Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN KOMUNITAS UMKM MAKANAN DI DESA

BOJONGSOANG

DISUSUN OLEH :

Muhammad Farid 1401142360


Reides Haresda 1201130189
Anthonius Teddy 1201130354
Moh Rosyid Wijayanto 1401154165
Tri Ilham Maulana 1401154232

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI DAN


INFORMATIKA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TELKOM UNIVERSITY
2018
ABSTRAK

Laporan ini berisi kegiatan kelompok dalam usaha pengembangan Komunitas dan Usaha
Mikro Kecil Menengah. Pada laporan ini juga dirincikan tentang produk, masalah, dan solusi
yang ditempuh untuk mengembangkan UMKM yang terdapat pada sebuah komunitas UMKM
makanan di Bojongsoang Bandung.

PROFIL OBYEK KEGIATAN

Komunitas yang berdiri tahun 2010 berkembang sangat pesat. Berawal dari perkumpulan
Ibu-ibu arisan dan sering berkumpul akhirnya membuat wadah dimana mereka bisa berkreasi
dan menghasilkan pundi-pundi penghasilan tambahan untuk keluarga.Seseorang yang sering
dipanggil Ummi merupakan pelopor dari berdirinya UMKM BOJONGSOANG ini, Awalnya
dalam komunitas ini berisi 4 anggota. Perlahan beliau mereka membangun masayarakat
sekitar untuk mulai berbisnis dan mulai berrkumpul untuk mulai pembahasan mengenai pasar
yang ada, bagaimana cara untuk menjadi wirausaha dan akhirnya sekarang anggota komunitas
tercatat sebanyak 32 anggota. Komunitas ini mengusung visi "Menciptakan wirausaha
rumahan yang mandiri yang mampu bersaing dalam Industri Makanan dan mempunyai
pengetahuan modern" dan Misinya adalah " menciptakan kegiatan yang dapat menaungi
seluruh anggota UMKM yang terstruktur dan terjadwal dengan baik"

Tahun 2014 UMKM Bojongsoang mendapatkan penghargaan dari kementrian


perindustrian sebagai komunitas teraktif dalam pengembangan wirausaha baru. Kegiatan rutin
dalam UMKM ini adalah pengajian rutin yang diadakan 2 minggu sekali dan mentoring setiap
hari JUMAT tiap minggunya. Kegiatan pengajian ini digagas oleh Ummi selaku ketu
komunitas yang menurut beliau bahwa hidup sebagai wirausaha itu harus imbang antara kerja
dan akhirat untuk itu beliau menggagas kegiatan pengajian rutin ini selain sebagai
penyeimbanngan iman juga kegitan untuk menjalin silaturahmi antara aggota komunitas.
Kegiatan selanjutnya adalah mentoring yang diselenggarakan setiap hari jumat. Selain
memanggil mentor bisnias, komunitas ini juga sangat terbuka jika ada kementrian maupun
mahasiswa yang ingin memberikan penyuluhan kepada anggota komunitas disini.

Berdasarkan wawancara yang teah kita laksanakan mayoritas anggota komunitas ini
adalah wirasudaha yang memulai usahanya dari hobi seperti hobi memasak dan fashion. Selain
hobi ada juga yang memulai karena memang pilihan setelah beliau resign dari pekerjaan
sebelumnya. Hadirnya UMKM BOJONGSOANG sangat membantu anggota komunitas untuk
membangun jaringan yang luas dengan adanya UMKM ini anggota dapat berbagi cerita dan
saling mensuport memberikan solusi untuk membantu sesama wirausaha. Dalam pertemuan
pertama terdapat 5 anggota komunitas yang telah mengajukan diri untuk dimentorin oleh kami
:

a) Nama pengusaha: Bu Agustatik Cheesestick


Berdiri tahun: 2010
Alasan memulai usaha: Memulai usaha memang karena hoby memasak. sudah lama
berganti ganti masakan sampai akhirnya dia menemukan bahwa cheesestik.
Masalah yang dialami: Ibu Ica masih belum menemukan packaging yang cocok untuk
produknya, karena ketika dikirimim keluar kota atau daerah yang jauh resiko
barangnya adalah rusak. Namun ketika memakai packaging yang mahal beliau takut
baliau adalah produknya menjadi mahal.

