Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH GEOKIMIA

STRUKTUR ZONA KULIT BUMI

Disusun oleh :

1. Fachry Muhammad 072.015.032


2. Dhany Rizky 072.015.024
3. Debbi Garneta 072.015.022
4. Evan Reystephen S 072.015.031
5. Efrilian Adeghea R 072.015.030
6. Devin Young Lee 072.015.023
7. Dwiky Adimas D 072.015.029

TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................. 2
1.4 Metode Penelitian ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
2.1 Struktur Zona Kulit Bumi .................................................................... 3
2.2 Atmosfer ............................................................................................... 3
2.2.1 Fungsi Atmosfer .......................................................................... 4
2.2.2 Komposisi Atmosfer ................................................................... 5
2.2.3 Lapisan Atmosfer ........................................................................ 6
2.2.4 Evolusi Atmosfer......................................................................... 7
2.3 Hidrosfer............................................................................................... 8
2.3.1 Siklus Hidrologi .......................................................................... 8
2.3.2 Perairan Darat .............................................................................. 12
2.3.3 Perairan Laut ............................................................................... 12
2.4 Biosfer .................................................................................................. 13
2.4.1 Komposisi Biosfer ....................................................................... 14
2.4.2 Endapan Biogenik ....................................................................... 15
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... ii

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geokimia adalah sains yang menggunakan prinsip dan teknologi


bidang kimia untuk menganalisis dan menjelaskan mekanisme di balik
sistem geologi seperti kerak bumi dan lautan yang berada di atasnya. Cakupan
geokimia melebar hingga ke luar bumi, melingkupi seluruh sistem pergerakan
bebatuan di tata surya dan memiliki kontribusi penting dalam memahami proses di
balik konveksi mantel, pembentukan planet, hingga asal muasal bebatuan
seperti granit dan basal.

Dalam proses pembelajaran materi geokimia, dipelajari pula struktur zona kulit
bumi yang secara keseluruhan bernama geosfer. Geosfer adalah satu istilah yang
tidak pernah lepas dari ilmu geografi, karena pada dasarnya geografi adalah ilmu
yang mempelajari tentang terjadinya gejala-gejala maupun fenomena geosfer
berdasarkan unsur unsur geosfer. Fenomena-fenomena geosfer adalah kejadian-
kejadian alam yang menyangkut atmosfer, litosfer, biosfer, serta hidrosfer.
Fenomena ini dapat dikatakan membagi bumi menjadi beberapa bagian sesua
lingkungannya, contohnya adalah atmosfer / zona atmosfer berupa zona bumi yang
terdiri dari udara.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah diuraikan maka masalah yang akan dibahas
adalah :
1. Apa definisi struktur zona kulit bumi ?
2. Bagaimana komposisi kimia yang terkandung pada atmosfer ?
3. Bagaimana peran hidrosfer terhadap struktur zona kulit bumi ?
4. Bagaimana komposisi kimia yang terkandung pada biosfer ?

1
1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :

1. Mengetahui lebih jauh struktur pembagian kulit bumi.


2. Mengetahui komposisi kimia pada atmosfer.
3. Mengetahui mekanisme dari peran hidrosfer.
4. Mengetahui peran komposisi kimia yang berasosiasi pada sumber daya
alam.

1.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah mengumpulkan sumber data


dari artikel dan tinjauan pustaka.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Struktur Zona Kulit Bumi

Struktur zona kulit bumi dalam masalah ini dapat dinyatakan sebagai
pembagian zona dalam pembagian fenomena geosfer. Geosfer itu sendiri adalah
satu istilah yang tidak pernah lepas dari ilmu geografi, karena pada dasarnya
geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya gejala-gejala maupun
fenomena geosfer berdasarkan unsur unsur geosfer. Fenomena-fenomena geosfer
adalah kejadian-kejadian alam yang menyangkut atmosfer, litosfer, biosfer, serta
hidrosfer. Pembagian geosfer didasarkan kepada pembagian lingkungan serta ke
khasan dari masing masing lingkungan itu sendiri.

