Anda di halaman 1dari 24

B.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas
Meliputi identitas klien, yang terdiri dari nama, umur, alamat, status perkawinan.
Terdapat juga identitas penanggung, misal suami.
b. Status Kesehatan Saat Ini
Meliputi keluhan saat MRS dan keluhan utama saat ini.
c. Riwayat Obstetri
Meliputi riwayat menstruasi, riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
d. Riwayat Persalinan dan Kelahiran Saat Ini
Meliputi :
1) Tipe persalinan
2) Lama persalinan (kala I, kala II, kala III, kala IV)
3) Penggunaan analgesik dan anastesi
4) Apakah terdapat masalah dalam persalinan.
5) Kesanggupan dan pengetahuan dalam perawatan bayi, seperti breast care,
perineal care, nutrisi, senam nifas, KB, menyusui
e. Keadaan Bayi
Meliputi BB, PB, apakah ada kelainan atau tidak.
f. Riwayat Keluarga Berencana
Apakah klien melaksanakan KB:
1) Bila ya, jenis kontrasepsi apa yang digunakan.
2) Sudah berapa lama menggunakan kontrasepsi.
3) Apakah terdapat masalah dalam penggunaan kontrasepsi.
g. Data Bio – Psiko – Sosial – Spiritual
1. Pola nutrisi
Nafsu makan meningkat, Kehilangan rata-rata berat badan 5,5 kg.
2. Pola eliminasi/sistem urogenital.
- Konstipasi, tidak mampu berkemih, retensi urine.
- Edema pada kandung kemih, urethra dan meatus urinarius terjadi karena trauma.
- Pada fungsi ginjal: proteinuria, diuresis mulai 12 jam.
- Fungsi kembali normal dalam 4 minggu.
3. Pola personal hygiene
Bagaimana frekuensi personal hygiene klien, seperti mandi, oral hygiene, maupun
cusi rambut.
4. Pola istirahat dan tidur.
Kurang tidur, mengantuk.
5. Pola aktivitas dan latihan.
Terganggu karena nyeri.
6. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Apakah klien merokok, minum-minuman keras, ataupun ketergantungan obat.
7. Seksualitas/reproduksi
Ketakutan melakukan hubungan seksual karena nyeri.
8. Peran
Perubahan peran sebagai ibu.
9. Persepsi diri/konsep diri
Penilaian citra tubuh terganggu.
10. Kognitif perseptual
Kurang pengetahuan tentang perawatan bayi, ibu postpartum.
11. Nilai – Spritual
Penilian mengenai nilai dan spritual pasien
h. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a) GCS
b) Tingkat Kesadaran
c) Tanda-Tanda Vital
d) Berat Badan
e) Tinggi Badan
f) Pengkajian tanda-tanda anemia
g) Pengkajian tanda-tanda edema atau tromboflebitis
h) Pemeriksaan reflex
i) Kaji adanya varises
j) Kaji CVAT (cortical vertebra area tenderness)

2. Head to toe
a. Payudara
1) Pengkajian daerah areola (pecah, pendek, rata)
2) Kaji adanya abses
3) Kaji adanya nyeri tekan
4) Observasi adanya pembengkakanatau ASI terhenti
5) Kaji pengeluaran ASI
b. Abdomen atau uterus
1) Observasi posisi uterus atau tiggi fundus uteri
2) Kaji adnanya kontraksi uterus
3) Observasi ukuran kandung kemih
c. Vulva atau perineum
1) Observasi pengeluaran lokhea
2) Observasi penjahitan lacerasi atau luka episiotomy
3) Kaji adanya pembengkakan
4) Kaji adanya luka
5) Kaji adanya hemoroid

i. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan darah
Beberapa uji laboratorium biasa segera dilakukan pada periode pasca partum.
Nilai hemoglobin dan hematokrit sering kali dibutuhkan pada hari pertama pada
partum untuk mengkaji kehilangan darah pada melahirkan.
2) Pemeriksaan urin
Pegambilan sampel urin dilakukan dengan menggunakan cateter atau dengan
tehnik pengambilan bersih (clean-cath) spisimen ini dikirim ke laboratorium
untuk dilakukan urinalisis rutin atau kultur dan sensitivitas terutama jika cateter
indwelling dipakai selama pasca inpartum. Selain itu catatan prenatal ibu harus
dikaji untuk menentukan status rubelle dan rhesus dan kebutuhan therapy yang
mungkin (Bobak, 2004).

