Filsafat Baru

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Filsafat / filosofi berasal dari kata Yunani yaitu philos (suka) dan sophia
(kebijaksanaan), yang diturunkan dari kata kerja filosoftein, yang berarti :
mencintai kebijaksanaan, tetapi arti kata ini belum menampakkan arti filsafat
sendiri karena “mencintai” masih dapat dilakukan secara pasif. Pada hal
dalam pengertian filosoftein terkandung sifat yang aktif.
Filsafat adalah pandangan tentang dunia dan alam yang dinyatakan secara
teori. Filsafat adalah suatu ilmu atau metode berfikir untuk memecahkan
gejala-gejala alam dan masyarakat. Namun filsafat bukanlah suatu dogma
atau suatu kepercayaan yang membuta.
Menetapkan suatu definisi nampaknya sulit untuk dilakukan. Karena
persoalannya bukan terletak pada soal bagaimana untuk mengemukakan
definisi itu, melainkan soal mengerti atau tidaknya orang menerima definisi
tersebut. Ini adalah persoalan yang tidak bisa dianggap sepele. Demikian juga
filsafat, sulit sekali untuk memberikan suatu batasan yang benar(pasti)
tentang kata filsafat. Buktinya para filsuf selalu berbeda-beda dalam
medefinisikan filsafat.
Layaknya seperti ilmu pengetahuan, filsafat juga mempunyai metode
yang digunakan untuk memecahkan problema-problema filsafat. Selain itu
filsafat juga mempunyai sistematika/struktur. Tidak kalah pentingnya dengan
cabang ilmu pengetahuan, filsafat juga mempunyai kegunaan dalam
mempelajarinya.

1.2 Rumusan Masalah


Dari Latar belakang di atas dapat di ketahui beberapa rumusan masalah di
antara sebagai berikut :
1. Metode apa saja yang digunakan dalam filsafat ?
2. Bagaimana sistematika/ stuktur dalam filsafat ?
3. Apa manfaat mempelajari filsafat ?

1.3 Tujuan Pembahasan


Dari Rumusan Masalah di atas dapat diketahui tujuan dari pembahasan
adalah sebagai berikut
1. Mengetahui dan memahami metode yang digunakan dalam filsafat.
2. Mengetahui dan memahami sistematika/ stuktur dalam filsafat.
3. Mengetahui dan memahami manfaat mempelajari filsafat.

1.4 Pembatasan Masalah


Kami akan memfokuskan pembahasan tentang Metode,Sistematika dan
kegunaan filsafat.