2.2 Atmosfer
Atmosfer berasal dari bahasa Yunani "Atmos“ yang berarti uap air atau gas
dan"Sphaira“ yang berarti selimut. Jadi Atmosfer dapat diartikan sebagi lapisan gas
yang menyelimuti sebuahplanet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut
sampai jauh di luar angkasa dengan ketebalan kurang lebih 1.000 km dari
permukaan bumi dan bermassa 59 x 1014 ton . Di bumi, atmosfer terdapat dari
ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas
permukaan bumi. Atmosper mengikuti peputaran bumi(rotasi) dan berevolusi
mengelilingi matahari.

Pengukuran lapisan atmosfer antara permukaan bumi di ketinggian 30 km


menggunakan radiosonde. Untuk lapisan atmosfer antara ketinggian 30 km dan 90
km pengukuran dilakukan dengan menggunakan roket, sedangkan di atas
ketinggian 90 km menggunakan satelit. Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari
atmosfer yang menekankan pada lapisan udara yang menyelubungi bumi. Beberapa
hal pokok yang dipelajari dalam meteorologi di antaranya adalah angin, awan,
cuaca, guntur, gejala cahaya, endapan air di udara, serta suhu dan tekanan udara.

3
Atmosfer sebagian besar tersusun oleh oksigen yang sebagiannya berasal dari
hasil fotosintesis dari tumbuhan pada lapisan biosfer. Berikut adalah siklus antara
fotosintesis dengan lapisan atmosfer :

Fotosintesis (biosfer) mengatur kadar oksigen di atmosfer

O2 ( atmosfer )

 

Fotosintesis Pernafasan, Oksidasi

 

CO2 (atmosfer)

CO2 memiliki daya larut > O2 & N2. Sebagian besar CO2 bebas berada di samudera
atau sebagai karbonat pada batuan.

2.2.1 Fungsi Atmosfer

Atmosfer memiliki fungsi tertentu, yakni :

 Sebagai pelindung bumi sekaligus menjaga kestabilan suhu, cuaca dan


kelembaban udara yang ada di dalam bumi.
 Menyeimbangkan dan menstabilkan keadaan yang di bumi dengan luar. Jadi
ketika matahari yang penyinarannya berada di atas bumi, dengan bantuan
atmosfer bisa membantu mengurangi cuaca panasnya matahari yang ekstrem.
Selain itu atmosfer juga
 Melindungi bumi dari benturan atau jatuhan reruntuhan benda-benda dari
sistem tata surya yang bebas tanpa gravitasi di luar angkasa seperti meteor,
batuan angkasa yang bebas berjalan-jalan.
 Melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultravioletdari
matahari.
 Mendistribusikan air ke berbagai wilayah permukaan bumi.
 Wahana komunikasi.

4
2.2.2 Komposisi Atmosfer

Berikut ini adalah komposisi rata-rata atmosfer, yakni :

No Gas Volume (ppm) Berat (ppm)


1 N2 780.000 755.100
2 O2 209.500 231.500
3 Ar 9.300 12.800
4 CO2 300 460
5 Ne 18 12,5
6 He 5,2 0,72
7 CH4 1,5 0,94
8 Kr 1 2,9
9 N2O 0,5 0,8
10 H2 0,5 0,035
11 O3 0,4 0,7
12 Xe 0,08 0,36

Tabel di atas memperlihatkan komposisi gas penyusun atmosfer, diantara semua


gas yang ada terdapat gas yang merupakan gas penyusun atmosfer yang utama dan
terpenting, yaitu N2, O2 dan Ar.

Argon merupakan unsur atmofil yang tidak bereaksi dengan unsur lain.
Dibandingkan dengan gas mulia yang lain, jumlah gas argon cukup banyak, terdiri
atas 3 isotop :

 Ar36 0,307 %
 Ar38 0,061 %
 Ar40 99,632 %

Ar merupakan hasil peluruhan dari K40.

