Anda di halaman 1dari 4

BAB III HUKUM NEWTON TENTANG GERAK

Pengantar
Bab ini berisi butir-butir penting yang harus dipelajari mencakup: Hukum Newton
tentang gerak. Peserta didik diharapkan menguasai materi ajar tersebut dengan
mempelajarinya dari sumber-sumber bacaan yang relevan.
Peserta didik diharapkan pula untuk dapat mendeskripsikan uraian materi secara
lengkap, proses penurunan rumus/hukum, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran,
merancang kegiatan laboratorium berbasis inquiry-lengkap dengan lembar kegiatan siswa,
membuat media pembelajaran, menentukan metode dan pendekatan pembelajaran yang
tepat, menyusun alat evaluasi yang mengharuskan siswa berpikir kritis, menggunakan
kemampuan “problem solving” untuk menyelesaikannya (bukan pertanyaan/soal yang
standar), dsb.

Hukum Newton Tentang Gerak


Indikator / Tujuan Khusus Pembelajaran :
1. Mampu menjelaskan Hukum I Newton dalam pembahasan mekanika.
2. Mampu menjelaskan Hukum II Newton dalam pembahasan mekanika.
3. Mampu menjelaskan Hukum III Newton dalam pembahasan mekanika.
4. Mampu menjelaskan hubungan antar Hukum Newton tentang gerak dalam
pembahasan mekanika.

Uraian Materi
1. HUKUM I NEWTON
Isaac Newton (1642-1727) membangun teori tentang gerak. Analisis Newton tentang
gerak dirangkum dalam ”tiga hukum gerak”-nya yang terkenal. Dalam karya besarnya
Principia (diterbitkan pada 1687, mengandung seluruh pekerjaannya tentang gerak). Newton
menyatakan hutang budinya terhadap Galileo. Kenyataannya, Hukum I Newton adalah
sangat dekat dengan kesimpulan Galileo. Ia menyatakan bahwa: setiap benda akan tetap
dalam keadaan diam atau dalam keadaan laju tetap pada suatu garis lurus kecuali jika
dipaksa untuk mengubah keadaan itu dengan suatu gaya total yang bekerja padanya.
Kecenderunan suatu benda mempertahankan keadaan diamnya atau gerak
seragamnya daam suatu garis lurus dinamakan inersia. Sehingga Hukum I Newton sering
disebut Hukum Inersia.

III-1
2. HUKUM II NEWTON
Hukum II Newton menghadirkan suatu konsep massa. Massa merupakan suatu
ukuran inersia sebuah benda. Semakin banyak massa yang dimiliki benda, semakin sulit
untuk mengubah keadaan geraknya. Yaitu, akan lebih sukar untuk membuatnya bergerak
dari keadaan diam, atau menghentikannya ketika ia sedang bergerak, atau merubah
geraknya kearah samping dari lintasan lurusnya.
Istilah massa dan berat seringkali membingungkan, namun penting untuk
membedakan keduanya. Massa adalah sifat dari benda itu sendiri (merupakan ukuran
inersia benda, atau ”kuantitas materi”nya). Berat adalah sebuah gaya, yaitu gaya gravitasi
yang bekerja pada sebuah benda. Untuk melihat perbedaannya, jika sebuah benda dibawa
ke Bulan. Benda akan memiliki berat hanya kira-kira seperenam beratnya ketika berada di
Bumi, karena gaya gravitasi di Bulan lebih lemah, namum massanya akan tetap sama.
Benda akan memiliki jumlah materi yang sama dan akan memiliki inersia yang sama pula.
Secara matematis, seperti yang ditunjukkan Newton, bahwa percepatan sebuah
benda berbanding terbalik dengan massanya. Hubungan timbal balik ini berlaku secara
umum dan dapat dirangkum sebagai berikut: percepatan sebuah benda berbanding lurus
dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah
percepatan searah dengan gaya total yang diberikan. Pernyataan ini adalah Hukum II

Newton. Dalam bentuk simbol, dapat dituliskan: a


F ; dengan a menyatakan
m

percepatan, m massa dan F gaya total. Simbol  (Yunani ”sigma”) menyatakan

”jumlah dari”; F menyatakan gaya, sehinga F bermakna jumlah vektor dari semua gaya
yang bekerja pada benda, yang didefinisikan sebagai gaya total.
Perbandingan ini dapat ditulis sebagai suatu persamaan dengan memasukkan suatu
tetapan kesebandingan (proporsionalitas). Pilihan suatu tetapan dalam hal ini sebarang
karena hubungan besaran dengan satuan-satuan berbeda, sehingga boleh dipilih sama

dengan 1; maka a  F . Dengan melakukan pengaturan ulang diperoleh pernyataan


m

Hukum II Newton dalam bentuk: F  ma

Hukum II Newton menghubungkan deskripsi tentang gerak dengan penyebab


perubahan gerak, yaitu gaya. Ini merupakan salah satu hubungan yang paling fundamental
dalam fisika. Dari Hukum II Newton dapat membuat definisi yang lebih tepat tentang gaya
sebagai suatu aksi yang mampu mepercepat sebuah benda.

