Anda di halaman 1dari 7

PREPLANNING KEGIATAN TERAPI KESEIMBANGAN

PADA Ny. R DI SERUNI I PSTW BONDOWOSO


KABUPATEN BONDOWOSO

TUGAS

Oleh:
Sri Wahyuni
NIM 162311101314

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jumlah lanjut usia (lansia) dari tahun ke tahun di Indonesia cenderung
meningkat. Kantor Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (KESRA) pada
tahun 2020 perkiraan penduduk lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34 %
dengan Usia Harapan Hidup sekitar 71,1 tahun (Kemensos, 2010).
Jumlah lansia yang terus meningkat, mendapat perhatian dari pemerintah
yang ingin meningkatkan kualitas hidup lansia. Kualitas hidup lansia dicapai salah
satunya dengan pencegahan masalah yang akan terjadi pada lansia. Jatuh merupakan
salah satu problem yang dihadapi lansia. Saat lansia jatuh akan terjadi penurunan
kemandirian lansia, meningkatnya biaya hidup lansia bahkan kematian, sehingga
perlu ada usaha pencegahan jatuh dengan mengidentifikasi berbagai resiko jatuh pada
lansia (Susiani, 2014).
Penyebab jatuh pada lansia adalah penyakit yang sedang diderita, seperti
hipertensi, stroke, sakit kepala atau pusing, nyeri sendi, reumatik dan diabetes.
Perubahan-perubahan akubat proses penuaan seperti penurunan
pendengaran, pengelihatan, status mental, lambatnya pergerakan, hidup sendiri,
kelemahan otot kaki bawah, gangguan keseimbangan dan gaya berjalan. Faktor
lingkungan terdiri dari penerangan yang kurang, benda benda di lantai (tersandung
karpet), tangga tanpa pagar, tempat tidur atau tempat buang air yang terlalu rendah,
lantai yang tidak rata, licin serta alat bantu jalan yang tidak tepat (Susiani, 2014).

B. Data yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut


1. Pengkajian Kesimbangan berdiri dan berjalan
2. Pengkajian Tingkat kemandirian Lansia
3. Pengkajiankekuatan otot dan riwayat jatuh yang pernah dialami klien
C. Masalah Keperawatan

Resiko Jatuh

2
BAB II
RENCANA KEPERAWATAN

A. Diagosa Keperawatan
Resiko jatuh b.d ketidakseimbangan berdiri
B. Tujuan Umum
Dapat melakukan aktivitas latihan keseimbangan dalam berdiri dan berjalan
C. Tujuan Khusus
Klien memiliki tingkat keimbangan yang baik sehingga menurunkan resiko
jatuh

BAB III
RANCANGAN KEGIATAN
A. Topik
Latihan keseimbangan berdiri dan berjalan pada Ny. R dengan resiko jatuh di Ruang
Seruni I
B. Metode Pelaksanaan
Aktivitas latihan keseimbangan berdiri dan berjalan

C. Sasaran dan Target


Ny R sebagai Penerma manfaat di Ruang Seruni I Unit Pelayanan Sosial Tresna
Werdha kabupaten Bondowoso.

D. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi :
a. Salam Teurapeutik
“Selamat pagi ibu, bagaimana kabarnya?”
b. Validasi
“Kemarin kami sudah berbincang-bincang ya bu? Masih ingat dengan saya?”
c. Kontrak waktu
Topic : “Hari ini, kita akan melakukan latihan keseimbangan bu, jadi nanti
bapak saya pandu untuk duduk, kemudian berdiri, dan berjalan dalam
beberapa hitungan dan cara yang akan saya bimbing”

3
Waktu : 30 menit
Tempat : di ruang Seruni I
2. Fase Kerja :
a. Mempersiapkan Klien untuk latihan keseimbangan
b. Membantu klien posisi berdiri di belakang kursi dengan tangan berpegangan
pada kursi. Berdiri satu kaku dengan kaki kanan diangkat dan tahan dalam tiga
hitungan. Kemudian berganti dengan kaki kiri
c. Intruksikan klien untuk mengangkat kaki kanan ke samping, dan tahan dalam
tiga hitungan. Kemudian berganti dengan kaki kiri.
d. Intruksikan klien untuk mengangkat kaki kanan ke belakang, dan tahan dalam
tiga hitungan. Kemudian berganti dengan kaki kiri.
e. Intruksikan klien untuk mengangkat kaki kanan ke depan, dan tahan dalam
tiga hitungan. Kemudian berganti dengan kaki kiri.
3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Respon klien terhadap tindakan keperawatan


