Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PERAWATAN PAYUDARA DENGAN TEKNIK

MASSAGE ROLLING PADA IBU HAMIL TRIMESTER III


TERHADAP KELANCARAN PENGELUARAN ASI
POSTPARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PERUMNAS II PONTIANAK BARAT

WINDI AUDIA SARI


I1031131072

NASKAH PUBLIKASI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017
PENGARUH PERAWATAN PAYUDARA DENGAN TEKNIK MASSAGE ROLLING
PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP KELANCARAN PENGELUARAN
ASI POSTPARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS II
PONTIANAK BARAT

Windi Audia Sari1, Agus Fitriangga2, Saiman3


1
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
2
Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
3
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
Email : windi.audiasari@yahoo.co.id

ABSTRAK
Email korespondensi : tyasregina20@gmail.com
Latar belakang: ASI merupakan nutrisi yang
Email korespondensi paling baik bagi bayi baru lahir hingga
: tyasregina20@gmail.com
menginjak usia 2 tahun. Perawatan payudara berupa massage rolling (punggung) merangsang
reflek oksitosin atau reflek let down. Pijat ini dilakukan dengan cara memijat daerah
punggung sepanjang kedua sisi tulang belakang. Perawatan payudara selama kehamilan
merupakan salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan pada saat kehamilan sebagai
persiapan untuk produksi kelancaran pengeluaran ASI.
Tujuan: Mengetahui pengaruh perawatan payudara dengan teknik massage rolling pada ibu
hamil trimester III terhadap kelancaran pengeluaran ASI postpartum di wilayah kerja
Puskesmas Perumnas II Pontianak Barat.
Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan quasy eksperimen dengan post test only
design with control grup. Metode pengambilan sampel yang digunakan purposive sampling.
Sampel berjumlah 32 responden yang dibagi menjadi 16 responden kelompok intervensi dan
16 responden kelompok kontrol. Analisa menggunakan uji T-Test Independent.
Hasil : Analisa bivariat kelancaran pengeluaran ASI sesudah diberikan intervensi, didapatkan
nilai p < 0,000. Kelancaran pengeluaran ASI pada kelompok intervensi (87,5%) sedangkan
pada kelompok kontrol (31,3%).
Kesimpulan : Terdapat pengaruh perawatan payudara dengan teknik massage rolling pada
ibu hamil trimester III terhadap kelancaran pengeluaran ASI postpartum di wilayah kerja
Puskesmas Perumnas II Pontianak Barat.

Kata Kunci: Perawatan payudara massage rolling, kelancaran pengeluaran ASI

1
THE EFFECT OF BREAST TREATMENT THROUGH A MASSAGE ROLLING
TECHNIQUE TOWARD PREGNANT MOTHERS IN THE THIRD TRIMESTER
TOWARD POSTPARTUM BREASTFEEDING PRODUCTION IN THE WORKING
AREA OF PUSKESMAS PERUMNAS II, WEST PONTIANAK

Windi Audia Sari1, Agus Fitriangga2, Saiman3


1
Nursing Department, Medical Faculty, Tanjungpura University
2
Medical Faculty, Tanjungpura University
3
Nursing Department, Medical Faculty, Tanjungpura University
Email : windi.audiasari@yahoo.co.id

ABSTRACT

Background: Breastfeeding is the best nutrition for infants until they reach 2-year-old of age.
A breast treatment through massage rolling (back) stimulates oxytocin reflexes or let down
reflexes. The massage is done by rubbing the back area throughout both sides of the spinal
columns. The breast treatment during pregnancy is an important matter that should be taken
into account to prepare a smooth breastfeeding production.
Objective : This study aims at identifying the effect of breast treatment through a massage
rolling technique toward pregnant mothers in the third trimester toward postpartum breast
milk production in the working area of Puskesmas Perumnas II, west Pontianak.
Method : The study employed a quasi-experimental design, using post-test only design with
control group. The sample was gathered through a purposive sampling technique. The study
then collected 32 participants which was divided into 2 groups: 16 participants in intervention
group and another 16 in control group. Following this, the data were analysed by using T-
Test Independent.
Result : Having given the intervention, the bivariate analysis shows that p value < 0.000. The
production of breastfeeding in the intervention group is 87.5%, while the production in the
control group only reaches 31.3%.
Conclusion: To sum up, there is an effect of breast treatment through a massage rolling
technique toward pregnant mothers in the third trimester toward postpartum breastfeeding
production in the working area of Puskesmas Perumnas II, west Pontianak.