5
2.2.3 Lapisan Atmosfer

Lapisan atmosfer tersusun dari beberapa lapisan lainnya, lapisan tersebut dari
lapisan yang terdalam sampai lapisan terluar adalah sebagai berikut:

1. Lapisan Troposfer
Lapisan yang berada pada jarak 0 sampai dengan 12 kilo meter dari muka
bumi ini merupakan lapisan yang paling dasar dan dekat dengan bumi. Maka
lapisan inilah yang paling menjaga dan menstabilkan keadaan bumi.
2. Lapisan Stratosfer
Lapisan yang berada di atas sub lapisan tropopause, troposfer. Jaraknya
dengan lapisan permukaan bumi sekitar di atas 12 kilo meter sampai dengan
60 kilo meter. Pada bagian inilah yang terkenal dengan lapisan ozon, yang
mana sedang di bicarakan di mana-mana. Kasus bolongnya ozon akibat ulah
global warming memang meresahkan seluruh makhluk hidup.
3. Lapisan Mesosfer
Lapisan atmosfer yang berada tepat di atas lapisan stratosfer. Di sebut
sebagai lapisan mesosfer yang berada pada ketinggian 60 sampai dengan 80
kilo meter di atas permukaan bumi.
4. Lapisan Termosfer
Setelah adanya lapisan mesosfer, terdapat lapisan yang lebih jauh dari
mesosfer. Lapisan tersebut di kenal dengan nama termosfer. Letaknya sekitar
80 kilo meter sampai dengan 100 kilo meter dari permukaan bumi.
5. Lapisan Ionosfer
Kemudian setelah keberadaan termosfer , terdapat lapisan yang berjarak
dari permukaan bumi sekitar 100 kilo meter sampai dengan 800 kilo meter.
Pada lapisan inilah semua atom dan molekul udara yang ada mengalami
proses ionissasi. Itulah mengapa lapisan ini di sebut dengan lapisan ionosfer.
6. Lapisan Eksosfer
Inilah pelindung atau lapisan atmosfer terakhir yang menyelimuti bumi.
Lapisan eksosfer, menjadi lapisan atmosfer paling jauh dari bumi yang
memiliki rentang jarak antara lain 800 kilo meter sampai dengan 3.260 kilo

6
meter. Di lapisan inilah mulai terjadi banyak interaksi dan hubungan antara
gas-gas yang ada di dunia luar bumi, serta gas-gas yang membentuk atmosfer
bumi. Karena jaraknya yang teramat jauh dari permukaan bumi, maka
kekuatan gaya gravitasi bumi juga rendah.

2.2.4 Evolusi Atmosfer

Evolusi atmosfir ditinjau dari beberapa faktor sebagai berikut:

 Komposisi atmosfir pada saat awal (Primeval).

 Penambahan selama waktu geologi.

 Pengurangan selama waktu geologi.

Menurut ahli geologi, pada mulanya atmosfer bumi mengandum CO2 (karbon
dioksida) berkadar tinggi, maka temperatur permukaan bumi juga tinggi. Pada
waktu itu oksigen (O2) belum terbentuk sehingga belum ada lapisan ozon di
stratosfer, karena itu sinar ultra violet dari matahari yang sampai ke permukaan
bumi dengan intensitas radiasi yang sangat kuat. Kondisi ini tidak mungkin adanya
kehidupan, kecuali munkin ada kehidupan pada perairan yang dalam sehingga
terhindar dari sinar ultra violet.

Sekitar 3,5 miliyar tahun yang lalu mulai adanya evolusi makhluk hidup yang
berklorofil yang memungkinkan proses fotositensis. Karena fotositensis
memerlukan CO2 maka kadar CO2 di atmosfer menjadi berkurang dan sebaliknya
kadar O2 meningkat. Melalui proses itu terbentuklah lapisan ozon (O3).

