Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 DEFINISI SOSIALISASI


Manusia dalam kehidupannya tidak dapat hidup sendiri tanpa
orang lain. Manusia adalah makhluk sosial yang sepanjang hidupnya
bersosialisasi dengan orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial
menghasilkan banyak bentuk sosialisasi. Bisa berupa interaksi antar
individu, interaksi individu dengan kelompok, dan interaksi antara
kelompok. Sedangkan syarat terjadinya interaksi sosial adalah terjadi
kontak sosial dan terjadi komunikasi.
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer
kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya
dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut
sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam
proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh
individu. Berikut ini adalah definisi sosialisasi dari beberapa sosiolog.
Sosialisasi adalah proses dalam mana seorang anak belajar menjadi
seseorang yang berpartisipasi dalam masyarakat. Yang dipelajari dalam
sosialisasi adalah peran-peran, sehingga teori sosialisasi adalah teori
mengenai peran (role theory). (Peter L. Berger).
Sosialisasi adalah proses mempelajari nilai, norma, peran dan
persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan seseorang
dapat berpartisipasi secara efektif dalam kehidupan sosial. (Robert M.Z.
Lawang).
Suatu proses yang terjadi ketika seorang individu menghayati nilai-
nilai dan norma-norma kelompok di mana ia hidup sehingga terbentuklah
kepribadiannya. (Horton dan Hunt).

1.2 FUNGSI SOSIALISASI


1. Bagi individu: agar dapat hidup secara wajar dalam
kelompo/masyarakatnya, sehingga tidak aneh dan diterima oleh warga
masyarakat lain serta dapat berpartisipasi aktif sebagai anggota
masyarakat.
2. Bagi masyarakat: menciptakan keteraturan sosial melalui pemungsian
sosialisasi sebagai sarana pewarisan nilai dan norma serta
pengendalian sosial.

1.3 JENIS SOSIALISASI


Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi
primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat).
Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total,
yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut,
terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari
masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama
menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal. Berikut jenis-
jenis sosialisasi :
1. SOSIALISASI PRIMER
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer
sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan
belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga).Sosialisasi primer
berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk
ke sekolah.Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan
keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya
dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak
menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi
secara terbatas di dalamnya.Warna kepribadian anak akan sangat
ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara
anak dengan anggota keluarga terdekatnya.

2. SOSIALISASI SEKUNDER
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah
sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok
tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi
dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu
identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi,
seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.

1.4 TIPE SOSIALISASI


Setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai yang
berbeda.contoh, standar 'apakah seseorang itu baik atau tidak' di sekolah
dengan di kelompok sepermainan tentu berbeda. Di sekolah, misalnya,
seseorang disebut baik apabila nilai ulangannya di atas tujuh atau tidak
pernah terlambat masuk sekolah.Sementara di kelompok sepermainan,
seseorang disebut baik apabila solider dengan teman atau saling
membantu.Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe
sosialisasi yang ada.Ada dua tipe sosialisasi.Kedua tipe sosialisasi tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Formal
Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang
berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti
pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.
2. Informal
Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan
yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama
anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam
masyarakat.

BAB II
T.A.K SOSIALISASI
2.1 DEFINISI TAK (TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK)
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan
yang sama. Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika
interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi
laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku lama yang maladaptive.

2.2 JENIS – JENIS TAK (TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK)


Terapi Aktifitas Kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa
yang paling banyak ditemukan dikelompok sebagai berikut :
1. TAK sosialisasi (untuk klien dengan menarik diri yang sudah sampai
pada tahap mampu berinteraksi dalam kelompok kecil dan sehat
secara fisik).
2. TAK stimulasi sensori (untuk klien yang mengalami gangguan
sensori).
3. TAK orientasi realita (untuk klien halusinasi yang telah mengontrol
halusinasinya, klien waham yang telah dapat berorientasi kepada
realita dan sehat secara fisik).
4. TAK stimulasi persepsi : halusinasi (untuk klien dengan halusinasi).
5. TAK peningkatan harga diri (untuk klien dengan HDR).
6. TAK penyaluran energy (untuk klien perilaku kekerasan yang telah
dapat mengekspresikan marahnya secara konstruktif, klien menarik
diri yang dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap dan
sehat secara fisik).

