Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Timbuh kembang pada anak


Sub Topik : Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
Sasaran : Keluarga dan pasien di ruang Kenanga
Hari/tanggal : Kamis, 10-11-2016
Jam : 09.20-10.00 WIB
Waktu : 40 menit
Tempat : Ruang Kenanga

A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini keluarga dapat mengerti dan
dapat melakukan deteksi dini tumbuh kembang pada anak.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan keluarga dapat
menjelaskan kembali tentang :
a. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Ciri-ciri tumbuh kembang anak
c. Faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak
d. Aspek-aspek perkembangan yang dipantau
e. Tahap perkembangan anak menurut umur
f. Beberapa gangguan tumbuh kembang yang sering ditemukan
g. Macam - macam deteksi dini tumbuh kembang anak

B. MATERI
Terlampir

C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab dan simulasi

1
D. MEDIA
1. Materi SAP
2. Formulir Deteksi Dini Perkembangan Anak

E. SETTING TEMPAT

Keterangan :
: Co Leader : Pasien : Depan

: Leader : Keluarga

F. PENGORGANISASIAN
Pemberi materi : Sinta Wening Nur Sahara
Fasilitator : Lola Ameria Devi

G. WAKTU PELAKSANAAN
1. Hari/tanggal : Kamis, 10-11-2016
2. Waktu : 09.20 – 10.00 WIB
3. Tempat : Ruang terapi bermain Bangsal Kenanga

2
H. RENCANA PELAKSANAAN
No. Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
1 5 menit Pembukaan: a. Menjawab salam
a. Memberi salam b. Mendengarkan dan
b. Menjelaskan tujuan memperhatikan
penyuluhan
c. Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan
disampaikan
2 15 menit Pelaksanaan : a. Menyimak
a. Menjelaskan materi b. Memperhatikan
penyuluhan secara penjelasan materi
berurutan:
1) Pengertian
pertumbuhan dan
perkembangan
2) Ciri - ciri tumbuh
kembang anak
3) aspek perkembangan
yang dipantau
4) Tahapan perkembangan
anak menurut umur
5) Beberapa gangguan
tumbuh kembang serta
6) Cara deteksi dini
tumbuh kembang anak
·
3 10 menit Evaluasi: a. Bertanya kepada
a. Tanya jawab tentang materi keluarga
dan simulasi pengisian b. Menjawab pertanyaan

3
KPSP yang diberikan oleh
b. Memberi pujian atau pemateri
dukungan kepada keluarga c. Menyimpulkan semua
dari materi
penyuluhan yang telah
diberikan.
4 5 menit Penutup: Menjawab salam
a. Menyimpulkan Materi
b. Mengucapkan terima kasih
c. Mengucapkan salam.

I. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Sarana disiapkan pagi hari sebelum acara di mulai.
b. Media dipersiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan kegiatan.
c. Struktur peran telah ditentukan 1 hari sebelum pelaksanaan.
d. Kontrak dengan keluarga pasien/anak dilakukan 1 hari sebelum
dan pagi hari sebelum kegiatan dilaksanakan.
2. Evaluasi Proses
a. Pemberi materi memberi materi pendidikan kesehatan dari awal
hingga akhir kegiatan
b. Respon peserta baik selama proses pemberian materi pendidikan
kesehatan
c. Peserta tampak aktif selama proses pemberian materi pendidikan
kesehatan
d. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai
dengan baik
e. Masing – masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugasnya

4
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan pendidikan kesehatan dimulai tepat pada waktu yang
telah ditentukan
b. Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pemberi
materi
c. Peserta mengikuti proses pendidikan kesehatan dari awal hingga
akhir

5
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Tumbuh


Kembang Anak ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta. 2006.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Soetjiningsih, SpAk. 2000. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC.

6
Lampiran Materi

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

A. Pengertian
Tumbuh kembang berasal dari kata
1. Pertumbuhan (growth) adalah proses bertambahnya ukuran/dimensi akibat
bertambah banyaknya sel-sel dan atau bertambah besarnya jaringan
interseluler, yang berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh
sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang
dan berat.
2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (Skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
B. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak
1. Perkembangan menimbulkan perubahan Perkembangan terjadi bersamaan
dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan
fungsi. Misal perkembangan intelegensia pada seorang anak akan
menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal akan menentukan
perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu
tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Misal
seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia dapat berdiri.
3. Pertumbuhan dan Perkembangan mempuyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan
fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
4. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan. Pada saat pertumbuhan
berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan
mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah

7
umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah
kepandaiannya.
5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
6. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke
arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal)
7. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan
gerak halus (pola proksimodistal)
8. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak dapat terjadi terbalik. Misal anak
terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum membuat kotak.
C. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak
Faktor Internal : Gen, Kromosom, umur, jenis kelamin
Faktor Eksternal :
1. Faktor Prenatal : Gizi, zat kimia, endokrin, infeksi
2. Faktor persalinan : trauma kepala, asfiksia
3. Faktor Postnatal : Gizi, Lingkungan, Trauma, Toksin, psikologi
D. Aspek Perkembangan yang Dipantau
1. Gerak Kasar atau Motorik Kasar : aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan
otot-otot besar seperti : duduk, berdiri
2. Gerak halus atau Motorik Halus : aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian
tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menulis dan
sebagainya
3. Kemampuan Bicara dan Bahasa : aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya

8
4. Sosialisasi dan Kemandirian : aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai
bermain) bersosialisasi drngan lingkungan san sebagainya.
E. Tahapan Perkembangan Anak
1. Usia 0-3 bulan
Bayi mulai belajar mengangkat kepala, Belajar mengikuti obyek dengan
matanya, Melihat ke muka seseorang dengan tersenyum, Berreaksi
terhadap suara dan bunyi, Mengenal ibunya dengan penglihatan,
penciuman, pendengaran dan kontak, menahan barang yang dipegangnya,
mengoceh spontan atau berreaksi dengan mengoceh.
2. Usia 3-6 bulan
Bayi mulai bisa mengangkat kepala 900 mengangkat dada dengan
bertopang tangan, mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam
jangkauannya atau diluar jangkauannya, menaruh benda-benda di dalam
mulutnya, berusaha memperluas lapangan pandangan, tertawa dan
menjerit gembira bila diajak bermain, mulai berusaha mencari benda-
benda yang hilang
3. Usia 6-9 bulan
Bayi mulai dapat duduk tanpa dibantu, dapat tengkurap dan berbalik
sendiri, dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang,
memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain, memegang
benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk, bergembira dengan
melempar-lempar benda, mengeluarkan kata-kata tanpa arti, mengenal
muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang yang asing/lain,
mulai berpartisipasi dalam permaianan tepuk tangan dan sembunyi-
sembunyian
4. Usia 9-12 bulan
Bayi mulai dapat berdiri sendiri tanpa dibantu, dapat berjalan dengan
dituntun, menirukan suara, mengulang bunyi yang didengarnya, belajar
menyatakan satu atau dua kata, mengerti perintah sederhana dan larangan ,
memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin

9
melihat semuanya, ingin menyentuh apa saja dan memasukan benda-benda
ke mulutnya, berpartisipasi dalam permainan
5. Usia 12-18 bulan
Balita usia 12-18 bulan mulai dapat nerjalan mdan mengeksplorasi rumah
serta keliling rumah, menyusun 2 atau 3 kotak, dapat mengatakan 5- 10
kata, memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing.
6. Usia 18-24 bulan
Pada usia ini, balita biasanya sudah bisa naik turun tangga, menyususn 6
kotak, menunjuk mata dan hidungnya, menyususn dua kata, belajar makan
sendiri, menggambar garis di kertas atau pasir, mulai belajar mengontrol
buang air besar dan buang air kecil, menaruh minat kepada apa yang
dikerjakan oleh orang-orang yang lebih besar, memperlihatkan minat
kepada apa yang anak lain kerjakan dan bermain-main dengan mereka.
7. Usia 2- 3 tahun
Pada usia ini anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu
kaki, membuat jembatan dengan 3 kotak, mampu menyususn kalimat,
mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang
ditujukan kepadanya, menggambar lingkaran, bermain dengan anak lain
dan menyadari adanya lingkungan lain diluar eluarganya.
8. Usia 3-4 tahun
Pada usia ini anak sudan daoat berjalan-jalan sendiri mengunjungi
tetangganya, berjalan pada jari kaki, belajar berpakaian dan membuka
pakaian sendiri, menggambar garis silang, menggambar orang hanya
kepala dan badan, mengenal 2 atau 3 warna, bicara dengan baik, menyebut
namanya, jenis kelain dan umurnya, jenis kelamin dan umurnya, banyak
bertanya, bertanya bagaimana anak melahirkan, mengenal sisi atas, sisi
bawah, sisi muka dan sisi belakang, mendengar cerita-cerita bermain
dengan anak lain, menunjukan rasa sayang kepada saudara-saudaranya,
dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana.

10
9. Usia 4-5 tahun
Pada usia ini sudah dapat melompat dan menari, meggambar orang dengan
kepala lengan dan badan, menggambar segitiga dan segiempat, pandai
bicara, dapat menghitung jari-jarinya, dapa menyebutkan hari-hari dalam
minggu, mendengar atau mengulang hal-hal penting dan cerita, minat
kepada kata baru dan artinya, memprotes bila dilarang apa yang
diinginkannya, mengenal 4 warna, memperkirakan bentuk dan besarnya
benda, membedakan besar dan kecil, menaruh minat kepada aktivitas
orang dewasa.
F. Beberapa Gangguan Tumbuh Kembang pada Anak
1. Gangguan Bicara dan Bahasa
2. Cerebral Palsy
3. Sindrom Down
4. Perawakan Pendek
5. Gangguan Autisme
6. Retardasi Mental
7. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
G. Deteksi Dini Tumbuh Kembang
1. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
a) Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan (BB/TB)
Alat yang digunakan yaitu dacin (timbangan gantung), dengan terlebih
dahulu menyeimbangkan dacin pada titik “0”.
b) Pengukuran Panjang Badan atau Tinggi Badan
Panjang badan diukur bila anak belum bisa berdiri, dengan cara bayi
dibaringkan terlentang, kepala bayi menempel pada pembatas angka 0,
lutut diluruskan, batas kaki ditempelkan pada telapak kaki.
Tinggi Badan diukur dengan cara anak tidak memakai sandal sepatu,
berdiri tegak menghadap kedepan, punggung patat tumit menempel
pada tiang pengukur, turunkan batas atas sampai menempel di ubun-
ubu, kemudian baca angka. Gunakan Tabel Berat Badan / Tinggi

11
Badan (BB/TB) untuk melihat status gizi pada balita tersebut.
Interpretasi :
Normal : -2 SD s/d 2 SD atau Gizi Baik
Kurus : < -2 SD s/d -3 SD atau Gizi Kurang
Kurus Sekali : <-3 SD atau Gizi Buruk
Gemuk : > 2 SD atau Gizi Lebih
Intervensi : Lihat pedoman tatalaksana Gizi Buruk di MTBS
c) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
Alat ukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis
mata di atas kedua telinga, baca angka pada pertemuan angka nol.
Catat hasil pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis
kelamin anak. Interpretasi : Bila lingkar kepala di jalur hijau, maka
lingkar kepala normal, bila di atas yaitu makrosefal, bila dibawah jalur
hijau yaitu mikrocepal
Intervensi : Bila ditemukan Makrocepal atau Microcepal segera rujuk
ke Rumah Sakit

2. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak


Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak dilakukan di semua
tingkat pelayanan, adapun pelaksana dan alat yang digunakan :
Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat Yang Digunakan
Keluarga dan
- Orang Tua Buku KIA
Masyarakat - Kader Kesehatan
- Petugas pusat PAUD KPSP
terlatih TDL
- Guru TK Terlatih TDD
Puskesmas Dokter, Bidan, Perawat KPSP
TDL
TDD

12
Keterangan :
Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu Anak
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDL : Tes Daya Lihat
TDD : Tes Daya Dengar
PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini

a. Skrining / pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner


Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP
adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan. Jadwal skrining KPSP rutin adalah setiap tiga bulan
sekali sampai usia 24 bulan, dan setiap 6 bulan sekali sampai usia 72
bulan. Sasaran KPSP anak sampai dengan usia 72 bulan. Alat yang
digunakan adalah formulir KPSP sesuai usia anak. Cara menggunakan
KPSP : anak dibawa, tentukan umur, tanyakan pertanyaan secara
berurutan, setiap prtanyaan hanya ada satu jawaban “Ya” atau “Tidak”
Interpretasi
1) Hitung jumlah jawaban Ya, jawaban Ya bila ibu/pengasuh
menjawab : anak bisa atau pernah atau sering atau kadang-kadang
melakukannya. Jawaban Tidak bila ibu/pengasuh menjawab : anak
belum pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak
tidak tahu.
2) Jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan
tahapan perkembangannya
3) Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan
(M)
4) Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada
penyimpangan (P)
Intervensi
Bila anak sesuai umur (S)

