Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasir Besi


Bijih besi merupakan kumpulan dari mineral-mineral yang mengandung
unsur besi (Fe) kemudian diolah dengan teknologi pada saat itu dan bernilai
ekonomis. Pasir Besi adalah endapan pasir yang mengandung partikel bijih besi
(magnetit), yang terdapat di sepanjang pantai, terbentuk karena proses
penghancuran oleh cuaca, air permukaan dan gelombang terhadap batuan asal
yang mengandung mineral besi seperti magnetit, ilmenit, oksida besi, kemudian
terakumulasi serta tercuci oleh gelombang air laut[1].

2.2 Pasir Kuarsa


Pasir silika (pasir kuarsa) adalah istilah industri yang digunakan untuk
pasir atau batu pasir yang mudah terpilah dengan persentase butiran kuarsa (silika)
yang sangat tinggi. Kuarsa adalah kristal silika yang paling umum dan mineral
yang paling umum kedua di permukaan bumi. Kuarsa ditemukan di hampir
disetiap jenis batuan; batuan beku, metamorf dan sedimen. Deposit kuarsa sangat
melimpah dan hadir dalam berbagai bentuk di hampir semua operasi
penambangan. Akan tetapi, deposit pasir silika paling sering ditemukan di bagian
permukaan tambang pada operasi tambang terbuka.
Pasir silika kebanyakan diproduksi dari pasir lepas dan batu pasir yang
hancur. Pasir merupakan produk dari pelapukan mekanik dan kimia dari batuan
beku yang melimpah kuarsa dan batuan metamorf seperti gneiss dan kuarsit
(quartz-bearing minerals). Erosi dan pelapukan kimia memecah mineral kurang
stabil seperti feldspar dan melepaskan yang lebih stabil seperti kuarsa dan zirkon.
Fragmen mineral stabil diangkut dan di redeposite dalam air. Selanjutnya,
gelombang dan aliran air akan memodifikasi deposit tersebut dengan cara
menyortir dan mencuci sampai terbentuknya deposit yang relatif murni sebagai
pasir silika. Berikut adalah tambang pasir silika seperti pada Gambar 2.1

3
4

Gambar 2.1 Deposit Pasir Silika[1]

2.1 Konsentrasi
Konsentrasi yaitu suatu proses pemisahan antara mineral yang berharga
dengan mineral yang tak berharga, sehingga didapat kadar yang lebih tinggi dan
menguntungkan. Pemisahan ini berdasarkan atas sifat fisik mineral. Proses
pemurnian bijih besi untuk mendapatkan kandungan besi dengan kadar yang
diinginkan berdasarkan bebarapa cara, antara lain :
1. Gravity separator : Proses pemisahan bijih besi dengan kandungan yang lain
menggunakan metoda perbedaan density.
2. Magnetic separator : Proses pemisahan bijih besi dengan kandungan lain
menggunakan perbedaan magnetic permeability.
3. Electrostatic separator : Proses pemisahan bijih besi dengan menggunakan
perbedaan electrical conductivity.
4. Flotation concentration : Proses pemisahan bijih besi dengan menggunakan
perbedaan berat jenis.

2.2 Magnetic Separation


Magnetic separation adalah proses pemisahan menggunakan sifat magnet
atau respon terhadap medan magnet. Kemampuan respon terhadap medan magnet
disebut magnetic susceptibility. Sifat kemagnetan (magnetic susceptibility) yang
dimiliki mineral. Sifat kemagnetan bahan galian ada 3 (tiga) macam, yaitu
1. Ferromagnetic, yaitu bahan galian (mineral) yang sangat kuat untuk ditarik
oleh medan magnet. Misalnya magnetit (Fe3 O4).
5