2.3 PERSIAPAN LINGKUNGAN


1. Ventilasi baik.
2. Penerangan cukup.
3. Suasana tenang.
4. Pengaturan posisi tempat duduk (setting).

2.4 PERAN DAN FUNGSI TERAPIS


1. Leader
Tugas:
a. Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok.
b. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
c. Membuka acara.
d. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
e. Memimpin diskusi kelompok.
f. Menutup acara diskusi.
2. Co Leader
Tugas:
a. Mendampingi Leader.
b. Mengambil alih posisi Leader jika Leader blocking.
c. Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
3. Fasilitator
Tugas:
a. Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
b. Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk
aktif mengikuti jalannya terapi.
4. Observer
Tugas :
a. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia).
b. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan.

5. Operator
Tugas :
a. Mengatur alur permainan (Menghidupkan dan mematikan musik).
b. Timer (Mengatur waktu).

2.5 PROSES SELEKSI


1. Berdasarkan observasi perilaku sehari-hari klien yang dikelola oleh
perawat.
2. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai perilaku klien sehari-hari
serta kemungkinan dilakukan kelompok pada klien tersebut dengan
perawat ruangan.
3. Melakukan kontak mata pada klien untuk mengikuti aktivitas yang
akan lakukan.
3.3 2.6 SESI T.A.K SOSIALISASI
1. SESI I
Tujuan : Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan
nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
2. SESI 2
Tujuan :
a. Memperkenalkan diri sendiri,nama panggilan,asal dan hobi.
b. Menanyakan diri anggota kelompok lain : nama lengkap,nama
panggilan.asal dan hobi.
3. SESI 3
Tujuan :
a. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok.
b. Klien mampu menanyakan kehidupan pribadi kepada satu anggota
kelompok.
c. Klien mampu menjawab tentang kehidupan pribadi sendiri.
4. SESI 4
Tujuan :
a. Menyampaikan topic yang ingin dibicarakan.
b. Memilih topic yang ingin dibicarakan.
5. SESI 5
Tujuan :
Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi
dengan oranng lain:
a. Menyampaikan masalah pribadi.
b. Memilih satu masalah untuk dibicarakan.
c. Memberi pendapat tentang masalah pribadi yang dipilih .
6. SESI 6
Tujuan :
Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok:
a. Bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan pada orang lain.
b. Menjawab dan member pada orang lain sesuai dengan permintaan.
7. SESI 7
Tujuan :
a. Tujuan Umum : Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam
kelompok secara bertahap.
b. Tujuan Khusus : Klien mampu menyampaikan pendapat tentang
manfaat kegiatan kelompok yang telah dilakukan.
BAB III
T.A.K SOSIALISASI
SESI I DAN II

3.1 DEFINISI TAK SOSIALISASI


Terapi Aktivitas Kelompok (TAK): Sosialisasi (TAKS) adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan dengan
masalah hubungan sosial.

3.2 TUJUAN
1. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok
secara bertahap.
2. Tujuan khusus
a. Klien mampu memperkenalkan diri.
b. Klien mampu berkenalan dengan anggota keluarga kelompok.
c. Klien mampu bercakap – cakap dengan anggota kelompok.
d. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan.
e. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi
pada orang lain.
f. Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosial kelompok.
g. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan
TAKS yang telah dilakukan.

3.4 AKTIVITAS DAN INDIKASI


Aktivitas TAKS dilakukan 2 sesi yang melatih kemampuan sosialisasi
klien. Klien yang mempunyai indikasi TAKS adalah klien dengan
gangguan hubungan sosial berikut :
1. Klien harga diri rendah yang cukup kooperatif.
2. Klien yang sulit mengungkapkan perasaannya melalui komunikasi
verbal.
3. Klien dengan gangguan harga diri rendah yang telah dapat berinteraksi
dengan orang lain.
4. Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang
mengidap penyakit fisik tertentu seperti diare, thypid, dan lain-lain).

3.5 SETTING
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam satu lingkaran.
2. Ruangan yang nyaman dan tenang.

K F K F K K O
F
L b

F
C
O
o
K F K F K F K p

Keterangan :
L : Leader
Co : Co Leader
F : Fasilitator
O : Observer
K : Klien
Op : Operator
S : Salon

Petunjuk
Klien duduk melingkar bersama perawat.

