BY* Saiva
Tiada tutur kata yang paling indah selain memanjatkan puji dan syukur kehadzirat Allah
swt yang telah memberikan kepada kita beribu-ribu nikmat-Nya,baik nikmat iman maupun
nikmat islam yang mana dengan kedua nikmat tersebut kita dapat berkumpul di tempat
yang penuh berkah ini,
Allah maha pengasih, kasih nya tak pilih kasih, walau hambanya tidak tau cara berterima
kasih, allah maha penyayang kasih sayangnya tak pernah terbayang, walau hambanya tak
pernah sembahyang, allah maha kuasa, kuasa nya tak pernah putus asa walau hambanya
tak pernah puasa.
Yang kedua mari kita sampaikan shalawat beserta salam kepada junjungan dan kekasih
tercinta yakni Nabi Muhamamad saw, yang telah membawa kita dari alam kegelapan kealam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan, dari alam kealam naik onta kealam naik toyota,begitu
juga kepada keluarga dan sahabat yang mana mereka telah seiring bahu seayun langkah,
kegunung sama mendaki kelaut sama menyerangi, rugi sama di tanggung untung sama di
bagi, mandumnyan demi tegaknya kalimah suci LA ILA HA ILLAL LAH MUHAMMADUR
RASULULLAH di ateuh rung muka bumou nyoe.
Dan kepada alem ulama, sebagai pewaris para nabi, seperti sabda rasul al ulam u, warasatul
ambiya, ulama ini adalah pewaris para ambiya, para ulama juga adalah seperti bebintang di
langit, kata nabi, sesiapa saja yang kita ikuti di antara ulama itu pasti kita akan mendapat
petunjuk,
Berdirinya saya di depan kalian tiada lain hanya untuk menyampaikan pidato singkat dengan
judul: “Pentingnya Menuntut ilmu (belajar)”. Ini adalah tangggung jawab guru-guru kami
untuk menjelaskannya, akan tetapi semoga Allah memberikan taufik-nya kepada saya
untuk dapat menjelaskannya.
Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi kita sebagaimana Nabi Muhammad saw.
bersabda: ”َىَكلََالَمَسَلَم
َ َ طَلَبََالَعَلَمََفَرَيَضَةََعَلMenuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. Dan
kewajiban menututnya itu berlaku kepada semua orang baik laki-laki ataupun perempuan,
anak kecil ataupun orang dewasa. Sampai Nabi mengatakan;
” َ اطَلَبََالَعَلَمََمَنََالَمَهَدََاَلَىَاللَحَدtuntutlah ilmu dari semenjak di buaian sampai liang lahat”.
Kita mesti menggunakan waktu-waktu kita dengan memperbanyak belajar dan sedikit
bermain. Karena belajar di waktu kecil itu akan memudahkan seseorang dalam menerima
ilmu dan kuat hafalannya. Seorang penyair berkata:”
ِ و تَعَلَمَ ِف الكبار كالنقش عل الماء### تَعَلَمَ ِف الصغر كالنقش عل الحجرbelajar di waktu kecil bagaikan
mengukir diatas batu, sedangkan belajar di waktu dewasa bagaikan mengukir diatas air”.
Akan tetapi kita perlu ingat bahwa ilmu tanpa amal itu tidak bermanfaat. Sebagaimana
sabda Nabi Muhammad saw.” َ اَلَعَلَمَ َبَلَ َعَمَلَ َكَالشَجَرَ َبَلَ َثَمَرilmu tanpa amal itu ibarat sibak bak
kayee yang hana ji meu boh, leubeh got takoh bek padok donya, Oleh karena itu mari kita
mengamalkan ilmu yang kita tahu dan mulai dari diri kita sendiri. Dan sesuatu paling
penting yang tidak boleh kita lupakan mari kita berbuat baik kepada kedua orang kita dan
menghormati guru-guru kita karena hal tersebut merupakan kunci kesuksesan di dunia dan
akhirat. Sebagaimana firman Allah;”
Apabila ada kesalahan dari apa yang saya sampaikan itu semua datangnya dari kebodohan
saya, dan apabila ada benarnya maka itu semata-mata datang dari Allah. Terakhir, mari
kita tutup pidato ini dengan doa:“ Ya Allah jadikanlah apa yang kami kerjakan itu menjadi
amal shaleh, dan semata-mata karena mengharapkan ridho-Nya dan bukan karena sesuatu
apapun”.