Oleh
Fetri Rosdiana
172010101023
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
A. Definisi
B. Epidemiologi
C. Etiologi
D. Patofisiologi
Penularan kuman terjadi melalui udara dan diperlukan hubungan yang erat
untuk penularannya. Selain itu jumlah kuman yang terdapat pada saat batuk lebih
banyak pada tuberkulosis laring di banding dengan tuberkulosis pada organ
lainnya. Tuberkulosis yang mempunyai kaverne dan tuberkulosis yang belum
mendapat pengobatan mempunyai angka penularan yang tinggi.
1. Tuberkulosis Primer
3. Tipe Reinfeksi
Infeksi yang baru terjadi setelah infeksi primer adalah jarang terjadi.
Mungkin dapat terjadi apabila terdapat penurunan dari imunitas tubuh atau
terjadi penularan secara terus menerus oleh kuman tersebut dalam suatu
keluarga.
Klasifikasi TB paru
BTA (-)
3. Bekas TB paru
BTA (-)
Gejala klinik tidak ada, ada gejala sisa akibat kelainan paru yang di
tinggalkan.
Radiolgi menunjukkan gambaran lesi TB inaktif, terlebih
gambaran serial menunjukan foto yang sama
E. Manifestasi Klinis
Berat badan turun atau malnutrisi tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dalam 1
bulan dengan penanganan gizi.
Nafsu makan tidak ada (anoreksia) dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak
naik (failure to thrive) dengan adekuat.
Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria atau infeksi
saluran nafas akut), dapat disertai keringat malam.
Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit, biasanya multiple,
paling sering di daerah leher, axilla dan inguinal.4,5,6
Gejala-gejala respiratorik :
batuk lama lebih dari 3 minggu
tanda cairan di dada, nyeri dada.4,5
Gejala gastrointestinal
diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan diare
benjolan/massa di abdomen
tanda-tanda cairan dalam abdomen.4
Gejala Spesifik
1. Tb kulit/skrofuloderma
2. Tb tulang dan sendi
Tulang punggung (spondilitis) : gibbus
Tulang panggul (koksitis) : pincang
Tulang lutut : pincang dan/atau bengkak
Tulang kaki dan tangan
3. Tb Otak dan Saraf
Meningitis dengan gejala iritabel, kaku kuduk, muntah-muntah dan
kesadaran menurun
F. Diagnosis
Ada 3 macam proyeksi pemotretan pada foto toraks pasien yang dicurigai TB,
yaitu :
1. Proyeksi Postero-Anterior (PA) Pada posisi PA, pengambilaii foto dilakukan
pada saat pasien dalam posisi berdiri,tahan nafas pada akhir inspirasi dalam. Bila
terlihat suatu kelainan pada proyeksi PA, perlu ditambah proyeksi lateral.
2. Proyeksi LateralPada proyeksi lateral, posisi berdiri dengan tangan disilangkan di
belakang kepala. Pengambilan foto dilakukan pada saat pasien tahan napas dan
akhir inspirasi dalam.
3. Proyeksi Top Lordotik Proyeksi Top Lordotik dibuat bila foto PA menunjukkan
kemungkinan adanyakelainan pada daerah apeks kedua paru. Proyeksi
tambahan ini hendaknya dibuatsetelah foto rutin diperiksa dan bila terdapat
kesulitan dalam menginterpretasikansuatu lesi di apeks. Pengambilan foto
dilakukan pada posisi berdiri dengan arah sinarmenyudut 35-45 derajat arah
caudocranial, agar gambaran apeks paru tidak berhimpitan dengan klavikula.
GAMBARAN RADIOLOGIK
Gambaran röntgen TBC paru pada anak tidak khas dan interpretasi foto
biasanya sulit, harus hati-hati, kemungkinan bisa overdiagnosis atau
underdiagnosis. Paling mungkin kalau ditemukan infiltrat dengan pembesaran
kelenjar hilus atau kelenjar paratrakeal.
5. Pemeriksaan mikrobiologi
Pemeriksaan langsung BTA (mikroskopis) dan kultur dari sputum (pada
anak bilasan lambung karena sputum sulit didapat ).
6. Pemeriksaan serologi
(ELISA, PAP, Mycodot, dll) masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
7. Pemeriksaan patologi anatomi.
8. Respon terhadap pengobatan OAT.
Kalau dalam 2 bulan terdapat perbaikan klinis nyata, akan menunjang atau
memperkuat diagnosis TBC.4,5,6