Disusun oleh :
Kelompok 7
Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia
Depok
2016
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mampu melakukan penetapan kadar Parasetamol dalam darah
Mahasiswa mampu menetapkan parameter farmakokinetika berdasarkan hasil
penetapan kadar parasetamol dalam darah
Untuk memberikan efek biologis, obat dalam bentuk aktifnya harus berinteraksi
dengan reseptor, tempat aksi atau sel target dengan kadar yang cukup tinggi. Sebelum
mencapai reseptor, obat terlebih dahulu harus melalui proses farmakokinetik. Fasa
farmakokinetik meliputi proses fasa II dan fasa III. Fasa II adalah proses absorbsi
molekul obat yang menghasilkan ketersediaan biologis obat, yaitu senyawa aktif dalam
cairan darah yang akan didistribusikan ke jaringan atau organ tubuh. Fasa III adalah
fasa yang melibatkan proses distribusi, metabolisme dan ekskresi obat, yang
menentukan kadar senyawa aktif pada kompartemen tempat reseptor berada.
Faktor-faktor penentu dalam proses farmakokinetik adalah:
Pada model ini obat dalam saluran cerna DGI diabsorbsi secara sistemik pada
suatu tetapan laju reaksi, K0. Obat dieliminasi dari tubuh oleh suatu proses orde kesatu
dengan suatu tetapan laju orde kesatu. K model ini analog dengan pemberian obat
secara infus intravena.
Laju eliminasi pada setiap waktu dengan proses orde kesatu adalah sama dengan
D0K. Laju masukan adalah K0. Oleh karena itu, perubahan persatuan waktu dalam
tubuh dapat dinyatakan sebagai berikut:
Model ini menganggap bahwa masukan adalah orde kesatu dan suatu eliminasi
juga mengikuti orde kesatu. Persamaan diferensial yang menggambarkan laju
perubahan obat dalam tubuh :
F adalah fraksi obat terabsorpsi secara sistemik. Obat dalam saluran cerna
mengikuti suatu proses penurunan orde kesatu, sehingga jumlah obat dalam saluran
cerna sama dengan Doe-kat.
Atau
Ke-kt =kae-kat
ln k – kt = ln ka– kat
tmaks=ln ka –ln k =ln (ka/ k)
ka– k ka – k
tmaks=2,3 log (ka/ k)
Ka-k
III. METODE
1) Alat dan Bahan
A. Alat:
– Labu takar
– Pipet volume
– Tabung reaksi
– Pipet ukur
– Vortex
– Stopwatch
– Sentrifuse dan tabung
– SpektrofotometerUv-Vis
– Kuvet
– Balon bulp
– Beaker glass
B. Bahan:
– Sampel darah
– Asam triklorasetat (TCA) 10 %
– Asam klorida 6N
– Natrium nitrit 10%
– Asam sulfamat 15%
– NaOH 10%
– Es batu
– Antikoagulan
– Parasetamol baku
2) Cara Kerja
A. Pembuatan Kurva Kalibrasi:
1. Membuat larutan induk parasetamol dengan konsentrasi 1005 ppm.
2. Membuat campuran aquades ditambahkan larutan stok parasetamol sehingga
diperoleh kadar parasetamol: 100,5 ppm; 201 ppm; 301,5 ppm; 502,5 ppm;
dan 703,5 ppm.
3. Mereaksikan dengan reagen sesuai prosedur kerja.
4. Mengukur serapan sampel dengan blanko aquades menggunakan alat
spektrofotometer Uv-Vis.
5. Membuat kurva kalibrasinya.
B. Prosedur Kerja:
1. Mengambil sampel darah pada jam ke- 0; 0,25; 0,5; 1,0; 2,0; 4,0; 6,0; 9,0; dan
12,0.
2. Masukkan ke dalam tabung sentrifuse darah (1,0 ml), ditambahkan larutan
TCA 10% (1,0 ml) lalu homogenkan menggunakan vortex, kemudian
disentrifuse selama 5 menit dengan kecepatan 4000 rpm.
