Anda di halaman 1dari 7

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. DEFINISI MRCP (Magnetic Resonance CholangioPancreatography)


MRCP atau Magnetic Resonance CholangioPancreatography adalah teknik
pemeriksaan relatif cepat dan non invasif untuk menvisualisasikan dan
mengevaluasi penyakit pada saluran empedu dan pancreas, khususnya dalam
diagnosis obstruksi saluran empedu(12)(13).
MRCP atau Magnetic Resonance CholangioPancreatography telah dikenal
sejak tahun 1991 sebagai metode non invasive untuk evaluasi kandung empedu
dan salurannya. Meskipun, ERCP (Endoscopy Retrograde
Cholangiopancretography) telah lebih dulu menjadi andalan untuk mendiagnosa
kelainan pada saluran biliary, namun komplikasi seperti pankreatitis, cholangitis,
hemorrgahe and perforasi duodenum tidak dapat didiagnosa dengan spesifik oleh
ERCP. MRCP dapat menggantikan diagnostic ERCP untuk mendiagnosa
kelainan-kelainan yang tidak mungkin atau sulit untuk dilakukan dengan ERCP
(11)
.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI


1. Pankreas (14)
Pankreas merupakan kelenjar retroperitoneal yang memiliki panjang
sekitar 12–15 cm (5–6 inci) dan tebal 2,5 cm (1 inci), terletak di kuadran kiri
atas abdomen dan bagian caput menempel pada organ doudenum. Pankreas
terdiri dari caput, badan, dan ekor yang terhubung ke duodenum dari usus
kecil oleh dua duktus (Gambar 2.1). Caput pancreas merupakan bagian paling
luas dan terletak dekat lekuk duodenum, sedangkan dari bagian superior ke
bagian kiri dari caput adalah badan pusat dan ekor yang meruncing.
Cairan pankreas disekresikan oleh sel-sel eksokrin melalui saluran
kecil yang akhirnya bersatu membentuk dua saluran yang lebih besar, yakni

5
duktus pankreas dan duktus aksesori. Kedua saluran ini yang akan
mengalirkan hasil sekresi ke dalam usus halus. Saluran pankreas atau saluran
Wirsung (VER-sung) adalah saluran yang memiliki ukuran lebih besar
dibandingkan saluran aksesori. Duktus pankreas bergabung dengan duktus
biliary komunis (CBD) yang berasal dari hati dan kantong empedu memasuki
duodenum yang disebut hepatopancreatic ampulla (atau ampulla vater).
Ampulla hepatopancreatic membuka pada elevasi dari mukosa duodenum
yang dikenal sebagai papilla duodenal mayor, yang terletak sekitar 10 cm (4
inci) lebih rendah daripada sfingter pilorus lambung. Cairan yang dihasilkan
oleh pankreas dan empedu dialirkan melalui ampulla hepatopancreatic ke
duodenum yang diatur oleh massa otot polos sekitarnya yang dikenal sebagai
sfingter Oddi. Saluran utama lainnya dari pancreas adalah saluran aksesori
(saluran Santorini), yang mengarah dari pankreas dan bermuara ke duodenum
sekitar 2,5 cm superior ke ampulla hepatopancreatic.
Terdapat beberapa fungsi dari organ pancreas antara lain (15):
a. Fungsi eksokrin, yakni membentuk getah pancreas yang berisi enzim dan
elektrolit.
b. Fungsi endokrin, yakni pada pancreas terdapat sel-sel epitelium yang
berbentuk pulau Langerhans yang secara bersama-sama membentuk
organ endokrin dan mensekresi insulin.
c. Fungsi sekresi eksternal, yakni cairan yang dihasilkan oleh pancreas
dialirkan ke duodenum yang berguna untuk membantu proses pencernaan
makanan di intestinum.
d. Fungsi sekresi internal, yakni sekresi yang dihasilkan oleh pulau-pulau
Langerhans langsung dialirkan ke dalam peredaran darah.
Gambar 2.1 Anatomi Pankreas (14)

2. Kandung Empedu (Gall Bladder)


Kandung empedu (Gall Bladder) merupakan sebuah kantong
berbentuk terong dan merupakan membrane berotot, letaknya dalam sebuah
lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai pinggir depannya. Kandung
empedu memiliki panjang 8-12 cm dan berkapasitas 60 cm³. Lapisan
kandung empedu terdiri dari lapisan luar berupa serosa/parietal, lapisan
tengah berupa otot bergaris, dan lapisan dalam berupa mukosa/visceral yang
disebut juga membran mukosa (Syarifuddin, 2006).
Bagian – bagian dari kandung empedu, antara lain:
1. Fundus gall bladder, merupakan bagian kandung empedu yang paling
akhir setelah corpus gall bladder.
2. Corpus gall bladder, merupakan bagian dari kandung empedu yang
didalamnya berisi getah empedu.
3. Colum gall bladder, merupakan saluran pertama masuknya cairan empedu
ke kandung empedu.
4. Ductus cysticus, panjangnya ± 3½ cm berjalan dari leher empedu dan
berhubungan langsung dengan duktus hepatikus, membentuk saluran
empedu ke duodenum.
5. Ductus hepaticus, yaitu saluran yang berfungsi sebagai tempat lewatnya
cairan empedu dari hepar ke gall bladder.
6. Ductus choleductus, yaitu saluran yang membawa cairan empedu ke
duodenum.
Fungsi dari kandung empedu (Gall Bladder) antara lain adalah sebagai
berikut (15):
1. Kandung empedu berfungsi sebagai tempat peyimpanan cairan
empedu yang dihasilkan oleh hepar.
2. Selain sebagai tempat peyimpanan, kandung empedu juga berperan
untuk meningkatkan kepekatan dari cairan empedu.

