Anda di halaman 1dari 2

Sejak 10 bulan yang lalu pasien mengeluhkan nyeri haid yang hebat, seperti ditusuk-tusuk, terus-

menerus selama haid, haid berlangsung selama 7 hari, ganti duk tiga kali per hari, pasien tidak
mampu beraktifitas seperti biasa. Pasien rujukan dari RS Santa Maria dengan diagnosis
kistaovarium dan hidronefrosisdarihasil USG. Pasien di rawat selama 1 minggu. Selama
perawatan pasien dianjurkan untuk USG ulang dan dikonsulkan ke bagian urologi. Bagian
urologi menganjurkan untuk dilakukan BNO-IVP dan menunggu jadwal BNO-IVP pasien
diperbolehkan pulang. 5 bulan yang lalu pasien mengeluhkan teraba benjolan pada perut bagian
bawah sebesar telur puyuh, lunak, tidak dapat digerakkan, licin, tidak nyeri, semakin lama
benjolan semakin membesar hingga sekarang sebesar telur ayam. Pasien rutin berobat ke Poli
dan selama rawat jalan telah dilakukan pemeriksaan USG ulang (tanggal 25 Mei 2009) dengan
diagnosis kista endometriosis dengan ukuran 9x7,4cm. Pasien juga melakukan pemeriksaan
BNO-IVP dengan hasil ureterolitiasis kiri dan hidronefrosis kanan. Konsul ke bagian urologi (27
Mei 2009) memberi jawaban tidak ditemukan kelainan pada foto BNO-IVP pasien. Pasien
kemudian direncanakan operasi tanggal 6 Juni 2009. Pasien tidak ada mengeluhkan demam,
penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, mual muntah, maupun gangguan pada BAK dan
BAB. Tidak ada riwayat perdarahan di luar haid. Riwayat Haid menarche usia 14 tahun. Riwayat
Perkawinan:Menikah 1 kali usia 18 tahun. Riwayat Pemakaian Kontrasepsi: Memakai KB suntik
setelah kelahiran anak pertama selama 3 bulan.

Endometriosis yaitu suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi di luar
cavum uteri. Jaringan ini terdiri atas kelenjar dan stroma, terdapat di dalam endometrium
ataupun di luar uterus.

Menurut Mussyarofah, (2015), permasalahan pada kasus tersebut adalah pasien mengeluhkan
nyeri hebat, menurut jurnal yang ditemukan untuk mengatasi permasalahan dengan dilakukan
tindakan Laparaskopi. Endometriosis ditemukan pada sekitar 70 % pasien dengan keluhan nyeri
panggul kronik. Endometriosis dapat tidak mempunyai gejala (asimtomatik) atau mempunyai
bermacam gejala, yang paling sering adalah nyeri panggul, termasuk di dalamnya dismenorhea,
dispareunia, nyeri panggul yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi, disuria, dischezia.

Pada kasus tersebut pasien berusia 36 tahun, haid menarche usia 14 tahun, menikah 1 kali usia 18
tahun. Menurut jurnal yang ditulis oleh Hidayati (2015) pasien endometriosis paling sering
terjadi pada usia reproduksi dengan salah satu permasalahan utamanya adalah nyeri terutama
nyeri haid.

Menurut Hidayati, (2015) adanya pengurangan rasa nyeri disebabkan efek dari tindakan
laparoskopi. Tindakan laparoskopi adalah tindakan operasi infasif minimal dengan memasukkan
teleskop yang akan memberikan gambaran, pandangan yang luas pada organ-organ panggul
sehingga dapat meminimalkan luka. Laparoskopi konservatif yang sering digunakan untuk
mengatasi nyeri haid yang disebabkan oleh endometriosis. Pembedahan ini dapat dilakukan
dengan cara memotong, membakar, atau menghancurkan bundle syaraf simpatik dan
parasimpatik sehingga nyeri dapat berkurang.
Pasien mengeluhkan nyeri haid yang hebat, seperti ditusuk-tusuk, terus-menerus selama haid,
haid berlangsung selama 7 hari. Menurut Hidayati (2015), setiap bulan jaringan endometriosis
diluar cavum uteri mengalami penebalan dan perdarahan mengiikuti siklus menstruasi.
Perdarahan ini tidak mempunyai saluran keluar seperti darah menstruasi yang normal, tetapi
terkumpul dalam rongga panggul dan menimbulkan nyeri. Selain itu nyeri juga ditimbulkan
akibat sel endometrium yang berpindah tersebut menyebabkan jaringan parut di tempat
perlekatannya yang menimbulkan perlengkatan organ seperti ovarium, ligamentum ovarium,
tubafallopi, usus, dan vesika urinaria. Perlengkatan ini akan merusak organ organ tersebut dan
menimbulkan nyeri yang hebat di sekitar panggul.

Menurut Musyarofash (2015) Pada penderita endometriosis, tindakan pembedahan laparoskopi


konservatif dengan atau tanpa diikuti terapi medikamentosa akan menurunkan keluhan
dismenore sampai 3 bulan, sedangkan pada nyeri kronik dan dispareuni keluhan nyeri berkurang
sampai 2 dan 1 bulan.

Anda mungkin juga menyukai