LP POST PARTUM - Fatimah
LP POST PARTUM - Fatimah
POST PARTUM
Oleh :
FATIMAH
NIM. SN171068
A. DEFINISI
Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama 6 minggu. Post partum
adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat – alat
serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam
(Mansjoer, 2009).
Postpartum adalah masa pulih kembali seperti pra hamil yang dimulai
setelah partus selesai atau sampai kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat
kandungan pulih kembali seperti semula. Masa nifas berlangsung selama kira-
kira 6 minggu(Sarwono,2009).Postpartum adalah masa sesudah persalinan dan
kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan
kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6
minggu(Siti Saleha,2009).Postpartum mulai setelah partus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu (Saifuddin, 2006).
Post Partum
Sistem Sistem
Sistem
muskulo Kelahiran
pencernaan reprodu
skeletal bayi
ksi
Vital Sistem Sistem Sistem
sign kardiovaskuler urinaria endokrin
Perubah
- Nafsu an dalam
- Sensas Invol
makan Produksi keluarga
i otot usi
meningkat - Bradik hormone
bawah Diure uteri
- Suhu - Peristaltik ardia prolaktin
- Tromb sis
menig usus menurun Ketidakta
- Takik oplebi
nkat menurun huan /
ardia tis
- Breast - Perubahan keterbatas
- edema vagina
engarg Produ an sumber
Disability - Kencang
ement Kekuran ksi informasi
vasomotor pada
gan klitoris dan ASI
Konstipasi
volume labia
cairan - Luka pada - Tidak tahu
Diaporesis / parineum merawat bayi :
Nyeri, menggigil (imunisasi, ASI
demam, ekslusif, dll)
gangguan - Perawatan
Gangguan Nyeri payudara tidak
proses
pemenuhan efektif
laktasi
ADL - Tidak ada
dukungan
Resiko
Nyeri akut
infeksi
Defisiensi
Hambatan mobilitas fisik pengetahuan
Ketidakefektifan
pemberian ASI
(Syaifuddin, 2010)
E. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN
Menurut Istyandari (2009), dalam menangani asuhan keperawatan pada
ibu post partum spontan, dilakukan berbagai macam penatalaksanaan,
diantaranya:
1. Mobilisasi
Jelaskan bahwa latihan tertentu sangat membantu seperti :
a. Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping, menarik otot perut
selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada :
tahan satu hitungan sampai 5, rileks dan ulangi 10 x.
b. Untuk memperkuat tonus otot vagina (latihan kegel).
c. Berdiri dengan tungkai dirapatkan kencangkan otot-otot, pantat dan
pinggul dan tahan sampai 5 hitungan kendurkan dan ulangi latihan
sebanyak 5 kali.
d. Mulai mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan setiap minggu
naikkan 5 kali. Dan pada 6 minggu setelah persalinan ibu harus
mengerjakan sebanyak 30 kali.
2. Diet
Ibu menyusui harus mengkonsumsi tambahan kalori 500 tiap hari. Makanan
harus diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup. Pil besi harus diminum minimal 40 hari pasca melahirkan. Minum
sedikitnya 3 liter, minum zat besi, minum kapsul vitamin A dengan dosis
200.000 unit.
3. Miksi hendaknya dapat dilakukan sendiri mungkin karena kandung kemih
yang penuh dapat menyebabkan perdarahan.
4. Defekasi
Buang air besar harus dapat dilakukan 3-4 hari pasca persalinan, bila tidak
bisa maka diberi obat peroral atau perektal atau klisma.
5. Perawatan Payudara
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama puting susu
b. Menggunakan BH yang menyokong payudara
c. Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada
sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap
dilakukan dari puting susu yang tidak lecet.
d. Apabila lecet berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan
dan diminum dengan menggunakan sendok.
e. Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum parasetamol 1 tab setiap 4-6
jam.
f. Apabila payudara bengkok akibat pembendungan ASI, lakukan :
1) Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat
selama 5 menit.
2) Urut payudara dari arah pangkal menuju puting atau menggunakan
sisir untuk mengurut arah Z pada menuju puting.
3) Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting
susu menjadi lunak.
4) Susukan bayi setiap < 3 jam. Apabila tidak dapat menghisap seluruh
ASI sisanya dikeluarkan dengan tangan.
5) Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
6. Laktasi
ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna,
memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih dan siap untuk
diminum.
Tanda ASI cukup :
a. Bayi kencing 6 kali dalam 24 jam.
b. Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan
c. Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan tidur cukup.
d. Bayi menyusui 10-11 kali dalam 24 jam.
e. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali menyusui.
f. Ibu dapat merasakan geli karena aliran ASI.
g. Bayi bertambah berat badannya.
ASI tidak cukup :
a. Jarang disusui.
b. Bayi diberi makan lain.
c. Payudara tidak dikosongkan setiap kali habis menyusui (Sarwono, 2009).
F. KOMPLIKASI
Menurut Manuaba (2012), berikut ini adalah komplikasi yang dapat
terjadi pada ibu post partum :
1. Perdarahan pervaginam yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak
(lebih dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan pergantian pembalut-
pembalut 2 kali dalam setengah jam).
Penyebab umum perdarahan postpartum adalah:
a. Atonia Uteri
b. Retensi Plasenta
c. Sisa Plasenta dan selaput ketuban
Pelekatan yang abnormal (plasaenta akreta dan perkreta)
Tidak ada kelainan perlekatan (plasenta seccenturia)
d. Trauma jalan lahir
Episiotomi yang lebar
Lacerasi perineum, vagina, serviks, forniks dan rahim
Rupture uteri
e. Penyakit darah
Kelainan pembekuan darah misalnya afibrinogenemia atau
hipofibrinogenemia.
2. Pengeluaran cairan vagina yang berbau busuk.
3. Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung.
4. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati, atau masalah penglihatan.
5. Pembengkakan diwajah, ditangan maupun dikaki.
6. Demam, muntah, rasa sakit sewaktu BAK atau jika merasa tidak enak badan.
7. Payudara yang bertambah atau berubah menjadi merah panas dan atau terasa
sakit.
8. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
9. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau dirinya
sendiri.
10. Merasa sangat letih dan nafas terengah-engah. (Saifuddin, 2010).
4. Implementasi Keperawatan
Impementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam
rencana tindakan keperawatan. Impementasi merupakan tindakan yang sudah
direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan. Menurut Moorhead Sue
(2013), berikut ini adalah kategori implementasi yang dapat diberikan :
a. Mandiri: aktivitas perawat yang didasarkan pada kemampuan sendiri dan
bukan merupakan petunjuk/perintah dari petugas kesehatan
b. Delegatif: tindakan keperawatan atas intruksi yang diberikan oleh petugas
kesehatan yang berwenang
c. Kolaboratif: tindakan perawat dan petugas kesehatan yang lain dimana
didasarkan atas keputusan bersama.
5. Evaluasi Keperawatan
Menurut Moorhead Sue (2013), evaluasi keperawatan adalah mengukur
keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan
dalam memenuhi kebutuhan klien. Ada tiga kriteria hasil evaluasi, yaitu:
a. Tujuan tercapai : Jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.
b. Tujuan tercapai sebagian : jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari
standar dan kriteria yang telah ditetapkan
c. Tujuan tidak tercapai : Jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan
sama sekali dan bahkan timbul masalah baru
DAFTAR PUSTAKA