Gambar 2.2 Anatomi Gall Bladder (16)

3. Liver ( Hepar )
Liver (Hepar) merupakan organ berupa kelenjar terbesar yang ada di
tubuh manusia, yang terletak di bagian teratas dari rongga abdomen sebelah
kanan di bawah diafragma. Liver hampir sepenuhnya tertutup oleh
peritoneum visceral. Liver terbagi menjadi dua bagian yaitu lobus dextra dan
lobus sinistra yang dipisahkan oleh ligament falciform. Lobus dextra
memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri. Ligament
falciform meluas dari permukaan bawah diafragma antara dua lobus hepar ke
seluruh permukaan hepar, untuk membantu menangguhkan hepar di rongga
perut (14).

Gambar 2.3 Aantomi Hepar

Hepar diagi menjadi 4 (empat) belahan yaitu lobus kanan, lobus kiri,
lobus kaudatus, dan lobus kuadratus. Pada setiap belahan atau lobus terdiri
dari lobulus. Lobulus ini berbentuk polyhedral dan terdiri atas sel hati
berbentuk kubus dan cabang-cabang pembuluh darah diikat bersama oleh
jaringan hati. Hepar memiliki dua jenis persediaan darah, yaitu yang datang
melalui arteri hepatica dan yang melalui vena porta.
Adapun fungsi hepar menurut Syarifuddin,2006 antara lain sebagai
berikut :
a. Mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan yang
disimpan di suatu tempat dalam tubuh, dikeluarkan sesuai dengan
pemakaian dalam jaringan.
b. Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dieksresi dalam
empedu dan urine.
c. Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen.
d. Sekresi empedu, garam empedu dibuat di hati, dibentuk dalam
sistem retikuloendotelium, dialirkan ke empedu.
e. Pembentukan ureum, hati menerima asam amino diubah menjadi
ureum, dikeluarkan dari darah oleh ginjal dalam bentuk urine.
f. Menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir asam karbonat dan
air.
C. PATOLOGI
a. Pankreas
1. Pankreatitis Akut
Pancreas akut adalah suatu proses peradangan akut yang mengenai
pancreas dan ditandai oleh berbagai derajat edema, pendarahan, dan
nekrosis pada sel-sel asinus dan pembuluh darah (17)
2. Pankreatitis Kronik
Pankreatitis kronik ditandai oelh destruksi progresif kelenjar disertai
pergantian jaringan fibrosis yang menyebabkan terbentuknya striktur dan
kalsifikasi (17).
3. Tumor Pankreas Eksokrin
Tumor pancreas eksokrin terdiri atas:
a. Kistadenoma
Pada tumor ini dapat ditemukan fokus karsinoma in situ ataupun
invasive, sehingga tumor ini potensial ganas.
b. Carsinoma (18)
Sebagian besar adalah adenokarsinoma yang berasal dari duktus
Adenomakarsinoma pancreas dibagi atas:
1. Carcinoma caput (60-70%)
2. Carsinoma corpus (15-20%)
3. Carcinoma ekor (5-10%)

b. Kandung Empedu (18)


1. Cholelithiasis
Ialah adanya batu pada kandung empedu atau saluran empedu (ductus
choleductus) atau keduanya. Batu empedu bisa terdapat pada kandung
empedu, saluran empedu ekstra hepatic atau saluran empedu intra hepatic.
Bila terletak di dalam kandung empedu saja disebut cholesistolithiasis
dan yang terletak di dalam saluran empedu ekstra hepatic (ductus
choleductus) disebut choleductolithiasis. Sedangkan bila terdapat di
dalam saluran empedu intra hepatic disebelah proximal ductus hepatikus
kanan dan kiri disebut hepatolithiasis.
2. Cholangitis (infeksi saluran empedu)
Ialah infeksi akut pada system saluran empedu, yang ditandai dengan
demam, sakit kuning dan nyeri perut yang berkembang sebagai akibat
dari sumbatan dan infeksi di saluran empedu.

c. Hepar (17)
1. Sirosis Hepar
Adalah penyakit hati kronis yang dicirikan dengan distorsi arsitektur hati
yang normal oleh lembar-lembar jaringan ikat dan nodul-nodul regenerasi
sel hati, yang tidak berkaitan dengan vaskulatur normal.
2. Sirosis Biliaris
Ialah kerusakan pada sel hati yang dimulai di sekitar ductus biliaris yang
akan menimbulkan pola sirosis. Penyebab dari sirosis hepar adalah
obstruksi biliaris pascahepatik.
3. Carsinoma Hepar
Tumor ganas di hati ini berasal dari sel parenkim atau epitel saluran
empedu

Anda mungkin juga menyukai