2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul (NANDA)


a. Nyeri akut
- Penyebab
1. Agen pencedera fisik (mis. trauma)

- Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
1. Mengeluh nyeri 1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis. waspada,
posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur

- Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Tekanan darah meningkat
2. Pola napas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaphoresis

- Kondisi klinis terkait: Cedera traumatis, infeksi

b. Ketidaknyamanan Pasca Partum


- Penyebab
1. Trauma perineum selama persalinan dan kelahiran
2. Involusi uterus, proses pengembalian ukuran rahim ke ukuran semula
3. Pembengkakan payudara dimana alveoli mulai terisi ASI
4. Kekurangan dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan
5. Ketidaktepatan posisi duduk
6. Faktor budaya

- Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
1. Mengeluh tidak 1. Tampak meringis
nyaman 2. Terdapat kontraksi uterus
3. Luka episiotomy
4. Payudara bengkak

- Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Tekanan darah meningkat
2. Frekuensi nadi meningkat
3. Berkeringat berlebihan
4. Menangis/merintih
5. Haemoroid

- Kondisi klinis terkait: kondisi pasca persalinan

c. Gangguan Eliminasi Urin


- Penyebab
1. Penurunan kapasitas kandung kemih
2. Penurunan kemampuan menyadari tanda-tanda gangguan kandungan
kemih
3. Kelemahan otot pelvis
4. Ketidakmampuan mengakses toilet (mis. imobilisasi)

- Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
1. Desakan berkemih 1. Distensi kandung kemih
(urgensi) 2. Berkemih tidak tuntas (hesitancy)
2. Sering buang air 3. Volume residu urin meningkat
kecil

- Kondisi klinis terkait : Trauma

d. Risiko Konstipasi
- Faktor Risiko
Fisiologis
1. Ketidakcukupan asupan serat
2. Ketidakcukupan asupan cairan
3. Kelemahan otot abdomen
Psikologis
1. Depresi
2. Gangguan emosional
Situasional
1. Perubahan kebiasaan makan (mis. jenis makanan, jadwal makan)
2. Ketidakadekuatan toileting
3. Aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan
4. Perubahan lingkungan

e. Gangguan Mobilitas Fisik


- Penyebab
1. Ketidakbugaran fisik
2. Penurunan kendali otot
3. Penurunan kekuatan otot
4. Nyeri
5. Kecemasan
6. Keengganan melakukan pergerakan

- Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
1. Mengeluh sulit 1. Kekuatan otot menurun
menggerakkan 2. Rentang gerak (ROM) menurun
ekstremitas

- Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
1. Nyeri saat bergerak 1. Gerakan terbatas
2. Enggan melakukan 2. Fisik lemah
pergerakan
3. Merasa cemas saat
bergerak

- Kondisi klinis terkait: trauma

f. Hipovolemia
- Penyebab
1. Kehilangan cairan aktif
2. Kekurangan intake cairan
3. Evaporasi

- Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Frekuensi nadi meningkat
2. Nadi teraba lemah
3. Tekanan darah menurun
4. Turgor kulit menurun
5. Membran mukosa kering
6. Volume urin menurun
7. Hematokrit meningkat

- Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
1. Merasa lemah 1. Status mental berubah
2. Mengeluh haus 2. Suhu tubuh meningkat
3. Konsentrasi urin meningkat

