GAMBARAN KEEFEKTIFAN TIMBANG TERIMA (OPERAN) DI RUANG KELAS I
IRNA NON BEDAH (PENYAKIT DALAM) RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
TAHUN 2011
Elmiyasna K*, Fitri Mayasari
ABSTRAK
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan
peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat diwujukan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan efektivitasnya adalah saat pergantian shift (timbang terima) (Nursalam, 2009). Timbang terima (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Operan atau timbang terima adalah, suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan kedaan pasien, bertujuan: menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum pasien, menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya, tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya. Penelitian ini pada tanggal 30 Maret 2011 sampai 13 April 2011. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan survey dengan jumlah sampel 11 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian lembar observasi oleh peneliti dan lembar kuesioner yang diberikan pada responden. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pada pelaksanaan timbang terima (operan) yang diobservasi pada pergantian shift malam – pagi yang dilaksanakan dalam tiga kali observasi tidak ada yang dilaksanakan dengan efektif dengan rata – rata persentase 69,9%, pada pelaksanaan timbang terima (operan) yang diobservasi pada pergantian shift pagi – sore yang dilaksanakan dalam tiga kali observasi tidak ada yang dilaksanakan dengan efektif dengan rata – rata persentase 65,4%, pada pelaksanaan timbang terima (operan) yang diobservasi pada pergantian shift sore – malam yang dilaksanakan tiga kali pertemuan tidak ada yang dilaksanakan dengan efektif dengan rata – rata persentase 60,3%. Diharapkan hasil penelitian ini agar manajerial/kepala ruangan dapat membuat kebijakan dalam bidang manajemen khususnya untuk meningkatkan pelaksanaan timbang terima (operan) dan kepada perawat diharapkan selalu melakukan timbang terima (operan) secara efektif dan sesuai dengan prosedur yang telah ada agar dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik terhadap pasien
Kata Kunci : timbang terima, perawat, shift
______________________________________ Alamat Korespondensi Elmiyasna K, SKp, MM Dosen pada STIKES MERCUBAKTIJAYA Padang STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang Jl. Jamal Jamil Pondok Kopi Siteba Padang Telp. 0751 - 442295 PENDAHULUAN bedah di dua rumah sakit pemerintah dengan jumlah responden sebanyak 572 orang. Hasil A. Latar Belakang yang didapat menunjukan tingkat kepuasan Globalisasi telah memberi dampak klien/keluarga dengan kategori baik positif bagi setiap profesi kesehatan untuk (16,9%), kategori sedang (81,5%), dan selalu berupaya meningkatkan kinerja kategorik kurang (1,55%) (Sitorus, 2006). profesionalnya dalam berkontribusi pada Salah satu bentuk penataan sistem berbagai kebutuhan kesehatan masyarakat. pemberian pelayanan keperawatan adalah Hal ini sejalan dengan makin meningkatnya melalui pengembangan Model Praktik tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan Keperawatan Profesional (MPKP). Model kesehatan. Peningkatan tuntutan ini akibat ini sangat manekankan pada kualitas kinerja dari meningkatnya jumlah konsumen yang tenaga keperawatan yang berfokus pada terdidik, sehingga mampu memilih jenis dan profesionalisme keperawatan antara lain kualitas pelayanan yang diinginkan (Sitorus, melalui penetapan dan fungsi setiap jenjang 2006). tenaga keperawatan, sistem pengambilan Tenaga profesional kesehatan keputusan, sistem penugasan, dan sistem termasuk di dalamnya tenaga keperawatan penghargaan yang memadai (Sitorus, 2006). telah menetapkan arah perkembangan Menurut Hoffart & Woods, 1996 keprofesionalannya, antara lain melalui (dalam Sitorus, 2006) MPKP adalah suatu sistem pendidikan tinggi keperawatan yang sistem (struktur, proses dan nilai-nilai telah menghasilkan berbagai jenjang professional) yang memfasilitasi perawat pendidikan keperawatan, yaitu ners profesional mengatur pemberian asuhan generalis dan ners spesialis di berbagai keperawatan termasuk lingkungan, yang bidang keilmuan keperawatan. Arah dapat menopang pemberian asuhan tersebut. perkembangan ini sejalan dengan Profesionalisme dalam pelayanan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi keperawatan dapat dicapai dengan kesehatan dan keperawatan yang bertujuan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, untuk mengantisipasi berbagai perubahan, terutama peran dan fungsi mandiri perawat. tantangan dan peluang di era global ini Hal ini dapat diwujukan dengan baik melalui (Sitorus, 2006). komunikasi yang efektif antar perawat, Menurut penelitian Sitorus pada tahun maupun dengan tim kesehatan lain. Salah 2000, walaupun sudah banyak hal positif satu bentuk komunikasi yang harus yang telah dicapai dibidang pendidikan ditingkatkan efektivitasnya adalah saat keperawatan, tetapi gambaran pengelolaan pergantian shift (timbang terima) (Nursalam, layanan keperawatan belum memuaskan. 2009). Layanan keperawatan masih sering Timbang terima (operan) merupakan mendapat keluhan masyarakat, terutama teknik atau cara untuk menyampaikan dan tentang sikap dan kemampuan perawat menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan keadaan pasien. Operan atau kepada klien/keluarga. Hal itu juga timbang terima adalah, suatu cara dalam tercermin dalam penelitian deskriptif tentang menyampaikan dan menerima sesuatu mutu asuhan keperawatan yang dinilai (laporan) yang berkaitan dengan kedaan berdasarkan tingkat kepuasan klien/keluarga pasien, bertujuan: menyampaikan kondisi terhadap keperawatan serta kepatuhan atau keadaan secara umum pasien, perawat terhadap standar penerapan proses menyampaikan hal-hal penting yang perlu keparawatan pada 14 ruang rawat medical- ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya, tersusunnya rencana kerja untuk dinas menyatakan puas dengan pelayanan yang berikutnya. ada, namun keefektifan timbang terima Timbang terima pasien harus (operan) belum pernah di teliti, oleh karena dilakukan seefektif mungkin dengan itu peneliti ingin meneliti keefektifan menjelaskan secara singkat, jelas, dan timbang terima (operan) karna timbang lengkap tentang tindakan mandiri perawat, teima merupakan bagian dari asuhan tindakan kolaboratif yang sudah keperawatan. dilakukan/belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus SUBJEK DAN METODE PENELITIAN akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan Penelitian ini bersifat Deskriptif sempurna. Timbang terima dilakukan oleh dengan pendekatan Survey, yang akan perawat primer keperawatan kepada perawat memberikan gambaran secara mendalam primer (penanggung jawab) dinas sore atau pada suatu fenomena dan kemudian dinas malam secara tertulis dan lisan melakukan analisis. Dalam hal ini penulis (Nursalam, 2009). ingin menggambarkan Keefektifan Timbang Prosedur timbang terima, selama Terima ( Operan ) di IRNA Non Bedah ini sudah dilakukan pada setiap pergantian Penyakit Dalam RSUP. Dr. M. Djamil shift jaga, namun cara penyampaian isi Padang Tahun 2010. timbang terima belum terungkap secara komprehensif, meliputi: isi timbang terima Penelitian ini dilakukan di ruang kelas (masalah keperawatan pasien lebih fokus I IRNA Non Bedah (Penyakit Dalam) pada diagnosis medis), dilakukan secara RSUP. Dr. M. Djamil Padang. Penelitian lisan tanpa ada pendokumentasian, sehingga dilakukan pada bulan September tahun 2010 rencana tindakan yang belum dan sudah sampai dengan pengambilan data dimulai dilaksanakan, dan hal-hal penting masih ada pada 30 Maret sampai 13 April tahun 2011. yang terlewati untuk disampaikan pada shift berikutnya. Selain itu mekanisme timbang Populasi dalam penelitian ini adalah terima belum sesuai dengan standar baku kelompok perawat yang melakukan timbang (Nurssalam, 2009). terima pada pagi, sore, dan malam yang ada Dari survey awal yang dilakukan di di kelas I IRNA Non Bedah (Penyakit ruang kelas I IRNA Non Bedah RSUP Dr. Dalam) RSUP. Dr. M. Djamil Padang Tahun M. Djamil Padang diperoleh informasi 2010, yang mana terdiri atas tiga kelompok, bahwa MPKP telah dilakukan sejak tahun dengan jumlah 12 orang. 2007, dan penerapan timbang terima juga Pengambilan sampel dilakukan dengan dilakukan pada tahun 2007 namun, total sampling (sampel jenuh) yaitu, keefektifan timbang terima yang dilakukan penelitian ini mengambil semua anggota oleh perawat, belum dilakukan panelitian. populasi menjadi sampel, yang menjadi Untuk tingkat kepuasan di kelas I IRNA sasaran penelitian bersedia menjadi Non Bedah (Penyakit Dalam) RSUP Dr. M. responden, Adapun kriteria sampel adalah : Djamil Padang sudah pernah dilakukan 1. Bersedia menjadi responden penelitian sederhana sebelumnya oleh Ka 2. Pendidikan minimal DIII Keperawatan SPF pada tahun 2009, tingkat kepuasan 3. Lama kerja minimal 2 tahun pasien secara umum di dapatkan 88% pasien 4. Tidak dalam keadaan cuti HASIL DAN PEMBAHASAN Dari tabel diatas dapat dilihat pada observasi ketiga pada pelaksanaan timbang terima Penelitian yang telah dilakukan pada (operan) malam ke pagi didapatkan 73.1% , tanggal 30 Maret 2011 sampai 13 April dan rata – rata pelaksanaan timbang terima 2011 di Ruang Kelas I Irna Non Bedah ( malam ke pagi adalah 69.9%. Penyakit Dalam ) RSUP Dr. M. Djamil Padang. A. Pelaksanaan Timbang Terima Adapun kelemahan penelitian ini (Operan) Pada Observasi Pertama, adalah pada saat dilakukan observasi Kedua Dan Ketiga Saat Pergantian Shift terhadap keefektifan timbang terima Malam – Pagi di Ruang Kelas I IRNA (operan), responden mengetahui kalau Non Bedah ( Penyakit Dalam ) RSUP Dr. kegiatannya akan diamati, tetapi responden M. Djamil Padang Tahun 2011 tidak mengetahui hal-hal apa saja yang akan Dari hasil penelitian pelaksanakan dilakukan observasi. Peneliti kemudian timbang terima (operan) yang dilakukan di melakukan observasi secara acak sesuai Ruang Kelas I IRNA Non Bedah ( Penyakit yang peneliti jadwalkan tanpa Dalam ) RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun sepengetahuan responden, sehingga 2011, yang dilalukan perawat yang diharapkan upaya-upaya ini dapat melakukan timbang terima (operan) pada mengurangi bias. Dan tadinya direncanakan setiap pergantian shift didapatkan hasil bahwa peneliti melakukan wawancara bahwa 69.9% rata – rata timbang terima terpimpin, karna kesibukan perawat yang dilakukan pada tiga kali observasi kemudian peneliti mengganti dengan pergantian shift malam ke pagi, yang mana pembagian kuesioner. masing – masing observasi memperoleh Penelitian ini dilakukan dengan cara hasil bahwa, 65.4% pada observasi pertama, mengobservasi kegiatan atau pelaksanaan 71.2% pada observasi kedua, dan 73.1% timbang terima (operan) yang dilakukan tiga pada observasi ketiga. kali observasi dalam tiga shift maka, Menurut penelitian Deni Kristianto didapatkan hasil sebagai berikut. yang berjudul Hubungan Pemberian Reward Ucapan Terima Kasih Dengan Kedisiplinan 1. Gambaran Pelaksanaan Timbang Waktu Saat Mengikuti Timbang Terima Terima (Operan) Pada Shift Malam – Perawat Ruang Bedah Di Rsup Dr. Kariadi Pagi Semarang Tahun 2009, dapat dilihat dari Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan hasil observasi yang dilakukan di ruang Timbang Terima (Operan) Pada bedah RSUP dr. Kariadi Semarang Shift Malam – Pagi Di Ruang didapatkan data bahawa 35 perawat Kelas I Irna Non Bedah ( pelaksana mendapatkan reward ucapan Penyakit Dalam ) RSUP Dr. M. terima kasih dari kepala ruang dan 35 Djamil Padang Tahun 2011 perawat pelaksana (100%) selalu datang tepat waktu saat timbang terima (Kristianto, Pelaksanaan Pengamatan/Observasi Rata 2009). Timbang – Pekerjaan yang dimotivasi dengan Terima I II III Rata ucapan terima kasih oleh seorang atasan Malam - 65.4 71.2 73.1 69.9 kepada bawahan, dapat menjadi sumber Pagi % % % % inspirasi kedisiplinan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut (Starawaji, 2009). Pemberian nonfinancial reward adanya buku inventaris alat, hal ini tidak melalui sebuah ucapan terima kasih yang dilakukan dari observasi pertama, kedua, diberikan setiap hari kepada seseorang ketiga dan dilihat juga pada jawaban dari setelah dirinya melaksanakan sesuatu hal pertanyaan yang dibarikan kepada perawat yang baik diyakini dapat mempengaruhi berbunyi apa sajakah persiapan sebelum kerjanya. Kekuatan ucapan terima kasih ini melakukan timbang terima, yang diberikan memberikan arti dan manfaat yang sangat kepada perawat yang dinas di ruang Klas I luar biasa. Kebanyakan orang tidak Irna Non Bedah (Penyakit Dalam) RSUP menyadari arti dan manfaat dari ucapan Dr. M. Djamil Padang tahun 2011, lebih dari terima kasih. Ucapan terima kasih dianggap sebagian perawat yang tidak menyebutkan sesuatu yang biasa oleh seseorang dan adanya buku inventaris alat dalam persiapan terkadang lupa untuk diucapkan, tetapi akan timbang terima (operan). Banyak perawat menjadi luar biasa apabila diberikan pada yang tidak mengetahui bahwa buku waktu yang tepat. Ucapan terima kasih yang inventaris alat penting dilihat pada saat diberikan kepada seseorang, walaupun timbang terima, karena itu akan berpengaruh hanya dengan senyum kecil, ternyata tanpa pada saat melakukan tindakan nantinya, jika disadari telah memberikan kebahagian dan nanti ada pasien yang membutuhkan alat memotivasi diri sendiri maupun orang lain bantu seperti oksigen dan oksigen yang (Jarambah, 2009). tadinya dikira ada tapi ternyata tidak ada, Menurut analisis peneliti, timbang maka itu akan berakibat fatal dan itu juga terima (operan) yang dilakukan di ruang akan sangat merepotkan perawat yang dinas Klas I Irna Non Bedah (Penyakit Dalam) pada saat itu, perawat akan meminjam RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2011, oksigen ke ruangan lain dan syukur kalau saat pergantian shift malam ke pagi pada diruangan tersebut ada, jika tidak itu akan observasi pertama tidak efektif disebabkan merugikan pasien. karena pada saat melakukan timbang terima 2. Pada tahap pelaksanaan (operan) ada beberapa kegiatan dalam a. Serah terima inventaris alat – alat prosedur timbang terima (operan) yang tidak kesehatan, serah terima fasilitas ruangan dilaksanakan dan dilaksanakan tidak dengan berpedoman pada buku inventaris sempurna, sedangkan efektifitas suatu alat dan serah terima alat pekerjaan itu sangan penting karena mampu kesehatan/emergency, pada observasi memberikan gambaran mengenai pertama, kedua dan ketiga, hal ini tidak keberhasilan suatu organisasi dalam dilaksanakan disebabkan karna buku mencapai sasaran atau dapat dikatakan inventaris alat saja tidak ada bagaimana bakwa efektifitas merupakan tingkat melakukan timbang terima tentang ketercapaian tujuan dari aktivasi – aktivasi inventaris alat – alat yang ada. yang telah dilaksanakan dibandingkan b. Serah terima ruangan dalam kondisi dengan target yang telah ditetapkan bersih dan rapi dilaksanakan tidak sebelumnya (Alim, 2010). sempurna pada observasi pertama, kedua dan ketiga, padahal ini juga penting Adapun rincian dari tiap – tiap diserah terimakan dengan sempurna, permasalahan yang muncul yaitu, misalnya di ruangan pasien ada laken 1. Pada tahap persiapan yang sudah kotor dan seharusnya diganti Hal yang tidak dilaksanakan yaitu, pada dinas malam tapi tidak diganti, melihat buku inventaris alat, pada saat maka yang dinas malam harus melakukan observasi peneliti tidak melihat mengatakannya kepada yang dinas pagi dan mengatakan alasannya kenapa tidak klien yang ada diruangan tersebut, diganti, sehingga yang dinas pagi tau dan bahkan ada yang tidak sama sekali, dapat melaksanakan tindakan yang harus mereka hanya menyapa saja pasien dilakukan selanjutnya. Hal ini juga dengan mengucapkan buk/pak. berpengaruh pada kenyamanan dan e. Mengenalkan perawat shift berikutnya kepuasan pasien terhadap perayanan dan buat kontrak dengan pasien pada tiga rumah sakit, jika pasien merasa nyaman kali observasi saat observasi pertama dan puas terhadap pelayanan yang ada tidak dilakukan, kedua dan ketiga dirumah sakit maka ini akan dilakukan tidak sempurna. Seharusnya menguntungkan bagi rumah sakit. hal ini dilakukan dengan sempurna agar c. Melakukan do’a bersama agar diberi pasien mengetahui siapa perawat yang kemudahan oleh Allah SWT dalam dinas selanjutnya, dan dapat meminta memberikan pelayanan kepada pasien, bantuan kepada perawat yang pada observasi pertama tidak dilakukan, bertanggung jawab saat ia meminta sedangkan hal ini juga penting dilakukan bantuan, tanpa harus mencari perawat sebelum melakukan tindakan, apapun yang mereka kenal. Hal ini juga akan tindakannya kita harus berdo’a untuk menguranggi anggapan buruk terhadap meminta, dan berserah diri kepada Allah perawat, yang mana selama ini banyak agar diberikan kemudahan dalam pasien mengatakan perawat judes dan melakukan tindakan, apalagi yang kita kasar, padahal tidak semua perawat hadapi adalah manusia. Pada observasi seperti itu, ini disebabkan karena kedua hal ini dilakukan tidak sempurna, komunikasi antara perawat dan pasien ketua tim hanya menyuruh anggotanya tidak baik, begitupun antara perawat berdo’a didalam hati masing – masing dengan perawat lain. tanpa d pimpin, sebaiknya do’a dilakukan f. Memberitahukan kepada pasien siapa secara bersama dan dipimpin oleh salah perawat yang dapat seorang di antara mereka. Pada observasi dihubungi/bertanggung jawab pada yang ketiga pelaksanaan ini dilakukan pasien.sama dengan hal diatas, hal ini dengan sempurna karna ada kepala juga dapat mempermudah pasien untuk ruangan yang meminpin do’a. jika tidak mengetahui kepada siapa n dimana ia ada kepala ruangan hal ini tidak harus meminta bantuan jika terjadi dilaksanakan dengan sempurna bahkan sesuatu. tidak dilaksanakan sama sekali. g. Mengucapkan salam di akhir pertemuan d. Mengucapkan salam pada pasien, tidak pada pasien juga merupakan hal yang dilakukan pada observasi pertama, kedua penting dilakukan, karna selain untuk dan ketiga, hal ini juga penting dilakukan memberitahukan bahwa kita telah karna selain untuk memberitahukan mengakhiri pertemua kita kepada pasien, kedatangan kita kepada pasien, mengucapkan salam juga merupakan mengucapkan salam juga merupakan do’a atas keselamatan. Tapi, pada saat do’a atas keselamatan. Tapi, pada saat observasi peneliti melihat perawat yang observasi peneliti melihat perawat yang pada saat akan meninggalkan ruangan mendatangi ruangan pasien pada saat pasien, perawat pergi begitusaja tanpa timbang terima tidak mengucapkan salam mengucapkan salam pada pasien. dengan sempurna, dari beberapa ruangan Terjadinya ketidak efektifan timbang yang ada hanya pada satu ruangan saja terima ini mungkin saja terjadi karena perawat mengucapkan salam kepada kurangnya perhatian dan ketegasan pimpinan dalam memantau kerja anggotanya , dan rata – rata pelaksanaan timbang sehingga mereka bekerja tidak sesuai terima malam ke pagi adalah 65. 4%. dengan prosedur yang ada atau hanya B. Pelaksanaan Timbang Terima melaksanakan sebagian dari prosedur yang (Operan) Pada Observasi Pertama, ada. Perhatian dari pimpinan sangat Kedua Dan Ketiga Saat Pergantian Shift mempengaruhi kerja anggotanya, karna Pagi – Sore di Ruang Kelas I IRNA Non dengan diperhatikan dan memberikan Bedah ( Penyakit Dalam ) RSUP Dr. M. penegasan dari pimpinan maka anggota akan Djamil Padang Tahun 2011 merasa dihargai dan mereka akan lebih Dari hasil penelitian pelaksanakan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, timbang terima (operan) yang dilakukan di apa lagi setiap tindakan yang dilakukan oleh Ruang Kelas I IRNA Non Bedah ( Penyakit anggota diberikan Reward, Reward yang Dalam ) RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun diberikan tidak perlu batang atau uang 2011, dilalukan oleh perawat yang cukup hanya ucapan terimakasih saja sudah melaksanakan timbang terima (operan) pada dapat meningkatkan kedisiplinan anggota, setiap pergantian shift didapatkan hasil ini dapat kita lihar dari penelitian yang bahwa 65.4% rata – rata timbang terima dilakukan oleh Deni Kristianto, yang mana yang dilakukan pada tiga kali observasi pemberian nonfinancial reward melalui pergantian shift malam ke pagi, yang mana sebuah ucapan terima kasih yang diberikan masing – masing observasi memperoleh setiap hari kepada seseorang setelah dirinya hasil bahwa, 65.4% pada observasi pertama, melaksanakan sesuatu hal yang baik 65.4% pada observasi kedua, dan 65.4% diyakini dapat mempengaruhi kerjanya. pada observasi ketiga. Kekuatan ucapan terima kasih ini Menurut penelitian Sitorus pada tahun memberikan arti dan manfaat yang sangat 2000, walaupun sudah banyak hal positif luar biasa. yang telah dicapai dibidang pendidikan keperawatan, tetapi gambaran pengelolaan 2. Gambaran Pelaksanaan Timbang layanan keperawatan belum memuaskan. Terima (Operan) Pada Shift Pagi – Layanan keperawatan masih sering Sore mendapat keluhan masyarakat, terutama Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan tentang sikap dan kemampuan perawat Timbang Terima (Operan) Pada dalam memberikan asuhan keperawatan Shift Pagi – Sore Di Ruang Kelas kepada klien/keluarga. Hal itu juga I Irna Non Bedah ( Penyakit tercermin dalam penelitian deskriptif tentang Dalam ) RSUP Dr. M. Djamil mutu asuhan keperawatan yang dinilai Padang Tahun 2011 berdasarkan tingkat kepuasan klien/keluarga terhadap keperawatan serta kepatuhan Pelaksanaan Pengamatan/Observasi Rata perawat terhadap standar penerapan proses Timbang I II III – keparawatan pada 14 ruang rawat medical- Terima Rata bedah di dua rumah sakit pemerintah dengan Pagi – Sore 65.4 65.4% 65.4% 65.4 jumlah responden sebanyak 572 orang. Hasil % % yang didapat menunjukan tingkat kepuasan klien/keluarga dengan kategori baik Dari tabel diatas dapat dilihat (16,9%), kategori sedang (81,5%), dan pada observasi pertama, kedua, dan kategori kurang (1,55%) (Sitorus, 2006). ketiga pada pelaksanaan timbang terima Menurut analisis peneliti, timbang (operan) pagi ke sore didapatkan 65. 4% terima (operan) yang dilakukan saat pergantian shift pagi ke sore pada dilihat b. Serah terima ruangan dalam kondisi pada tiga kali observasi tidak ada yang bersih dan rapi dilaksanakan tidak efektif disebabkan karena pada saat sempurna, mereka melakukan hanya melakukan timbang terima ada beberapa sambil lewat saja tidak menjelaskan kegiatan dalam prosedur timbang terima secara keseluruhan bagai mana kondisi (operan) yang tidak dilaksanakan dan ruangan yang ada. hal ini mungkin juga dilaksanakan tidak sempurna, sedangkan sudah menjadi kebiasaan bagi perawat, timbang terima harus dilakukan seefektif mereka menganggap ini tidaklah penting mungkin dengan menjelaskan secara bagi pasien, sedangkan kenyamanan singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan pasien sangatlah mempengaruhi proses mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang penyembuhan pasien karna berhubungan sudah dilakukan/belum dan perkembangan dengan psikologisnya. pasien saat itu. Informasi yang disampaikan c. Melakukan do’a bersama agar diberi harus akurat sehingga kesinambungan kemudahan oleh Allah SWT dalam asuhan keperawatan dapat berjalan dengan memberikan pelayanan kepada pasien, sempurna. Timbang terima dilakukan oleh tidak dilakukan sama sekali pada perawat primer keperawatan kepada perawat observasi pertama, kedua dan ketiga. Hal primer (penanggung jawab) dinas sore atau ini mungkin dianggap tidak penting bagi dinas malam secara tertulis dan lisan perawat karna hanya akan membuang – (Nursalam, 2009). buang waktu, padahal jika ini dilakukan Allah akan memberi kemudahan dalam Adapun rincian dari tiap – tiap setiap kegiatan yang dilakukan, dan apa permasalahan yang muncul yaitu, yang dilakukan akan diridhoiNya, karna 1. Pada tahap persiapan dengan do’a bersama ini kita akan lebih Sama halnya dengan pergantian shift khusu’ dan lebih memfokuskan satu do’a malam ke pagi, yaitu hal yang tidak kepada Allah. dilaksanakan adalah melihat buku d. Mengucapkan salam pada pasien juga inventaris alat, ini mungkin sudah jadi tidak dilakukan dengan sempurna pada kebiasaan bagi perawat yang dinas, dan observasi pertama, kedua dan ketiga, sebaiknya hal ini ditindak lanjuti dengan sama halnya dengan observasi yang meningkatkan system manajerialnya agar dilakukan pada pergantian shift malam ke hal ini tidak berkelanjutan karna akan pagi. Nampaknya hal ini juga sudah jadi berdampak buruk pada rumah sakit. kebiasaan bagi perawat menganggap hal ini tidak penting, pada hal ini merupakan 2. Pada tahap pelaksanaan bentuk soft skill yang harus dimiliki a. Serah terima inventaris alat – alat setiap perawat, dengan mengucapkan kesehatan, serah terima fasilitas ruangan salam maka pasien merasa dihargai dan dengan berpedoman pada buku inventaris diakui keberadaannya. alat dan serah terima alat e. Mengenalkan perawat shift berikutnya kesehatan/emergency, sama halnya dan buat kontrak dengan pasien, tidak dengan observasi pada pergantian shift dilakukan pada observasi pertama, kedua malam ke pagi kegiatan ini juga tidak dan ketiga. Ini lebih buruk dibandingkan dilaksanakan pada observasi pertama, dengan pergantian shift malam ke pagi kedua dan ketiga dengan alasan yang yang hanya satu kali tidak mengenalkan sama. perawat shift berikutnya dan buat kontrak dengan pasien, walaupun yang duanya lagi dilakukan tidak sempurna, padahal kegiatan ini dilakukan agar nantinya tidak 3. Gambaran Pelaksanaan Timbang menimbulkan kesalah pahaman antara Terima (Operan) Pada Shift Sore – perawat dengan pasien. Malam f. Memberitahukan kepada pasien siapa Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan perawat yang dapat Timbang Terima (Operan) Pada dihubungi/bertanggung jawab pada Shift Sore – Malam Di Ruang pasien, pada observasi pertama, kedua Kelas I Irna Non Bedah ( dan ketiga, tidak dilakukan padahal ini Penyakit Dalam ) RSUP Dr. M. bertujuan agar pasien mengetahui kepada Djamil Padang Tahun 2011 siapa dan dimana ia harus meminta bantuan jika terjadi sesuatu dan hal ini Pelaksanaan Pengamatan/Observasi Rata – nantinya juga akan mempermudah kerja Timbang I II III Rata perawat. Terima g. Mengucapkan salam di akhir pertemuan Sore – 57.7% 63.5% 59.6% 60.3% pada pasien, pada observasi pertama, Malam kedua, dan ketiga tidak dilaksanakan. Nampaknya ini sudah jadi hal yang biasa Dari tabel diatas dapat dilihat pada bagi perawat meninggalkan pasien tanpa observasi kedua pada pelaksanaan timbang memberitahukan bahwa kegiatan sudah terima (operan) sore ke malam didapatkan selesai. 63. 5% , dan rata – rata pelaksanaan timbang terima malam ke pagi adalah 60. 3%. Timbang terima haruslah dilaksanakan seefektif mungkin karena ini merupakan C. Pelaksanaan Timbang Terima bagian dari asuhan keperawatan dan tujuan (Operan) Pada Observasi Pertama, akhirnya adalah kepuasan pasien, jika pasien Kedua Dan Ketiga Saat Pergantian Shift puas dengan pelayanan yang ada maka ini Sore - Malam di Ruang Kelas I IRNA tidak hanya menguntungkan bagi pasien Non Bedah ( Penyakit Dalam ) RSUP Dr. saja, tapi juga menguntungkan bagi Rumah M. Djamil Padang Tahun 2011 Sakit. Dengan pelayanan yang memuaskan Dari hasil penelitian pelaksanakan timbang pasien akan sering berkunjung kerumah terima (operan) yang dilakukan di Ruang sakit untuk memeriksa keshatannya tidak Kelas I IRNA Non Bedah ( Penyakit Dalam hanya itu saja, mereka juga akan ) RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2011, mempromosikan Rumah Sakit kepada rekan dilalukan oleh perawat yang melaksanakan sejawatnya. Jika itu terjadi maka masyarakat timbang terima (operan) pada setiap akan banyak berkunjung kerumah sakit itu, pergantian shift didapatkan hasil bahwa sembuhnya suatu penyakit itu tidak hanya 60.3% rata – rata timbang terima yang dengan obat saja tapi juga dengan dilakukan pada tiga kali observasi kesinambungan kerja perawat yang sesuai pergantian shift malam ke pagi, yang mana dengan prosedur yang ada dan dengan masing – masing observasi memperoleh komunikasi yang baik dan keramah tamahan hasil bahwa, 57.7% pada observasi pertama, (shoft skill) ini juga akan sangat 63.5% pada observasi kedua, dan 59.6% mempengaruhi kesehatan atau kesembuhan pada observasi ketiga. seseorang, karna faktor dari timbulnya suatu Menurut analisis peneliti, timbang penyakit bukan hanya dari biologis saja tapi, terima (operan) yang dilakukan saat juga dari psikologis. pergantian shift pagi ke sore pada dilihat pada tiga kali observasi tidak ada yang efektif disebabkan karena pada saat alat kesehatan/emergency, sama melakukan timbang terima ada beberapa halnya dengan observasi pada kegiatan dalam prosedur timbang terima pergantian shift malam ke pagi dan (operan) yang tidak dilaksanakan dan pagi ke sore, kegiatan ini juga tidak dilaksanakan tidak sempurna, Prosedur dilaksanakan pada observasi pertama, timbang terima, selama ini sudah dilakukan kedua dan ketiga dengan alasan yang pada setiap pergantian shift jaga, namun cara sama. penyampaian isi timbang terima belum b. Serah terima ruangan dalam kondisi terungkap secara komprehensif, meliputi: isi bersih dan rapi dilaksanakan tidak timbang terima (masalah keperawatan sempurna, hal ini sama dengan pasien lebih fokus pada diagnosis medis), pergantian shift pagi ke sore mereka dilakukan secara lisan tanpa ada melakukan hanya sambil lewat saja pendokumentasian, sehingga rencana tidak menjelaskan secara keseluruhan tindakan yang belum dan sudah bagai mana kondisi ruangan yang ada. dilaksanakan, dan hal-hal penting masih ada hal ini mungkin juga sudah menjadi yang terlewati untuk disampaikan pada shift kebiasaan bagi perawat, mereka berikutnya. Selain itu mekanisme timbang menganggap ini tidaklah penting bagi terima belum sesuai dengan standar baku pasien, sedangkan kenyamanan pasien dan sedangkan efektifitas suatu pekerjaan itu sangatlah mempengaruhi proses sangan penting karena mampu memberikan penyembuhan pasien karna gambaran mengenai keberhasilan suatu berhubungan dengan psikologisnya. organisasi dalam mencapai sasaran atau c. Melakukan do’a bersama agar diberi dapat dikatakan bakwa efektifitas kemudahan oleh Allah SWT dalam merupakan tingkat ketercapaian tujuan dari memberikan pelayanan kepada pasien, aktivasi – aktivasi yang telah dilaksanakan hal ini juga sama dengan pergantian dibandingkan dengan target yang telah shift pagi ke sore tidak dilakukan sama ditetapkan sebelumnya. sekali pada observasi pertama, kedua dan ketiga. Hal ini mungkin dianggap Adapun rincian dari tiap – tiap tidak penting bagi perawat karna permasalahan yang muncul yaitu, hanya akan membuang – buang waktu, 1. Pada tahap persiapan padahal jika ini dilakukan Allah akan Sama halnya dengan pergantian shift memberi kemudahan dalam setiap malam ke pagi dan shift pagi ke sore, kegiatan yang dilakukan, dan apa yang yaitu hal yang tidak dilaksanakan adalah dilakukan akan diridhoiNya, karna melihat buku inventaris alat, ini mungkin dengan do’a bersama ini kita akan sudah jadi kebiasaan bagi perawat yang lebih khusu’ dan lebih memfokuskan dinas, dan sebaiknya hal ini ditindak satu do’a kepada Allah. lanjuti dengan meningkatkan system d. Di conter perawat berdiskusi untuk manajerialnya agar hal ini tidak melaksanakan timbang terima dengan berkelanjutan karna akan berdampak mengkaji secara komprehensif hal – hal buruk pada rumah sakit. yang berkaitan dengan masalah 2. Pada tahap pelaksanaan keperawatan dan rencana, pada a. Serah terima inventaris alat – alat pertemuan pertama dan kedua hal ini kesehatan, serah terima fasilitas dilakukan tidak sempurna, ini disebabkan ruangan dengan berpedoman pada karna perawat yang dinas malam datang buku inventaris alat dan serah terima terlambat sedangkan yang dinas sore ingin cepat pulang sehingga yang dinas yang sama bias – bias nanti salah malam hanya mengandalkan laporan melakukan tindakan. tertulis dari yang dinas sore. i. Memberitahukan kepada pasien siapa e. Mengucapkan salam pada pasien juga perawat yang dapat tidak dilakukan dengan sempurna pada dihubungi/bertanggung jawab pada observasi pertama, kedua dan ketiga, pasien, pada observasi pertama, kedua sama halnya dengan observasi yang dan ketiga, hal ini sama dengan dilakukan pada pergantian shift malam ke pergantian shift pagi ke sore yaitu, tidak pagi dan pagi ke sore. Nampaknya hal ini dilakukan padahal ini bertujuan agar juga sudah jadi kebiasaan bagi perawat pasien mengetahui kepada siapa dan menganggap hal ini tidak penting, pada dimana ia harus meminta bantuan jika hal ini merupakan bentuk soft skill yang terjadi sesuatu dan hal ini nantinya juga harus dimiliki setiap perawat, dengan akan mempermudah kerja perawat. mengucapkan salam maka pasien merasa j. Mengucapkan salam di akhir pertemuan dihargai dan diakui keberadaannya. pada pasien, pada observasi pertama, f. Menanyakan kondisi pasien saat ini, pada kedua, dan ketiga hal ini sama dengan observasi pertama, kedua, dan