Anda di halaman 1dari 6

RENCANA KEGIATAN FOCUS GROUP DISCUSSION

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA


DI SD N 5 DAUH PURI

OLEH :

KELOMPOK 1 DAN 2
PROFESI NERS PSSKPN B 2016

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
A. Latar Belakang
Masalah remaja (usia >10-19 tahun) merupakan masalah yang perlu
diperhatikan dalam pembangunan nasional di Indonesia. Masalah remaja terjadi
karena mereka tidak dipersiapkan mengenai pengetahuan tentang aspek yang
berhubungan dengan masalah peralihan dari masa anak ke dewasa. Masalah
kesehatan remaja mencangkup aspek fisik biologis dan mental social. Pada masa
remaja adalah masa-masa yang rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan
reproduksi, kehamilan remaja dengan segala konsekuensinya.
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut
sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki remaja. Pengertian sehat disini
tidak semata-mata berarti bebas dari penyakit atau bebas dari kecacatan, namun
juga sehat secara mental serta sosial. Kegiatan seksual menempatkan remaja pada
tantangan resiko terhadap berbagai masalah kesehatan reproduksi. Setiap tahun
kira-kira 15 juta remaja berusia 15-19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan aborsi,
dan hampir 100 juta terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS) yang dapat
disembuhkan. Secara global 40% dari semua kasus infeksi HIV terjadi pada kaum
muda yang berusia 15-24 tahun. Perkiraan terakhir adalah, setiap hari ada 7.000
remaja terinfeksi HIV (PATH, 1998).
Pergaulan remaja saat ini semakin memprihatinkan. Gaya hidup yang
terlampau bebas dan kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi
menyebabkan sex bebas semakin merajalela. Hubungan seks yang tidak disertai
dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dapat meningkatkan resiko
penularan infeksi menular seksual atau IMS. IMS adalah penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seksual yang manifestasi umumnya di alat kelamin
dan sekitarnya. Bila tidak di obati secara tuntas akan menyebabkan komplikasi
antara lain kemandulan, infeksi pada bayi dan kecatatan, kehamilan di luar
kandungan dan meningkatnya resiko penularan HIV/AIDS.
Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang
benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya.
Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku
yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan diskusi selama 30 menit diharapkan tenaga pendidik di SD
Muhammadiyah 2 dapat menyampaikan persepsinya tentang kesehatan reproduksi
remaja di SD N 5 Dauh Puri.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan diskusi terfokus diharapkan:
a. Masing-masing tenaga pendidik menyatakan pendapat mengenai kesehatan
reproduksi remaja di SD N 5 Dauh Puri.
b. Masing-masing tenaga pendidik mengidentifikasi faktor yang meningkatkan
masalah kesehatan reproduksi remaja di SD N 5 Dauh Puri.
c. Masing-masing tenaga pendidik dapat mengemukakan solusi masalah
kesehatan reproduksi remaja di SD N 5 Dauh Puri.

C. Rencana Kegiatan
1. Nama Kegiatan (FGD)
Focus Group Discussion (FGD) Kesehatan Reproduksi Remaja pada tenaga
pendidik di SD N 5 Dauh Puri.
2. Metode (Diskusi)
Metode yang digunakan dalam kegiatan FGD ini yaitu diskusi terarah yang
dipimpin oleh seorang fasilitator yang terdiri dari persiapan, proses, dan penutup
FGD. Permulaan diskusi yaitu:
a. Pembukaan
b. Memaparkan secara singkat topik yang akan dibahas (overview)
c. Membacakan aturan umum diskusi untuk disepakati bersama (atau hal-hal
lain yang akan membuat diskusi berjalan lancar)
d. Mengajukan pertanyaan pertama sebagai panduan awal diskusi.
3. Sasaran
Tenaga pendidik di SD N 5 Dauh Puri.
4. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Rabu, 24 Oktober 2018
Waktu : 10.00 s/d selesai
Tempat : Ruang Kepala Sekolah SD N 5 Dauh Puri
5. Pengorganisasian Kerja
Koordinator/Fasilitator : I Made Naryana
Sekretaris : I Gusti Agung Bulan Andari
Bendahara : Ni Made Dwi Atiti Wulandari
Moderator : Asih Devi Rahmayanti
Notulen : Gusti Ayu Kade Dewi Mahayani
Observer : Yuvensius Pili
Dokumentasi : Kadek Lia Lilyani
Konsumsi dan Rohani : Ketut Ayu Sugiantari
Anggota :
Ni Wayan Agustini
Petronel Nieltje Melly
A A Gede Saska Ariputra
Ngakan Made Yogaswasra Janti
Ni Luh Putu Diah Laksmiari
6. Setting Tempat

: Peserta
: Fasilitator
: Notulen

7. Media dan Alat Pendukung


a. Alat tulis
b. Tape recorder
c. Nametag.