III-2
3. HUKUM III NEWTON
Hukum II Newton menjelaskan secara kuantitatif bagaimana gaya-gaya meyebabkan
perubahan gerak. Namun ada pertanyaan, dari mana gaya-gaya itu datang? Pengamatan
menunjukkan bahwa sebuah gaya yang diterapkan pada setiap benda adalah gaya yang
diberikan oleh benda lain. Misalnya, gaya yang bekerja pada paku diberikan oleh palu.
Tapi Newton menyadari bahwa hal tersebut tidak satu pihak saja. Benar, bahwa palu
melakukan sebuah gaya pada paku. Tapi paku terbukti melakukan sebuah gaya kembali
kepada palu juga, dengan laju palu tereduksi secara cepat menjadi nol pada saat kontak.
Hanya gaya yang kuat dapat menyebabkan suatu perlambatan yang demikian cepat dari
palu. Jadi, menurut newton, dua buah benda harus diperlakukan pada suatu basis yang
sama. Palu melakukan sebuah gaya pada paku, dan paku melakukan sebuah gaya kembali
pada palu. Ini adalah esensi dasar Hukum III Newton: kapanpun sebuah benda melakukan
gaya pada benda kedua, benda yang kedua melakukan sebuah gaya yang sama dan
berlawanan pada benda yang pertama.
Hukum ini kadang dinyatakan sebagai ” terhadap setiap aksi ada suatu reaksi yang
sama dan berlawanan ”. Ini berlaku secara sempurna. Tapi untuk menghindari kesalahan,
akan sangat penting untuk mengingat bahwa gaya ”aksi” dan gaya ”reaksi” bekerja pada
benda yang berbeda.
Sebagai bukti keabsahan Hukum III Newton, lihatlah tangan kita ketika kita
mendorong pinggir sebuah meja atau kereta dorong. Bentuk tangan akan berubah, bukti
nyata bahwa sebuah gaya sedang dikenakan terhadapnya. Dapat dilihat pinggir meja
menekan tangan maka dapat dirasakan meja melakukan sebuah gaya pada tangan; ia
menimbulkan rasa sakit. Semakin keras meja didorong, semakin keras pula meja
mendorong balik pada tangan.

Latihan dan Tugas


a. Tugas menyusun uraian materi lengkap
Buatlah uraian materi lengkap untuk pokok bahasan Hukum Newton tentang gerak dalam
bentuk ketikan “word” Uraian sedapat mungkin dilengkapi dengan gambar, table,
diagram, atau ilustrasi lain yang diperlukan. Tugas diserahkan dalam bentuk “soft copy”
maupun “hard copy”.
b. Tugas membuat media pembelajaran
Buatlah uraian materi ringkas untuk pokok bahasan Hukum Newton tentang gerak dalam
bentuk “power point”, Uraian sedapat mungkin harus dilengkapi dengan gambar, table ,
diagram, atau ilustrasi lain yang diperlukan. Tugas diserahkan dalam bentuk “soft copy”
maupun “hard copy”.

III-3
c. Tugas menyusun alat evaluasi
Buatlah alat evaluasi untuk mengukur kemampuan koginitf siswa dalam bentuk
pertanyaan / soal baik berupa uraian maupun pilihan ganda, lengkap dengan kunci
jawaban untuk pokok bahasan Hukum Newton tentang gerak. Pertanyaan / soal harus
disusun sedemikian rupa sehingga mengharuskan siswa berpikir kritis dan menggunakan
kemampuan “problem solving” untuk menyelesaikannya (bukan pertanyaan/soal yang
standar).

RANGKUMAN
1. Hukum I Newton
Setiap benda akan tetap dalam keadaan diam atau dalam keadaan laju tetap pada suatu
garis lurus kecuali jika dipaksa untuk mengubah keadaan itu dengan suatu gaya total
yang bekerja padanya.
2. Hukum II Newton
Hukum II Newton menghadirkan suatu konsep massa. Massa merupakan suatu ukuran
inersia sebuah benda.
Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya

dan berbanding terbalik dengan massanya, atau a  F . Arah percepatan searah


m
dengan gaya total yang diberikan. Dari Hukum II Newton dapat membuat definisi yang
lebih tepat tentang gaya sebagai suatu aksi yang mampu mepercepat sebuah benda.
3. Hukum III Newton
Hukum II Newton menjelaskan secara kuantitatif bagaimana gaya-gaya meyebabkan
perubahan gerak. Kapanpun sebuah benda melakukan gaya pada benda kedua, benda
yang kedua melakukan sebuah gaya yang sama dan berlawanan pada benda yang
pertama.
Hukum ini kadang dinyatakan sebagai ” terhadap setiap aksi ada suatu reaksi yang sama
dan berlawanan ”.

III-4

Anda mungkin juga menyukai