13
1) Beri pujian kepada ibu/pengasuh
2) Teruskan pola asuh anak sesuai tahap perkembangan
3) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat sesering mungkin
4) Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan
di Posyandu
5) Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3
bulan pada anak usia dibawah 24 bulan, dan 6 bulan sekali pada
anak di atas 24 bulan sampai 72 bulan.
Bila perkembangan anak meragukan (M)
1) Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan
pada anak lebih sering lagi
2) Ajarkan ibu melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak
untuk mengatasi penyimpangan
3) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan
adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan
perkembangannya.
4) Lakukan penilaian KPSP 2 minggu kemudian
5) Jika hasil KPSP ulang jawaban “Ya” tetap 7 atau 8 maka
keungkinan ada penyimpangan.
Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P)
Rujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah
penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa, sosialisasi dan kemandirian).

b. Tes Daya Dengar (TDD)


Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan
pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk
meningkatkan kemampuan daya dengar. Jadwal TDD adalah setiap
tiga bulan pada bayi umur kurang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan
pada bayi di atas 12 bulan. Pada anak umur kurang dari 24 bulan :
semua anak harus dijawab oleh orang tua/pengasuh. Pada anak di

14
atas 24 bulan atau lebih pertanyaan berupa perintah melalui orang
tua/pengasuh.
Interpretasi
Bila ada jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami
gangguan pendengaran
Catat dalam buku KIA atau kohort bayi/balita
Intervensi
Rujuk ke Rumah Sakit bila tudak tertangani.
c. Tes Daya Lihat (TDL)
Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan
daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga
kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih
besar. Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia
prasekolah umur 36 sampai 72 bulan. Cara melakukan pemeriksaan
dengan poster E (untuk pemeriksa) dan kartu E untuk anak.
Pemeriksaan dilakukan dalam jarak 3 meter, tunjuk poster E dan
suruh anak untuk mengarahkan kartu E sesuai yang kita tunjuk.
Lakukan secara bergiliran antara mata kiri dan kanan dengan cara
menutup sebelah mata dengan kertas. Jika sampai baris ketiga anak
menjawab benar maka penglihatan anak normal, jika sampai baris
ketiga anak mengarahkan kartunya salah, kemungkinan anak
mengalami gangguan penglihatan. Jika kemungkinan anak
mengalami gangguan penglihatan, ulang peeriksaan pada 2 minggu
berikutnya, jika hasilnya tetap sama, rujuk segera ke Rumah Sakit
dengan menuliskan mata yang mengalami gangguan.

3. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional


Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah
kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah
mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan intervensi. Bila

15
penyimpangan mental emosional terlambat diketahui, maka intervensinya
akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbh kembang anak.
Deteksi ini dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi secara dini
adanya penyimpangan mental emosional pada anak, yaitu :
a. Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMEE) : bagi anak umur 36
bulan sampai 72 bulan.
Dilakukan setiap 6 bulan sesuai dengan jadwal pemeriksaan
perkembangan anak. Tanyakan pertanyaan satu persatu pada ibu atau
pengasuh. Jika ada 1 jawaban Ya maka kemungkinan anak mengalami
masalah mental emosional. Jika jawaban Ya 1, lakukan konseling
kepada orang tua dan evaluasi setelah 3 bulan.
Jika jawaban Ya 2 atau lebih segera rujuk ke Rumah Sakit yang
mempunyai fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak.
b. Ceklis Autis anak Prasekolah (Checklist for Autism in Toddlers/CHAT)
bagi anak umur 18 bulan sampai 36 bulan
Ada 9 pertanyaan yang dijawab oleh orang tua/pengasuh, ada 5
perintah bagi anak. Risiko tinggi menderita autis bila jawaban “Tidak”
pada pertanyaan A5, A7, B2, B3 dan B4. Risiko rendah autis jika
jawaban “Tidak” pada pertanyaan A7 dan B4. Kemungkinan gangguan
perkembangan lain bila jawaban tidak jumlahnya 3 atau lebih untuk
pertanyaan A1-A4; A6; A8-A9; B1; B5. Anak dalam batas normal bila
tidak termasuk dalam kategori 1, 2 dan 3.
Bila anak risiko menderita autis atau kemungkinan ada gangguan
perkembangan, rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas
kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak.
3. Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Pemusatan dan
Hiperaktivitas (GPPH) bagi anak umur 36 bulan keatas.
Formulir terdiri dari 10 pertanyaan yang ditanyakan pada orang
tua/pengasuh.
Nilai 0 : Jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak

16
Nilai 1 : Jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak
Nilai 2 : Jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak
Nilai 3 : Jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.
Bila Nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan GPPH.
Jika nilai total 13 Rujuk segera ke Rumah Sakit dengan fasilitas
kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak. Jika Nilai total kurang dari 13
jadwalkan pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian.

17
DAFTAR PUSTAKA

18

Anda mungkin juga menyukai