaruhnya terhadap

pertumbuhan masyarakat dan pembangunan daerah, (3) Penggunaan hasil sumberdaya alam agar
tidak boros, (4) Dampak negatif pengolahan yang berupa limbah dipecahkan secara bijaksana,

termasuk pembuangannya. Apakah ke dalam tanah, ke dalam sungai, ke udara, limbah buangan

harus sudah dinetralisir sehingga tidak mencemari lingkungan hidup.

Sedangkan dalam pengolahan Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui perlu

memperhitungkan beberapa hal sebagai berikut: (1) Cara pengolahan hendaknya dilakukan

secara serentak disertai proses pembaruannya, (2) Hasil penggunaannya sebagian untuk

menjamin pembaruan Sumberdaya alam, (3) Penerapan teknologi yang tepat sehingga teknologi

yang dipakai tidak merusak kemampuan Sumberdaya alam untuk diperbaharui, (4) Dampak

negatif pengolahannya ikut dikelola

Masih berkaitan dengan pengelolaan lingkugan hidup, agar dapat dicapai pengembangan

lingkungan hidup yang ideal yang dapat dijadikan pedoman dalam pengelolaan lingkungan

hidup, yaitu: Pertama, bahwa segala zat, benda, organisme hidup dan lain-lain hal dalam

lingkungan saling berkaitan sesamanya. Oleh karena itu setiap usaha yang menyangkut zat,

benda dan organisme tertentu langsung berinteraksi dengan zat, benda dan organisme hidup

lainnya di bagian lain dalam lingkungan. Hubungan interaksi ini bisa intensif dan segera terasa

dalam waktu pendek, bisa pula bersifat tidak langsung dan baru terasa setelah lewat beberapa

waktu. Contoh pengaruh langsung yang segera terasa, yaitu penebangan hutan di hulu sungai,

menyebabkan terjadinya erosi di bagian hulu dan besarnya pengendapan lumpur pada bagian

hilir. Contoh pengaruh tidak langsung yang dalam jangka lama baru terasa akibat, yaitu

tercemarnya air sungai oleh logam berat. Seperti kitaketahui bahwa dalam air hidup berbagai

jenis ikan yang biasa dimakan oleh penduduk. Penduduk baru menderita penyakit puluhan tahun

kemudian setelah memakan jenis ikan yang hidup pada air yang tercemar.
Kedua, bahwa sesuatu yang dibuang dalam lingkungan alam tidak akan hilang. Limbah

industri yang dibuang bisa dianggap hilang oleh pengusaha industri. Namun limbah itu

sebetulnya hanya pindah tempat, masuk ke lingkungan air, udara dan tanah. Hal ini dapat

mengganggu kesehatan masyarakat di tempat atau lingkungan yang lain. Ekosistem terbentuk

sebagai hasil perkembangan alam dalam ratusan, ribuan bahkan jutaan tahun. Untuk membuat

lapisan lahan bagian atas setebal 2,5 cm, diperlukan waktu sekitar 300 tahun. Karena ekosistem

membutuhkan waktu yang lama proses pembentukannya, maka kita jaga kelestariannya.

Ketiga, bahwa stabilitas ekosistem berkaitan langsung dengan keanekaragaman isi

lingkungan. Semakin beraneka ragam isi lingkungan dengan bermacam-macam fauna dan flora,

semakin stabil ekosistem itu. Sebaliknya semakin seragam isi lingkungan dengan tumbuh-

tumbuhan dan binatang yang sedikit jenisnya, semakin labil dan goyah ekosistem itu.

Keempat, bahwa ekosistem yang beranekaragam dan stabil itu menumbuhkan kualitas

hidup yang lebih tinggi dibadingkan dengan ekosistem yang seragam dan labil.

Kelima, bahwa ekosistem yang kuat mendesak yang lemah. Kuat dalam makna fisik

maupun intelengensi, mampu mendesak yang lemah.

Keenam, tidak ada hal gratis dalam kehidupan lingkungan. Apabila manusia hanya

memetik dari alam tanpa siklus kehidupan. Dan hal itu akan menimbulkan ketidakseimbangan

dan muncul gangguan atau bencana di saat lain. Apa yang diambil dari lingkungan hidup harus

disertai dengan usaha memberikannya kembali kepada alam.

Namun harus diingat bahwa untuk mematuhi ketujuh dalil lingkungan itu diperlukan sikap

disiplin dan bertanggung jawab. Tanpa sikap disiplin dan bertanggung jawab, akan sulit dicapai

pengembangan lingkungan hidup yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup yang baik.

Menurut email salim, hal itu bisa dicapai jika pola pembangunan, pola produksi, pola pemasaran
dan pola konsumsi dapat memberi kontribusi (dukungan) demi terpeliharanya dalil-dalil

lingkungan tersebut. Atas dasar itu, maka pengelolaan lingkungan hidup yang berwawasan

lingkungan hanya akan berhasil dengan baik jika didukung oleh semua penduduk. Dengan kata

lain, kearifan terhadap lingkungan hidup harus menjadi milik setiap insan atau membudaya di

dalam seluruh masyarakat.

Yang perlu kita pahami bersama adalah bahwa lingkungan hidup di Indonesia banyak

memiliki permasalahan. Banyak kondisi lingkungan hidup di Indonesia yang telah rusak, dalam

arti banyak lingkungan hidup yang tidak seimbang keadaannya, sehingga kurang ada manfaatnya

lagi bagi kehidupan manusia.

Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa permasalahan lingkungan hidup disebabkan

oleh berbagai faktor terutama oleh penduduk dengan segala dinamika dan aktivitasnya dan

pengelolaan Sumberdaya yang kurang bijaksana. Sadar akan hal itu pemerintah Indonesia

mengambil langkah-langkah pasti dalam usaha pengelolaan lingkungan hidup untuk

kesejahteraan manusia dengan tetap memperhatikan kelestariannya. Langkah-langkah pasti

dalam usaha pengelolaan lingkungan hidup untuk kesejahteraan manusia dengan tetap

memperhatikan kelestariannya. Lanhkah nyata pemerintah Indonesia dalam pengelolaan

lingkungan hidup agar dapat dicapai engembangan lingkungan yang ideal adalah ditetapkannya

Undang Undang No. 4 Tahun 1982 pada tanggal 11 Maret 1982 tentang ketentuan-ketentuan

pokok pengelolaan lingkungan hidup. serta pengaturan biaya pembangunan lingkungan hidup.

Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan

lingkunngan hidup tersebut terdiri dari 9 bab, 24 pasal dan pejelasannya. Di dalam undang-

undang tersebut sudah tercantum berbagai hal yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan,

mulai dari asa dan tujuan, hak kewajiban dan wewenang, perlindungan lingkungan hidup,
kelembagaan, ganti kerugian dan biaya pemulihan sampai sampai ketentuan pidana bagi

pelanggar. Dengan adanya undang-undang tersebut banyak langkah dan kegiatan yang telah

diambil pemerintah dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup yang mendukung pelestarian

lingkungan hidup. Di samping itu pemerintah juga mencanangkan “Pembangunan Berwawasan

Lingkungan” yang sekarang semakin membudaya di kalangan masyarakat.

Drs. Mardiya, Peminat masalah lingkungan


hidup dan Pegiat Bina Lingkungan Keluarga
(BLK) Kabupaten Kulonprogo.

Anda mungkin juga menyukai