3. Memipet 1,0 ml bagian yang jernih (supernatan) masukkan ke dalam tabung
reaksi I dan II dilakukan secara duplo.
4. Menambahkan HCL 6N (0,5 ml) dan NaNO2 10% (1,0 ml) tiap masing-masing
tabung reaksi lalu homogenkan menggunakan vortex, kemudian diamkan
selama 5 menit.
5. Menambahkan dengan hati-hati larutan asam sulfamat 15% (1,0 ml) karena
akan terbentuk banyak busa, kemudian tambahkan larutan NaOH 10% (2,5 ml)
tiap masing-masing tabung reaksi dan diamkan selama 3 menit di tempat
dingin (beaker yang telah diisi es batu).
6. Mengukur absorbansinya dengan spektrofotometer Uv-Vis pada panjang
gelombang maksimum 435 nm.
B. Perhitungan
Tabel 2. Data kurva kalibrasi larutan parasetamol standar pada λ = 435 nm
C (ppm) A
100,5 0,103
201 0,258
301,5 0,337
502,5 0,627
703,5 0,885
a = -0,02414
b = 0,001288
r = 0,9983
y = a + b x = -0,02414 + 0,001288x
Keterangan:
a = intersep
b = slope
x = konsentrasi (ppm)
y = serapan (A)
Jadi, persamaan garis kurva kalibrasi adalah y = 0,001288x - 0, 02414
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2 y = 0,001288x - 0, 02414
0.1 R² = 0,9972
0 R= 0,9983
0 100 200 300 400 500 600 700 800
Konsentrasi (ppm)
C. Reaksi Diazotasi
1 ml darah + 1 ml TCA 10% sentrifuge selama 5 menit dengan
kecepatan 4000 rpm
1 ml supernatan (jernih) + pereaksi (0,5 ml HCl 6 N + 1 ml NaNO2 10%),
kocok homogen, diamkan selama 5 menit
Tambahkan hati-hati 1 ml larutan asam sulfamat 15% di dinding tabung
reaksi + 2,5 ml NaOH 10% diamkan di tempat dingin selama 3 menit
Harga Cp (x) didapat dengan memasukkan harga serapan A (y) ke dalam persamaan
kurva kalibrasi:
y = 0,001288x - 0, 02414
Maka, didapat hargaCp (x) dalamμg/ml.
Kemudian, dicari harga ln Cp untuk mendapatkan persamaan regresi linearnya
terhadap waktu
Tabel 5. Tabel Harga Konsentrasi Plasma untuk Penetapan Persamaan Regresi Linier
terhadap Waktu
t (jam ke-) A Cp(μg/ml)
0,25 0,100 102,5932
0,5 0,198 172,4689
1 0,081 81,6304
2 0,122 113,4627
4 0,067 70,7609
6 0,121 112,6863
9 0,096 93,2764
12 0,076 77,7484
Gambar 3. Kurva Perbandingan Konsentrasi Plasma Darah dengan Waktu
Perhitungan Analisis Data Sampel Plasma
Slope = log y2-log y1 = - k/2,3
X2-X1
12-6
K = 0,0618 /jam
t1/2 =
0,693 0,693
= = 11,2 jam
k 0,0618
Do 50000 μg
Vd = C = = 301,20 mL= 0,3012 L
p0 166 μg/ml
𝐹.Do 1.500 𝑚𝑔
AUC = = 0,0186𝐿/𝑗𝑎𝑚 = 26881,7 mg jam/L
𝑘.Vd
Clearance = k × Vd
= 0,0618/jam ×301,20 ml
y−0,02414)
x= 0,001288
VII. KESIMPULAN
Mansur, U., Purna Sari, S., dan Farhanah, N.,. (2016). Penuntun
PraktikumFarmakokinetika. Depok: Fakultas Farmasi UI.
Shargel, L., Wu-Pong, S., & Yu, A. (2005). Biofarmasetika dan
FarmakoterapiTerapan (5th ed). Suarabaya: Airlangga University
Press.
LAMPIRAN