Metode,Sistematika dan Kegunaan Filsafat 1


BAB II PEMBAHASAN

2.1 METODE FILSAFAT


Ada tiga metode berfikir yang digunakan untuk memecahkan problema-
problema filsafat, yaitu: metode deduksi, induksi dan dialektika.
a. Metode Deduktif
Adalah, suatu metode berpikir dimana kesimpulan ditarik dari prinsip-
prinsip umum dan kemudian diterapkan kepada semua yang bersifat khusus.
Contohnya sebagai berikut: · Semua manusia adalah fana (prinsip umum) · Semua
raja adalah manusia (peristiwa khusus) · Karena itu semua raja adalah fana
(kesimpulan)
b. Metode Induksi
Adalah suatu metode berpikir dimana suatu kesimpulan ditarik dari prinsip
khusus kemudian diterapkan kepada sesuatu yang bersifat umum. Contoh: · Bagus
adalah manusia (prinsip khusus) · Dia akan mati (prinsip umum) · Seluruh
manusia akan mati (kesimpulan)
c. Metode Dialektik
Yaitu suatu cara berpikir dimana suatu kesimpulan diperoleh melalui tiga
jenjang penalaran: tesis, antitesis dan sintesis.
Metode ini berusaha untuk mengembangkan suatu contoh argument yang
didalamnya terjalin implikasi bermacam-macam proses (sikap) yang saling
mempengaruhi argument tersebut akan menunjukkan bahwa tiap proses tidak
enyajikan pemahaman tang sempurna tentang kebenaran. Dengan demikian,
timbullah pandangan dan alternatif yang baru. Pada setiap tahap dari dialektik ini
kita memasuki lebih dalam pada problema asli. Dan dengan demikian ada
kemungkinan untuk mendekati kebenaran.
Proses dialektik selalu terdiri dari tiga fase. Fase pertama disebut tesis yang
menampilkan “lawan” dari fase kedua yaitu antitesis. Akhirnya, disebut fase
ketiga disebut sintesis, yang mendamaikan antara tesis dan antitesis yang saling
berlawanan. Sintesis yang telah dihasilkan dapat menjadi tesis pula yang
menampilkan antitesis lagi dan akhirnya kedua-duanya dinamakan menjadi
sintesis baru. Demikian selanjutnya setiap sintesis dapat menjadi tesis.
Contoh tesis, antitesis dan sintesis.
Dalam keluarga, suami istri adalah dua makhluk yang berlainan yang dapat
berupa tesis dan antitesis. Bagi Suami, anak dapat mrupakan bagian dari dirinya
sendiri. Demikian juga dari sang Istri, dengan demikian si anak merupakan
sintesis bagi Suami Istri tadi. Metode yang digunakan memecahkan problem-
problem filsafat, berbeda dengan metode yang digunakan untuk mempelajari
filsafat. Ada tiga macam metode untuk mempelajari filsafat, diantaranya:
(a) Metode Sistematis
Metode ini bertujuan agar perhatian pelajar/ mahasiswa terpusat pada isi
filsafat, bukan pada tokoh atau pada metode. Misalnya, mula-mula pelajar atau
mahasiswa menghadapi teori pengetahuan yang berdiri atas beberapa cabang
filsafat.

Metode,Sistematika dan Kegunaan Filsafat 2


Setelah itu mempelajari teori hakikat, teori nilai atau filsafat nilai. Pembagian
besar ini dibagi lebih khusus dalam sistematika filsafat untuk membahas setiap
cabang atau subcabang itu, aliran-aliran akan terbahas.
(b) Metode Histories
Metode ini digunakan untuk mempelajari filsafat dengan cara mengikuti
sejarahnya dapat dibicarakan dengan demi tokoh menurut kedudukannya dalam
sejarah. Misal dimulai dari pembicarakan filsafat thales, membicarakan riwayat
hidupnya, pokok ajarannya, baik dalam teori pengetahuan, teori hakikat, maupun
dalam teori nilai. Lantas dilanjutkan dalam membicarakan Anaxr mandios
Socrates, lalu Rousseau Kant dan seterusnya sampai tokoh-tokoh kontemporer.
(c) Metode Kritis
Metode ini digunakan oleh orang-orang yang mempelajari filsafat tingkat
intensif. Sebaiknya metode ini digunakan pada tingkat sarjana. Disini pengajaran
filsafat dapat mengambil pendekatan sistematis ataupun histories. Langkah
pertama ialah memahami isi ajaran, kemudian pelajar mencoba mengajukan
kritikannya, kritik itu mungkin dalam bentuk menentang. Dapat juga berupa
dukungan. Ia mungkin mengkritik mendapatkan pendapatnya sendiri ataupun
menggunakan pendapat filusuf lain. Jadi, jadi jelas tatkala memulai pelajaran amat
diperlukan dalam belajar filsafat dengan metode ini.1