b) Nama pengusaha: Pempek Bu Ani


Berdiri tahun: 2016
Alasan memulai usaha: Memang merupakan hobi beliau memasak.
Masalah yang dialami: Beliau memiliki kendala masalah pemasaran, karena sampai
saat ini pasar beliau masih sekitar temen-temennya saja. Beliau ingin bahwa produknya
bisa bekerjasama dengan gojek dan mulai berjualan melalui online untuk sekitar
Bandung. Karena jika se-Indonesia takutnya barangnya menjadi basi.

c) Nama pengusaha: Cireng Rujak Bu vinny


Berdiri tahun: 2016
Alasan memulai usaha: Memulai usaha karena iseng. Awalnya memang beliau sering
memasak dan membagikan kepada tetangga. Saat itu beliau memasak cireng ternyata
tetangga suka atas hasil masaknya. Mulai darisana beiau mulai membisniskan cireng
tersebut.
Masalah yang dialami: Masalah utamanya adalah beliau kurang ahli dalam teknology
modern, untuk saat ini baliau membutuhkan sosialisasi pemanfaatan e-commerce untuk
menaikkan penjualan.

d) Nama pengusaha: Umi Kacang Gumiwang


Berdiri tahun: 2010
Alasan memulai usaha: Ummi memang dasarnya pengusaha. Dahulu beliau berjualan
serundeng, namun karena tidak ada waktu untuk produksi akhirnya beralih untuk
mencoba bisnis kacang rempah ini dan berjalan sampai sekarang.
Masalah yang dialami: Masalah beliau adalah masalah produksi. Beliau belum bisa
memprediksi kapan harus produksi karena kesibukan beliau sehingga kadang bisnisnya
terkesampingkan. Selanjutnya adalah masalah perijinan, karena untuk masuk toko
besar seperti kartika sari harus ada persyaratan yang harus disediakan oleh pelanggan.
Terakhir adalah masalah online.

e) Nama pengusaha: Teh Caca Kue Basah


Berdiri tahun: 2015
Alasan memulai usaha: Teh caca memang lulusan sekolah boga. Beliau resign dari
pekerjaan sebelumnya dan memilih menjadi pengusaha.
Masalah yang dialami: Masalah yang beliau hadapi adalah masalah design. Sampai
saat ini beliau belum memiliki design logo dan merk produknya tersebut. Beliau sadar
bahwa merk memang sangat berpengaruh dalam bisnis, namun keterbatasan skill
membuat beliau kurang bisa memaksimalkan idenya tersebut.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


UMKM Bojongsoang memiliki beberapa produk makanan yang dekelola oleh beberapa
ibu-ibu yang memiliki niat yang sama yaitu ingin berwirausaha. Produk-produk makanan yang
dibuar oleh ibu-ibu tersebut berasal dari bahan-bahan pilihan sehingga membuat rasa jenis-
jenis makanan yang mereka produksi menjadi enak. Namun mereka masih miliki kendala
dalam pengemasan, pemasaran, dan penjualan secara online dikarenakan banyak dari ibu-ibu
tersebut masih belum menemukan kemasan yang pas untuk pengiriman dan belum paham
untuk cara pemasaran dan berjualan secara online, serta untuk mematenkan nama produk dan
logo produk mereka. Dengan pertimbangan produk yang baik dan enak, serta masih sangat
butuhnya ibu-ibu tersebut untuk diarahkan bagaimana kemasan yang tepat, pemasaran dan
penjualan secara online dan bagaimana cara mematenkan nama produk dan logo mereka, maka
kelompok kami memilih UMKM bojong soang ini sebagai objek untuk tugas mata kuliah
pengembangan komunitas ini.
1.2 Tujuan Kegiatan
Tujuan daripada kegiatan kami kepada UMKM Bojongsoang ini adalah untuk memberi
pelatihan kepada ibu-ibu tersebut mengenai pengemasan yang tepat, cara-cara penggunaan
web online untuk digunakan sebagai pemasaran dan penjualan produk-produk mereka, serta
untuk mematenkan nama dan logo produk mereka.