2. Paramagnetic, yaitu bahan galian yang dapat tertarik oleh medan magnet.
Contohnya hematit (Fe2 O3), ilmenit (Se Ti O3) dan pyrhotit (Fe S).
3. Diamagnetic, yaitu bahan galian yang tak tertarik oleh medan magnet.
Misalnya : kwarsa (Si O2) dan feldspar [(Na, K, Al) Si3 O8].
Pada proses ini terdapay dua tipe pemisahan yaitu :
Conveyor magetic separation adalah metode pemisahan mineral dengan
menggunkan sifat magnet dengan cara kering. Umumnya digunakan pada tahap
awal pengolahan mineral. Tujuannya untuk menngurangi jumlah bijih. Medan
magnet yang ditimbulkan berasal dari blok magnet. Magnetik akan tertarik oleh
medan magnet di conveyor di atasnya, sedangkan non-magnetic tetap pada
conveyor semula hingga jatuh diujungnya.
Drum magetic separation adalah metode pemisahan mineral dengan
menggunkan sifat magnet dengan cara basah. Drum magetic separation
digunakan pada tahap konsentarat lanjut. Ukuran minral paada proses ini kurang
dari 0,8 mm. Pada tahap akhir menggunakan lebih dari satu drum, biasa tiga atau
lebih. Karena proses ini adalah basah, maka ditambahkan air untuk membentuk
persen solid tertentu.
Pemisahan magnetik hanya diterapkan terhadap mineral-mineral yang
bersifat magnetik. Magnetic separator basah biasanya digunakan untuk bijih lebih
halus dari 1⁄3 inchi. Separator ini dapat berjenis sabuk atau yang paling umum
jenis drum-putar. Separator jenis drum terdiri dari satu atau lebih drum berputar
yang elemen magnet bagian dalamnya tidak berputar mempunyai kekuatan 3-7
pole. Magnet tersebut dapat berupa electromagnet atau magnet permanen. Setelah
umpan memasuki peralatan sebagai lumpur, bahan bersifat magnet ditarik ke
bagian kutub dan dibawa ke titik pelepasan pada permukaan drum. Banyak jenis
kotak atau drum yang digunakan. Jenis aliran searah paling sering digunakan
bijih halus untuk mendapatkan endapan bersih. Magnet tersebut dapat berupa
electromagnet atau magnet permanen.
Dahulu hanya jenis electromagnet yang sering digunakan, tetapi sekarang
magnet permanen digunakan terutama jika diinginkan kuat medan yang sangat
tinggi. Sekarang magnet permanen umum digunakan sejak bahan-bahan modern
6

memungkinkan menahan kuat medan yang tinggi secara tetap. Kebanyakan


magnet permanen adalah jenis alniko tetapi jenis keramik mengandung Barium
Ferit akan makin sering digunakan. Beberapa jenis magnetic separator yang telah
dikembangkan menerapkan arus bolak-balik, tetapi penggunaan komersilnya
masih kecil. Separator intensitas tinggi untuk pemisahan mineral-mineral
magnetik lemah biasanya digunakan jenis kering. Bijih harus benar-benar kering
dan halus untuk menghasilkan yang terbaik. [Harrys Siregar. 2002]
Pengaruh tegangan permukan biasanya mempengaruhi pemisahan basah.
Karena daya tarik magnetik berbanding terbalik dengan kuadrat jarak, mineral
mineral magnetis lemah harus didekatkan ke magnet jika akan dipisahkan.
Peralatan yang digunakan berupa jenis sabuk dan rol induksi. Medan magnet yang
diperlukan dapat dihasilkan dari magnet tetap ataupun dari magnet yang
umumnya lebih banyak dipakai. Magnetic Separator dapat dikategorikan menjadi
low intensity dan high intensity Magnetic Separator.

Gambar 1. Proses Pemisahan dengan Magnetic Separator [sumber :


www.magneticseparator.in]
Prinsip kerjanya adalah bila sekumpulan mineral (non-magnetik dan
magnetik) dilewatkan dalam suatu medan magnet, maka mineral-mineral yang
bersifat magnetik akan tertarik sedangkan yang non-magnetik tidak tertarik,
sehingga pemisahan dapat dilakukan. Umpan dimasukkan satu kesatuan dan jatuh
masuk ke dalam drum yang bergerak. Drum berputar disekitar magnet. Di bawah
drum terdapat tiga wadah untuk menyeleksi sifat magnet mineral. Mineral non
7