3.6 METODE TAKS


1. Dinamika kelompok.
2. Diskusi dan tanya jawab

3.7 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Terapi Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada :
Hari, Tanggal : Rabu, 6 Februari 2013
Waktu : Pukul 08.00 WIB s.d selesai
Tempat : Ruang Flamboyan.

3.8 NAMA KLIEN DAN RUANGAN


Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 8 orang, sedangkan sisanya
sebagai cadangan jika klien yang ditunjuk berhalangan. Adapun nama-
nama klien yang akan mengikuti TAK serta pasien sebagai cadangan yaitu:
Klien peserta TAK :
1. Ny. A
2. Ny. L
3. Ny. W
4. Ny. L
5. Ny. L
6. Ny. E
7. Nn. Y
8. Ny. H
9. Ny. I
10. Ny. S

3.9 MEDIA DAN ALAT


1. Bola
2. Salon dan lagu
3. Tape recorder
4. Kertas (papan nama)
5. Bolpoin
6. Peniti

3.10 SUSUNAN PELAKSANA


Susunan TAKS sebagai berikut :
1. Leader : Nur Yahya
2. Co. Leader : Mei Yanti D.I
3. Fasilitator 1 : Titin Syofiana
4. Fasilitator 2 : M. Yunus
5. Fasilitator 3 : Maria Yovita. N
6. Fasilitator 4 : Tri Sulis. P
7. Fasilitator 5 : Zaenuddin
8. Fasilitator 6 : Yustinus Ngebu. M
9. Observer : Musrifatun A
10. Operator : Yuliandik A.L

3.11 LANGKAH KEGIATAN


1. PERSIAPAN
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu isolasi sosial: menarik
diri dan harga diri rendah.
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. ORIENTASI
Pada tahap ini terapis melakukan :
a. Memberikan salam terapeutik: salam dari terapis.
b. Evaluasi / validasi: menanyakan perasaan klien saat ini.\
c. Kontrak:
1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu memperkenalkan diri.
2) Menjelaskan aturan main sebagai berikut :
a) Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus
meminta izin kepada terapis.
b) Lama kegiatan kurang lebih 45 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. TAHAP KERJA
a. Jelaskan kegiatan yaitu lagu pada tape recorder akan di
hidupkan, serta bola diedarkan berlawanan arah jarum jam. Dan
pada saat tape di matikan, maka anggota kelompok yang
memegang bola memperkenalkan diri.
b. Hidupkan lagu pada tape recorder dan edarkan bola berlawanan
jarum jam.
c. Pada saat lagu di hentikan, anggota kelompok yang memegang
bola mendapat giliran untuk menyebutkan: salam, nama
lengkap, nama panggilan, hoby, dan asal di mulai dari terapis
sebagai contoh.
d. Tulis nama panggilan pada kertas atau papan nama dan temple
atau pakai dengan menggunakan peniti.
e. Ulangi sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
f. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberi tepuk tangan dan hadiah.
4. TAHAP TERMINASI
a. Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b. Memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
c. Rencana tindak lanjut.
Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih
memperkenalkan diri kepada orang lain di kehidupan sehari-
hari.
d. Masukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan
harian klien.
e. Kontrak yang akan datang.
a) Menyepakati kegiatan berikut yaitu berkenalan dengan
anggota kelompok.
b) Menyiapkan waktu dan tempat
5. KRITERIA EVALUASI
1) Evaluasi Input
a. Tim berjumlah 10 orang yang terdiri atas 1 leader, 1 Co
leader, 6 fasilitator, 1 observer dan 1 operator.
b. Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik.
c. Peralatan tape recorder dan lagu system berfungsi dengan
baik.
d. Tersedia bola.
e. Klien, tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan
kriteria dan karakteristik klien untuk melakukan terapi
aktivitas kelompok sosialisasi.
2) Evaluasi Proses
a. Leader menjelaskan aturan main dengan jelas.
b. Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien.
c. Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan
untuk dapat mengawasi jalannya permainan.
d. 100% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti
kegiatan dengan aktif dari awal sampai selesai.
3) Evaluasi Output
Setelah mengadakan terapi aktivitas kelompok sosialisasi
dengan 8 klien yang diamati, hasil yang diharapkan adalah
sebagai berikut :
a. 100% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti
kegiatan dengan aktif dari awal sampai selesai.
b. 100% klien dapat meningkatkan komunkasi non verbal:
bergerak mengikuti instruksi, ekspresi wajah cerah, berani
kontak mata.
c. 100% klien dapat meningkatkan komunikasi verbal
(menyapa klien lain atau perawat, mengungkapkan perasaan
dengan perawat).
d. 100% klien dapat meningkatkan kemampuan akan kegiatan
kelompok (mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai).
e. 100% klien mampu melakukan hubungan sosial dengan
lingkungannya (mau berinteraksi dengan perawat / klien
lain)