2.2 Sistematika Filsafat


Hasil berpikir tentang segala sesuatu yang ada dan mungkin ada telah banyak
terkumpul dan disusun secara teratur dan sistematis dikenal dengan istilah
sistematika filsafat atau struktur filsafat. Struktur filsafat berkisar pada tiga
cabang filsafat yaitu teori pengetahuan, teori hakikat dan teori nilai. Berikut ini
akan diuraikan lebih rinci lagi.
a. Teori Hakikat (Ontologi)
Teori hakikat membicarakan pengetahuan itu sendiri disebut ontologis.
Apa itu hakikat? Hakikat ialah realist. Realitas ialah ke-real-an; real artinya
kenyataan yang sebenarnya; jadi hakikat adalah keadaan yang sebenarnya, bukan
keadaan sementara atas kesadaran sementara atau kesadaran yang menipu bukan
keadaan yang berubah. Kalau teori pengetahuan mempunyai cabang epistimologi
dan logika, maka teori hakikat mempunyai cabang sebagai berikut : ontology,
konsmologi, antropologi, theodologi, filsafat agama, filsafat umum, filsafat
pendidikan dan lain-lain. Ontologi merupakan cabang teori yang membicarakan
hakikat sesuatu yang ada. Apa sebenarnya hakikat dan sesuatu yang ada? Ada
empat aliran filsafat yang mecoba memberikan jawaban atas persoalan tersebut,
yaitu :
1. Materialisme 2. Idelisme 3. Dualisme 4. Agnostralisme
(a) Materialisme
Materialisme adalah suatu airan dalam filsafat yang pandanganya bertitik
pada meteri (benda) Materialism modern mengatakan bahwa materi itu ada
sebelum jiwa ada (mains) jadi materi itu primer dan ide/pemikiran terletak pada

1
·T afsir,Ahmad.2000.Filsafat Umum.Bandung:ROSDA

Metode,Sistematika dan Kegunaan Filsafat 3


sekundernya. materialisme beranggapan bahwa hakikat benda adalah benda itu
sendiri.

(b) Idealisme
Arti filsafat dari kata idealism ditentukan oleh artu biasa dari kata ide.
Ringkasnya, idelaimse mengatakan bahwa realitas terdiri dari atas ide-ide,
pikiran-pikiran, akal (mind) atau jiawa (selp) dan bukan benda (materi). Idealism
juaga mengatakan bahwa mind sebagai hal yang lebih dahulu dari pada materi.
Idealism dam ,ateri adalah produk sampingan. Dengan demikian, idealism
beranggapan bahwa hakikat benda-benda yang ada itu adalah ide atau akal jiwa
bukan materi.
(c) Dualisme
Dualisme adalah aliran yang mencoba memadukan antara dua faham yang
saling bertentangan, yaitu materialisme dengan idealisme. Materialisme
mengatakan bahwa materi itulah yang hakikat,sedangkan idelaisme sebaliknya
justru ide-lah yang hakikat. Menurut materialisme ruh muncul jika tanpa ada
meteri, sedangkan menurut idealisme justru munculnya materi karena adanya ruh.
Materi tidak aka nada jika tidak ada ruh. Dualism mengatakan bahwabaik materi
maupun ruh sama-sama hakikat. Materi muncul bukan karena adanya ruh, begtu
pla ruh muncul bukan Karena materi. Tetapi dualism juga masih mempunyai
masalah yaitu tentang hubungan antara materi dan ruh, bagaimana bisa terjadi
keselarasan antara materi dengan ruh atau ide. Kita lihat contoh jika jiwa sehat
maka badan pun sehat kelihatannya. Sebaliknya jika jiwa seseorang sedang
berduka biasanya badanpun ikut sedih, maka murunglah wajahnya orang tersebut.
Contoh di atas menggambarkan adanya hubungan atau kerjasama atara jiwa dan
badan. Masalahnya, kenapa terjadi bentuk kerjasama dan hubungan sedemikian
rupa dan siapa yang memadukannya? Ini adalah masalah dualisme.
(d) Agnotraisme
Agnotraisme adalah aliran yang mengatakan bahwa manusia tidak
mungkin mengetahui hakikat sesuatu di balik kenyataan ini. Manusia tidak
mungkin mengetahui apa hakikat batu, air, api dan lain sebagainya. Sebab menurt
faham ini kemampuan manusia sangat terbatas dan tidak mungkin tahu apa
hakikat sesuatu yang ada, baik oleh indera maupun pikirannya. Aliran ini
mempunyai masalah yaitu tentang siapa sebenarnya yang bisa mengetahui hakikat
sesuatu yang ada? Aliran ini tidak memberikan jawaban.