magnetik akan jatuh cepat meninggalkan drum dan masuk ke wadah khusus non
magnetik. Mineral yang memiliki sifat magnet yang sangat kuat akan terus
mengikuti gerak drum dan akan menarik magnet serta jatuh masuk ke wadah
khusus mineral yang bersifat magnet. Begitu pula mineral yang middling akan
masuk ke wadahnya. Selain medan magnet, gaya gravitasi juga sangat
berpengaruh dalam proses. Dengan cara mengatur intensitas medan magnet dari
satu ujung ke ujung yang lain, maka pemisahan mineral dari non magnetik sampai
yang bersifat sangat magnetik dapat dilakukan.
Magnetic Separator merupakan pemisahan fisik pada partikel yang
berbeda disertai dengan 3 gaya didalamnya yang saling berlawanan:
1. Gaya magnetik (force magnetic)
2. Gaya gravitasi, sentrifugal, gesek atau inersia (inertial forces)
3. Gaya atraktif antar partikel
Ketiga gaya tersebut menentukan separator yang mana bergantung pada
umpan dan karakterisasi separator. Umpan yang diberikan harus mencakupi
distribusi ukuran, magnetic susceptibility, dan sifat fisik dan kimianya yang
mempengaruhi gaya-gaya yang berkaitan. Magnetic Susceptibility (k), yaitu
kemampuan suatu mineral untuk menyerap garis-garis gaya magnet.
0<k<1 : mineral paramagnetic
0>k : mineral diamagnetic
k>1 : mineral ferromagnetic

2.3 Mekanisme Pemisahan


1. Pemisahan tergantung pada kompetisi gaya-gaya yang dimiliki oleh
tiap-tiap partikel.
2. Gaya yang bekerja pada partikel tegantung separator yang dipakai.
3. Pada drum separator yang menggunakan cara basah maka partikel akan
mengalami 4 gaya.
4. Partkel akan memilki gaya magnet Fm gaya gravitasi Fg gaya drag Fd
dan gaya sentrifugal Fc.
𝐻
Gaya magnet, Fm = -32 𝜋 2 .............................................................(1)
𝜃𝑅
8

𝜋
Gaya gravitasi, Fg = 6 𝑑𝑠3 (𝜌𝑠 − 𝜌𝑓 )𝑔....................................................(2)

Gaya sentrifugal, Fc = 𝜌𝑠 𝑉𝜔2 𝑅.............................................................(3)


Gaya drag, Fd = 3𝜋𝑑𝑠 𝑣𝜇......................................................................(4)
2.4 Entrapment Ratio
Entrapment ratio adalah rasio gaya magnet terhadap gaya sentrifugal, gaya
gravitasi dan gaya drag. Proses yang berlangsung yaitu partikel akan tertarik atau
terlempar dari permukaan drum tergantung pada entraptment ratio-nya.
𝐹
Entrapment ratio, ER = (𝐹 +𝐹𝑚+𝐹 )............................................................(5)
𝑐 𝑔 𝑑

Pada proses pemisahan selalu pada rentang ukuran yang sempit jadi gaya
drag dapat diabaikan. Jadi, entrapment ratio merupakan rasio gaya magnet
terhadap gaya sentrifugal dan gaya gravitasi.
𝑚 𝐹
Entrapment ratio, ER = (𝐹 +𝐹 )
..................................................................(6)
𝑐 𝑔

Jika mineral yang diproses mmempunyai density relatif sama maka gaya
gravitasi dapat diabaikan. Jadi, entrapment ratio merupakan rasio gaya magnet
terhadap gaya sentrifugal.
𝐹
Entrapment ratio, ER = (𝐹𝑚)......................................................................(7)
𝑐

2.5 Pengaruh Variabel Pada Magnetic Separation


Pengaruh yang diperoleh diantaranya adalah medan magnet, ukuran
mineral, kecepatan fluida radius drum. Perolehan mineral magnetik meningkat
ketika medn magnet besar. Sebagian magnetik masuk tailing pada kecepatan
fluida besar. Ukuran mineral yang besar dapat meningkatkan perolehan magnetik.

Anda mungkin juga menyukai