PENDAHULUAN
Motor induksi merupakan motor arus bolak balik yang paling sering
digunakan dalam dunia industri maupun rumah tangga. Hal ini dikarenakan motor
induksi sangat mudah dalam pengoprasiannya. Selain itu konstruksi motor induksi
memiliki konstruksi yang kuat, serta memiliki effesiensi yang baik dan putaran
Dalam hal ini dilakukan pengembangan terhadap motor induksi tiga phasa
menjadi motor induksi lima phasa. Dalam teori dan hitungan yang dipelajari
motor lima phasa lebih effisien dan daya yang dihasilkan lebih besar dari pada
merupakan salah satu masalah dalam pengoperasian motor induksi lima phasa.
putar pada stator, yang kemudian akan berpengaruh pada effisiensi kerja dari
Oleh karena itu perlu dilakukan suatu kajian baik berupa analisis maupun
1
frekuensi terhadap kinerja pada motor induksi lima phasa, serta membandingkan
kinerja motor induksi lima phasa pada masing-masing nilai penurunan frekuensi.
1. Berapa batas frekuensi turun yang dapat ditanggung oleh motor induksi
lima phasa.
Adapun pembatasan masalah yang dilakukan dalam penulisan tugas akhir ini
adalah :
sistem tenaga.
2. Tidak membahas gangguan yang terjadi pada motor induksi lima phasa.
2
4. Hanya membandingkan kinerja motor induksi lima phasa pada masing-
(P4TK) Medan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (AC) yang paling luas
digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah
tangga. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan
diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai
akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating
Motor ini memiliki konstruksi yang kuat, sederhana, handal, serta berbiaya
murah. Di samping itu motor ini juga memiliki effisiensi yang tinggi saat
berbeban penuh dan tidak membutuhkan perawatan yang banyak. Akan tetapi jika
dibandingkan dengan motor DC, motor induksi masih memiliki kelemahan dalam
sangat sukar untuk dilakukan, sementara pada motor DC hal yang sama tidak
dijumpai.
Motor induksi pada dasarnya memiliki konstruksi stator yang sama dengan
motor sinkron, dan hanya terdapat perbedaan pada konstuksi rotor. Stator
dibentuk dari laminasi - laminasi tipis yang terbuat dari aluminium ataupun besi
tuang,dan kemudian dipasak bersama - sama untuk membentuk inti stator dengan
4
slot seperti yang ditunjukkan gambar dua satu. Kumparan ( coil) dari konduktor -
konduktor yang terisolasi ini kemudian disisipkan kedalam slot - slot tersebut.
(a) (b)
Gambar 2.1 (a) Penampang inti stator, (b) Rotor motor induksi
Rotor motor induksi lima phasa dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
terdiri dari susunan batang konduktor yang dibentangkan ke dalam slot - slot
yang terdapat pada permukaan rotor dan tiap - tiap ujungnya dihubung singkat
Pada motor jenis rotor sangkar, konstruksi pada motor tiga phasa dan
lima phasa adalah hampir sama terutama pada rotornya. Hal paling utama yang
membedakan kedua motor ini adalah belitan konduktor pada statornya, dimana
belitan stator pada motor induksi lima phasa menggunakan 30 slot dan
5
2.3 Prinsip Kerja Motor Induksi
tersebut akan diinduksikan ggl yang sama seperti ggl yang diinduksikan dalam
rangkaian tertutup, baik melalui cincin ujung maupun tahanan luar. Ggl induksi
aliran arus pada konduktor rotor di dalam medan magnet yang dihasilkan stator,
Untuk memperjelas prinsip kerja motor induksi lima phasa, maka dapat
1. Pada keadaan beban nol kelima phasa stator yang terhubung dengan
pada tiap belitan phasa. arus pada tiap phasa menghasilkan fluksi bolak –
3. Akibat fluksi yang berputar timbul ggl pada stator motor yang besarnya:
𝑑𝜙
𝐸 = −𝑁 (𝑣𝑜𝑙𝑡) (2.1)
𝑑𝑡
120𝑓
𝑛𝑠 = (𝑟𝑝𝑚) (2.2)
𝑝
6
Dimana:
E2.
(F) pada rotor. Gaya Lorentz yaitu bila suatu konduktor yang dialiri arus
𝐹 = 𝐵 𝑖 𝑙 sin 𝜃 (2.3)
Dimana:
7
8. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya F cukup besar untuk memikul
kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.
𝑛𝑠 − 𝑛𝑟
𝑠= 𝑥 100% (2.4)
𝑛𝑟
10. Pada saat rotor dalam keadaan berputar, besarnya tegangan yang
11. Bila ns = nr, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir
pada kumparan rotor, sehingga tidak akan dihasilkan kopel. Kopel akan
listrik baik di Indonesia, maupun negara lain merupakan sumber tegangan tiga
phasa. Namun, motor induksi lima phasa membutuhkan suplai yang berbeda,
yakni sumber tegangan lima phasa. Akan tetapi, sumber tegangan lima phasa
Motor induksi lima phasa memiliki desain dengan rumus formula. Motor
di suplai dari trafo yang mengubah suplai tiga phasa menjadi lima phasa, seperti
8
Gambar 2.2 One line diagram suplai motor induksi lima phasa
Motor induksi lima phasa memiliki 30 slot, 4 pole dengan belitan yang
asimetris agar dapat bekerja dengan stabil, dapat dilihat belitan motor induksi lima
9
Gambar 2.3 Diagram belitan motor induksi lima phasa
10
Perputaran motor pada arus bolak-balik ditimbulkan oleh adanya medan
putar (fluks yang berputar) yang dihasilkan dalam kumparan statornya. Medan
putar ini terjadi apabila kumparan stator dihubungkan dalam phasa banyak.
Pada motor induksi lima phasa terdapat 5 jenis arus yang masing-masing
membentuk perbedaan phasa sebesar 72o. sudut antar phasa ini diperoleh dari
rumus lima phasa empat kutub yaitu: Ø=360°/5 (electrical) = 72° (electrical)
𝜙𝑎 = 𝜙𝑚 sin 𝜔𝑡 (2.5a)
Gambar 2.5 berikut ini menunjukkan diagram fasor dari tegangan dan arus
11
Pada saat VAN = VBN = VCN = VDN = VEN dan terpisah sebesar 720 listrik,
maka sistem tegangan akan seimbang. Saat VL-L menjadi tegangan antar phasa dan
VL-N = VAN = VBN = VCN = VDN = VENadalah tegangan phasa netral, maka:
𝑉𝐿−𝐿 = √1,38𝑉𝐿−𝑁
(2.6)
atau
(2.7)
𝑃 = 𝑉𝑃 𝐼𝑃 cos 𝜃
(2.8)
keeffektifan motor induksi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik
yang dinyatakan sebagai perbandingan rasio daya output (keluaran) dengan daya
Pout Pout
η= = x 100 % (2.9)
Pin Pout+losses+Prot
12
menentukan effisiensi motor induksi bergantung pada dua hal apakah motor itu
dapat dibebani secara penuh atau pembebanan simulasi yang harus digunakan.
beban nol dan pengujian hubung singkat. Dari pengujian beban nol akan diperoleh
rugi-rugi rotasi yang terdiri dari rugi-rugi mekanik dan rugi-rugi inti. Rugi-rugi
tembaga stator tidak dapat diabaikan sekalipun motor berbeban ringan ataupun
tanpa beban. Persamaan yang dapat digunakan untuk motor lima phasa ini adalah:
Dari ke dua rumus diatas dapat dinyatakan bahwa rugi-rugi daya = total
daya input – rugi tembaga stator. Situasi ini tepat karena rotor tidak dibebani
sewaktu sedang beroperasi sehingga slipnya sangat kecil oleh karena itu arus, dan
induksi dapat diperoleh dari hasil pengujian tanpa beban, pengujian rotor tertahan,
keterangan berupa besarnya arus magnetisasi dan rugi - rugi tanpa beban.
13
dengan tegangan lima phasa dalam keadaan setimbang yang diberikan
setelah motor bekerja cukup lama, agar bagian - bagian yang bergerak
dibebani biasanya dianggap konstan dan sama dengan rugi - rugi tanpa
beban.
Pada keadaan tanpa beban, besarnya arus rotor sangat kecil dan
gesekan. Karenanya rugi -rugi I2R tanpa beban cukup kecil dan dapat
dapat diabaikan, akan tetapi rugi - rugi stator tanpa beban motor induksi
Dimana :
Karena slip pada keadaaan tanpa beban sangat kecil, maka akan
rotor dan cabang magnetisasi menjadi jXM di shunt dengan suatu tahanan
14
mendekati XM. Sehingga besar reaktansi yang tampak Xnl yang diukur
Xnl = X1 + XM (2.12)
pambacaan alat ukur pada keadaan tanpa beban. Untuk mesin lima phasa
Vnl
Znl = (2.13)
√5Inl
Pnl
R nl = (2.14)
5I2 nl
Pnl merupakan suplai daya lima phasa pada keadaan tanpa beban,
Xnl = √Z 2 nl − R2 nl (2.15)
15
Gambar 2.5 Rangkaian ekivalen motor induksi pada percobaan
beban nol
test DC. Pada dasarnya tegangan DC diberikan pada belitan stator motor
induksi.Karena arus yang disuplai adalah arus DC, maka tidak terdapat
tegangan yang diinduksikan pada rangkaian rotor sehingga tidak ada arus
yang mengalir pada rotor. Dalam keadaan demikian, reaktansi dari motor
juga bernilai nol, oleh karena itu, yang membatasi arus pada motor hanya
tahanan stator.
pada nilai rated, yang mana hal ini bertujuan untuk memanaskan belitan
stator pada temperatur yang sama selama operasi normal. Apabila tahanan
𝑉𝑑𝑐
𝑅𝑠 = (2.16)
2𝐼𝑑𝑐
3𝑉𝑑𝑐
𝑅𝑠 = (2.17)
2𝐼𝑑𝑐
16
Dengan diketahuinya nilai dari Rs, rugi - rugi tembaga stator pada
beban nol dapat ditentukan, dan rugi – rugi rotasional dapat ditentukan
sebagai selisih dari daya input pada beban nol dan rugi - rugi tembaga
motor induksi, dan biasa juga disebut dengan locked rotor test. Pada
dan arus yang mengalir diatur mendekati beban penuh. Ketika arus telah
menunjukkan nilai beban penuhnya, maka tegangan, arus, dan daya yang
Gambar 2.7 Rangkaian ekivalen motor induksi pada percobaan block rotor test
17
Saat pengujian ini berlangsung s = 1 dan tahanan rotor R2/s = R2.
Karena nilai R2 dan X2 begitu kecil, maka arus input akan seluruhnya
mengalir melalui tahanan dan reaktansi tersebut. Oleh karena itu, kondisi
sirkit pada saat ini terlihat seperti kombinasi seri X1, R1, X2, dan R2.
Sesudah tegangan dan frekuensi diatur, arus yang mengalir pada motor
diatur dengan cepat, sehingga tidak timbul kenaikan temperatur pada rotor
Dimana :
𝑉𝑇
𝑍𝐵𝑅 = (2.19)
4.25𝐼𝐿
Dimana :
𝑅𝐵𝑅 = 𝑅1 + 𝑅2 (2.21)
X1’ + X2’ adalah reaktansi stator dan rotor pada frekuensi pengujian
𝑅2 = 𝑅𝐵𝑅 − 𝑅1 (2.22)
langsung dengan frekuensi, maka reaktansi ekivalen total ( XBR ) pada saat
18
frekuensi operasi normal
𝑓𝑟𝑎𝑡𝑒𝑑 ′
𝑋𝐵𝑅 = 𝑥 𝑋𝐵𝑅 = 𝑋1 (2.23)
𝑓𝑡𝑒𝑠𝑡
mekanik pada poros motor. Berbagai rugi-rugi yang timbul selama proses
PSCL= 5I12R1
(2.24)
daya input motor, maka akan diperoleh besarnya nilai daya celah udara
(PAG). Daya celah udara ini dapat juga disebut sebagai daya output stator
(2.25)
19
Sementara itu, daya mekanik yang dibangkitkan pada motor
induksi merupakan selisih dari daya pada celah udara dikurangi dengan
Rumus daya input pada motor induksi lima phasa tersebut antara lain:
Perbandingan antara daya tiga phasa dengan daya lima phasa adalah
sebagai berikut:
P3Ø = √3 VL IL Cos Ø
(2.28)
4.255
Perbandingan lima phasa dengan tiga phasa = = 2.46
1.73
Maka, Daya lima phasa lebih besar 2.46 kali daya tiga phasa.
20
Diagram aliran daya motor induksi lima phasa dapat dilihat pada gambar
2.4 dibawah ini.
Dimana :
Kita tahu bahwa Torsi merupakan gaya yang digunakan untuk memikul
beban.
Dari diagram aliran daya motor induksi lima phasa sebelumnya dapat diturunkan
suatu rumusan umum untuk torsi motor induksi sebagai fungsi dari kecepatan.
𝑃𝑜𝑢𝑡 9,55.𝑃𝑜𝑢𝑡
T = atau T =
𝜔𝑟 𝑛𝑟
(2.29)
21
2п.𝑛𝑟
𝜔𝑟 =
60
selalu bernilai konstan untuk tiap-tiap frekuensi dan jumlah kutup yang diberikan
motor. Karena kecepatan sinkron selalu tetap, maka daya pada celah udara akan
Gambar kurva torsi kecepatan (slip) pada motor induksi ditunjukkan pada
gambar 2.9
Dari kurva karateristik torsi motor induksi diatas dapat diambil beberapa
1. Torsi motor induksi akan bernilai nol pada saat kecepatan sinkron.
2. Kurva torsi – kecepatan mendekati linear diantara beban nol dan beban
22
penuh. Dalam daerah ini, tahanan rotor jauh lebih besar dari reaktansi
rotor, oleh karena itu arus rotor,medan magnet rotor, dan torsi induksi
3. Akan terdapat torsi maksimum yang tak mungkin akan dapat dilampaui.
Torsi ini disebut juga pull – out torque atau break down tourque, yang
4. Torsi start pada motor sedikit lebih besar dari pada torsi beban penuhnya,
oleh karena itu motor ini akan start dengan suatu beban tertentu yang dapat
5. Torsi pada motor akan memberikan harga slip yang bervariasi sebagai
harga kuadrat dari tegangan yang diberikan. Hal ini sangat penting dalam
6. Jika rotor motor induksi digerakkan lebih cepat dari kecepatan sinkron,
kemudian arah dari torsi induksi didalam mesin menjadi terbalik dan
7. Jika motor induksi bergerak mundur relatif dari arah medan magnet, torsi
induksi mesin akan menghentikan mesin dengan sangat cepat dan akan
mencoba untuk berputar pada arah yang lain. Karena pembalikan arah
medan putar merupakan suatu aksi penyaklaran dua buah phasa stator,
maka cara seperti ini dapat digunakan sebagai suatu cara yang sangat cepat
23
BAB III
METODE PENELITIAN
Spesifikasi :
- 2,5 HP
- cos φ : 0,8
- Frekuensi 50 Hz
- Jumlah kutub : 4
- Kelas Isolasi : B
2. Motor Servo
3. Amperemeter
4. Voltmeter
24
5. Power Suplai ( AC dan DC )
Spesifikasi:
- Altivar 71
- 200/240 V, 5.5 kw
- Frekuensi
- Torsi Beban
- Tegangan
- Arus
- Faktor Daya
- Kecepatan Motor
25
3.5 Prosedur Penelitian
Mulai
Apakah
frekuensi tepat?
Ya
Apakah torsi
beban sesuai?
Ya
Menjalankan percobaan
Selesai
26
1) Rangkai rangkaian percobaan dengan suplai dari jala-jala.
4) Ukur nilai tegangan, arus, faktor daya, dan kecepatan putaran motor
6) Lakukan langkah 4 dan 5 untuk setiap perubahan beban 1 Nm, 1.5 Nm, 2
Drive (VSD).
10) Atur nilai frekuensi pada Inverter Variabel Speed Drive (VSD) sebesar
35 Hz
11) Bebani motor induksi lima phasa dengan dikopel dengan sebuah
27
12) Ukur nilai tegangan, arus, faktor daya, dan kecepatan putaran motor
14) Lakukan langkah 10 dan 11 untuk setiap perubahan beban 1 Nm, 1.5
Nm.
45 Hz, 50Hz.
28
BAB IV
4.1 Umum
induksi lima phasa, maka diperlukan suatu percobaan pembebanan pada motor
induksi yang bekerja dalam keadaan frekuensi normal dan juga dalam keadaan
Pada percobaan ini, pengaruh penurunan frekuensi akan dilihat pada motor
Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Beban Nol Motor Induksi Lima Phasa
29
4.2.2. Prosedur Percobaan
5. Mencatat arus beban nol (I0), tegangan input (V0), Cosφo, putaran
7. Lepaskan saklar S1
8. Percobaan selesai
berikut:
Pin
Cosφo =
4,25.𝑉𝑜.𝐼𝑜
Vo
Rm =
𝐼𝑜.𝐶𝑜𝑠𝜑𝑜
30
Vo
Xm =
𝐼𝑜.𝐶𝑜𝑠𝜑𝑜
250
Rm = ; Rm = 104,16Ω
0.63 𝑥 3,75
250
Xm = ; Xm = 86,21Ω
0.77 𝑥 3,75
Perhitungan secara teori tahanan total belitan pada stator (Rs) adalah
sebagai berikut:
1 phasa = 6 gulungan
1 gulungan = 90 belitan
31
Rs = (ρ.L)/A , Dimana:
d = 0,6 mm
r = 0,3 mm
A = 0,2826 mm2
Maka :
PoSCL = (I1)2.Rs
=(3,75)2 x 66,61
= 926,7Watt
32
4.3. Percobaan Motor Induksi 5 phasa Disupplai Dari Jala-jala
Gambar 4.2 Rangkaian Percobaan Motor Induksi 5 phasa disupplai dari jala-jala
5. Mencatat arus (I), tegangan input (V), Cosφo, dan putaran motor
(rpm). Langkah ke-4 dilakukan untuk torsi beban sebesar 1 N.m, 1,5
33
7. Lepaskan saklar S1.
8. Percobaan selesai.
Tabel 4.3 Data Hasil Percobaan Motor Induksi 5 phasa disupplai dari jala-jala
Pada bab ini, dihitung rugi-rugi serta efisiensi motor induksi pada saat
motor disuplai dari jala-jala.Analisa data ini bertujuan untuk mendapatkan nilai
perbandingan rugi-rugi dan efesiensi motor saat disuplai dari jala-jala dan disuplai
dari inverter variable speed drive. Untuk itu penulis mengambil contoh
34
V = 250 volt
I = 4 Ampere
Cos θ = 0.66
nr = 1438 Rpm
R stator = 66.61 Ω
Kutub (p) = 4
120f 120 × 50
ns = = = 1500 Rpm
p 4
2. Slip
ns − nr 1500 − 1438
S= = = 0.0413
ns 1500
= 2805 Watt
35
= 1573,46 Watt
= 165.78 Watt
= 158.93 Watt
Pout = PCONV – Pt
= 158,93 – 56,1
= 102,83 watt
36
10. Efisiensi motor induksi (η)
Pout 102.83
η= × 100 % = × 100%
Pin 2805
= 3.6 %
Selanjutnya hasil analisa data dapat dibuat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.4 Hasil Analisis Motor Induksi 5 phasa disupplai dari jala-jala
37
Hubungan Pembebanan dengan
Kecepatan
1460
1452
1440 1438
1426
Kecepatan (rpm)
1420
1414
1400 1397
1380 Hubungan Pembebanan
1374
1360 dengan Kecepatan
1340
1320
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Beban (Nm)
Gambar 4.3 Grafik beban vs kecepatan motor induksi disuplai dari jala-jala
(50 Hz)
12 11.84
10
9.45
Effisiensi (%)
8
6.6 6.8
6 Hubungan Pembebanan
dengan Effisiensi
4 3.6
2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Beban (Nm)
Gambar 4.4 Grafik beban vs efisiensi motor induksi disuplai dari jala-jala
(50 Hz)
38
4.4. Percobaan Motor Induksi 5 phasa Disupplai Dari Inverter Variabel
Gambar 4.5 Rangkaian Percobaan Motor Induksi 5 phasa disupplai dari inverter
percobaan ini frekuensi yang dipilih adalah 35, 40, 45, 50 Hz.
39
6. Diatur frekuensi inverter variable speed drive pada frekuensi 35 Hz,
operasi motor.
7. Mencatat arus (I), tegangan input (V), Cosφo, dan putaran motor
(rpm). Langkah ke-4 dilakukan untuk torsi beban sebesar 1 N.m dan
1. Data hasil pengujian motor induksi 5 phasa disuplai dari Inverter Variable
Tabel 4.5. Data hasil pengujian motor induksi disuplai dari Inverter Variable
40
2. Data hasil pengujian motor induksi 5 phasa disuplai dari Inverter Variable
Tabel 4.6. Data hasil pengujian motor induksi disuplai dari Inverter Variable
Tabel 4.7. Data hasil pengujian motor induksi disuplai dari Inverter Variable
41
4. Data hasil pengujian motor induksi 5 phasa disuplai dari Inverter Variable
Tabel 4.8. Data hasil pengujian motor induksi disuplai dari Inverter Variable
1. Frekuensi 35 Hz
Dari percobaan, saat motor disuplai dari inverter variable speed drive
dengan frekuensi 35 Hz dan diberi beban sebesar 0.5 Nm, diperoleh data sebagai
berikut:
120f 120 × 35
ns = = = 1050 Rpm
p 4
42
2. Slip
ns − nr 1050 − 970
S= = = 0.353
ns 1050
= 1329,62 Watt
= 672,47 Watt
43
= 96,96
= 62,73 Watt
Pout = POUT – Pt
= 62,73 – 26,59
= 36,14 watt
Pout
η= × 100 %
Pin
36,14
= × 100%
1329,62
= 2,71 %
Dengan cara perhitungan yang sama akan diperoleh rugi-rugi total motor
dan efisiensi motor untuk beban 1Nm, 1.5 Nm pada frekuensi 35 Hz. Adapun
hasil perhitungan yang dilakukan disusun dalam tabel 4.9 sebagai berikut:
44
Tload V I Cos φ nr Slip Pin Pout 𝜂
Tabel 4.9 Data hasil analisis motor induksi 5 phasa disuplai dari inverter variable
970
950
926
900
850 865 Hubungan Pembebanan
800 dengan Kecepatan
0 0.5 1 1.5
Beban (Nm)
Gambar 4.6 Grafik beban vs kecepatan motor induksi disuplai dari inverter
45
Hubungan Pembebanan dengan Effisiensi
5
4 4.07
Effisiensi (%)
3.55
3
2.71
2 Hubungan Pembebanan
1 dengan Effisiensi
0
0 0.5 1 1.5
Beban (Nm)
Gambar 4.7 Grafik beban vs efisiensi motor induksi disuplai dari inverter
2. Frekuensi 40 Hz
Dari percobaan, saat motor disuplai dari inverter variable speed drive
dengan frekuensi 40 Hz dan diberi beban sebesar 0.5 Nm, diperoleh data sebagai
berikut:
120f 120 × 40
ns = = = 1200 Rpm
p 4
46
2. Slip
ns − nr 1200 − 1076
S= = = 0.282
ns 1200
= 1606,5 Watt
= 898,77 Watt
= 108,24 Watt
47
7. Daya keluar motor (POut)
= 77,71 Watt
Pout = POUT – Pt
= 77,71 – 32.12
= 45,59 watt
Pout
η= × 100 %
Pin
45,59
= × 100%
1606,5
= 2,83 %
Dengan cara perhitungan yang sama akan diperoleh rugi-rugi total motor
dan efisiensi motor untuk beban 1 Nm, 1.5 Nm pada frekuensi 40 Hz. Adapun
hasil perhitungan yang dilakukan disusun dalam tabel 4.10 sebagai berikut:
48
Tload V I Cos φ nr Slip Pin Pout 𝜂
Tabel 4.10 Data hasil analisis motor induksi 5 phasa disuplai dari inverter
1100 1106
1076
1050
1021
1000 994 Hubungan Pembebanan
950 dengan Kecepatan
900
0 0.5 1 1.5
Beban (Nm)
Gambar 4.8 Grafik beban vs kecepatan motor induksi disuplai dari inverter
49
Hubungan Pembebanan dengan Effisiensi
6
5 5.01
4 3.95
Effisiensi (%)
3 2.83
Hubungan Pembebanan
2 dengan Effisiensi
0
0 0.5 1 1.5
Beban (Nm)
Gambar 4.9 Grafik beban vs efisiensi motor induksi disuplai dari inverter
3. Frekuensi 45 Hz
Dari percobaan, saat motor disuplai dari inverter variable speed drive
dengan frekuensi 45 Hz dan diberi beban sebesar 0.5 Nm, diperoleh data sebagai
berikut:
120f 120 × 45
ns = = = 1350 Rpm
p 4
50
2. Slip
ns − nr 1350 − 1224
S= = = 0.184
ns 1350
= 1762,28 Watt
= 994,91 Watt
= 127,25 Watt
51
7. Daya keluar motor (POut)
= 103,83 Watt
Pout = POUT – Pt
= 103,83 – 35,24
= 65,29 watt
Pout
η= × 100 %
Pin
65,29
= × 100%
1762,28
= 3,89 %
Dengan cara perhitungan yang sama akan diperoleh rugi-rugi total motor
dan efisiensi motor untuk beban 1 Nm, 1.5 Nm pada frekuensi 45 Hz. Adapun
hasil perhitungan yang dilakukan disusun dalam tabel 4.11 sebagai berikut:
52
Tload V I (ampere) Cos φ nr Slip Pin Pout 𝜂
Tabel 4.11 Data hasil analisis motor induksi 5 phasa disuplai dari inverter
1250 1245
1224
1200 1186
1150 1135 Hubungan Pembebanan
1100 dengan Kecepatan
1050
0 0.5 1 1.5
Beban (Nm)