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa komposisi atmosfir pada masa
awal berhubungan dengan teori pembentukan tata surya, bumi, dan sebagainya.

Penambahan yang terjadi selama waktu geologi, berupa :

 Gas dari vulkanisme.


 O2 dari disosiasi uap air.
 O2 dari fotosintesis.

7
 He dari peluruhan radioaktif.
 Ar dari peluruhan K40.
 Gas dari matahari dan benda langit.

Kehilangan yang terjadi selama waktu geologi, berupa :

 Oksida (O2 dari atmosfir).


 Pembentukan batubara (perlu CO2).
 Pembentukan karbonat (perlu CO2).
 Pengambilan N oleh oksida N di udara dan oleh flora.
 H dan He (ringan) membaur ke ruang angkasa.

Kestabilan CO2 di atmosfir menunjang kestabilan kehidupan organisme di


permukaan bumi. Pengontrol kestabilan CO2 di atmosfir tersebut adalah samudera.

2.3 Hidrosfer
Lapisan air yang terdapat di permukaan bumi, lapisan ini dapat berupa sungai,
danau, gletser, dan lain sebagainya. Hidrosfer menempati sebagian besar muka
bumi karena 75% muka bumi tertutup oleh air. Jumlah air yang tetap dan selalu
bergerak dalam satu lingkaran peredaran membentuk suatu siklus yang dinamakan
siklus hidrologi, siklus air, atau daur hidrologi, namun apabila terjadi peningkatan
atau penguran jumlah air itu merupakan suatu anomali yang harus dicari tahu
penyebabnya.
Penguapan yang terjadi pada air laut maupun samudera disebabkan oleh
panas matahari. Yang nantinya ini merupakan bagian dari sebuah proses hidrologi.
Semua masalah perairan yang terdapat di dalam tanah dipelajari pada hidrogeologi,
perairan yang terdapat di permukaan bumi akan dipelajari pada hidrologi, dan
perairan yang berasosiasi pada cuaca dan iklim akan dibahas pada hidrklimatologi.

2.3.1 Siklus Hidrologi


Jumlah air di bumi sangat besar, kira-kira 1,36 milyar km3. Dari jumlah
tersebut sekitar 97,2% merupakan air yang berada di laut, 2,15% berupa es dan

8
salju, sedang sisanya yang 0,65% merupakan air yang terdapat di danau, sungai,
atmosfer dan air tanah.
Siklus air (daur hidrologi) meliputi gerakan air dari laut ke
atmosfer,atmosfer ke tanah dan dari tanah kembali lagi ke laut. Air naik ke udara
dari permukaan laut dan daratan melalui penguapan. Penguapan terjadi karena
penyinaran matahari. Matahari memancarkan energi panas ke seluruh bumi
akibatnya terjadilah penguapan dari laut, sungai, danau, rawa, dan wilayah perairan
lainnya. Uap air yang terbentuk bergerak naik ke udara. Semakin tinggi uap air
bergerak , suhu udara semakin rendah. Di daerah yang bersuhu rendah tersebut, uap
air itu mengalami kondensasi. Di daerah yang sangat tinggi, uap air tersebut
membeku menjadi salju yang disebut proses sublimasi. Oleh sebab itu, air di
permukaan bumi terdiri dari tiga macam yaitu, cair, gas dan padat.