- Kondisi klinis terkait: trauma / perdarahan, muntah

g. Risiko infeksi
- Faktor Risiko
1. Efek prosedur invasif
2. Peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan
3. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer:
1) Ketuban pecah lama
2) Ketuban pecah sebelum waktunya
3) Statis cairan tubuh
- Kondisi klinis terkait: tindakan invasif, ketuban pecah sebelum waktunya
(KPSW)

h. Defisit Pengetahuan tentang Kesehatan Maternal Pasca Persalinan


- Penyebab
1. Kekeliruan mengikuti anjuran
2. Kurang terpapar informasi
3. Kurang minat dalam belajar
4. Ketidakmampuan menemukan sumber informasi
- Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1. Menanyakan 1. Menunjukkan perilaku tidak
masalah yang sesuai anjuran
dihadapi 2. Menunjukkan persepsi keliru
terhadap masalah

- Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Menjalani pemeriksaan yang
tidak tepat
2. Menujukkan perilaku berlebihan
(mis. histeria)

- Kondisi klinis terkait: kondisi klinis yang baru dihadapi oleh klien

i. Penampilan Peran Tidak Efektif


- Penyebab
1. Harapan peran tidak realistis
2. Hambatan fisik
3. Harga diri rendah
4. Perubahan citra tubuh
5. Ketidakadekuatan sistem pendukung (support system)
6. Stress
7. Perubahan peran
8. Faktor ekonomi

- Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
1. Merasa bingung 1. Konflik peran
menjalankan 2. Adaptasi tidak adekuat
peran 3. Strategi koping tidak efektif
2. Merasa harapan
tidak terpenuhi
3. Merasa tidak
puas dalam
menjalankan
peran

- Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
1. Merasa cemas 1. Depresi
2. Dukungan sosial kurang
3. Kurang bertanggung jawab
menjalankan peran

- Kondisi klinis terkait: sindrom keletihan kronis, depresi mayor

j. Menyusui Tidak Efektif


- Penyebab
Fisiologis
1. Ketidakadekuatan suplai ASI
2. Hambatan pada neonatus (mis. prematuritas, sumbing)
3. Anomali payudara ibu (mis. puting yang masuk ke dalam)
4. Ketidakadekuatan reflex oksitosin
5. Ketidakadekuatan reflex menghisap bayi
6. Payudara bengkak
7. Riwayat operasi payudara
8. Kelahiran kembar
Situasional
1. Tidak rawat gabung
2. Kurang terpapar informasi tentang pentingnya menyusui dan/atau metode
menyusui
3. Kurangnya dukungan keluarga
4. Faktor budaya

- Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
1. Kelelahan 1. Bayi tidak mampu melekat pada
maternal payudara ibu
2. Kecemasan 2. ASI tidak menetes/memancar
maternal 3. BAK bayi kurang dari 8 kali
dalam 24 jam
4. Nyeri dan/atau lecet terus
menerus setelah minggu kedua

- Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Intake bayi yang tidak adekuat
2. Bayi menghisap tidak terus
menerus
3. Bayi menangis saat disusui
4. Bayi rewel dan menangis terus
dalam jam-jam pertama setelah
menyusui
5. Menolak untuk menghisap