1.3 Manfaat Kegiatan


Manfaat daripada kegiatan ini adalah meningkatkan tingkat penjulan produk dari anggota-
anggota UMKM Bojongsoang dengan menggunakan e-commerce.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Identifikasi Sumber Daya dan Peluang Usaha dalam bentuk SWOT
1. Strength
1. Memiliki tingkat inovasi pada produk yang sangat beragam dan menarik seperti
pada produk olahan kacang yang memiliki inovasi rasa yang beragam.
2. Memiliki segmentasi pasar yang baik, seperti toko Bandung Makuta, dan Kunafe.
3. Memiliki harga yang lebih murah dibandingkan produk sejenis yang sudah ada
dipasaran
2. Weakness
1. Manajemen pemasaran yang dilakukan masih belum maksimal, baik yang offline
maupun online
2. Terdapat kendala saat memasarkan produknya untuk keluar daerah Bandung
dikarenakan produk olahan makanan tidak tahan lama
3. Manajemen finansial yang masih belum maksimal mulai dari alur pendapatan yang
belum pasti hingga pengeluaran yang masih tercampur dengan kebutuhan pribadi
4. Belum memiliki hak paten nama dan belum memiliki P-IRT

3. Opportunity
1. Memanfaatkan platform E-commerce untuk memaksimalkan pemasaran
2. Memanfaatkan program pemerintah tentang yang sedang gencar mengembangkan
UMKM di Bandung yang memberikan dukungan tempat sebagai lahan berjualan dan
edukasi seputar UMKM.
3. Memaksimalkan design logo dan design packaging sehingga mampu memasarkan
produknya keluar daerah Bandung.
4. Threat
1. Industri kuliner sejenis di Bandung sudah banyak
2. Belum memiliki design packaging dan logo yang mampu menarik serta menjual
kepada para konsumen
3. Manajemen SDM yang tidak maksimal dikarenakan semuanya masih dikerjakan
langsung oleh ownernya
2.2 Pendekatan interaksi untuk pengembangan komunitas
 Alur Skema pengembangan komunitas
Faktor Regulasi & Kebijakan
Didesa Bojongsoang para pemilik UMKM makanan menjalankan usahanya hanya
mengandalkan tenaga dari para ibu – ibu yang ada dikomunitasnya dan mereka berdiri sendiri
tanpa dinaungi koperasi. Di desa Bojongsoang, 2 diantara 3 pemilik UMKM makanan lebih
memilih memberdayakan ibu - ibu disekitar lingkungan komunitasnya untuk membantu
bagian produksi.

Faktor Manusia dan Sosial


1. Faktor Predisposisi
Sebagian pemilik UMKM ada yang menjalankan usahanya karena hanya untuk menambah
pendapatan bulanannya dan tidak serius dalam bisnisnya dan bukan sebagai mata
pencahariannya. Dikarenakan kebanyakan dari mereka sudah memiliki pekerjaan yang tetap,
namun ada juga yang serius dalam menjalankan usahanya sehingga mereka berhenti dari
pekerjaan sebelumnya dan lebih memilih untuk mengembangkan bisnis yang dimilikinya dan
menjadikannya sebagai sumber mata pencahariannya.

2. Perilaku dan Gaya Hidup


Meskipun desa Bojongosoang banyak yang memiliki bisnis UMKM makanan namun
faktanya masih banyak yang tidak mengerti mengenai cara memasarkan produk yang mereka
miliki secara baik dan benar yang mengakibatkan tidak maksimalnya pendapatan yang mereka
dapatkan. Seperti contohnya mereka tidak megetahui cara menggunakan sosial media yang
ada sebagai cara untuk memasarkan produknya secara online yang tidak menggunakan biaya
sama sekali.