ketiga pergantian shift pagi ke sore yaitu, tidak dilakukan tidak sempuna, pada kegiatan dilaksanakan. Nampaknya ini sudah jadi ini perawat juga hanya mengandal hal yang biasa bagi perawat laporan dari yang dinas sore, hal ini meninggalkan pasien tanpa dikarnakan ada pasien yang sudah tidur memberitahukan bahwa kegiatan sudah dan tidak mau mengganggu istirahat selesai. pasien. Secara keseluruhan timbang terima g. Mengenalkan perawat shift berikutnya yang dilakukan di ruang kelas I IRNA di dan buat kontrak dengan pasien, tidak Ruang Kelas I IRNA Non Bedah (Penyakit dilakukan pada observasi pertama dan Dalam) RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun kedua, sedangkan pada observasi yang 2011, tidak efektif karna pelaksanaan ketiga dilakukan tidak sempurna. Ini timbang terima tidak dilakukan secara lebih baik dibandingkan dengan kereluruhannya banyak hal yang tidak pergantian shift pagi ke sore yang sama dilakukan dan dilakukan tidak sempurna, sekali tidak mengenalkan perawat shift seharusnya timbang terima ini dilakukan berikutnya dan buat kontrak dengan sesuai prosedur dan dilakukan dengan pasien, seharusnya kegiatan ini dilakukan sempurna sehingga kesinambungan asuhan dengan sempurna karena kegiatan ini keperawatan dapat berjalan dengan dilakukan agar nantinya tidak sempurna. menimbulkan kesalah pahaman antara perawat dengan pasien. KESIMPULAN DAN SARAN h. Identitas pasien dengan diagnosa medis, pada observasi pertama dan ketiga Dari hasil analisa penelitian dan dilakukan tidak sempurna, perawat hanya pembahasan yang diatas dapat diambil mengoperkan nama dan diagnosa kesimpulan sebagai berikut: medisnya saja tidak dengan identitas 1. Pada pelaksanaan timbang terima lengkap, sedangkan identitas lainnya juga (operan) yang diobservasi pada penting di operkarkan karna kalau hanya pergantian shift malam – pagi yang berpatokan pada nama saja, nama banyak dilaksanakan dalam tiga kali obsevasi tidak ada yang dilaksanakan dengan efektif dengan rata – rata persentase yang DAFTAR PUSTAKA diperoleh adalah 69.9% 2. Pada pelaksanaan timbang terima Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur (operan) yang diobservasi pada Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. pergantian shift pagi – sore yang Jakarta: Rineka Cipta dilaksanakan dalam tiga kali obsevasi Budiartha Putu. 2008. Penentuan Model tidak ada yang dilaksanakan dengan Asuhan Keperawatan Profesional ( efektif dengan rata – rata persentase yang MAKP ). Diakses 2009. URL diperoleh adalah 65.4% (http://nursingbegin.com/penentu- 3. Pada pelaksanaan timbang terima model-asuhan-keperawatan- (operan) yang diobservasi pada profesional-makp) pergantian shift sore – malam yang Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Riset dilaksanakan tiga kali pertemuan tidak Keperawatan dan Teknik Penulisan ada yang dilaksanakan dengan efektif Ilmiah. Jakarta. Salemba Medika dengan rata – rata persentase yang Jarambah. Rewards Skenario Harapan. diperoleh adalah 60.3% Februari 2008. diakses 24 Juni 2009. URL : Saran yang dapat diberikan penulis adalah: http://www.jarambah.multiply.com 1. Bagi perawat Kristianto, Deni. 2009. Hubungan Diharapkan kepada perawat selalu Pemberian Reward Ucapan Terima melakukan timbang terima (operan) Kasih Dengan Kedisiplinan Waktu dengan efektif agar dapat memberikan Saat Mengikuti Timbang Terima asuhan keperawatan yang baik terhadap Perawat Ruang Bedah Di RSUP Dr. pasien dan melaksanakan timbang terima Kariadi Semarang, Skripsi. Diakses (operan) sesuai dengan prosedur yang 2010. URL telah ada . http://eprints.undip.ac.id/10484/1/AR 2. Bagi manajerial/kepala ruangan TIKEL.pdf Diharapkan agar dapat membuat Notoatmojo. 2005. Metodologi Penelitian kebijakan dalam bidang manajemen Kesehatan. Jakarta: Renika Cipta khususnya untuk meningkatkan Nursalam. 2009. Manajemen Keperawatan pelaksanaan timbang terima (operan) di Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan ruang Kelas I IRNA Non Bedah Profesional, Edisi 2. Jakarta: Salemba (Penyakit Dalam) RSUP DR. M. Djamil Medika Padang. Sitorus, Ratna. 2006. Model Praktek 3. Bagi peneliti selanjutnya Keperawatan Profesional di Rumah Diharapkan untuk peneliti selanjutnya Sakit. Jakarta: EGC hasil penelitian ini bisa menjadi data Starawaji. Pengertian Kedisiplinan. April pembanding dan pedoman dalam 2009. diakses 25 Juni 2009. URL : melakukan penelitian lebih lanjut dalam http://www.starawaji.wordpress.com memberikan dukungan terhadap Suarli, S & Yayan Bahtiar. 2009. peningkatan pelaksanaan timbang terima Manajemen Keperawatan Dengan (operan), dan agar dilakukan didalam Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga ruang lingkup yang lebih luas.