Gambar 4.10 Grafik beban vs kecepatan motor induksi disuplai dari inverter
53
Hubungan Pembebanan dengan Effisiensi
7
6.38
6
5.3
5
Effisiensi (%)
4 3.89
3 Hubungan Pembebanan
dengan Effisiensi
2
0
0 0.5 1 1.5
Beban (Nm)
Gambar 4.11 Grafik beban vs efisiensi motor induksi disuplai dari inverter
4. Frekuensi 50 Hz
Dari percobaan, saat motor disuplai dari inverter variable speed drive
dengan frekuensi 50 Hz dan diberi beban sebesar 0.5 Nm, diperoleh data sebagai
berikut:
120f 120 × 50
ns = = = 1500 Rpm
p 4
54
2. Slip
ns − nr 1500 − 1378
S= = = 0.081
ns 1500
= 1944,8 Watt
= 1130,44 Watt
= 132,28 Watt
55
7. Daya keluar motor (POut)
= 121,56 Watt
Pout = POUT – Pt
= 121,56 – 38,89
= 82,67 watt
Pout
η= × 100 %
Pin
82,67
= × 100%
1944,8
= 4,25 %
Dengan cara perhitungan yang sama akan diperoleh rugi-rugi total motor
dan efisiensi motor untuk beban 1 Nm, 1.5 Nm pada frekuensi 50 Hz. Adapun
hasil perhitungan yang dilakukan disusun dalam tabel 4.12 sebagai berikut:
56
Tload V I Cos φ nr Slip Pin Pout 𝜂
Tabel 4.12 Data hasil analisis motor induksi 5 phasa disuplai dari inverter
1400 1395
1378
1350
Kecepatan (rpm)
1326
1300
1150
1100
0 0.5 1 1.5
Beban (Nm)
Gambar 4.12 Grafik beban vs kecepatan motor induksi disuplai dari inverter
57
Hubungan Pembebanan dengan Effisiensi
8
7
6.69
6
5.56
Effisiensi (%)
5
4 4.25
Hubungan Pembebanan
3
dengan Effisiensi
2
1
0
0 0.5 1 1.5
Beban (Nm)
Gambar 4.13 Grafik beban vs efisiensi motor induksi disuplai dari inverter
1186 1135
1106 1076 50 Hz (jala-jala)
1000 990 970 1021 994
926 865
800 35 Hz (inverter)
600 40 Hz (inverter)
400
45 Hz (inverter)
200
50 Hz (inverter)
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Beban (Nm)
Gambar 4.14 Grafik beban vs kecepatan motor induksi disuplai dari jala-jala dan
58
Hubungan Pembebanan dengan Effisiensi
14
12 11.84
10
9.45
Effisiensi (%)
8 50 Hz (jala-jala)
6.8 35 Hz (inverter)
6.6 6.69
6.38
6 40 Hz (inverter)
5.56
5.3 5.01 45 Hz (inverter)
4 4.25 3.95 4.07
3.89
3.6 50 Hz (inverter)
3.55
2.83
2.71
2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Beban (Nm)
Gambar 4.15 Grafik beban vs efisiensi motor induksi disuplai dari jala-jala dan
59
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
menggunakan inverter variable speed drive (VSD) terhadap kinerja motor induksi
lima phasa, penulis akan menyimpulkan isi dari penelitian untuk memperoleh
phasa dalam kondisi berbeban adalah sampai frekuensi 35 Hz. Hal ini
dapat dilihat dari besarnya kecepatan motor dan effisiensi yang paling
rendah.
turun, sedangkan tegangan, factor daya, dan putaran motor akan turun
variable speed drive itu sendiri mempengaruhi besar beban yang dapat
ditanggung oleh motor induksi tersebut. Pada saat motor disuplai dari
60
drive,beban yang dapat ditanggung hanya sampai 1,5 Nm. Pada
beban 1,5 Nm, daya keluaran motor saat disuplai dari jala-jala dengan
efisiensi motor induksi. Dari hasil perhitungan, pada beban 1.5 Nm,
6,8 % dan saat motor disuplai dengan inverter variable speed drive
5.2 Saran
kedepannya adalah:
hal ini penting untuk menjaga suhu motor tidak meningkat secara
61
62