 Evaluasi Subyektif: “Nah, setelah latihan tadi, bagaimana perasaanya bu?”
 Evalusi Objektif : Memperhatikan antusias dan motivasi klien saat melakukan
latihan
b. Tindak lanjut
Memotivasi klien untuk melakukan latihan secara mandiri sesuai kondisi klien
c. Kontrak
“hari ini cukup latihannya dengan saya, besok kita bisa latihan bersama lagi,
bagaimana? ibu bersedia?”

d. Media dan Alat Bantu


Kursi
e. Susunan Acara
10.00 – 10.05 : Mempersiapkan klien untuk latihan keseimbangan
10.05 – 10. 20 : Melakukan rangkaian latihan kesembangan berdiri
10.20 – 10.22 : Penutupan dan kontrak selanjutnya
f. Pengorganisasian
Fasilitator : I komang Arjana, S.kep
Peserta : Ny. R sebagai klien penerima manfaat

4
g. Kritreria Evaluasi
Klien dapat melakukan latihan keseimbangan berdiri dan berjalan sesuai
kondisi klien

h. Materi
LATIHAN KESEIMBANGAN
Latihan keseimbangan adalah latihan khusus yang ditujukan untuk membantu
meningkatkan kekuatan otot pada anggota bawah (kaki) dan untuk meningkatkan
sistem vestibular/kesimbangan tubuh. Organ yang berperan dalam sistem
keseimbangan tubuh adalah balance perception. Latihan keseimbangan sangat penting
pada lansia (lanjut usia) karena latihan ini sangat membantu mempertahankan
tubuhnya agar stabil sehingga mencegah terjatuh yang sering terjadi pada lansia.
Latihan keseimbangan ini sangat berguna untuk memandirikan para lansia
agar mengoptimalkan kemampuannya sehingga menghindari dari dampak yang terjadi
yang disebabkan karena ketidakmampuannya.
Otak, otot dan tulang bekerja bersama-sama menjaga keseimbangan tubuh
agar tetap seimbang dan mencegah terjatuh. Ketiga organ ini merupakan sasaran yang
terpenting dan harus dioptimalkan pada latihan keseimbangan, untuk itu program
latihan integrasi yang lengkap harus dipersiapkan oleh perawat atau fisioterapis.
Dasar untuk menciptakan program latihan keseimbangan yaitu pada awalnya adalah
latihan penguatan kemudian latihan penguatan tersebut dimodifikasikan dengan
latihan keseimbangan seperti berdiri dengan satu kaki atau memejamkan mata.
Sensitivitas sensor proprioseptif berfungsi mengatur keseimbangan tubuh,
inilah yang membuat kita menyadari posisi tubuh sedang berdiri, duduk atau sedang
melakukan aktivitas apapun sehingga tidak terjatuh atau tubuh oleng ketika berdiri.
Proprioseptif dapat ditemukan pada beberapa bagian tubuh seperti sekujur
kulit, otot dan sendi. Degenerasi fungsi proprioseptif merupakan awal gangguan
keseimbangan yang sering terjadi ketika mulai memasuki usia ke 50 tahun. Proses
alamiah tersebut akan menyebabkan metabolisme otot menurun, sehingga lemak
mudah mengumpul dan timbunan lemak ini yang membuat otot kehilangan kekuatan,
akibatnya keseimbangan tubuh juga semakin berkurang.
Latihan keseimbangan bertujuan untuk mengasah sensitivitas sensor
proprioseptif. Prinsip gerakan latihan keseimbangan cukup mudah hanya dengan
duduk kemudian berdiri yang dilakukan berulang - ulang, tetapi dapat menjadi sulit

5
bagi mereka yang keseimbangannya terganggu akan merasa seperti jatuh ketika
berdiri.
Gerakan pada latihan keseimbangan meliputi :
a. Keseimbangan 1
Duduk di kursi dengan badan tegak kemudian berdiri dan tahan satu detik.
Untuk permulaan ketika berdiri dapat berpegangan pada kursi. Lakukan 3 -
5 set dengan satu set 10 hitungan. Bila sudah mulai terbiasa latihan dapat
dilakukan dengan mata tertutup.
b. Keseimbangan 2.
Berdiri tegak dan berjalan lurus perlahan dengan kaki rapat, tumit
menyentuh ujung ibu jari kaki. Tempuh perjalanan sejauh - jauhnya. Bila
sudah mulai terbiasa latihan dapat dilakukan dengan mata tertutup.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ismaningsih.(2011). Perbedaan Pemberian Durasi Auto Static Stretching Otot Hamstring Ter
hadap Keseimbangan Dinamis Pada Lansia. Skripsi. Surakarta: UMS

Maryam R.S. (2009). Pengaruh Latihan Keseimbangan Fisik Terhadap Keseimbangan Tubuh
Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Wilayah Pemda DKI Jakarta. Tesis. Depok : FIK
UI

Anda mungkin juga menyukai