Keywords: breast treatment, massage rolling, breastfeeding production.

2
PENDAHULUAN kehamilan sebagai persiapan menyusui
nantinya. Perawatan payudara dengan
Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi
merangsang buah dada akan memengaruhi
yang paling baik bagi bayi baru lahir hingga
hypopise untuk mengeluarkan hormon
menginjak usia 6 bulan. ASI eksklusif
progesteron, esterogen dan hormon oxytocin
sebagai bahan tunggal akan cukup memenuhi
lebih banyak lagi. Perawatan payudara
kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia
berupa massage rolling (punggung)
6 bulan dan ketika diberikan makanan padat
merangsang reflek oksitosin atau reflek let
dapat diteruskan sampai usia 2 tahun. ASI
down. Pijat ini dilakukan dengan cara
memberi nutrisi sesuai dengan usia, faktor
memijat daerah punggung sepanjang ke dua
imunologis dan substansi anti bakteri. ASI
sisi tulang belakang.6
sebagai makanan alamiah yang terbaik yang
Survey dilakukan peneliti di poli KIA
diberikan oleh seorang ibu kepada anak yang
(Kesehatan Ibu dan Anak) di Puskesmas
baru dilahirkannya, karena komposisinya
Perumnas II Pontianak Barat. Didapatkan
sesuai pada setiap tumbuh kembang bayi,
data bahwa hanya 58,2% bayi mendapatkan
ASI juga mengandung zat pelindung yang
ASI eksklusif. Hal ini dikarenakan ASI tidak
dapat membuat bayi terhindar dari berbagai
dapat keluar ataupun tidak lancar sehingga
penyakit infeksi.1,2
menyebabkan neonatus mengkonsumsi susu
Pemberian ASI eksklusif di dunia
formula. Maka dari itu diperlukan penelitian
masih rendah. Berdasarkan data dari United
pengaruh perawatan payudara dengan teknik
Nations Children's Fund (UNICEF) pada
massage rolling pada ibu hamil trimester III
tahun 2012 hanya 39% bayi di bawah usia 6
terhadap kelancaran pengeluaran ASI
bulan yang mendapatkan ASI secara
postpartum di wilayah kerja Puskesmas
eksklusif di seluruh dunia, angka tersebut
Perumnas II Pontianak Barat.
juga tidak mengalami kenaikan pada tahun
2015, yaitu hanya 40% keberhasilan BAHAN DAN METODE
pemberian ASI eksklusif di seluruh dunia.
Data dari Profil Kesehatan Republik Penelitian ini bersifat kuantitatif
Indonesia selama 4 tahun berturut-turut yaitu menggunakan eksperimen semu (quasi
tahun 2012, 2013, 2014 dan 2015 capaian experiment) dengan pendekatan post test
ASI Eksklusif di Indonesia mengalami only design with control group untuk
peningkatan dan penurunan.3,4 mengukur pengaruh perawatan payudara
Profil Dinas Kesehatan Provinsi di terhadap kelancaran pengeluaran ASI.
Kalimantan Barat pada tahun 2016, dari Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja
61.920 bayi yang terdata hanya 39.411 bayi Puskesmas Perumnas II Pontianak mulai
yang diberi ASI eksklusif. Artinya, tanggal 1 April hingga 24 Mei 2017.7
persentase ASI eksklusif di Kalimantan Instrumen yang digunakan dalam
Barat hanya mencapai 63,65% dari jumlah penelitian ini menggunakan kuesioner,
bayi yang ada. Di Kota Pontianak, terjadi lembar SOP dan alat tulis. Telah dilakukan
penurunan pada pemberian ASI eksklusif uji validitas ini pada kuesioner dengan hasil
menyentuh angka 72,24% dari jumlah total dari 34 responden dengan 10 pertanyaan,
bayi sebanyak 4.637 bayi. Sedangkan didapatkan hasil semuanya valid dengan nilai
wilayah yang paling rendah mendapatkan r tabel 0,444. Hasil uji reliabilitas kuesioner
ASI Eksklusif yaitu Pontianak Barat dengan dinyatakan reliabel dengan nilai Cronbach
persentase 48,18%, kemudian disusul Alpha 0,858.
Pontianak Utara yaitu 53,3%, Pontianak Jumlah sampel yang akan digunakan
Timur 54,28%, Pontianak Tenggara 55,56% dalam penelitian ini adalah 16 orang. Karena
dan Pontianak Selatan sebanyak 59,34%.5 penelitian ini menggunakan 2 kelompok
Perawatan payudara selama yaitu kelompok kontrol dan kelompok
kehamilan merupakan salah satu hal yang intervensi maka masing-masing sampel
penting yang harus diperhatikan pada saat

3
berjumlah 16 orang sehingga total sampel HASIL DAN PEMBAHASAN
yang digunakan yaitu 32 orang dengan Hasil
kriteria inklusi yaitu : Ibu hamil trimester III Karakteristik Responden
(36-40) yang bersedia menjadi responden, Tabel 4.1 Karakteristik Usia Responden
memeriksakan kehamilannya di wilayah Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
kerja puskesmas Perumnas II Pontianak (n=32)
Barat, mengkonsumsi makanan bergizi,
kondisi psikologis baik, tidak menggunakan Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Karak
alat kontrasepsi mengandung esterogen. Min- Min-
teristik n Mean n Mean
Max Max
Adapun yang menjadi kriteria eksklusi pada Usia
penelitian ini yaitu yang mengalami Respon 16 30,81 23-29 16 28,75 22-38
komplikasi kehamilan dan memiliki riwayat Den
kanker payudara.
Prosedur pengumpulan data pada penelitian Berdasarkan hasil analisis tabel 4.1
ini yaitu: didapatkan bahwa pada kelompok intervensi
a. Peneliti memperkenalkan diri kepada karakteristik usia responden rata-rata 30,81
responden dan menjelaskan maksud dan dengan usia minimal 23 tahun dan maksimal
tujuan dari penelitian yang akan 39 tahun. Responden kelompok kontrol
dilakukan kepada responden. karakteristik usia responden rata-rata 28,75
b. Peneliti meminta kesediaan responden dengan usia minimal 22 tahun dan maksimal
untuk menjadi bagian dari penelitian ini 38 tahun.
dengan menandatangani lembar
informed consent. Kemudian peneliti Tabel 4.2 Karakteristik Tingkat Pendidikan
mengajukan kontrak waktu kepada Responden Kelompok Intervensi dan
seluruh responden. Kelompok Kontrol (n=32)
c. Responden kelompok perlakuan
diberikan intervensi massage rolling Karakteristik Kel. Kel. Total
yang dilakukan dua kali sehari setiap Responden Intervensi Kontrol
f % f % f %
pagi dan sore hari.
Tingkat
d. Untuk responden kelompok kontrol Pendidikan
diberitahukan dan di kontrol untuk tidak SD 1 6,3 1 6,3 2 6,3
melakukan massage rolling. SMP 2 12,5 4 25,0 6 18,75
e. Setelah perawatan payudara dilakukan SMA 9 56,3 10 62,5 19 59,4
selama 14 hari pada kehamilan trimester D3 1 6,3 0 0 1 3.15
III (36-40 minggu), maka peneliti S1 2 12,5 1 6,3 3 9,4
menunggu responden melahirkan untuk S2 1 6,3 0 0 1 3,15
melihat pengeluaran ASI yang Total 32 100
dikeluarkan ibu setelah melahirkan.
f. Setelah itu pengukuran dilakukan Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan
dengan lembar kuesioner yang diberikan hasil penelitian pada kelompok intervensi
kepada ibu postpartum yang diisi untuk tingkat pendidikan paling banyak adalah
mendapatkan data dari hasil pengeluaran berpendidikan SMA yaitu 9 responden
ASI (56,3%) sama halnya pada kelompok kontrol
g. Setelah data terkumpul, maka peneliti tingkat pendidikan terbanyak adalah
melakukan pengolahan data dengan berpendidikan SMA yaitu 10 responden
menggunakan uji T-Test Independent. (52,5%).