b. Teori Pengetahuan
Teori pengetahuan membicarakan cara memperoleh pengetahuan (norma-
norma atau teori-teorinya) dan membicarakan pula tentang bagaimana cara
mengatur pengetahuan yang benar dan berarti. Posisi terpenting dari pengetahuan
telah membicarakan tentang apa sebenarnya hakikat pengetahuan itu, cara berpikir
dan hukum berpikir agar mendapatkan hasil yang sebenar-benarnya. Cabang teori
pengetahuan yaitu:
Epistemologi
Logika

Metode,Sistematika dan Kegunaan Filsafat 4


(1) Epistimologi
Epistimologi berasal dari bahasa Yunani, Episteme yang berarti
Knowledge atau pengetahuan dan logy berarti pengetahuan atau filsafat ilmu.
Lours Q.kattsof mengatakan bahwa sumber pengetahuan ada lima macam yaitu:
(1) Empiris yang melahirkan empirisme; (2) Rasio yang melahirkan aliran
Rasionalisme; (3)Fenomena yang melahirkan aliran fenomenologi; (4) intuisi
yang melahirkan aliran intusionisme; dan (5) metode ilmiah yang menggabungkan
antara aliran rasionalisme dan empirisme.

(a) Empirisme
Kata ini berasal dari bahasa yunani empeirikos dari kata emperra, artinya
pengalaman menurut aliran ini, manusia memperoleh pengetahuan melalui
pengalamannya, pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman inderawi,
manusia tahu es dingin karena menyentuhnya, gula manis karena mencicipinya.
Jhonh locke (1632-1704) bapak aliran ini pada zaman modern mengemukakan
teori tabula rasa. Maksudnya bahwa manusia itu pada mulanya kosong dari
pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi jiwa yang kosong itu, dan akhirnya
ia memiliki pengetahuan. Tidak terasa, uraian tadi sudah menjawab pertanyaan
yang ke-3. Dari manakah pengetahuan yang benar itu dating dan bagaimnakah
mengetahuinya? Pengetahuan diperoleh dari pengalaman dan dengan perantara
panca indera. Kelemahan aliran ini cukup banyak , diantaranya: · Keterbatasan
indra · Indera Menibu · Objek yang menipu dan · Kelemahan yang berasal dari
indra dan objek sekaligus. Kesimpulannya adalah empirisme lemah karena
keterbatasan indera manusia.
(b) Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa sumber ilmu pengetahuan terletak pada akal.
Rasionalisme memandang pengalaman sebagai jenis perangsang bagi pikiran. Jika
kebenaran mengandung makna dan mempunyai ide yang sesuai dengan
kenyataan. Maka kebenaran hanya ada di dalam pikiran dan hanya diperoleh
dengan akal budi saja. Descartes adalah bapak dari rasionalisme. Ia berusaha
menemukan kebenaran yang tidak dapat diragukan, sehingga dengan memakai
metode deduktif dapat disimpulkan semua pengetahuan kita. Bagi rasionalisme,
kekeliruan pada aliran emperisme yang disebabkan kelmahan alat indra tadi, dapat
dikoreksi seandainya akal digunakan. Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan
indera dalam memperoleh pengetahuan, pengalaman indera dilakukan untuk
merangsang akal dan memberikan objek sehingga kebenaran adalah seman-mata
dengan akal. Laporan indera menurut rasionalisme merupakan bahan yang belum
jelas, kacau. Bajan ini kemudian dipertimbangkan dengan teratur oleh akal dalam
pengalaman berpikir sehingga terbentuk pengetahuan yang benar. Jadi, akal
bekerja karena ada bahan dari indera. Akan tetapi, akal dapat juga mengahasilkan
pengetahuan yang tidak berdasarkan inderawi sama sekali. Jadi akal dapat juga
menghasilkan penetahuan tentang objek yang betul-betul abstrak. Gabungan
antara emperis dan rasionalisme melahirkan suatu metode baru yaitu metode sains
dan dari metode ilmiah ini melahirkan pengetahuan sains yang disebut
pengetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan. Pengetahuan sains/ilmu pengetahuan
ialah jenis pengetahuan yang logis dan memiliki bukti empiris (pengetahuan yang

Metode,Sistematika dan Kegunaan Filsafat 5


logis-empiris). Jika hanya digunakan rasio (akal) maka pengetahuan yang
diperoleh ialah pengetahuan filsafat.

