Anda di halaman 1dari 11

2.

2 Bidang Usaha Wirausaha

Bidang Usaha Formal

Bidang usaha formal yaitu bidang usaha yang memiliki badan hukum. Bidang usaha formal
bisa dalam bentuk PT, firma, CV, koperasi, dan sebagainya. Untuk mendirikan usaha ini
membutuhkan modal yang besar. Sehingga untuk memasukinya perlu pertimbangan dan
persiapan yang matang. Misalnya: industri pangan, biro perjalanan, restoran, koperasi simpan
pinjam, penginapan, dan sebagainya.

Bidang Usaha Informal

Bidang usaha informal yaitu bidang usaha yang tidak harus memiliki badan hukum. Jenis
usaha ini seperti tukang bakso, penjual asongan, penjual buku-buku bekas, dan sebagainya.

Timbulnya usaha informal berhubungan dengan urbanisasi atau migrasi dari desa ke kota.
Keterbatasan daya serap industri di kota, rendahnya tingkat pendidikan, dan keterampilan
kerja sehingga tidak tertampung dalam sektor formal. Berikut ini ciri-ciri usaha informal.

1. Membutuhkan modal yang relatif.


2. Tidak membutuhkan keahlian khusus.
3. Tidak perlu ada izin usaha.
4. Umumnya tidak mempunyai tempat usaha yang permanen.
5. Pola kegiatannya tidak teratur.

Pertimbangan dalam Memilih Badan Usaha

Pendirian suatu badan hukum perusahaan haruslah memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan. Ada beberapa faktor untuk memilih badan usaha yang akan dijalankan. Dalam
praktiknya, pertimbangan utama pemilihan bentuk badan hukum perusahaan antara lain:

1. Jenis usaha yang dijalankan

Hal pertama yang dipertimbangkan adalah jenis usaha apa yang akan dijalankan. Sesuai
dengan keinginan, badan usaha yang akan dijalankan bisa dalam bentuk perdagangan,
industri dsb. Orang yang ingin membuka usaha, harus selektif dalam memilih jenis usaha
yang mengeluarkan modal tidak terlalu besar dengan resiko kerugian kecil.

2. Batas wewenang dan tanggung jawab pemilik

Ketika menjalankan bisnis, ada 2 hal yang sangat erat berkaitan, yaitu mengenai pengambilan
keputusan dan batas kewenangan dalam menjalankan bisnis. Karakter badan usaha sangat
menentukan hal ini. Karena tidak semua badan usaha memiliki pemisahan tanggung jawab
antara pemilik dengan badan usahanya. Dalam hal memilih CV atau Firma sebagai badan
usaha, ketika timbul suatu kerugian, maka kerugian tersebut menjadi tanggung jawab
pemiliknya juga, hingga ke harta pribadi. Berbeda dengan Perseroan Terbatas, dimana ada
keterbatasan tanggung jawab.
3. Kapasitas Keuangan dan Kemudahan Pendirian

Umumnya para pebisnis berskala kecil, ingin memilih pendirian badan usaha yang prosesnya
sederhana dan biaya sesuai dengan kapasitas keuangannya. Ketika budgetnya tidak
mencukupi untuk mendirikan Perseroan Terbatas, seringkali badan yang dipilih adalah CV.
Namun yang harus diperhatikan adalah karakter dari badan usaha yang dipilih berikut
tanggung jawabnya.

4. Kemudahan memperoleh modal


Dalam bisnis, pemisahan keuangan pribadi dengan bisnis adalah hal mutlak. Ketika
membuat badan usaha, diharapkan dapat membuat rekening atas nama perusahaan tersebut.
Sehingga, untuk keperluan permodalan, akan dapat dengan mudah mengajukan ke
perbankan atau investor apabila cash flow yang telah berdiri sendiri dan berjalan baik dari
bisnis tersebut sudah diletakkan pada wadah khusus, yaitu rekening perusahaan.

5. Besarnya resiko kepemilikan


Para pengusaha harus memikirkan resiko-resiko yang akan terjadi dalam perusahaannya.
Misalnya pengusaha dalam bidang industri akan menggunakan alat-alat produksi yang
membutuhkan perawatan sesering mungkin agar terhindar dari resiko kerusakan, cacat, dll.

6. Perkembangan usaha
Pengusaha haruslah visioner, oleh karena itu optimisme dalam mengembangkan bisnis juga
merupakan pertimbangan dalam memilih badan usaha. Seiring dengan perkembangan bisnis,
maka tidak hanya omset yang makin besar, namun resikonya juga makin besar. Oleh karena
itu perlu disesuaikan dan dipersiapkan strategi memilih badan usaha yang tepat.

7. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha


Agar usaha dapat terkoordinir dengan baik, pengusaha hendaknya melibatkan pihak-pihak
lain yang dapat mendukung jalannya perusahaan. Pihak-pihak tersebut ditempatkan pada
bagian-bagian yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

8. Kewajiban dari peraturan pemerintah


Sebagai warga Negara yang baik, pengusaha harus memperhatikan peraturan-peraturan
pemerintah seperti ijin industri, NPWP, akta notaries, pajak dan ijin domilisi.

Dengan mempertimbangkan beberapa faktor di atas, maka diharapkan badan usaha


yang dipilih benar-benar sesuai dengan harapan pemiliknya. Seiring dengan perkembangan
bisnisnya, maka pemilihan badan usaha juga harus memiliki visi yang jauh ke depan.

Cara Memilih / Menentukan Jenis Usaha Secara Tepat:

1. Memperhatikan Lokasi

Jika kita sudah memiliki lokasi yang akan kita jadikan tempat usaha, perhatikan jenis usaha
apa saja yang telah didirikan orang lain. Dengan memperhatikan jenis usaha yang telah
didirikan orang lain, tentunya kita bisa dengan mudah mengetahui jenis usaha apa saja yang
telah di dirikan, sehingga kita bisa mendirikan usaha yang berbeda dengan usaha yang telah
didirikan oleh orang lain. Tujuannya adalah agar usaha yang akan kita dirikan menempati
posisi jenis usaha baru di sekitar lokasi tersebut. Apabila belum memiliki tempat usaha, tentu
kita harus mencari lokasi untuk mendirikan usaha. Dalam mencari lokasi usaha, tentunya kita
juga harus memperhatikan lokasi yang akan menjadi tempat usaha. Sebaiknya kita mencari
lokasi usaha yang belum ada jenis usaha yang akan di dirikan.

2. Membuat Daftar Bidang Usaha

Tidak ada salahnya jika kita membuat beberapa daftar bidang usaha yang akan kita pilih.
Dengan membuat daftar bidang usaha, tentunya kita dapat mengetahui jenis usaha apa saja
yang belum banyak didirikan orang lain. Setelah menemukan beberapa daftar bidang usaha,
tentukan bidang usaha apa yang paling sesuai dengan lokasi dan kemampuan kita.

3. Mempelajari Bidang Usaha Yang Telah Dipilih

Setelah memilih bidang usaha apa yang akan kita ambil, sebaiknya pelajari lagi bidang usaha
yang telah dipilih tersebut sampai kita benar-benar memahaminya. Jika kita berhasil
memahaminya, tentunya usaha yang kita pilih bisa dengan mudah kita dirikan. Namun, jika
kita kesulitan memahami bidang usaha yang akan kita pilih, sebaiknya kita kembali pada poin
kedua, yaitu membuat daftar bidang usaha.

2.3. Pengertian dan Jenis-jenis Badan Usaha

Badan usaha adalah payung hukum yang membawahi usaha yang akan dijalankan.
Payung hukum ini penting agar perusahaan tidak melanggar hukum dalam aktifitasnya,
artinya di mata hukum perusahaan yang dijalankan sah. Jika suatu hari terdapat tuntutan
hukum, usaha tersebut dapat dilindungi.

Di Indonesia terdapat beberapa jenis badan hukum yang dapat dipilih. Masing-masing
badan hukum memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun badan hukum yang ada adalah
sebagai berikut :

1. Perusahaan Perseorangan
2. Firma (Fa)
3. Perseroan Komanditer (CV)
4. Koperasi
5. Yayasan
6. Perseroan Terbatas

Berikut ini akan dijelaskan pengertian, syarat-syarat pendirian, modal, tujuan


perusahaan, bidang usaha, dan sebagainya.

1. Perseorangan

Perusahaan perseorangan merupakan perusahaan yang dikelola dan diawasi oleh satu
orang. Di satu sisi pengelolah memperoleh semua keuntungan perusahaan, di sisi lain ia juga
menanggung semua resiko yang timbul dalam kegiatan perusahaan. Pendirian dari
perusahaan perseoragan sangatlah sederhana, tidak memerlukan persyaratan khusus dan tidak
memerlukan modal yang besar.

Kelebihan dari perusahaan ini adalah disamping pendiriannya yang mudah dan
modalnya relatif kecil, perusahaan ini juga tidak memerlukan organisasi yang besar.
Kelebihan lain yaitu semua wewenang dan keputusan ada di tangan pemilik dan keuntungan
sepenuhnya menjadi hak pemilik usaha.

Kelemahan perusahaan ini relatif sulit berkembang karena biasanya menggunakan


manajemen keluarga. Banyak perusahaan jenis ini hanya hidup sesaat. Begitu pemiliknya
meninggal maka usahanya pun bubar. Selain itu, penambahan modal juga relatif sulit. Contoh
perusahaan perseorangan yang banyak dilakukan masyarakat adalah usaha dagang (UD) atau
toko bangunan (TB).

2. Firma (Fa)

Firma merupakan badan usaha yang didirikan oleh beberapa orang dengan
menggunakan nama bersama atau satu nama digunakan bersama. Dalam firma semua anggota
bertanggung jawab seutuhnya, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama terhadap utang-
utang perusahaan kepada pihak lain. Bila mengalami kerugian akan di tanggung bersama-
sama.

Kelebihan dari firma yaitu manajemen yang lebih baik dan perolehan dana dari pihak
luar relatif lebih mudah. Pendiriaan firma juga bertujuan untuk mencari keuntungan semata.

Sementara kelemahannya yaitu jika salah satu pemilik firma tidak ada, akibatnya
kelanjutan uasahanya menjadi tidak menentu. Contoh firma adalah Fa.Amir Mahmud yang
bergerak di bidang perdagangan rempah-rempah.

3. Perseroan Komanditer (CV)

Perusahaan komanditer atau Comanditer Vennotschap (CV) merupakan persekutuan


yang didirikan oleh beberapa orang (sekutu) yang menyerahkan dan mempercayakan
uangnya untuk dipakai dalam persekutuan. Sekutu dalam CV dapat dikelompokkan menjadi
sekutu komplementer dan sekutu komanditer. Sekutu komplementer adalah orang yang
bersedia memimpin pengaturan perusahaan. Sedangkan sekutu komanditer adalah orang yang
mempercayakan uangnya dengan kata lain sebagai pemberi modal.

Kelebihan perusahaan jenis ini adalah dalam hal tanggung jawab terutama bagi sekutu aktif
dan pasif. Kebutuhan akan modal dan pengembangan usaha juga relatif lebih muda.

Kekurangannya yaitu untuk mendirikan CV lebih susah, karena melalui akta notaris dan
didaftarkan ke Departmen Kehakiman dan juga status hukum badan usaha CV jarang dipilih
oleh pemilik modal atau beberapa proyek besar.

4. Koperasi
Koperasi adalah jenis badan usaha yang beranggotakan orang – orang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berlandaskan asas kekeluargaan. Koperasi dibentuk
melalui rapat anggota minimal dua puluh orang yang masing-masing memenuhi tiga syarat
berikut :

a. Mampu melaksanakan tindakan hukum


b. Menerima landasan idiil, asas, dan sendi dasar koperasi
c. sanggup dan bersedia melakukan kewajiban dan hak sebagai anggota koperasi

Berikut beberapa jenis koperasi yang dapat kita dirikan yaitu :

a. Koperasi Produksi
b. Koperasi Konsumsi
c. Koperasi Jasa
d. Koperasi Serbaguna Usaha
e. Koperasi Fungsional dan Golongan Masyarakat Tertentu

Koperasi memiliki dua jenis modal yaitu modal sendiri dan modal pinjaman. Modal
sendiri berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, atau hibah. Sementara
itu, modal pinjaman berasal dari anggota koperasi, bank dan lembaga keuangan lainnya, atau
dari penerbitan obligasi serta surat utang lainnya.

5. Yayasan

Yayasan merupakan badan usaha yang tidak bertujuan mencari keuntungan, tetapi
lebih menekankan usahanya pada tujuan sosial. Modal yayasan didapatkan dari sumbangan,
wakaf, hibah, atau sumbangan lainnya. Yayasan memiliki dewan pengurus yang mengurusi
kegiatan yayasan tersebut.

Pendirian yayasan dilakukan untuk bidang pendidikan, kesehatan, panti sosial, atau
lembaga swadaya masyarakat. Dewasa ini pendirian yayasan sudah banyak diselewengkan
dari cita-cita awal, yaitu dari usaha sosial menjadi usaha komersal.

6. Perseroan Terbatas

Perseroan terbatas atau yang lebih dikenal dengan nama PT adalah badan hukum yang
memiliki tanggung jawab terbatas. Terbatas artinya terbatas tanggung jawabnya hanya
sebatas modal yang disetorkan. Perusahaan jenis ini paling banyak digunakan dan diminati
oleh para pengusaha, terutama untuk usaha yang memiliki modal dan kapasitas besar serta
jangkauan luas.

Kelebihannya antara lain tanggung jawab masing-masing pihak tergantung dari


jumlah modal yang disetor, luasnya bidang usaha yang dimiliki, dan kemudahan untuk
memperoleh modal atau ekspansi.

Jenis-Jenis PT di Indonesia :
a. Perseroan Terbatas (PT) Tertutup

PT Tertutup adalah suatu PT yang saham-sahamnya hanya dimiliki oleh orang-orang


tertentu, tetapi setiap orang dapat ikut serta dalam modalnya. Biasanya para pemegang
saham berasal dari keluarga sendiri atau sahabat. Surat sahamnya dituliskan dengan
“atas nama”.

b. Perseroan Terbatas (PT) Terbuka

PT Terbuka adalah PT yang saham – sahamnya boleh dimiliki oleh setiap orang.
Sehingga setiap orang bisa ikut ambil bagian dalam permodalan perusahaan. Saham –
saham PT terbuka biasanya ditulis dengan “atas tunjuk” sehingga mudah dipindah
tangankan dengan menjualnya ke pihak lain.

c. Perseroan Terbatas (PT) Kosong

PT Kosong adalah PT yang sudah tidak menjalankan usahanya lagi, hanya tinggal
namanya saja. Dikarenakan PT ini masih terdaftar, maka PT ini dapat dijual untuk
diusahakan lagi. Umumnya PT Kosong menanggung utang yang sulit dibayar tanpa
menjual seluruh saham-sahamnya.

d. Perseroan Terbatas (PT) Asing

PT Asing adalah PT yang didirikan di luar negeri menurut hukum yang berlaku di
tempat itu serta memiliki tempat kedudukan di luar negeri.

e. Perseroan Terbatas (PT) Domestik

PT Domestik adalah PT yang menjalankan kegiatan usahanya dan berada di dalam


negeri, serta mengikuti peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah
setempat.

f. Perseroan Terbatas (PT) Perseorangan

PT Perseorangan adalah PT dengan keadaan dimana hanya terdapat satu orang


pemegang saham yang juga menjadi direktur perusahaan tersebut.

Contoh:

a. PT. Djarum

b. PT. Gudang Garam

c. PT. Indofood, Tbk.

d. PT Unilever Indonesia Tbk.

e. PT Astra International Tbk.


Untuk mendirikan perseroan terbatas dipersyaratkan memiliki modal tertentu yang besarnya
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Modal perseroan terdiri dari tiga jenis sebagai berikut :

a. Modal dasar (authorized capital)

Modal dasar merupakan modal yang diperlukan pertama kali perusahaan didirikan dan modal
tersebut tertera dalam akte notaris. Misalnya PT Sungailiat Tbk. Didirikan dengan modal
dasar Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) yang berbentuk saham.

b. Modal ditempatkan atau dikeluarkan (issued capital)

Modal ditempatkan merupakan modal yang telah ditempatkan atau dikeluarkan para
pemegang saham. Besarnya modal ditempatkan miniman 25 persen dari modal dasar.

c. Modal Setor (paid-up capital)

Modal setor merupakan modal yang harus disetor oleh pemegang saham yang jumlahnya
sebesar 50 persen dari modal ditempatkan.

Persyaratan dan tata cara untuk mendirikan perseroan terbatas yang harus dipenuhi adalah :

a. PT didirikan sekurang-kurangnya oleh 2 orang


b. Pendirian PT dituangkan dalam Akte Notaris
c. Bahasa yang dignakan adalah Bahasa Indonesia
d. Mencantumkan perkataan “PT” dalam Akte Notaris
e. Disahkan oleh Mentri Kehakiman
f. Didaftarkan berdasarkan Undang-undang Wajib Daftar Perusahaan
g. Diumumkan dalam Berita Negara
h. Memiliki modal dasar skurang-kurangnya Rp.20.000.000,00
i. Modal ditempatkan sekurang-sekurangnya 25 persen
j. Menyetor modal setor 50 persen dari modal ditempatkan pada saat perusahaan
didirikan.

2.4 Poses Pendirian Badan Usaha

Salah satu yang paling penting dalam pembentukan sebuah badan usaha adalah
perizinan usaha. Izin usaha merupakan bentuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak
yang berwenang atas penyelenggaraan kegiatan usaha. Surat izin usaha yang diperlukan
dalam pendirian usaha diantaranya:

1. Surat Izin Tempat Usaha (SITU).


2. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).
3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
4. Nomor Register Perusahaan (NRP).
5. Nomor Rekening Bank (NRB).
6. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
7. Surat izin lainnya yang terkait dengan pendirian usaha.
Pendirian suatu perusahaan tergantung dari jenis badan usaha yang dipilih. Ada badan
usaha yang memerlukan beberapa dokumen saja, ada pula yang memerlukan dokumen yang
lebih banyak. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap badan usaha berbeda. Waktu yang
dibutuhkan untuk mendirikan masing-masing badan usahapun berbeda.

Berikut ini adalah contoh proses pendirian badan usaha untuk badan usaha yang
berbentuk Persekutuan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT) dan yayasan.

1. Mengadakan rapat umum pemegang saham

Para calon pemegang saham sepakat untuk membicarakan pembentukan usaha dengan
segala hak dan kewajibannya dalam rapat umum pemegang saham. Hasil rapat ini dibuatkan
notulennya, mulai dari awal sampai akhir sebagai bukti kesungguhan mereka untuk
mendirikan badan usaha.

2. Dibuatkan akte notaris

Setelah ada kesepakatan untuk mendirikan badan usaha, kesepakatan itu dituangkan
dalam akte notaris. Di dalam akte notaris tersebut, dicantumkan nama-nama pendiri,
komisaris, direksi, bidang usaha, dan tujuan perusahaan didirikan.

3. Didaftarkan di pengadilan negeri

Selanjutnya oleh notaris akta ini didaftarkan di pengadilan negeri untuk mendapatkan
pengesahan sebagai badan hukum yang sah. Segala persyaratan harus segera dipenuhi, seperti
dokumen dan izin domisili, surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP), dan Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) berikut data diri masing-masing.

4. Diberitakan dalam lembaran negara

Badan usaha yang telah memperoleh legalitas dari Departemen Kehakiman akan
diberitakan dalam berita negara.

2.5. Faktor-faktor Penyebab Kegagalan Usaha

Seperti sudah dikemukakan sebelumnya, meskipun sudah dilakukan penelitian secara


cermat, setiap bisnis atau usaha tidak dijamin seratus persen akan berhasil. Secara umum
fakttor-faktor yang menyebabkan kegagalan terhadap hasil yang dicapai meskipun telah
dilakukan studi dan perhitungan secara benar dan sempurna adalah sebagai berikut :

a. Data dan informasi tidak lengkap

Pada saat melakukan perencanaan data dan informasi yang disajikan kurang lengkap
sehingga hal-hal yang seharusnya menjadi penilaian tidak ada. Oleh karena itu, sebelum
usaha dijalankan, sebaiknya kumpulkan data dan informasi selengkap mungkin melalui
berbagai sumber yan dapat dipercaya.

b. Salah perhitungan
Kegagalan dapat pula terjadi karena salah dalam melakukan perhitungan. Misalnya rumus
atau cara menghitung yang salah digunakan sehingga hasil yang dikeluarkan tidak akurat.

c. Pelaksanaan pekerjaan sah

Para pelaksana usaha di lapangan sangat memegang peranan penting dalam keberhasilan
menjalankan usaha tersebut. Jika para pelaksana tidak melaksanakan usaha dengan benar
maka usaha tersebut kemungkinan akan gagal.

d. Kondisi lingkungan

Kegagalan lainnya disebabkan oleh unsur-unsur yang tidak dapat di kendalikan.


Perubahan lingkungan tersebut misalnya perubahan ekonomi, politik, hukum, sosial, dan
perubahan perilaku masyarakat atau karena bencana alam.

e. Unsur sengaja

Kegagalan yang fatal disebabkan oleh adanya faktor kesengajaan untuk berbuat kesalahan.
Artinya karyawan sengaja membuat kesalahan yang tidak sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya dengan berbagai sebab.
Daftar Pustaka

Kasmir. (2011). Kewirausahaan. (edisi revisi). Jakarta. Rajagrafindo Persada.


RINGKASAN MATERI
KEWIRAUSAHAAN
Ringkasan materi ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam perkuliahan Kewirausahaan
Pengampu: Drs I Komang Ardana, MM

NAMA KELOMPOK :

Ni Putu Sintya Dyantari (1707521041)

A.A Ayu Intan Kusuma Wardhani (1707521074)

Ni Made Anais Sri Wandari (1707521089)

Kadek Mellyana Teja Utami Putri (1707521107)

Ni Luh Putu Prawerti Widhari (1707521077)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

BALI

2018

Anda mungkin juga menyukai