D. Proses Kegiatan (Berupa Tabel Susunan Acara/Proses)


No Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Waktu
1 Pembukaa  Moderator memberi salam  Sasaran 5 menit
n kepada peserta membalas salam
 Moderator memperkenalkan dari moderator
kelompok kepada peserta  Sasaran
 Moderator menjelaskan topik mendengarkan
FGD dan
 Moderator menjelaskan memperhatikan
tujuan FGD
 Moderator menjelaskan
waktu FGD
2 Pelaksana Sesi diskusi  Sasaran 30
an  Fasilitator membuka diskusi mendengarkan menit
 Fasilitator menyampaikan pembahasan yang
topik FGD disampaikan
 Fasilitator melakukan tanya fasilitator
jawab pada peserta diskusi  Sasaran
berdiskusi
dengan anggota
sasaran yang lain
3 Penutup  Menyimpulkan hasil diskusi  Sasaran 10
 Mengevaluasi hasil kegiatan mendengarkan menit
FGD dengan baik
 Memberi umpan balik  Sasaran
dengan memberikan pujian menjawab salam
 Mengucapkan terimakasih
dan mengakhiri dengan
salam
TOTAL WAKTU 45
menit

E. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Praplanning/rencana kegitan dan instrument pengumpulan data
(pedoman petunjuk diskusi) sudah disiapkan sebelum kegiatan dilaksanakan
b. Surat kegiatan FGD sudah diberikan kepada pihak SD N 5 Dauh
Puri.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta yang hadir sesuai dengan yang ditargetkan.
b. Peserta dapat mengajukan pertanyaan dan memperlihatkan ketertarikan
terhadap topik diskusi.
c. Peserta dapat menjawab/memberi pendapat sesuai pertanyaan yang
disampaikan fasilitator.
d. Setiap pertanyaan yang diajukan, jumlah peserta yang menjawab ≥ 3 orang.
e. Peserta tidak melakukan isyarat komunikasi nonverbal (cara duduk, gerak
tangan, kebosanan, suara, dan kecemasan).
f. Peserta dapat menciptakan hubungan baik, fleksibel, dan terbuka terhadap
pendapat, saran, dan perubahan yang terjadi.
3. Evaluasi Hasil
a. 75% peserta bertanya dan menjawab pertanyaan saat diskusi.
b. Terdapat hasil kesepakatan mufakat antara tenaga pendidik dan fasilitator.
F. Lampiran (Pedoman Wawancara)
1. Siapa saja yang digolongkan kedalam remaja di sekolah dasar ?
2. Bagaimana kebiasaan atau perilaku siswa dalam pergaulan di sekolah ?
3. Apakah siswa pernah diberikan pengetahuan tentang reproduksi/pubertas ?
4. Seberapa pentingkah siswa remaja mengetahui kesehatan reproduksi?
5. Apa bapak/ibu mengetahui di kelas 5 dan 6 sudah ada berapa siswa yang
mengalami menstruasi ?
6. Bagaimana cara bapak/ibu memberikan penjelasan terkait pubertas kepada
anak laki-laki ?
7. Apakah ada siswa kelas 5 dan 6 yang menunjukkan perilaku seksual
pranikah? Bentuk perilakunya seperti apa ?
8. Menurut bapak/ibu apakah perilaku tersebut wajar atau normal untuk usia
mereka ?
9. Jika tidak wajar, apa upaya bapak/ibu untuk mengurangi perilaku tersebut ?
10. Apakah pernah ditemukan siswa dengan masalah reproduksi (PMS) di
sekolah ini ?
11. Bagaimana dan Apa kendala yang sekolah hadapi mengenai masalah
kesehatan reproduksi remaja?
12. Menurut bapak/ibu, hal apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala-
kendala yang sekolah hadapi terkait pubertas dan masalah kesehatan
reproduksi remaja ?
13. Menurut bapak/ibu, siapa saja yang dapat berkontribusi dalam meningkatkan
kesehatan reproduksi remaja di sekolah ?

Anda mungkin juga menyukai