Di Susum Oleh
Nim : 61511a0160
Fakultas : Hukum
Fakultas Hukum
Daftar Isi
Sampul................................................................................................................................
Daftar isi.............................................................................................................................
Kata Pengantar..................................................................................................................
Bab I : Pendahuluan..........................................................................................................
A. Latar belakang..........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
Bab II : Pembahasan.........................................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................................
B. Saran.........................................................................................................................
Daftar Pustaka...................................................................................................................
KATA PANGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya penyusunan makalah yang berjudul “Perbandingan Hukum Indonesia Dan
Pakistan Tentang Sistem Hukum Penistaan Agama” Alhamdulillah dapat diselesaikan
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini banyak mengalami
kendala, namun kendala-kendala tersebut dapat diatasi.
Penulis menyadari betul sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis berharap saran dan
kritik demi perbaikan-perbaikan lebih lanjut. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca.amin yarabbal alamin.
Wassalamualaikum...
(penulis)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saya mengangkat tema tentang penistaan agama ini karena, dengan marak
nya pemberitaan di berbagai media-media sosial tentang kasus penistaan agama
yang terjadi di indosia maupu di beberapa negara lain,bagaimana masih banyak
beberapa oknum yang melakukan tindak pidana Penistaan agama. Berdasarkan hal
tersebut saya pun meneliti bagaimana tindak penistaan agama bila dilihat dari
perbedaan sistem hukum dan pemberlakuan sistem hukum di negara indonesia
dan pakistan khususnya.
Dalam Sosiologis, Agama dipandang sebagai sistem kepercayaan yang
diwujudkan dalam perilaku sosial tertentu. Berkaitan dengan pengalaman
manusia, baik sebagai individu maupun kelompok. Oleh karena itu, setiap
perilaku yang diperankan akan terkait dengan sistem keyakinan dari ajaran Agama
yang dianut. Perilaku individu dan sosial digerakkan oleh kekuatan dari dalam
yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Agama yang menginternalisasi
sebelumnya. Manusia, masyarakat, dan kebudayaan berhubungan secara
dialektik,Ketiganya berdampingan dan berhimpit saling menciptakan dan
meniadakan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat di rumuskan masalah dalam penelitian
Penistaan Agama adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem hukum tentang tindakan penistaan agama di
indonesia dan pakistan ?
2. Bagaimana proses penegakan hukum tentang tindakan penistaan agama
di indonesia dan pakistan.
3. apa saja kelemahan maupun kelebihan sistem hukum tentang penistaan
agama di indonesia dan pakistan?
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Penistaan Agama
1. Penistaan Agama Menurut Sudut Pandang sosiologi
Agama merupakan sebuah realitas yang telah hidup dan mengiringi
kehidupan manusia sejak dahulu kala. Bahkan Agama akan terus mengiringi
kehidupan manusia entah untuk beberapa lama lagi. Fenomena ini akhirnya
menyadarkan manusia bahwa baik Agama maupun manusia tidak dapat
dipisahkan, keduanya saling membutuhkan.
Bung Karno Mengatakan bahwa manusia Indonesia harus beragama
secara beradab, menekankan prinsip Ketuhanan yang berkeadaban atau
Ketuhanan yang berkebudayaan, dalam arti orang yang mengaku beragama
harus memiliki budi pekerti luhur dan sikap saling menghormati satu sama
lain.1
Semua agama, suku, dan ras mempunyai hak yang sama untuk berpolitik
membangun bangsa lebih berkeadaban dan berkebudayaan, berkualitas jiwa
dan raga, serta sejahterah. Al-Quran dengan tegas menjelaskan “berlomba-
lombalah kamu (Manusia) dalam menegakkan dan menebarkan kebajikan”.
Semua manusia apapun agamanya harus berlomba-lomba dalam menegakkan
dan menyebarkan kebajikan untuk semua, tidak hanya untuk diri sendiri.
2. Tindakan Pidana Penistaan Agama
Sebagaimana halnya dengan ilmu sosial lainya, obyek sosiologi adalah
masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antara manusia dan proses yang
timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.2
Setiap masyarakat dibangun atas norma-norma dan nilai-nilai tertentu.
Dalam masyarakat tertentu norma-norma dan nilai-nilai digunakan sebagai
standar untuk menghakimi kelakuan setiap manusia. Norma-norma di
praktekan selama mereka konsisten dengan ajaran ajaran dan perintah-
perintah islam. Dalam masyarakat islam, nilai-nilai ini membentuk pola
kelakuan yang di inginkan yang secara sosial dibenarkan oleh maysarkat.
Nilai-nilai ini dapat dibagi menjadi dua bagian, positif dan negatif.
1.http://agil-asshofie.blogspot.co.id/2016/11/politisasi-agama-sumber-
perpecahan.html
2 Mia Amalia SH, MH, Buku Panduan Sosiologi Hukum, hal 16
Dilihat dari perspektif Sosiologi Agama, Bambang Pranowo
berpandangan, dalam delik penodaan terhadap suatu agama yang dianut di
Indonesia secara sosiologi hukum dapat dikategorikan sebagai delik yang
rawan sosial karena menyangkut dimensi keyakinan batin orang / kelompok
terhadap agama yang dianutnya. Dan ini rawan terjadi konflik horizontal.
Pasal 156a
Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barangsiapa
dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan
perbuatan :
a) Yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau
pernodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia.
b) Dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apapun
juga, yang bersendikan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.3
Pasal 28 UU ITE
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa penistaan
agama bisa membuat perpecahan dalam suatu kelompok sosial karena
menyangkut dimensi keyakinan batin orang atau kelompok terhadap agama yang
dianutnya. Seperti diatur dalam Pasal 156 a KUHP barang siapa dengan sengaja
dimuka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang pada
5.http://ilhamhaudallybk.blogspot.com/2017/04/contoh-makalah-
penistaan-agama-kata.html
pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu
agama yang dianut di Indonesia dengan maksud supaya orang tidak menganut
agama apapun juga, yang bersendikan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
B. Saran
Sebaik-baik langkah sebagai warga negara yang baik adalah menghindari
ujaran dan tindakan yang dapat saling mencedarai hati satu sama lain. Jauhi
tindakan yang dapat merugikan baik umat Islam Indonesia khusunya maupun
masyarakat Indonesia pada umumnya. Umat muslim tanah air juga perlu
mewaspadai tindakan-tindakan yang bersifat provokatif menyangkut kasus
dugaan penistaan agama.
Daftar Pustaka
https://internasional.kompas.com/read/2013/09/18/2150249/Ulama.Pakistan.Us
ulkan.Amandemen.UU.Anti-Penistaan.Agama
http://agil-asshofie.blogspot.co.id/2016/11/politisasi-agama-sumber-
perpecahan.html
http://ilhamhaudallybk.blogspot.com/2017/04/contoh-makalah-penistaan-
agama-kata.html
Hasan Masri & Tim, 2008, Bunga Rampai Ajaran Islam. Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia,Jakarta, hlm 46