3. Faktor Sosial dan spiritual


Para pemilik UMKM tidak terlalu mempermasalahkan mengenai persaingan dan
pendapatan hasil penjualan, karena mereka percaya rejeki sudah diatur dan juga dikarenakan
mereka sudah menganggap komunitas mereka sebagai keluarga yang mengakibatkan
kurangnya persaingan antara pemilik usaha yang satu dengan yang lainnya.

4. Faktor Penguat lainnya


Tidak ada upaya penyuluhan dan edukasi tentang penggunaan e-Commerce dan pentingnya
memiliki hak paten dan izin dalam menjalankan usahanya.

Faktor Non – Manusia


1. Modal Finansial
Tercampurnya uang antara hasil keuntungan usaha mereka dengan uang belanja bulanan
pribadi para pemilik bisnis yang mengakibatkan pada saat penggunaan uang tersebut juga
tercampur, seringkali pada saat uang ingin digunakan untuk belanja kebutuhan bisnis mereka
kekurangan modal dikarenakan masalah tersebut. Pendapatan yang masih belum pasti juga
mengakibatkan tidak memiliki target produksi yang jelas dan akhirnya mempengaruhi
pengeluarannya juga.
2. Modal Teknologi
Pemanfaatan E-commerce dan sosial media sebagai saluran pemasaran belum digunakan
secara maksimal. Ada sebagian pemilik UMKM yang sudah memiliki Website dan Instagram,
namun dalam penggunaanya masih banyak yang tidak mengerti dikarenakan keterbatasan ilmu
yang mereka miliki.
3. Modal Fisik
Setiap pemilik bisnis sudah memiliki lokasi produksi yang mencukupi. Para pemilik
UMKM sudah memiliki toko offline sebagai tempat memasarkan produknya, ada juga yang
bekerja sama dengan toko kue seperti Bandung Makuta, dan Kunafe, namun belum ada yang
memiliki toko online dikarenakan para pemilik usaha tersebut kebanyakan adalah ibu – ibu
rumah tangga yang gaptek terhadap penggunaaan teknologi media sosial dan toko online. Para
pemilik UMKM ini juga sudah memiliki tempat produksi masing – masing yang mencukupi.
BAB III
METODA PELAKSANAAN

3.1 Susunan Tim Pelaksana


NAMA NIM JABATAN TUGAS
Reides Haresda 1201130189 Ketua tim Membina tim dan
memberi arahan pada
setiap kegiatan
Anthonius Teddy 1201130354 Dokumentasi Mendokumentasikan
seluruh kegiatan
dalam pelaksanaan
pengembangan
komunitas
Muhammad Farid 1401142360 Tim edukasi Memberikan
penyuluhan dan
edukasi untuk
membantu
menyelesaikan
masalah yang ada
pada komunitas yang
sedang
dikembangkan
Moh Rosyid Wijayanto 1401154165 Humas Menghubungi pihak
- pihak yang
bertanggung jawab
didalam komunitas
yang sedang
dikembangkan
Tri Ilham Maulana 1401154232 Humas Menghubungi pihak
- pihak yang
bertanggung jawab
didalam komunitas
yang sedang
dikembangkan
Tabel 3.1 Tabel Susunan Tim Pelaksana
3.2 Metoda Pelaksanaan
A. Observasi
Melakukan wawanvara dengan para anggota umkm Bojongsoang
B. Assessment
Analisis permasalahan yang terjadi di para anggota umkm bojongsoang
C. Aksi
Memberkan program pelaksanaan yang berdasarkan dari observasi dan evaluasi
Seperti: mencari ahli design untuk memberikan materi mengenai cara membuat design
yang menjual
D. Evaluasi
Melakukan evaluasi terhadap prigram yang telah dilaksanankan