(c) Positivisme
Tokoh aliran ini adalah August Compete (1798-1857). Ia penganut
empiris. Ia berpendapat bahwa indera itu amat penting dalam memperoleh
pengetahuan, tetapi harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat dengan
eksperimen seperti panas di ukur dengan derajat panas,jauh diukur dengan
meteran, berat dengan timbangan neraca, dan sebagainya. Kita tidak cukup
mengatakan.
(d) Fenomenalis
Tokoh aliran ini adalah Immanuel kant, seorang filsuf jerman abad ke-18. Dia
berpendapat bahwa sebab-akibat tentu mruapakan hubungan yang bersifat
niscaya. Kant membuat uraian lebih lanjut tentang pengalaman. Barang sesuatu
bagiman terdapat dalam dirinya sendiri merangsang alat inderawi kita dengan
diterima oleh akal kita dalam bentuk-bentuk pengalaman dan disusun secara
sistematis dengan jalan penalaran. Bagi Kant para penganut emperisme benar bila
berpendapat bahwa semua pengetahuan didasarkan pada pengalaman. Tetapi para
penganut rasionalisme juga benar, karena akal memaksa bentuknya sendiri
terhadap barang sesuatu serta pengalaman.
(e) Intersionisme
Herin Bergson (1859-1941) adalah tokok aliran ini. Ia menganggap tidak
hanya indera yang terbatas, akal juag terbatas aliran ini mengkritik aliran
empirisme dan rasionalisme. Objek-objek yang kita tangkap adalah objek yang
selalu berubah. Jadi pengetahuan kita tentunya tudak tetap. Intelek atau akal juga
terbatas. Akal hanya dapat memahami suatu objek bila ia mengkonsentrasikan
dirinya pada objek itu, jadi dalam hal seperti itu manusiatidak mengetahui
keseluruhan (unique) tidak juga memahami sifat tetap pada objek. Dengan
menyadari keterbatasn indera dan akal, Bergson mengembangkan suatu
kemampuan tingkat tinggi yang dimiliki manusia, yaitu intuisi. Ini adalah hasil
evolusi pemahaman tertinggi. Pengembangan kemampuan ini 9intiusi)
memerlukan suatu usaha, kemampuan ini dapat memahami kebenaran yang utuh,
tetap dan unique.
(f) Metode Ilmiah
Gabungan antara empirisme dan rasionalisme melahirkan suatu metode
baru yaitu metode sains (metode imiah) dari metode ini melahirkan ilmu
pengetahuan. Ilmu pengetahuan ialah jenis pengetahuan yang logis dan memiliki
bukti empiris (pengetauan yang logis-empiris). Jika hanya menggunakan rasio
(akal) maka pengetahuan yang diperoleh ialah pengetahuan filsafat.2
c. Teori Nilai ( Akseologi)
Teori nilai mencakup dua cabang, yaitu cabang filsafar yang cukup
terkeal; etika dan estetika.nilainya artinya harga, sesuatu mempunyai nilai bagi
seseorang karena ia berharga bagi dirinya.pada umumnya orang menyatakan

2
Bachtiar,Amsal.2005.Filsafat Agama.Jakarta:RAJAWALI PERS

Metode,Sistematika dan Kegunaan Filsafat 6


bahwa nilai sesuatu melekat pada benda dan bukan di luar benda, tetapi ada juga
yang berpendapat bahwa bilai itu ada di luar benda. 3

(a) Etika
Etika merupakan penyelidikan filsafat mengenai kewajiban manusia serta
tingkah laku manusia dilihat dari sisi baik dan buruknya tingkah laku tersebut.
Akar kata etika adalah ethos(Yunani) berarti adat kebiasaan.Dalam bahasa latin
ethos itu di sebut mores(mufradnya:mos). Dari kata latin inilah berasal kata moral,
yang sekarang berbeda pendapat dengan moral.4
(b) Estetika
Estetika membahas/membicarakan soal nilai rendah dan tidak rendah.
Nilai baik dan buruk sering diterapkan orang kepada perbuatan atau tindakan
menusia, sedangkan nilai rendah da tidak rendah lebih cenderung unutk
diterapkan kepada soal seni. Estetika berusaha untuk menemukan nilai yang indah
secara umum sehingga tidak mustahil kalau akhirnya timbul beberapa teori yang
membicarakan hal itu. Fungsi estetika kita mendapat nilai yang tidak terkira
menambah kekayaan kehidupan.Nyanyian,musik tarian dll merupakan tempat
pelarian dari jiwa yang penat karena kerja dan tugas atau soal soal ekonomi dan
politik. Yang kemudian di segarkan kembali oleh nilai nilai karya seni. Karena
demikian penting peranan keindahan dalam kehidupan maka masalah keindahan
sudah semenjak zaman purba di filsafatkan. Estetika menyelidiki makna
kesenangan estetika,karakter objektif dan subjektif keindahan,sifat keindahan itu
sendiri asal dan sifat gairah atau renyut hati seni.5
d. Logika
Adalah pemikiran dan beberapa proses pembantunya. Kebenaran dalam
logika dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu kebenaran bentuk dan kebenaran
materi. Dari sini logika dibagi kebenaran dalam dua kategori pula; pertama, logika
formal (formal logic), atau logika
tradisional yang seringkali pula disebut silogisme, dan kedua, logika material
(material logic).
Kebenaran bentuk dibicarakan dalam logika formal, sedangkan kebenaran materi
dibicarakan dalam logika material.
Kebenaran bentuk artinya self consistency, maksudnya, bahwa di dalam pikiran
itu sendiri tidak terdapat perentangan. Kebenaran materi artinya bahwa di antara
pikiran dan benda-benda yang ada di atas dunia terdapat persesuaian.
Sebuah argument dikatakan mempunyai kebenaran bentuk bila konklusinya kita
tarik dengan aturan-aturan yang berlaku dalam argument tertentu. Dan suatu
argument dikatakan mempunyai kebenaran materi jika proporsi-proporsi yang
membentuk argument itu sesuai dengan kenytaan sebenarnya.Logika formal
membicarakan ketepatan kesimpulan, logika material membuktikan isi
keputusan itu.6

3
Bachtiar,Amsal.2005.Filsafat Agama.Jakarta:RAJAWALI PERS
4
Sidi Gazalba,SISTEMATIKA FILSAFAT”buku keempat pengantar kepada teori nilai”Jakata:Bulan
Bintang 2002, hlm: 49.
5
Gairah Seni: Renyut Hati Seni(Inggris:art impulse) hlm:90
6
Bakhtiar,Amsal.2004.”Filsafat Ilmu”.Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Metode,Sistematika dan Kegunaan Filsafat 7


2.3 Kegunaan Filsafat
Sesuatu di atas awan dan mencari rahasia di bawah bumi, sedangkan
lubang di depan rumahnya pun tidak tahu. Kalau begitu, apa ada faidahnya
mempelajari filsafat? Sekurangkurangnya ada empat macam manfaat mempelajari
filsafat: agar terlatik berpikir serius, agar mampu memahami filsafat, agar
mungkin menjadi filosofi, dan agar menjadi warga Negara yang baik. Disamping
itu manfaat/kegunaan belajar filsafat bisa didasarkan pada dua pertimbangan, dari
sisi ilmu pengetahuan dan kehidupan sehari-hari.