- Kondisi klinis terkait: abses payudara, mastitis, carpal tunnel syndrome


3. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana Intervensi Rasional


Diagnosa Keperawatan Hasil

1 Nyeri akut NOC : NIC:

1. Pain Level, Pain Management 1. Mengetahui tingkat


2. Pain control, pengalaman nyeri klien
3. Comfort level 1. Observasi nyeri dan tindakan
termasuk lokasi, keperawatan yang akan
Setelah dilakukan karakteristik, dilakukan untuk
askep selama 2 x 24 durasi, frekuensi, mengurangi nyeri.
jam, diharapkan nyeri kualitas dan faktor 2. Reaksi terhadap nyeri
berkurang presipitasi biasanya ditunjukkan
(PQRST) dengan reaksi non
Kriteria Hasil :
2. Observasi reaksi verbal tanpa disengaja.
1. Mampu mengontrol nonverbal
dari 3. Mengidentifikasi
nyeri. ketidaknyamanan penyimpangan dan
2. Melaporkan bahwa 3. Observasi kontraksi kemajuan berdasarkan
nyeri berkurang uterus, proses involusi uteri.
dengan involusi uteri. 4. Mengetahui
menggunakan 4. Ajarkan teknik pengalaman nyeri
manajemen nyeri komunikasi 5. Penanganan nyeri tidak
3. Mampu mengenali terapeutik untuk selamanya diberikan
nyeri (skala, mengetahui obat. Nafas dalam
intensitas, frekuensi pengalaman nyeri dapat membantu
dan tanda nyeri) pasien mengurangi tingkat
4. Menyatakan rasa 5. Ajarkan tentang nyeri
nyaman setelah teknik non 6. Melatih ibu
nyeri berkurang farmakologi (misal mengurangi bendungan
5. Tanda vital dalam teknik distraksi, ASI dan memperlancar
rentang normal therapy musik, pengeluaran ASI.
TD : 120-140 /80 – 90 massage/pijatan, 7. Mengurangi
mmHg guided imaginary, ketegangan pada luka
dan relaksasi) perineum.
RR : 16 – 24 x/mnt
6. Anjurkan dan latih 8. Mengurangi rasa nyeri
N : 80- 100 x mnt pasien cara Menentukan intervensi
merawat payudara keperawatan sesuai
T : 36,5o C – 37,5 o
secara teratur. skala nyeri.
C
7. Latih mobilisasi 9. Mengurangi intensitas
miring kanan nyeri denagn menekan
miring kiri jika rangsnag nyeri pada
kondisi klien mulai nosiseptor.
membaik.
8. Evaluasi
keefektifan kontrol
nyeri
9. Kolaborasi dokter
tentang pemberian
analgesik

2 Hipovolemia NOC Label: NIC:

Fluid balance Fluid management 1. Mengidentifikasi


Hydration penyimpangan
1. Observasi Tanda-
indikasi kemajuan atau
Setelah dilakukan tanda vital setiap 4
penyimpangan dari
askep selama 2 x 24 jam.
hasil yang diharapkan.
jam, Pasien dapat 2. Observasi Warna
mendemostrasikan urine.
status cairan membaik. 3. Observasi status
Kriteria Hasil: umum setiap 8
jam.
1. Tak ada manifestasi 4. Memenuhi kebutuhan
dehidrasi, cairan tubuh klien
4. Pertahankan catatan
2. Resolusi oedema, 5. Menjaga status
intake dan output
haluaran urine di balance cairan klien
yang akurat
atas 30 ml/jam,
5. Monitor status
3. Kulit kenyal/turgor
hidrasi
kulit baik.
(kelembaban
membran mukosa,
nadi adekuat,
6. Memenuhi kebutuhan
tekanan darah
cairan tubuh klien
ortostatik), jika
7. Memenuhi kebutuhan
diperlukan
cairan tubuh klien
6. Monitor masukan
makanan / cairan
dan hitung intake
kalori harian
7. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian terapi
IV 8. Temuan-temuan ini
8. Beritahu dokter menandakan
bila: haluaran urine hipovolemia dan
< 30 ml/jam, haus, perlunya peningkatan
takikardia, gelisah, cairan.
TD di bawah
rentang normal,
urine gelap atau
encer gelap.
9. Mengidentifikasi
9. Pantau: cairan keseimbangan cairan
masuk dan cairan pasien secara adekuat
keluar setiap 8 jam. dan teratur.

