Anda di halaman 1dari 2

Nama : Siti Syarah

Nim : 4162321002

Kelas : Ekstensi A 2018

Materi : Paradigma Penelitian

1. Paradigma Penelitian
Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.
Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya. Paradigma
menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal. Paradigma juga bersifat
normatif, menunjukkan kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan
pertimbangan eksistensial atau epistemologis yang panjang (Mulyana, 2003).
Paradigma yang digunakan di dalam penelitian ini adalah paradigma konstuktivis.
Paradigma konstruktivis, yaitu paradigma yang hampir merupakan antitesis dari paham yang
meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu
pengetahuan. Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap
socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap perilaku
sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara atau mengelola dunia sosial mereka.
(Hidayat, 2003).
Menurut Patton (1978), para peneliti konstruktivis mempelajari beragam realita yang
terkonstruksi oleh individu dan implikasi dari konstruksi tersebut bagi kehidupan mereka
dengan yang lain. Dalam konstruktivis, setiap individu memiliki pengalaman yang unik.
Dengan demikian, penelitian dengan strategi seperti ini menyarankan bahwa setiap cara yang
diambil individu dalam memandang dunia adalah valid, dan perlu adanya rasa menghargai
atas pandangan tersebut. Paradigma konstruktivis memiliki beberapa kriteria yang
membedakannya dengan paradigma lainnya, yaitu ontologi, epistemologi, dan metodologi.1
Norman K. Denzin membagi paradigma kepada tiga elemen yang meliputi;
epistemologi, ontologi, dan metodologi. Epistemologi mempertanyakan tentang bagimana
cara kita mengetahui sesuatu, dan apa hubungan antara peneliti dengan pengetahuan.
Ontologi berkaitan dengan pertanyaan dasar tentang hakikat realitas. Metodologi

1
http://digilib.unila.ac.id/10477/22/BAB%20III.pdf
memfocuskan pada bagaimana cara kita memperoleh pengetahuan. Dari definisi dan muatan
paradigma ini, Zamroni mengungkapkan tentang posisi paradigma sebagai alat bantu bagi
ilmuwan untuk merumuskan berbagai hal yang berkaitan dengan; (1) apa yang harus
dipelajari; (2) persoalan-persoalan apa yang harus dijawab; (3) bagaimana metode untuk
menjawabnya; dan (4) aturan-aturan apa yang harus diikuti dalam menginterpretasikan
informasi yang diperoleh.
2. Paradigm Penelitian Kualitatif dan Kuantitatfi
Penelitian kuantitatif dan kualitatif memiliki perbedaan paradigma yang amat
mendasar. Penelitian kuantitatif dibangun berlandaskan paradigma positivisme dari August
Comte (1798-1857), sedangkan penelitian kualitatif dibangun berlandaskan paradigma
fenomenologis dari Edmund Husserl (1859-1926).
a) Paradigma kuantitatif
Paradigma kuantitatif merupakan satu pendekatan penelitian yang dibangun
berdasarkan filsafat positivisme. Positivisme adalah satu aliran filsafat yang menolak
unsur metafisik dan teologik dari realitas sosial. Karena penolakannya terhadap unsur
metafisis dan teologis, positivisme kadang-kadang dianggap sebagai sebuah varian dari
Materialisme (bila yang terakhir ini dikontraskan dengan Idealisme).
b) Paradigma Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah satu model penelitian humanistik, yang menempatkan
manusia sebagai subyek utama dalam peristiwa sosial/budaya. Jenis penelitian ini
berlandaskan pada filsafat fenomenologis dari Edmund Husserl (1859-1928) dan
kemudian dikembangkan oleh Max Weber (1864-1920) ke dalam sosiologi. Sifat
humanis dari aliran pemikiran ini terlihat dari pandangan tentang posisi manusia sebagai
penentu utama perilaku individu dan gejala sosial. Dalam pandangan Weber, tingkah
laku manusia yang tampak merupakan konsekwensi-konsekwensi dari sejumlah
pandangan atau doktrin yang hidup di kepala manusia pelakunya. Jadi, ada sejumlah
pengertian, batasan-batasan, atau kompleksitas makna yang hidup di kepala manusia
pelaku, yang membentuk tingkah laku yang terkspresi secara eksplisit.2

2
http://gioakram13.blogspot.com/2013/05/paradigma-penelitian-kuantitatif-dan.html

Anda mungkin juga menyukai