BAB IV
T.A.K SOSIALISASI
SESI I DAN II

4.1 TUJUAN
1. SESI 1
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan : nama
lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi.
2. SESI 2
Klien mampu mengungkapkan perasaan yang dialami sekarang.

4.2 EVALUASI DAN DOKUMENTASI


1. EVALUASI
1) Sesi I TAKS : Kemampuan Memperkenalkan Diri
a. Kemampuan Verbal
b. Kemampuan non verbal
Petunjuk :
a. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang
ikut TAK.
b. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda
cek list (√) jika ditemukan kemampuan pada klien, atau tanda
(×) jika tidak ditemukan.
c. Jumlah kemampuan yang ditemukan, jika 3 atau 4 klien
mampu, dan jika 0,1 atau 2 klien belum mampu.
2) Sesi II TAKS : Kemampuan Berkenalan
a. Kemampuan Verbal
Petunjuk :
a) Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang
ikut TAK.
b) Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi
tanda cek list (√) jika ditemukan kemampuan pada klien,
atau tanda (×) jika tidak ditemukan.
c) Jumlah kemampuan yang ditemukan, jika 3 atau 4 klien
mampu, dan jika 0,1 atau 2 klien belum mampu.
b. Kemampuan non verbal
Petunjuk :
a) Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang
ikut TAK.
b) Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi
tanda cek list (√) jika ditemukan kemampuan pada klien,
atau tanda (×) jika tidak ditemukan.
c) Jumlah kemampuan yang ditemukan, jika 3 atau 4 klien
mampu, dan jika 0,1 atau 2 klien belum mampu.
2. DOKUMENTASI
1) Sesi I TAKS
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK
pada saat proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti
sesi I TAKS, klien mampu memperkenalkan diri secara verbal dan
non verbal, dianjurkan memperkenalkan diri pada klien lain di
ruang rawat (buat jadwal).
2) Sesi II TAKS
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien ketika
TAK`pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klien
mengikuti sesi II TAKS, klien mampu mengungkapkan perasaan
yang dirasakan saat terapi.

DAFTAR PUSTAKA

Herawaty, Netty. 1999. Materi Kuliah Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : EGC.
Stuart, Gail Wiscart & Sandra J. Sundeen. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa.
Edisi 3. Jakarta : EGC
http://badiuljannah.blogspot.com/2011/05/proposal-terapi-aktivitas
kelompok.html#!/2011/05/proposal-terapi-aktivitas-kelompok.html. Diakses pada
tanggal 2 Februari 2012, pukul 10.00.
http://goresanpenamustiko.blogspot.com/2012/06/sosiologi-pengertian-
sosialisasi.html. Diakses pada tanggal 2 Februari 2012, pukul 10.00.
LAMPIRAN

SESI I TAKS
KEMAMPUAN MEMPERKENALKAN DIRI

a Kemampuan Verbal

Aspek yang Nama klien


No VIII
dinilai I II III IV V VI VII
Menyebutkan
1
nama lengkap

Menyebutkan
2
nama panggilan

Menyebutkan
3
Asal
Menyebutkan
4
hobi
Jumlah
b Kemampuan non verbal

Aspek yang Nama klien


No
dinilai

1 Kontak mata

2 Duduk tegak
Menggunakan
3 bahasa tubuh
yang sesuai
Mengikuti
kegiatan dari
4
awal sampai
akhir
Jumlah

Anda mungkin juga menyukai