Anda di halaman 1dari 4

D.

tinjauan tentang pluralism dalam masyarakat madani

di dalam suatu negara yang pasrah kepada norma norma illahiyah dengan landasan keimanan
yang kuat , terdapat sebuah misi “perilaku system” yang mengatur cara perlakuan kepada pluralitas
warga masyarakat. System rasulullah SAW ialah mengayomi dan memberi hak kepada anggota
masyarakat untuk menaati kitab suci memberi hak kepada anggota masyarakat untuk menaati kitab suci
dan agama yang dianut mereka sendiri , meskipun dakwah islam tetap harus dijalankan tetapi kalimat
“Ia ikraha Fid-Din”(tidak ada paksaan dalam menganut agama) konsekuen diaplikasikan . segala bentuk
sikap toleransi terhadap pemeluk agama dan menunaikan ajaran bentuk sikap toleransi terhadap
pemeluk agama dan menunaikan ajaran agama bagi masyarakat madani di bawah kepemimpinan
Rasululah SAW nampaknya mengaplikasikan Al-Qur’an, surat Al-maidah (5) ayat 43-50 , Al-Baqarah(2)
ayat 256.

Al-Baqarah ayat 256 yang artinya Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya
telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut [162] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang
amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Thaghut, ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.

lebih jelas lagi bahwa menjalankan pemerintahan dan kedulatan menutur syariat islam sangat
melindungi hak hak asasi warga negara terutama dalam hal menjalankan peribadatan dan kepatuhannya
kpeda kitab suci yang dianut umat non muslim. Nabi tidak menghendaki terjadi ketakutan warga non
muslim dipaksa mengikuti ajaran islam. Hal ini tergambar pada peringatan/ himbauwan beliau kepada
warga masyarakat:

“Barang siapa mengganggu seorang dzimmi (non muslim yang menjadi warganegara daulah Islamiyah)
sungguh ia telah menggangguku . dan barang siapa yang menggangku , sungguh ia telah mengganggu
Allah” (HR.Thabrani)

dalam paparan penjelasan lain, dimasa pemerintahan khalifah umar bin khaththab beliau(umar)
menjatuhkan hokum qishas(pembalasan setimpal) kepada anak pejabat gubernur mesir yang mencabuk
seorang anak nasrani dari suku qibthi.
Nabi SAW pernah mengadili Seorang yahudi yang melanggar hukum, yaitu ‘ berzina’

(QS al-Isra’/17:32)
(Janganlah kalian mendekati zina)

Beliau menyuruh orang yahudi tersebut mengambil kitab sucinya, yaitu Taurat , beliau menegaskan setiap
pemeluk agama konsekuen menaati kitab sucinya. Tetapi yang diinginkan orang yahudi ini dirinya dihukum
berdasarkan Al-quran surat An’nur ayat 2 tidak dikenakan hokum rajam, hanya dijilid(dicambuk 100 kali)
.orang yahudi itu ingin berhukum kepada Al-Quran bukan atas dasar Keimanannya Kepada Kitab Suci Umat
Islam Tersebut, Melainkan ingin mendapat kan keringanan hokum , sebab yang didapat pada kitab sucinya
tersendiri’taurat’ menegaskan hokum rajam bagi pelaku Zina muhshan. Akhirnya orang yahudi itu dengan
bert hati menambil kitab sucinya,’taurat’ ke hadapan nabi, dan beliau menghadirkan Abdullah Bin Salam
sebagai saksi

di saat pemerintah nabi membuka halaman taurat mengenai pasal/ ayat perzinaan muhshan , tangan
yahudi ini menelungkupinya lalu abdulallah bin dalam mengangkat tangan dia dan rasulullah SAW pun
memerintahkan membacanya. Alhasil sidang memutuskan orang yahudi harus dieksekusi hokum rajam atas
dasar pengakuannya melakukan zina muhshan . yang di maksud zina muhshan adalah zina yang dilakukan
oleh orang yang sudah nikah baik dalam status masih terikat pernikahan maupun sudah menjadi duda atau
janda