Gambar 2.3.1 Siklus Hidrologi

9
Berdasarkan panjangnya siklus terjadi, maka dibagi menjadi 3 macam
siklus hidrologi :
1. Siklus Pendek

Gambar 2.3.2 Siklus Pendek


Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami kondensasi di atas laut,
selanjutnya membentuk awan dan jatuh sebagai hujan di laut setempat. Karena
terjadi pemanasan oleh sinar matahari, air di laut menguap, membubung di
udara. Di udara uap air mengalami penurunan suhu karena perbedaan
ketinggian (setiap naik 100 meter suhu udara turun 0,5℃). Dengan demikian
semakin ke atas suhu udara semakin rendah, sehingga terjadi proses kondensasi
(pengembunan).
2. Siklus Sedang
Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami kondensasi, selanjutnya
membentuk awan yang terbawa angin menuju daratan dan jatuh sebagai hujan.
Namun, terbentuknya awan tidak selalu di atas laut sehingga ada kemungkinan
yang terbawa angin adalah uap airnya. Setelah di atas daratan uap air berubah
menjadi awan dan selanjutnya turun sebagai hujan. Air hujan yang jatuh di darat
ada yang menjadi aliran permukaan, meresap ke dalam tanah, mengalir di
sungai, dan akhirnya kembali ke laut.

10
Gambar 2.3.3 Siklus Sedang

3. Siklus Panjang
Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami kondensasi, selanjutnya seperti
pada siklus sedang, uap air atau awan terbawa angin menuju daratan hingga
pegunungan tinggi. Karena pengaruh suhu, uap air berubah menjadi kristal-
kristal es atau salju. Kemudian jatuh sebagai hujan es atau salju yang
membentuk gletser, mengalir masuk ke sungai, dan akhirnya kembali ke laut.

Gambar 2.3.4 Siklus Panjang

11
2.3.2 Perairan Darat
Perairan darat adalah sejumlah massa air yang terdapat di daratan, yang
ada di permukaan bumi, yang tergenang dan mengalir di permukaan bumi.
Perairan darat dapat dibentuk oleh alam atau oleh manusia. Perairan darat yang
dibentuk oleh alam antara lain air tanah, sungai, danau, gletser dan rawa.
Sedangkan perairan darat yang dibentuk oleh manusia antara lain waduk, kolam
dan terusan.
Perairan darat alami berasal dari air hujan yang meresap dan mengalir di
permukaan bumi. Perbandingan antara banyaknya air yang meresap dan mengalir
di permukaan tergantung pada berbagai faktor yaitu :
1. Jumlah curah hujan yang jatuh
2. Kekuatan jatuhnya butiran air hujan ke permukaan bumi
3. Lamanya curah hujan
4. Penutupan vegetasi di permukaan bumi
5. Derajat permeabelitas dan struktur bumi
6. Kemiringan topografi
Keenam faktor tersebut di atas merupakan satu kesatuan yang saling
berhubungan dan menentukan kondisi tertentu di permukaan bumi. Macam-macam
perairan darat yang ada di permukaan bumi yaitu : air tanah, sungai, gletser, danau,
rawa dan sebagainya.

2.3.3 Perairan Laut


Perairan laut merupakan bagian hidrosfer yang paling besar. Hal ini
dikarenakan, 97,2% dari seluruh volum hidrosfer adalah air laut.
Menurut letaknya, laut dapat dibagi dalam tiga golongan, yaitu sebagai berikut :
1. Laut Tepi, yaitu bagian lautan yang terletak di pinggir benua serta terhalang
dari lautan luas oleh gugusan pulau atau jasirah. Contoh: Laut Bering
terhalang oleh Kepulauan Aleuten, Laut Utara terhalang oleh Kepulauan
Inggris, Laut Ochostk terhalang oleh jasirah Kamsyatkan dan Kepulauan
Kurillen, Laut Tiongkok Selatan terhalang oleh Filipina dan Kepulauan
Indonesia, dan Laut Jepang terhalang oleh Kepulauan Jepang.

12
2. Laut Pertengahan atau Laut Tengah, yaitu laut yang terletak antara dua
benua yang memiliki gejala-gejala gunung api dan mempunyai gugusan
pulau-pulau. Contoh: Laut pertengahan Australia, Asia, dengan gugusan
Kepulauan Indonesia, Laut Tengah dengan gugusan pulau-pulau Yunani.
3. Laut Pedalaman, yaitu bagian lautan yang hampir seluruhnya dikelilingi
oleh daratan. Contohnya: Laut Baltik, Laut Kaspi, Laut Hitam

2.4 Biosfer

Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri dari


gabungan ekosistem yang ada di planet bumi. Sistem ini mencakup semua mahluk
hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan.