a. Kegunaan Filsafat Bagi Ilmu Pengetahuan


Tatkala filsafat lahir dan mulai tumbuh, ilmu pengetahuan masih
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari filsafat. Pada masa itu, para pemikir
yang terkenal sebagai filsuf adalah juga ilmuwan. Para filsuf pada masa itu adalah
ahli-ahli matematika, astronomi, ilmu bumi, dan berbagai ilmu pengetahuan
lainnya. Bagi mereka, ilmu pengetahuan itu adalah filsafat, dan filsafat adlh ilmu
pengetahuan. Dengan demikian jelas terlihat bahw pad mulanya filsafat mencakup
keseluruhan ilmu pengetahuan. Berkat ilmu pengetahuanlah manusia dapat meraih
kemajuan yang sangat menakjubkan dalam segal bidang kehidupan. Teknologi
canggih yang semakin mencengangkan dan fantastis adalah salah satu produk dari
ilmu pengetahuan. Bahkan pada abad-abad terakhir ini dalam peradapan dan
kebudayaan barat, ilmu pengetahuan telah berperan sedemikian rupa sehingga
telah menjadi tumpuan harapan banyak orang.
b. Kegunaan Filsafat Bagi Kehidupan Sehari-Hari
Meskipun filsafat itu abstrak, bukan berarti ia sama sekali tidak bersangkut
paut dengan kehidupan sehari-hari yang kongret. Keabstrakan filsafat tidak berarti
bahwa filsafat itu tidak memiliki hubungan apa pun dengan kehidupan nyata
sehari-hari. Kendati tidak memberi petunjuk praktis tentang bagaimana bangunan
yang artistik dan elok, filsafat sanggup membantu manusia dengan memberi
pemahaman tentang apa itu artistik dan elok dalam kearsitekturan sehingga nilai
keindahan yang diperoleh lewat pemahaman itu akan menjadi patokan utama bagi
pelaksanaan pekerjaan pembangunan tersebut. Dengan demikian, filsafat
menggiring manusia ke pengertian yang terang dan pemahaman ayang jelas. Tak
hanya yaitu, ia pun menuntun manusia ke dalam tindakan dan perbuataaaan yang
kongret. Berdasarkan pengertian yang terang dan pemahaman yang jelas.7

7
Jakarta:PRENADA MEDIA · T afsir,Ahmad.2000.Filsafat Umum

Metode,Sistematika dan Kegunaan Filsafat 8


BAB III PENUTUP

KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya :
1. Ada tiga metode yang digunakan untuk memecahkan problema-problema
Filsafat yaitu: metode deduksi, induksi dan metode dialektik.
2. Struktur/sistematika filsafat berkisar pada tiga cabang flsafat yaitu teori
pengetahuan, teori hakikat dan teori nilai.
3. Manfaat mempelajar filsafat diantaranya adalah manfaat dari sisi pengetahuan
dan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Dari sisi pengetahuan filsafat disebuat
sebagai induk dari setiap disiplian ilmu pengetahuan, maka untuk memahami ilmu
pengetahuan dan mampu me-interdisipliner-kan kita butuh filsafat. Filsafat dalam
kehidupan sehari-hari bisa dijadikan patokan utama dalam mengembangan
kebutuhan-kebutuhan manusia serta piranti dalam memahami proses keseharian
secara mendalam dan jelas.
SARAN
Bagi yang telah membaca makalah ini, jika ada sesuatu yang tidak berkenan
dari makalah ini bisa atau dapat di berikan saran kepada pembuat makalah ini ,
agar dapat bermanfaat bagi kita semua yang membaca nya dan juga bermanfaat
bagi kita sebagai mahasiswa yang sedang menjalani studi kita.

Metode,Sistematika dan Kegunaan Filsafat 9


DAFTAR PUSTAKA

 http://daniarningtiyas.blogspot.co.id/2012/12/kegunaan-atau-manfaat-
mempelajari.html
 Sidi Gazalda,SISTEMATIKA FILSAFAT”buku keempat pengantar pada
teori nilai”.Jakarta:Bulan Bintang,2002
 http://elmasterquin.blogspot.co.id/2012/01/v-
behaviorurldefaultvmlo.html
 http://dokumen.tips/documents/struktur-filsafat.hmtl

Metode,Sistematika dan Kegunaan Filsafat 10

Anda mungkin juga menyukai