E.tinjauwan tentang system politik dalam mewujudkan


masyarakat madani

1.sistem pengangkatan pemimpin

banyak ulama yang mengajukan kriteria imam yang setidaknya harus dimiiliki ,antara
lain adalah abu ja’al hanbali. Ia menyebut 4 syarat:
1. Keturunan orang Quraisy. Memang tidak hanya beliau saja yang menyebut akan kriteria
yang satu ini, kebanyakan para ulama pun memasukan kriteria tersebut. Hal ini
menegaskan bahwa quraisy adalah suku yang memiliki kekuatan dan pengaruh kuat,
sehingga akan mudah untuk menjadi pemimpin.
2. Memiliki syarat syarat seorang hakim, yaitu merdeka, baligh, berakal berilmu, dan adil.
3. Mampu memegang kendali di dalam masalah masalah peperangan, siyasah, dan
pelaksanaan hukuman.
4. Orang yang paling baik/utama di dalam ilmu dan agama.
Tidak berbeda jauh dengan ibnu taiiyah. Ia pun mensyaratkan seperti itu , namun ia
menambahkan:
A. agar pemimpin berjiwa amanah dan memiliki kekuatan, sehingga ia mampu
melaksanakan kegiatan pemerintahan dengan baik, karena itu pula ibnu khaldun
mesnyaratkan:
1. Memiliki ilmu pengetahuan
2. Adil
3. Mampu melaksanakan tugas, termasuk kearifan.
4. Sehat jasmani dalam arti panca inderanya dan anggota badan lainnya
Menurut al mawardi, mengangkatan imam tersebut dapat terjadi dengan 2 cara:
1. Pemilihan dengan Ahl hal wal aqdi, artinya kepala Negara dipilih oleh anggota majelis
tersebut, yaitu dengan melihat kepada syarat- syarat seorang imam yang tentunya
dimiliki oleh calonnya tersebut.
2. Dengan janji pengangkatan kepada imam setelahnya. Hal tersebut dilakukan
berdasarkan ketentuan yang juga dilakukan berdasarkan ketentuan yang juga dilakukan
abu bakar RA. Yang waktu itu menunjuk umar RA. Sebagai penggantinya.
2.paradigma kedaulatan dalam telaah islam

terdapat 3 corak pemikiran tetang hubungan agama islam dan Negara.

pertama, cara pemikiran konservatif dikemukakan oleh ulama syi’ah dan kelompok
fundamentalis sepertiM. Rasyid ridha, syaid qutub dan al maududi, memandang sebagai
kedaulatan tuhan(teokrasi). Karena agama dan kekuasaan politik merupakan satu kesatuan,
sebagai yang di contohkan pada dinasti rasulullah yang berdaulat dengan bimbingan wahyu,
’Al-quran’
Kedua, menurut pemikiran yang bercorak akomodatif dari al- mawardi memandang bahwa
agama dan Negara mempunyai hubungan komplementer, menurutnya Negara agama dapat
berkembang dan sebaliknya dengan agama, Negara dapat bimbingan etika dan moral . agama
dan negara mempunyai hubungan simbolik dan keduanyamerupakan dua dimensi dari misi
kenabian

ketiga, menurut pemikiran sekularis seperti ali abd raziq dan ahmad luthfi sayyid. Keduanya
memandang ada pemisahan antara agama dan politik, agama(termasuk islam) hanya mengatur
hubungan manusia dengan tuhan, sedangkan urusan politik dan Negara terserah sepenuhnya
kepada umat baik pola maupun pengaturan nya terserah yang dikehendaki, apakah mau system
khalifah atau teokrasi, dan atau bentuk lainnya, sifat nya sesuai dengan konteks budaya
3. Unsur unsur yang menentukan dalam pembinaan masyarakat madani adalah sebagai
berikut:

beberapa unsur yang menetukan dalam pembinaan masyarakat madani adalah sebagai
berikut:
A.penguasa formal: yakni orang yang secara formal atau legal mendapatkan kedudukan sebagai
penguasa. Karena mereka secara formal memperoleh legitimasi massa untuk kedudukan
tersebut. Mereka mempunyai garis komando untuk mengemban misi membnagun dan
membimbing masyarakat islam sesuai kedudukan masing masing.

B.kaum intelektual: ziaudin sardar dalam bukunya”merombakpola pikir intelektual dan keadaan
umat yang sudar termarginakan . suatu masyarakat yang tidak memiliki kaum intelektual tidak
dapat berkerja secara efektif. Namun kaum intelektual proses pencerahan dapat dilakukan
untuk mendidik dan membimbing masyarakat islam menentukan pilihan hidup yang lebih baik

disini kaum intelektual juga harus berperan sebagai agen perubahan social, dan peran itu
ditunjukan kepada:

1. menata kehidupan social terutama nilai yang berlaku dalam masyarakat agar semua dengan
ajaran dan norma islam.
2. membimbing masyarakat melalui aktivitas intelektual mereka untuk mendapatkan
pemahaman yang benar.
3. keteladanan perilaku yang benar sebagai tugas dakwah untuk masyarakat.
4. menjadi pembela utama dan penolong masyarakat dalam melepaskan beban penderitaan
mereka, terutama dari ketidakadilan dan kedzaliman.
5. menyediakan diri sebagai tempat konsultasi atau komunikasi untuk menggalang
keikutsertaan umat islam menyelesaikan proyek proyek kemanusiaan.

C.kaum aghniya yang dermawan: dalam harta kaum aghniya ada hak social untuk kepetingan
kemanusiaan dan keagamaan sejarah telah membuktikan bahwa keteladanan para sahabat
pada zaman nya telah membuahkan hasil dalam membangun masyarakat islam.
D.Para mubaligh: mereka saling mempunyai misi amar ma’ruf nahi munkar, juga merupakan ujung
tombak dalam mempengaruhi publik untuk mengimplemantasikan nilai-nilai islam dalam kehidupan
masyarakat. Pesan-pesan moral yang disampaikan mereka diharapkan dapat mempercepat
pembangunan masyarakat islam.
E. Kaum Dhu’afa: mereka dapat berjuang di jalan Allahuntuk masyarakat islam melalui do’a-do’a mereka
yang diperhatikan Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai