Lomba Esai GOI
Lomba Esai GOI
BLOK RESPIRASI
G0015170
Alveoli pada Paru
Sel epitel alveoli tipe 2 (granular pneumocyte, giant corner cell, type 2
pneumocyte) adalah sel kuboid dengan diameter sekitar 10 μm dan volume
sekitar 450 - 900 μm. Sel tipe 2 melapisi sekitar 5% permukaan alveoli,
jumlahnya sekitar 15% dari sel distal paru dan bersifat lebih resisten terhadap
cedera. Permukaan apikal ditutupi oleh mikrovili.
Sel tipe 2 terutama berfungsi untuk sintesis dan produksi epitel alveoli.
Sel tipe 2 berperan untuk repair karena kemampuannya berproliferasi,
dan berperan pada kultur sel karena mempunyai protein spesifik yang
mampu berdiferensiasi menjadi sel tipe 1 dan sel tipe 2. Protein
tersebut diproduksi oleh sel tipe 2, baik secara in vivo maupun in vitro,
yaitu laminin, fibronectin, entactin, tenascin, dan kolagen tipe IV.
Kanal ion yang berperan pada resorpsi ion dan tempat transpor cairan
transepitel terdapat pada sel tipe 2. Sel tipe 2 juga mengekspresikan beberapa
aquaporin,yaitu kanal cairan yang mengatur pergerakan cairan transepitel.
Sel AE2, Stem Cell dari Epitel Alveolar
Sel AE2 (Alveolar Epithelial type 2) merupakan sel induk dari epitel
alveolar. Epitel alveolar dapat diklasifikasikan sebagai terus memperbaharui
jaringan karena terdiri dari populasi sel (AE2) yang ditandai dengan potensi
yang hampir tak terbatas untuk berkembang biak. Seperti populasi sel,
mampu baik perawatan diri dan diferensiasi terminal, yang disebut batang
populasi sel tisu. Dalam terus memperbaharui jaringan, populasi sel induk
menghasilkan keturunan yang lebih besar dari yang diperlukan. Kelebihan sel
dikeluarkan oleh hilangnya sel untuk menghindari peningkatan yang stabil
dalam massa sel.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengganti semua sel dari populasi tertentu,
diistilahkan waktu pergantian sel, cukup bervariasi dan tergantung pada
jaringan tertentu, tahap perkembangan atau usia, dan patogen. Telah
dilaporkan berlangsung hanya 2-10 hari untuk epitel bronkial mamalia
dewasa, dan 4-5 minggu untuk epitel alveolar. Waktu pergantian selmungkin
jauh lebih cepat dalam kasus cedera, misalnya hanya 3 hari pada tikus setelah
kerusakan epitel alveolar hyperoxic. Perbedaan ini didukung oleh ≈10 kali
lipat peningkatan permukaan alveolar ditutupi oleh sel-sel AE2 dalam 3 hari
angsur in vivo faktor pertumbuhan keratinosit (KGF), sel mitogen AE2 .
Proliferasi dari sel AE2
Konsep sel AE2 sebagai sel induk dewasa dari epitel alveolar diusulkan
oleh Kapanci dan rekan kerjanya, dan diterima secara luas hari ini. Selama
ontogenesis, sel AE2 mungkin berasal dari sel prekursor umum untuk sel AE2
dan Clara. Ketika membelah, sel AE2, seperti jenis lainnya sel, harus
memasuki siklus sel untuk mencapai replikasi DNA dan mitosis. Siklus sel
dikontrol ketat di beberapa pos pemeriksaan yang mengendalikan transisi dari
satu fase (G1, S, G2, M) ke yang berikutnya, dan hal tersebut juga berkaitan
dengan kematian sel terprogram (apoptosis), sehingga menghindari replikasi
sel dengan cacat genetik. Sehingga ketika sel AE2 terdapat sel - sel yang
rusak, dapat segera ditangani.
Seluruh permukaan alveolar paru pada mamalia dilapisi oleh lapisan tipis
menyeluruh yang disebut alveolar lining layer yang di dalamnya
mengandung surfaktan paru. Surfaktan paru merupakan materi kompleks
yang terdiri dari lipid dan protein yang disekresi oleh pneumosit tipe II yang
melapisi alveoli. Sel ini mulai muncul pada sekitar usia kehamilan 21 minggu
dan mulai memproduksi surfaktan pertamakali antara minggu ke 28 dan 32
kehamilan. Surfaktan memegang peranan penting dalam fisiologi paru..
Fosfolipid utama penyusun surfaktan adalah fosfatidilkolin (disebut juga
lesitin) dan fosfatidilgliserol. Protein komponen penyusun surfaktan terdiri
dari empat surfactant-related proteins, yaitu dua protein hidrofilik (SP-A dan
SP-D) dan dua protein hidrofobik (SP-B dan SP-C).
Kemajuan riset mengenai terapi surfaktan pada kasus RDS dan penyakit
paru neonatus lainnya telah memberikan manfaat yang besar terhadap luaran
bayi yang dilahirkan. Namun tingginya harga preparat surfaktan telah
membatasi penggunaannya secara luas di berbagai negara. Untuk itu di masa
mendatang diperlukan penelitian lanjutan untuk memenuhi kebutuhan yang
mendesak akan preparat surfaktan dengan harga yang lebih murah.
DAFTAR PUSTAKA
Aphridasari,Jatu.,Lusiana,.(2015).Peranan Epitel Alveoli pada Edema Paru
Non-kardiogenik.CDK-227, Vol 42 –4, 271 -274.
Fehrenbach,H.(2000).Alveolar epithelial type II cell: defender of the alveolus
revisited.Respiratory Research. Vol 2 No 1.
Suardana,Ketut.2013.Kerja Surfaktan dalam Pematangan Paru Bayi
Preterm.Denpasar.Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Tatang.2015.Fungsi Alveoli pada Sistem Pernapasan dan Strukturnya.
http://tatangsma.com/2015/03/fungsi-alveoli-pada-sistem-pernapasan-dan-str
uktu rnya.html . Online [Diakses tanggal 6 November 2016].