Secara entimologi, biosfer berasal dari dua kata, yaitu bio yang berarti
hidup dan sphere yang berarti lapisan. Dengan demikian dapat diartikan biosfer
adalah lapisan tempat tinggal mahluk hidup. Termsuk semua bisofer adalah semua
bagian permukaan bumi yang dapat dihuni oleh mahluk hidup.

Pemahaman mengenai biosfer sangat penting untuk pengelolaan sumberdaya


hayati, terutama karena perkembangan flora dan fauna yang semakin berkurang.
Salah satu penyebabnya adalah terjadinya degradasi hutan akibat kebakaran
ataupun pembukaan hutan untuk pemukiman.

Organisme hidup tersusun oleh berbagai unsur yang berasal dari biosfer, baik air,
mineral maupun komponen-komponen penyusun atmosfer. Secara fisik biosfre ini
terbagi tiga, yaitu litosfer, hidrosfer dan atmosfer.

Gambut terletak di antara atmosfre dan litosfer, pada lain pihak tumbuh juga
dalam hidrosfer. Gambut merupakan suatu bentuk organis sebagai asal mula
pembentukan batu bara. Di dalamnya hidup beraneka ragam mikro-plankton yang
amat cepat pertumbuhannya, sedangkan umur jasad-jasad tersebut sangat pendek
dan ketika mati akan terendap dalam rawa. Lapisan gambut mengandung semua
macam garam makanan tanaman yang terlarut dalam air tanah

13
Gambut dibagi menjadi beberapa daerah, yaitu:

 Gambut ombrogin, sebagai gambut pantai, terdapat di dataran tanah


Sumatera, Kalimantan dan Irian.
 Gambut topogin, terdapat pada tanah dataran Jawa (Pangandaran) dan
Sumatera serta di tanah pegunungan Jawa dan Sulawesi

Pengelolaan suatu Cagar Biosfer dibagi menjadi 3 zona yang saling


berhubungan, yaitu :

1. Area inti (Core Area) adalah kawasan konservasi atau kawasan lindung
dengan luas yang memadai, mempunyai perlindungan hukum jangka panjang,
untuk melestarikan keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya.
2. Zona penyangga (Buffer Zone) adalah wilayah yang mengelilingi atau
berdampingan dengan area inti dan teridentifikasi, untuk melindungi area inti
dari dampak negatif kegiatan manusia. Dimana hanya kegiatan-kegiatan yang
sesuai dengan tujuan konservasi yang dapat dilakukan.
3. Area transisi (Transition Zone) adalah wilayah terluar dan terluas yang
mengelilingi atau berdampingan dengan zona penyangga. Kegiatan-kegiatan
pengalolaan sumberdaya alam secara lestari dan model-model pembangunan
berkelanjutan dipromosikan dan dikembangkan.

2.4.1 Komposisi Biosfer


Komponen utama biosfir adalah air yang terdapat pada :

50% pada kayu

60% pada vertebrata

> 90% pada invertebrata laut

Komponen lain secara umum dapat dikelompokan sbb :

unsur energi (C, O, H, N)

14
Nutrisi makro (P, Ca, Mg, K, S, Na, Cl)

Nutrisi mikro – Fe, Cu, Mn, Zn  untuk hewan dan flora

– B, Mo, Si  untuk hewan

– Co, I  untuk flora

2.4.2 Endapan Biogenik

Biolith :

adalah endapan hasil aktivitas biologi, yang dibagi menjadi 2 grup yaitu:

1. acaustobiolith (non-combustible)

2. cautobiolith (combustible)

Non Combustible : batu gamping, opal, radiolaria, chert, besi hidroksida, fosfat,
sulfida, dsb.