3.3 Masyarakat Sasar


Masyarakat ayng disasar adalah masyarakat di sekitar Bojongsoang

3.4 Tujuh Tahapan Pengembangan Komunitas


1. Persiapan
Hal yang pertama kami lakukan saat bertemu para anggota umkm tersebut adalah menanyakan
kegiatan rutin para anggotanya ketika berkumpul. Kegiatan tersebut berisi antara lain:
A. Sharing tentang pengalaman mereka saat memasukan barang ke toko-toko
B. Pengajian bersama
C. Mentoring
2. Assessment
A. Dari 32 anggota umkm tersebut hanya 5 sampai 6 orang yang selalu aktif untuk
mengikuti kegiatan rutin, dikarenakan para anggota yang lain terlalu sibuk mengurusi
keluarganya masing masing, ataupun dikarenakan mereka membuka bisnis hanya
untuk sekedar sambilan, dan belum menjadi prioritas utama
B. Hampir semua anggota umkm tersebut memiliki bisnis yang sama secara garis besar
swotnya pun sama
C. Para amggota umkm tersebut notabene adalah ibu-ibu, dan mereka mengeluhkan
sulitnya menggunakan media sosial sebagai platform penjualan nya
3. Perencanaan alternatif program
A. Sosialisasi penggunaan sosial media
B. Pemberian materi mengenai pengembangan bisnis berbasis E-Commerce
C. Memulai penggunaan E-Commerce seperti Bukalapak, Tokopedia, Instagram, ataupun
Facebook
D. Membuat isi konten untuk halaman E-Commerce, kontenya berupa foto produk, profil
produk dan design produk
E. Pemberian pengetahuan mengenai PIRT dan HKI
F. Melakukan seminar umu
4. Formulasi rencana aksi
A. Kita akan merekrut orang ketiga untuk membantu kami memberikan penyukuhan
terkait dengan design produk, dan membantu anggota diaana untuk membuat logo dan
mengisi halaman akun E-Commerce mereka
B. Pembagian planning table yang isinya adalah untuk bisa merencanakan apa yang akan
dilakukan secara teratur
5. Pelaksanaan program
A. Minggu Ke-1 melakukan wawancara kepada ketua umkm bojongsoang
B. Minggu Ke-2 melakukan wawancara dengan para anggota umkm bojongsoang
C. Minggu Ke-3 melakukan evaluasi terhadap masalah yang di alami oleh para anggota
umkm bojongsoang
D. Minggu Ke-4 memberikan solusi dari masalah yanh dialami para anggota umkm
bojongsoang
E. Minggu Ke-5 Membantu memanage tingkat produksi para anggota umkm yang tidak
terlalu teratur, dikarenakan kurang nya tenaga kerja yang dibutuhkan
F. Minggu Ke-6 mencari ahli design untuk memberikan materi mengenai pembuatan
design kepada para anggota umkm bojongsoang
G. Minggu Ke-7mencari bentuk packaging, dan logo yang baik
H. Minggu Ke-8 memberikan masukan mengenai packaging dan logo yang sudah dibuat
I. Minggu Ke-9 Finalisasi packaging dan logo
J. Minggu Ke-10 membuat konten yang akan di masukan ke halaman E-Commerce para
anggota umkm bojongsoang
K. Minggu Ke-11 memantau hasil dari penjualan mereka selama seminggu
L. Minggu ke-12 mengevaluasi hasil dari satu minggu penjualan, dan melakukan koreksi
jika ada kekurangan atau kesalahan
M. Minggu ke-13 melakukan edukasi mengenai E-Commerce dengan seorang ahli
N. Minggu Ke-14 melakukan workshop dengan para ahli
6. Evaluasi program
Dengan tahap pelaksanaan program yang telah kami susun sejauh ini kami
mendapatkan bahwa para anggota umkm bojongsoang telah melakukan sesuai dengan
program yang kami buat, program-program ini, dan menurut kami program yang kami berikan
cukup efisien, karena kami lebih memfokuskan kepada penyelesaian masalah yang paling
penting dan berlanjut kepada yang kurang penting, dan dampak yang diterima oleh para
anggota umkm bojongsoang cukup baik
7. Terminasi
Dalam tahap terakhir dari program kami adalah Workshop, dan disini kami
memberikan kesempatan mereka untuk belajar lebih dalam di dalam bidang yang mereka
minati, dalam kasus ini bidang E-Commerce, kami menyelesaikan program ini karena masa
program yang sudah selesai.

Anda mungkin juga menyukai