20
Media Prestasi
Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi
Vol.13 No. 1(2014) p20 – p30 Pendidikan
berikut: (1) Berpikir secara kritis, rasional, selama pengamatan pembelajaran PKn di
dan kreatif dalam menanggapi isu kelas III SDN Pelem 02 Ngawi
kewarganegaraan, (2) Berpartisipasi secara menunjukkan bahwa kegiatan
aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak pembelajaran belum berjalan optimal.
secara cerdas dalam kegiatan Masih banyak siswa kurang terlibat dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, pembelajaran, siswa cenderung belajar
serta anti-korupsi, (3) Berkembang secara sendiri dalam pembelajaran, siswa tidak
positif dan demokratis untuk membentuk memiliki motivasi dalam belajar Pkn, dan
diri berdasarkan karakter-karakter siswa sering tidak mendengarkan
masyarakat Indonesia agar dapat hidup penjelasan guru. Hal tersebut dikarenakan
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, guru menggunakan metode pembelajaran
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain konvensional, yaitu ceramah dan diselingi
dalam percaturan dunia secaralangsung Tanya jawab terpimpin, dan juga guru
atau tidak langsung dengan memanfaatkan belum menggunakan media pembelajaran
teknologi informasi dankomunikasi. Ruang secara optimal. Pembelajaran seperti ini
lingkup mata pelajaran Pendidikan mengakibatkan interaksi antara guru dan
Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek siswa menjadi berkurang. Kondisi
sebagai berikut: (1) Persatuan dan demikian mmengindikasikan bahwa
Kesatuan bangsa, (2) Norma, hukum dan kualitas pembelajaran belum maksimal.
peraturan, (3) Hak asasi manusia Untuk memberi solusi terhadap
(Depdiknas, 2007). permasalahan tersebut peneliti bersama
Berdasarkan Naskah Akademik guru berkolaborasi menetapkan alternatif
Kajian Kebijakan Kurikulum Mata tindakan untuk meningkatakan kualitas
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pembelajaran PKn. Maka peneliti
yang dilakukan Depdiknas (2007), dari menggunakan model pembelajaran
hasil penelitian tersebut menunjukkan kooperatif tipe Team Games Tournament
bahwa masih banyak permasalahan (TGT) Dengan menggunakan model
pelaksanaan standar isi mata pelajaran pembelajaran ini siswa akan berperan aktif
PKn. Pemahaman guru terhadap SK-KD sedangkan guru berperan sebagai fasilitator
sangat beragam, karena latar belakang dan pembimbing yang menunjang kegiatan
pendidikan, daerah, kapasitas, dan siswa. Menurut Hamdani (2011: 31) dalam
kompetensi yang juga sangat beragam. pembelajaran kooperatif, siswa belajar
Sehingga terkadang mengalami kesulitan bersama dalam kelompok-kelompok kecil
untuk memahami dan memaknai SK-KD yang saling membantu satu sama lain.
dalam implementasi pembelajaran. Kelas disusun dalam kelompok yang
Kebiasaan guru yang ”taken for granted” terdiri atas empat sampai enam orang
dari pusat memperlemah kreativitas dan siswa, dengan kemampuan heterogen. Hal
inovasi mereka dalam mengembangkan ini bermanfaat untuk melatih siswa
pembelajaran. menerima perbedaan cara bekerja dengan
Hal demikian juga dirasakan di teman yang berbeda latar belakangnya.