4
Tabel 4.3 Karakteristik Pekerjaan Responden 0,05), hasil ini menunjukkan adanya
Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol perbedaan yang bermakna pada skor
(n=32) kelancaran pengeluaran ASI post test
diantara kedua kelompok sehingga dapat
Karakteristik
Kel. Kel.
Total disimpulkan bahwa ada pengaruh perawatan
Intervensi Kontrol payudara dengan teknik massage rolling
Responden
f % f % f %
pada ibu hamil trimester III terhadap
Pekerjaan
IRT 10 62,5 12 75,0 22 68,75 kelancaran pengeluaran ASI postpartum di
Swasta 6 37,5 4 25,0 10 31,25 Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II
Total 32 100 Pontianak Barat.

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan Pembahasan


hasil penelitian pada kelompok intervensi Usia
karakteristik pekerjaan responden paling Dari hasil penelitian yang dilakukan
banyak adalah IRT (Ibu Rumah Tangga) peneliti di Wilayah Kerja Puskesmas
yaitu 10 responden (62,5%) sama halnya Perumnas II Pontianak Barat didapatkan
pada kelompok kontrol karakteristik bahwa dengan total responden 32 orang yang
pekerjaan responden terbanyak adalah IRT dibagi pada kelompok intervensi dan kontrol.
yaitu 12 responden (75,0%). Karakteristik usia responden rata-rata 30,81
dengan usia minimal 23 tahun dan maksimal
Tabel 4.4 Kelancaran Pengeluaran ASI 39 tahun pada kelompok intervensi,
Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol sedangkan pada kelompok kontrol
(n=32) karakteristik usia responden rata-rata 28,75
dengan usia minimal 22 tahun dan maksimal
Kelancaran Kel. Kel. Total 38 tahun.
ASI Intervensi Kontrol
F % f % f % Pada penelitian ini usia ibu rata-rata
Lancar 14 87,5 5 31,3 19 59,4 masih dalam rentang normal dalam
Tidak 2 12,5 11 68,8 13 40,6 persalinan sehingga produksi ASI pun
Lancar lancar. Ibu yang berumur 27-30 lebih siap
Total 32 100 dalam menghadapi kehamilan sehingga
produksi ASI yang dikeluarkan sangat baik.
Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan Usia sangat menentukan kesehatan maternal
hasil penelitian bahwa kelancaran ASI yang berkaitan dengan kondisi kehamilan,
terbanyak yaitu pada kelompok intervensi persalinan dan nifas serta kesiapan untuk
yaitu 14 responden (87,5%) sedangkan pada memberikan ASI.
kelompok kontrol yang terbanyak yaitu tidak Ibu yang berumur kurang dari 20
lancar 11 responden (68,8%). tahun masih belum matang dan belum siap
Tabel 4.5 Analisis Perbedaan Skor dalam hal jasmani dan sosial dalam
Kelancaran ASI Post Test Antara Kelompok menghadapi kehamilan serta persalinan.
Intervensi dan Kelompok Kontrol Sedangkan ibu yang berumur 20-30 tahun
disebut masa dewasa, dimana pada masa ini
CI dihaharapkan ibu mampu memecahkan
Std. 95% p
n
Deviasi
Mean
(Low- masalah yang dihadapi dengan tenang secara
Up) emosional, terutama dalam menghadapi
Post test 1,337- kehamilan, nifas dan merawat bayinya nanti,
16 1,095 8,00
Kel.Intervensi 2.913 0,000 serta informasi mengenai produksi ASI
Post test 1,337- sehingga bisa memberikan ASI pada
16 1,088 5,88
Kel.Kontrol 2.913
bayinya. Sedangkan pada usia >30 tahun
informasi yang didapat kurang, karena pada
Berdasarkan tabel 4.7 hasil Uji T-Test
usia tersebut sebagian besar ibu dianjurkan
Independent menunjukkan nilai p = 0,000 (<

5
tidak hamil lagi untuk mencegah terjadinya Pekerjaan
komplikasi.4 Dari hasil penelitian yang dilakukan
Hasil penelitian Arini H, (2012) peneliti pada kelompok intervensi
bahwa semakin meningkat umur seseorang karakteristik pekerjaan responden paling
maka persentase berpengetahuan semakin banyak adalah IRT yaitu 10 responden
baik karena disebabkan oleh akses informasi, (62,5%) sama halnya pada kelompok kontrol
wawasan, dan mobilitas yang masih rendah. karakteristik pekerjaan responden terbanyak
Semakin meningkatnya umur dan tingkat adalah IRT yaitu 12 responden (75,0%).
kematangan maka kekuatan seseorang dalam Pekerjaan mempengaruhi kelancaran
berpikir dan bekerja juga akan lebih matang. pengeluaran ASI, ibu yang tidak bekerja
Pada usia >30 tahun biasanya ibu lebih akan semakin lebih banyak memiliki waktu
memiliki pengalaman bagaimana untuk melakukan intervensi perawatan
memperlancar produksi ASI sehingga dapat payudara massage rolling sedangkan ibu
memberikan ASI kepada bayinya.8 yang bekerja harus menyediakan waktu
untuk melakukan intervensi. Namun
Tingkat Pendidikan pengetahuan responden yang bekerja lebih
Dari hasil penelitian yang dilakukan baik daripada responden yang tidak bekerja.
peneliti pada kelompok intervensi tingkat Hal ini terjadi karena ibu yang bekerja diluar
pendidikan terbanyak adalah berpendidikan rumah mendapatkan akses infromasi yang
SMA yaitu 9 responden (56,3%) sama lebih baik, termasuk mendapatkan informasi
halnya pada kelompok kontrol tingkat mengenai mempersiapkan ASI.
pendidikan terbanyak adalah berpendidikan Penelitian yang dilakukan oleh
SMA yaitu 10 responden (52,5%). Dapat Conita (2014) menyatakan bahwa pekerjaan
dilihat bahwa sebagian besar responden ibu sangat erat kaitannya dengan berapa
tingkat pendidikannya hingga SMA. banyak waktu luang yang dihabiskan seorang
Menurut Prawirohardjo (2008) makin ibu selama masa kehamilannya dan masa
tinggi pendidikan ibu maka akan semakin kebersamaan dengan bayinya. Semakin
mudah ibu menerima inovasi baru yang bnyak aktivitas atau pekerjaan ibu di luar
dihadapinya termasuk dalam hal ini adalah rumah akan semakin berkurang waktu ibu
pemberian ASI namun perlu ditekankan untuk merawat dirinya untuk mempersiapkan
bahwa seorang yang berpendidikan rendah ASI sehingga ibu yang bekerja tidak punya
tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah waktu untuk melakukan intervensi apapun
pula dan tidak memberikan ASI. untuk mempersiapkan kelancaran ASI.11
Peningkatan pengetahuan tidak mutlak
diperoleh dari pendidikan formal, akan tetapi Pengaruh Perawatan Payudara Dengan
juga dapat diperoleh pada pendidikan non Teknik Massage Rolling Pada Ibu Hamil
formal.9 Trimester III Terhadap Kelancaran
Pergeseran paradigma itu juga dapat Pengeluaran ASI Postpartum Sesudah
dipicu oleh tingginya tingkat kebutuhan Diberikan Intervensi
hidup, meningkatnya pemahaman kaum Hasil penelitian yang dilakukan
wanita tentang aktualisasi diri, dan pada ibu didapatkan p value = 0,000 dapat
yang memiliki tingkat pendidikan tinggi disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
cenderung merupakan ibu yang bekerja juga perawatan payudara dengan teknik massage
sehingga secara tidak langsung rolling pada ibu hamil trimester III terhadap
mempengaruhi ibu dalam mempersiapkan kelancaran pengeluaran ASI postpartum.
ASI yang tepat pada bayinya.10 Hasil penelitian menyatakan bahwa
kelancaran ASI pada kelompok intervensi
yang telah diberikan perlakuan sebanyak 14
responden dari 16 responden, sedangkan
pada kelompok kontrol yang tidak diberikan

6
perlakuan kelancaran ASI hanya sebanyak 5 akan mempengaruhi hypofise untuk
responden dari 16 responden. mengeluarkan hormon progesteron, estrogen,
Intervensi perawatan payudara dan oksitosin untuk mengeluarkan ASI
dengan teknik massage rolling merupakan terutama apabila dilakukan secara rutin
cara menstimulasi refleks oksitosin pada selama kehamilan hingga persalinan.1
awal laktasi. Hormon oksitosin dihasilkan Penelitian yang dilakukan
jika ujung saraf disekitar payudara Mawwadah (2015) menyatakan bahwa
distimulasi oleh hisapan bayi. Oksitosin akan oksitosin dikeluarkan ketika ibu merasa
dialirkan melalui darah menuju payudara nyaman, mendapatkan cukup sentuhan,
yang akan menstimulasi otot sekitar alveoli, cukup temperatur dan tidak stresss atau ibu
dan memeras ASI keluar dari alveolus dalam kondisi rileks. Pemijatan punggung
menuju sinus laktiferus. ASI yang terdapat ibu bertujuan untuk memberi rangsangan
dalam sinus dapat dikeluarkan ibu atau bayi. kepada kelenjar air susu ibu agar dapat
Pijatan oksitosin ini berfungsi untuk memproduksi susu dan memicu hormon
meningkatkan hormon oksitosin yang dapat oksitosin atau reflek let down serta
menenangkan ibu, sehingga ASI pun memberikan kenyamanan dan menciptakan
otomatis keluar.12 rasa rileks pada ibu melalui hormon
Metode massage rolling merupakan endorphin yang disekresi karena rasa
salah satu cara baru dalam menstimulasi nyaman dan rileks tersebut yang dialami ibu
pengeluaran ASI. Dengan membuat ibu lebih selama pemijatan.14
nyaman diharapkan reflek oksitosin dapat Penelitian Desmawati (2013)
meningkat. Pemijatan yang dilakukan secara menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
rutin juga dapat mempengaruhi kelancaran bermakna antara waktu pengeluaran ASI ibu
produksi ASI, semakin sering ibu melakukan postpartum antara kelompok yang diberikan
pemijatan, semakin meningkat pula hormon intervensi areola massage dan massage
oksitosin dalam tubuh sehingga produksi rolling dengan kelompok yang tidak
ASI bertambah lancar.12 diberikan intervensi.15 Kemudian penelitian
Teknik pemijatan pada titik tertentu yang dilakukan oleh Muliani (2011)
dapat menghilangkan sumbatan dalam darah menunjukkan bahwa ada perbedaan
sehingga aliran darah dan energi didalam signifikan rata-rata produksi ASI ibu
tubuh akan kembali lancar. Punggung adalah postpartum sesudah dilakukan massage
daerah dimana wanita paling sering rolling pada kelompok kontrok dan
mengalami ketegangan. Punggung intervensi. Jadi dapat disimpulkan teknik
merupakan titik akupresur untuk massage rolling berpengaruh terhdap
memperlancar proses laktasi. Selain itu kelancaran pengeluaran ASI.16
syaraf pada payudara dipersyarafi oleh syaraf Penelitian yang dilakukan oleh
punggung atau dorsal yang menyebar Futuchiyah (2013) tentang hubungan
disepanjang tulang belakang.13 perawatan payudara dengan metode massage
Setelah dilakukannya intervensi rolling didapatkan hasil bahwa perawatan
setiap hari yaitu pagi dan sore selama 2-3 payudara dengan metode massage rolling
minggu sebelum melahirkan pada kelompok dapat meningkatkan produksi ASI yang
intervensi, hasil post test menyatakan bahwa signifikan melalui rangsangan pemijatan dan
kelancaran pengeluaran ASI sebanyak 14 massage sehingga menyebabkan kontraksi
orang dari jumlah responden 16 orang. Hasil sel-sel myophitel dan menyebabkan ASI
tersebut menunjukkan bahwa intervensi keluar dengan lancar.17
perawatan payudara dengan teknik massage Penelitian Nurhanifah (2013)
rolling memiliki efek terhadap kelancaran menyatakan bahwa efek massage juga dapat
pengeluaran ASI. Hal ini dikarenakan meningkatan kadar serotonin dan dopamine
pemijatan pada punggung (massage rolling) sehingga memicu penurunan
dapat menstimulus otot-otot payudara yang ketidaknyamanan, kelelahan, stress dan

7
depresi. Setelah responden diberikan hamil, hal ini agar bayi yang akan dilahirkan
massage punggung responden merasa rileks nanti mendapatkan ASI yang cukup. Selain
dan nyaman. Pengurangan ketidaknyamanan, itu teknik massage rolling ini adalah teknik
kelelahan, stress, dan depresi pada ibu akan pemijatan yang sederhana dan membuat ibu
membantu lancarnya pengeluaran ASI. merasa nyaman, walaupun ibu tidak dapat
Hal ini sesuai dengan Breastfeeding melakukan dengan sendiri tetapi dapat
Counseling : A Training Course dibantu dengan kerabat terdekat, terutama
WHO/UNICEF (2015) yang menunjukkan suami. Jadi tidak hanya ibu sendiri saja yang
bahwa massage punggung merupakan salah dapat mempersiapkan ASI tetapi juga dapat
satu cara untuk menstimulasi hormon dibantu dengan kerabat terdekat.
oksitosin yang dapat merangsang let down
reflex. Let down reflex ini penting untuk Simpulan dan Saran
menjaga kestabilan produksi ASI, tetapi Simpulan
dapat terhalangi apabila ibu mengalami stres. Berdasarkan hasil penelitian yang
Ibu yang mengalami kesulitan menyusui telah dilakukan mengenai pengaruh
akibat kurangnya refleks let down ini, dapat perawatan payudara dengan teknik massage
dibantu dengan pemberian massage rolling pada ibu hamil trimester III terhadap
3
punggung. kelancaran pengeluaran ASI postpartum di
Pada penelitian ini terdapat 2 wilayah kerja Puskesmas Perumnas II
responden yang produksi ASI nya tidak Pontianak Barat, maka dapat ditarik
lancar setelah dilakukannya intervensi. Hal kesimpulan sebagai berikut:
ini dikarenakan pada 2 responden tersebut 1. Karakteristik responden berdasarkan usia
puting susu tidak keluar sehingga ASI tidak pada kelompok intervensi rata-rata 30,81
dapat keluar. Walaupun sudah dilakukan sedangkan pada kelompok kontrol usia
perawatan payudara agar puting susu keluar rata-rata responden 28,75. Karakteristik
namun hingga persalinan bayi tidak dapat responden berdasarkan tingkat pendidikan
menyusui.1 pada kelompok intervensi tingkat
Pada kelompok kontrol didapatkan pendidikan terbanyak adalah
hasil dari 16 responden hanya 5 orang yang berpendidikan SMA 56,3%, sama halnya
ASI nya lancar. Beberapa penyebab ASI pada kelompok kontrol tingkat pendidikan
tidak mau keluar kebanyakan memang terbanyak adalah berpendidikan SMA
karena faktor psikis. Jika memang sejak awal 52,5%. Karakteristik responden
diniatkan dan diyakini untuk memberikan berdasarkan pekerjaan reponden paling
ASI, pastilah susu juga akan keluar. Makin banyak pada kelompok intervensi adalah
kurang persiapan, tekanan pada pikiran, atau IRT 62,5%, sama halnya pada kelompok
ketidakmauan karena berbagai alasan, akan kontrol pekerjaan reponden adalah IRT
menghambat keluarnya ASI. Tapi pada 75%.
umumnya, masalah tidak keluar atau 2. Berdasarkan kelancaran ASI terbanyak
terhambatnya ASI dikarenakan dua hal yaitu yaitu pada kelompok intervensi yaitu 14
ASI kepenuhan dan saluran susu tersumbat.19 responden (87,5%) sedangkan pada
Perawatan payudara dengan cara kelompok kontrol yang terbanyak yaitu
pemijatan yang dilakukan di punggung tidak lancar 11 responden (68,8%).
(massage rolling) bermanfaat melancarkan 3. Terdapat pengaruh perawatan payudara
reflek pengeluaran ASI. Selain itu juga dengan teknik massage rolling pada ibu
merupakan cara efektif meningkatkan hamil trimester III terhadap kelancaran
volume ASI. Terakhir yang tidak kalah pengeluaran ASI postpartum di Wilayah
penting, mencegah bendungan pada Kerja Puskesmas Perumnas II Pontianak
payudara.20 Barat yang dibuktikan dengan nilai p =
Perawat dapat menerapkan intervensi 0,000.
ini pada saat penyuluhan kesehatan pada ibu