Combustible : terutama material karbon, mengalami transformasi, awalnya


berasal dari 2 jenis bahan yaitu:

bahan humic : sisa tumbuh-tumbuhan berkayu, mengandung banyak karbon,


hidrogen, oksigen dan nitrogen  dapat membentuk batubara

bahan sapropelic : sisa tumbuh-tumbuhan tingkat rendah yang hidup di air tawar/
air laut  dapat membentuk minyak bumi

BATUBARA

KOMPOSISI RATA – RATA BAHAN BAKAR

C H N O

Kayu 49,65 6,23 0,92 43,20

Peat 55,44 6,28 1,72 36,56

Lignit 72,95 5,24 1,31 20,50

Bitumin 84,24 5,55 1,52 8,69

15
Antrasit 93,50 2,81 0,97 2,78

Perubahan dari Kayu  Antrasit :

-C : naik

-O : turun

-H : turun

- H/O : naik dari 1/8  1/7  1/1

MINYAK BUMI

Minyak bumi berasal dari biologi yang diendapkan dalam lingkungan sedimentasi
terutama laut atau dekat pantai. Komposisinya terdiri dari 99% unsur karbon dan
hidrogen dengan rincian: - 83 – 87 % karbon

- 11 – 14 % hidrogen

- 5 % Oksigen, N2, S

- 0,001 – 0,05% Ash

KOMPOSISI KIMIA SENYAWA ORGANIK

C H N O

Phytoplankton 45 7 3 45

Zooplankton 50 8 10 32

Pelagic deposit 56 8 6 30

Continental plant 54 6 2,8 37

Humus of soil 56 4,5 3,5 36

Kondisi reduksi oleh bakteri anaerobic menghasilkan sapropel yang dengan proses
biokimia dan inorganik mengubah sapropel menjadi minyak bumi.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Struktur zona kulit bumi dalam masalah ini dapat dinyatakan sebagai
pembagian zona dalam pembagian fenomena geosfer. Fenomena-fenomena
geosfer adalah kejadian-kejadian alam yang menyangkut atmosfer, biosfer, serta
hidrosfer.

Atmosfer dapat diartikan sebagi lapisan gas yang menyelimuti sebuahplanet,


termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa dengan
ketebalan kurang lebih 1.000 km dari permukaan bumi dan bermassa 59 x 1014
ton . Salah satu fungsi dari Atmosfer dibumi ini adalah sebagai pelindung bumi dan
menyeimbangkan dan menstabilkan keadaan yang di bumi dengan luar. Jadi ketika
matahari yang penyinarannya berada di atas bumi, dengan bantuan atmosfer bisa
membantu mengurangi cuaca panasnya matahari yang ekstrem.

Hidrosfer adalah lapisan air yang terdapat di permukaan bumi, lapisan ini
dapat berupa sungai, danau, gletser, dan lain sebagainya. Hidrosfer menempati
sebagian besar muka bumi karena 75% muka bumi tertutup oleh air. Jumlah air
yang tetap dan selalu bergerak dalam satu lingkaran peredaran membentuk suatu
siklus yang dinamakan siklus hidrologi, siklus air, atau daur hidrologi, namun
apabila terjadi peningkatan atau penguran jumlah air itu merupakan suatu anomali
yang harus dicari tahu penyebabnya.

Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri dari


gabungan ekosistem yang ada di planet bumi. Secara entimologi, biosfer berasal
dari dua kata, yaitu bio yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan. Dengan
demikian dapat diartikan biosfer adalah lapisan tempat tinggal mahluk hidup.
Pemahaman mengenai biosfer sangat penting untuk pengelolaan sumberdaya alam
dan hayati terutama karena perkembangan flora dan fauna yang semakin berkurang.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Biosfer
https://id.wikipedia.org/wiki/Atmosfer_Bumi
https://id.wikipedia.org/wiki/Hidrosfer
dokumen.tips_makalah-hidrosfer-5652d7ff4a80e.pdf

ii

Anda mungkin juga menyukai