beberapa Sekolah Dasar di kabupaten Pembelajan kooperatif tipe Team
Ngawi.salah satunya di SD Pelemm 02 Games Tournament (TGT) adalah salah
Ngawi dalam pelaksanaaan pembelajaran satu tipe atau model pembelajaran
PKn. Berdasarkan hasil yang diperoleh kooperatif yang melibatkan aktivitas
21
Media Prestasi
Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi
Vol.13 No. 1(2014) p20 – p30 Pendidikan
seluruh siswa tanpa ada perbedaan status, dengan tugas yang diberikan, maka
melibatkan peran siswa sebagai tutor anggota kelompok yang lain bertanggung
sebaya, dan mengandung unsur permainan jawab untuk memberikan jawaban atau
dan reinforcement. Aktivitas belajar menjelaskannya, sebelum mengajukan
dengan model TGT memungkinkan siswa pertanyaan tersebut kepada guru. Huda
dapat belajar lebih rileks, terfokus, kreatif (2011: 117) menyatakan teknis
dan menyenangkan. pelaksanaan dari TGT adalah setiap siswa
Berdasarkan uraian di atas ditempatkan dalam satu kelompok yang
dirumuskan permasalahan sebagai berikut: terdiri dari 3 orang yang berkemampuan
Apakah dengan menggunakan model rendah, sedang, dan tinggi. Dengan
pembelajaran kooperatif tipe Team Games demikian, masing-masing kelompok
Tournament (TGT) dapat meningkatkan memiliki komposisi anggota yang
kualitas pembelajaran PKn pada siswa comparable. Setiap anggota ditugaskan
kelas III SDN Pelem 02 Ngawi? untuk ditugaskan untuk mempelajari
materi terlabih dahulu bersama dengan
B. KAJIAN PUSTAKA
anggota-anggota yang lain, lalu mereka
1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams diuji secara individual melalui game
Games Tournament (TGT) akademik. Nilai yang mereka peroleh dari
Team Games Tornament adalah salah game ini akan menentukan skor kelompok
satu tipe pembelajaran kooperatif yang mereka masing-masing.
mudah diterapkan, melibatkan aktivitas Pembelajaran kooperatif tipe Teams
seluruh siswa tanpa ada perbedaan status, Games Tournament memiliki ciri-ciri: (1)
melibatkan peran siswa sebagai tutor siswa bekerja dalam kelompok-kelompok
sebaya, dan mengandung unsur permainan kecil; (2) games tournament; (3)
dan reinforcement. Aktivitas belajar penghargaan kelompok. Menurut Trianto
dengan model TGT memungkinkan siswa (2011: 84) implementasi Team Games
dapat belajar lebih rileks disamping Tournnament (TGT) terdiri dari empat
menumbuhan tanggung jawab, kerja sama, komponen utama, antara lain: (1)
persaingan sehat, dan keterlibatan belajar Presentasi guru; (2) Kelompok belajar; (3)
(Hamdani, 2011: 92). Turnamen; dan (4) Penghargaan kelompok
Menurut Rusman (2012: 224) TGT (Rusman, 2012: 225).
adalah salah satu tipe pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan
kooperatif yang menempatkan siswa dalam Kewarganegaraan merupakan mata
kelompok-kelompok belajar pelajaran yang memfokuskan pada
beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa pembentukan warga negara yang
yang memiliki kemampuan, jenis kelamin memahami dan mampu melaksanakan hak-
dan suku atau ras yang berbeda. Guru hak dan kewajibannya untuk menjadi
menyajikan materi, dan siswa bekerja warganegara Indonesia yang cerdas,
dalam kelompok mereka masing-masing. terampil, dan berkarakter yang
Dalam kerja kelompok guru memberikan diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang 1945 (Depdiknas, 2007). Oleh karena itu
diberikan dikerjakan bersama-sama dengan pengembangan pembelajaran ini
anggota kelompoknya. Apabila ada dari memerlukan kreatifitas guru untuk
anggota kelompok yang tidak mengerti menciptakan pembelajaran yang lebih
22
Media Prestasi
Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi
Vol.13 No. 1(2014) p20 – p30 Pendidikan
aktif, kreatif, inovatif, menyenangkan, dan orang dengan kemampuan/ prestasi yang
berkualitas. Sehingga siswa dapat sama; (2) setiap siswa mengambil kartu
mencapai tujuan pembelajaran yang bernomor dan mencari pertanyaan dengan
maksimal. Tugas guru hanya memfalitasi, nomor yang sama pada lembar permainan;
memotivasi,mendidik, membimbing, dan (3) siswa menjawab pertanyaan urut sesuai
melatih nomor yang diperoleh; (4) siswa mencek
Implementasi pembelajaran kooperatif lembar jawaban apabila jawaban benar
tipe TGT dalam pelajaran PKn dalam maka siswa mendapat poin 20 apabila
penelitian ini dirumuskan dalam langkah- salah maka poin dikurangi 5.