3 Gangguan Setelah dilakukan 1. Kaji haluaran urine, 1. Mengidentifikasi


eliminasi urin askep selama …x 24 keluhan serta penyimpangan dalam
jam, Pola eleminasi keteraturan pola pola berkemih pasien.
(BAK) pasien teratur. berkemih. 2. Ambulasi dini
2. Anjurkan pasien memberikan
1. Kriteria hasil:
melakukan rangsangan untuk
eleminasi BAK
ambulasi dini. pengeluaran urine dan
lancar,
3. Anjurkan pasien pengosongan bladder.
2. Disuria tidak ada,
untuk membasahi 3. Membasahi bladder
3. Bladder kosong,
perineum dengan dengan air hangat
4. Keluhan kencing
air hangat sebelum dapat mengurangi
tidak ada.
berkemih. ketegangan akibat
4. Anjurkan pasien adanya luka pada
untuk berkemih bladder.
secara teratur. 4. Menerapkan pola
5. Anjurkan pasien berkemih secara
untuk minum 2500- teratur akan melatih
3000 ml/24 jam. pengosongan bladder
6. Kolaborasi untuk secara teratur.
melakukan 5. Minum banyak
kateterisasi bila mempercepat filtrasi
pasien kesulitan pada glomerolus dan
berkemih. mempercepat
pengeluaran urine.
6. Kateterisasi
memabnatu
pengeluaran urine
untuk mencegah
stasis urine.
4 Risiko Konstipasi Setelah dilakukan 1. Observasi pola 1. Mengidentifikasi
askep selama 2 x 24 BAB, kesulitan penyimpangan serta
jam, Pola eleminasi BAB, warna, bau, kemajuan dalam pola
(BAB) teratur. konsistensi dan eleminasi (BAB).
jumlah. 2. Bising usus
Kriteria hasil:
2. Observasi bising mengidentifikasikan
1. Pola eleminasi usus setiap 8 jam. pencernaan dalam
teratur, 3. Observasi berat kondisi baik.
2. Feses lunak dan badan setiap hari. 3. Mengidentifikasi
warna khas feses, 4. Anjurkan pasien adanya penurunan BB
3. Bau khas feses, untuk minum secara dini.
4. Tidak ada kesulitan banyak 2500-3000 4. Cairan dalam jumlah
BAB, ml/24 jam. cukup mencegah
5. Tidak ada feses 5. Anjurkan pasien terjadinya penyerapan
bercampur darah makan banyak cairan dalam rektum
dan lendir, serat seperti buah- yang dapat
6. Konstipasi tidak buahan dan sayur- menyebabkan feses
ada. sayuran hijau. menjadi keras.
5. Meningkatkan
pengosongan feses
dalam rektum.

5 Hambatan Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Parameter


mobilitas fisik askep selama 2 x 24 hambatan pasien menunjukkan respon
jam, ADL dan terhadap fisiologis pasien
kebutuhan beraktifitas mobilisasi terhadap stres aktifitas
pasien terpenuhi secara Tingkatkan dan indikator derajat
adekuat. istirahat, batasi penagruh mobilitas
aktifitas pada 2. Menyiapkan mobilitas
Kriteria hasil:
dasar nyeri/respon pasien
1. Menunjukkan hemodinamik, 3. Stabilitas mobilisasi
peningkatan dalam berikan aktifitas untuk mencegah
beraktifitas. senggang yang perdarahan
2. Mengerti tujuan tidak berat. 4. Meningkatkan aktifitas
untuk mobilisasi 2. Observasi pasien untuk
3. Kelemahan dan kesiapan untuk mencegah perdarahan
kelelahan berkurang. meningkatkan 5. Teknik penghematan
4. Kebutuhan ADL mobilisasi energi menurunkan
terpenuhi secara 3. Ajarkan penggunaan energi
mandiri atau dengan memajukan
bantuan. mobilitas,
aktifitas/toleransi
perawatan diri.
4. Berikan edukasi
keluarga untuk
membimbing
pasien untuk
melakukan
aktifitas
5. Berikan edukasi
pola peningkatan
bertahap dari
aktifitas

6 Risiko infeksi Setelah dilakukan 1. Observasi vital 1. Mengidentifikasi


askep selama 2 x 24 sign, tanda infeksi. penyimpangan dan
jam, Infeksi tidak 2. Observasi kemajuan sesuai
pengeluaran intervensi yang
terjadi. lochea, warna, bau dilakukan.
dan jumlah. 2. Mengidentifikasi
Kriteria hasil:
3. Observasi luka kelainan pengeluaran
1. Tanda infeksi tidak perineum, keadaan lochea secara dini.
ada, jahitan. 3. Keadaan luka
2. Luka episiotomi 4. Observasi tanda perineum berdekatan
kering dan bersih, dan gejala infeksi dengan daerah basah
sistemik dan lokal mengakibatkan
5. Pertahankan kecenderunagn luka
teknik septik untuk selalu kotor dan
aseptik dalam mudah terkena
merawat pasien infeksi.
(merawat luka 4. Memantau terjadinya
perineum, infeksi
merawat payudara, 5. Mencegah
merawat bayi). kontaminasi silang
6. Cuci tangan setiap terhadap infeksi.
sebelum dan 6. Mencegah tumbuhnya
sesudah tindakan bakteri pada tangan
kolaboratif perawat yang dapat
7. Gunakan baju, menimbulkan infeksi
sarung tangan pada px
sebagai alat 7. Mencegah tumbuhnya
pelindung bakteri pada tangan
8. Berikan edukasi perawat yang dapat
pasien membasuh menimbulkan infeksi
vulva setiap habis pada px
berkemih dengan 8. Mencegah infeksi
cara yang benar secara dini
dan mengganti 9. Memperbaiki daya
PAD setiap 3 kali tahan tubuh
perhari atau setiap
kali pengeluaran
lochea banyak.
9. Kolaborasi dalam
pemberian terapi
antibiotik bila
perlu infection
protection
(proteksi terhadap
infeksi)
Penampilan Peran Setelah dilakukan 1. Ajarkan ibu dan 1. Menjaga kedekatan
Tidak Efektif askep selama …x 24 ayah untuk antara bayi dan
jam, Gangguan proses meningkatkan orang tua
parenting tidak ada. interaksi dengan 2. Meningkatkan
bayinya kemampuan
Kriteria hasil: ibu
2. Ajarkan ibu untuk perawatan bayi
dapat merawat bayi
melakukan 3. Keterlibatan
secara mandiri
perawatan bayi bapak/suami dalam
(memandikan,
secara mandiri perawatan bayi akan
menyusui).
3. Libatkan suami membantu
dalam perawatan meningkatkan
bayi keterikatan batih ibu
4. Ajarkan ibu untuk dengan bayi.
perawatan 4. Perawatan payudara
payudara secara secara teratur akan
mandiri mempertahankan
5. Ajarkan ibu untuk produksi ASI secara
melakukan kontinyu sehingga
perawatan kebutuhan bayi akan
gabungan bila ASI tercukupi.
tidak terdapat 5. Meningkatkan
komplikasi pada hubungan ibu dan
ibu atau bayi bayi sedini mungkin.
6. Berikan edukasi 6. Menjaga persepsi
kepada orang tua positif orang tua
untuk memandang 7. Meningkatkan
kelahiran sebagai kemampuan
hal yang positif perawatan bayi
7. Berikan edukasi
mengenai
perawatan bayi
8 Defisit NOC Label NIC Label:
pengetahuan
1. Knowledge : Teaching : disease
tentang
disease process proces
Kesehatan 1. Membantu px
2. Knowledge :
Maternal Pasca 1. Observasi tingkat memandang positif
health behavior
Persalinan pengetahuan perawatan bayi,
Setelah dilakukan pasien tentang mobilisasi, dan
asuhan keperawatan proses perawatan menyusui
selama 1x24 jam bayi, mobilisasi 2. mencegah stress pada
diharapkan ibu dapat dini, dan menyusui ibu
mengetahui proses 2. Diskusikan 3. Mendorong
menyusui, pentingnya perubahan gaya mobilisasi ibu
mobilisasi, dan hidup yang 4. Mendorong ibu
perawatan bayi dengan mungkin memberikan ASI
diperlukan untuk eksklusif
Kriteria hasil
mencegah stress
1. Pasien dan suami pada ibu.
dapat mengetahui 3. Berikan HE
dan tentang pentingnya
mengimplementasi mobilisasi
kan perawatan bayi 4. Berikan HE
2. Pasien mau dan mengenai
mampu untuk pemberian ASI
melakukan ekslusif
mobilisasi dan
aktivitas secara
mandiri
3. Pasien dapat
mengetahui cara
pemberian ASI
pada bayinya

9 Menyusui Tidak Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Menyiapkan


Efektif asuhan keperawatan kemampuan kesiapan
selama 1 x 24 jam bayi untuk menyusui bayi
diaharapkan pasien mengisap 2. Mencegah
dapat menyusui 2. Observasi bayi kesalahan dalam
bayinya dengan untuk menyusui
kriteria hasil : menentukan 3. Memastikan bayi
posisi yang minum dengan
1. Pasien mau
benar, teknik yang tepat
memberikan ASI
kemampuan 4. Mencegah teknik
pada bayinya
menelan dan yang salah pada
2. Pasien dapat
pola saat menyusui
mengetahui
menghisap 5. Menyediakan
manfaat
3. Observasi supply ASI
memberikan ASI
kemampuan 6. Mengetahui waktu
3. Pasien dapat
bayi untuk yang tepat untuk
mempertahankan
melakukan menyusui
proses menyusui
perlekatan 7. Agar ibu dapat
dengan teknik
pada puting mengobservasi
yang benar
susu isapan bayi secara
4. Observasi mandiri
integritas kulit 8. Mencegah
puting susu kelelahan akibat
5. Observasi menyusui
peningkatan 9. Untuk
pengisian pada menyeimbangkan
payudara ukuran payudara
6. Ajarkan ibu 10. Memenuhi
untuk kebutuhan ASI
mengidentifika pada bayi
si tanda bayi 11. Meningkatkan
untuk kenyamanan pada
menyusui saat ibu menyusui
7. Ajarkan ibu 12. Meningkatkan
untuk kenyamanan dan
mengobservasi keamanan ibu
isapan bayi pada saat
8. Ajarkan ibu menyusui
untuk 13. Mencegah
memperhatikan terjadinya
kenyamanan tersedak pada bayi
dan privasi saat 14. Menjaga
menyusui kebersihan
9. Ajarkan untuk payudara
menyusui 15. Memastikan
dengan kedua kebutuhan ASI
payudara pada bayi
10. Ajarkan ibu 16. Membantu ibu
menyusui menyusui sejak
sepanjang bayi dini
menginginkan 17. Memenuhi
11. Ajarkan ibu kebutuhan ASI
untuk posisi bayi
yang sesuai
12. Ajarkan
menggunakan
tehnik yang
tepat untuk
menghentikan
pemberian ASI
13. Ajarkan ibu
bagaimana
menyendawaka
n bayi
14. Berikan
edukasi cara
perawatan
payudara untuk
mencegah luka
pada putting
15. Berikan
edukasi untuk
menggunakan
pompa ASI
jika bayi belum
dapat
menyusui
16. Berikan
edukasi pada
ibu mengenai
kontak dengan
bayi untuk
menyusui
selama 2 jam
setelah
melahirkan
17. Berikan
edukasi ibu
untuk
memberikan
ASI 8-10 kali
dalam 24 jam

Anda mungkin juga menyukai