langkah sebagai berikut :
a. Guru membuka pelajaran dengan 2. Kualitas Pembelajaran
menyampaikan tujuan pembelajaran, Mulyasa (2010: 256) mengemukakan
model pembelajaran yang akan bahwa kualitas pembelajaran dapat dilihat
dilakukan. dari segi proses dan dari segi hasil. Dari
b. Guru membagi siswa dalam kelompok segi proses, pembelajaran dikatakan
terdiri 4-5 orang secara heterogen. berhasil dan berkualitas apabila seluruh
c. Guru membagikan LKS pada tiap atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%)
kelompok peserta didik terlibat aktif, baik fisik,
d. Siswa secara berkelompok siswa mental, maupun social dalam proses
mengerjakan LKS, sehingga semua pembelajaran, disamping menunjukkan
anggota menguasai materi. kegairahan belajar yang tinggi, semangat
e. Guru bersama siswa menilai hasil belajar yang besar, dan rasa percaya diri
diskusi.
sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses
f. Guru menempatkan siswa pada meja pembelajaran dikatakan berhasil apabila
turnamen (kemampuan setara). terjadi perubahan perilaku yang positif
g. Siswa melakukan pertandingan pada diri peserta didik seluruhnya atau
(turnamen) sesuai dengan prosedur
setidak-tidaknya sebagian besar (75%).
pelaksanaan. Lebih lanjut proses pembelajaran
h. Guru memberikan penghargaan dikatakan berhasil dan berkualitas apabila
individu maupun kelompok. masukan merata menghasilkan output yang
i. Guru bersama siswa menyimpulkan banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai
materi pembelajaran dan tindak lanjut. dengan kebutuhan, perkembangan
Selama proses pembelajaran PKn masyarakat dan pembangunan.
tersebut guru akan menyajikan materi pada Menurut Lovitt dan Clarke
awal pembelajaran dengan menampilakan (Suherman, 2007: 79) menambahkan
slide PowerPoint. Pembagian kelompok bahwa kualitas pembelajaran ditandai
dalam pelaksanaan pertandingan dengan berapa luas dalam lingkungan
(turnamen) dilakukan secara homogen, belajar; mulai dari mana siswa ini berada,
dalam pembagian kelompok peneliti mengenali bahwa siswa belajar dengan
dibantu oleh guru kelas sehingga dapat kecepatan yang berbeda, melibatkan siswa
lebih teliti dalam membagi kelompok.
secara fisik dalam proses belajar, meminta
Aturan permainan TGT pada kelas III siswa untuk memvisualkan yang imajiner
dalam penelitian ini yaitu: (1) setiap (dalam Abidin, 2012).
kelompok terdiri dari empat atau lima
23
Media Prestasi
Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi
Vol.13 No. 1(2014) p20 – p30 Pendidikan
24
Media Prestasi
Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi
Vol.13 No. 1(2014) p20 – p30 Pendidikan
25
Media Prestasi
Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi
Vol.13 No. 1(2014) p20 – p30 Pendidikan
26
Media Prestasi
Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi
Vol.13 No. 1(2014) p20 – p30 Pendidikan
27
Media Prestasi
Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi
Vol.13 No. 1(2014) p20 – p30 Pendidikan
28
Media Prestasi
Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi
Vol.13 No. 1(2014) p20 – p30 Pendidikan
29
Media Prestasi
Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi
Vol.13 No. 1(2014) p20 – p30 Pendidikan
30