8
Saran 3. United Nations Children's Fund
Berdasarkan hasil penelitian yang (UNICEF). Trends in Maternal
telah dilakukan, peneliti ingin Mortality. Geneva. 2015
menyampaikan beberapa saran, diantaranya 4. Kemenkes RI. Profil Kesehatan
adalah sebagai berikut : Indonesia. Pdf Data-Data Informasi.
1. Bagi Institusi Pendidikan http:www.depkes.do.id. Diakses pada
a. Hasil penelitian dapat dijadikan tanggal 09 Februari 2017. 2015
bahan literatur serta menjadi 5. Profil Dinas Kesehatan Provinsi
intervensi yang berbasis bukti Kalimantan Barat. Rekapitulasi Bayi
ilmiah/evidence based yang dapat di Mendapat ASI Eksklusif. 2016
implementasikan dalam 6. Saryono. Perawatan Payudara.
perkuliahan. Yogyakarta : Mulia Medika. 2009
2. Bagi Puskesmas Perumnas II Pontianak 7. Sugiyono. Metode Penelitian
Barat Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
a. Pihak puskesmas dapat menerapkan Bandung : Alfabeta. 2010
intervensi perawatan payudara teknik 8. Arini, H. Mengapa Seorang Ibu Harus
massage rolling sebagai salah satu Menyusui. Yogyakarta: FlashBooks.
terapi komplementer untuk 2012
memperlancar pengeluaran ASI. 9. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu
b. Puskesmas dapat menambah Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina
pendidikan kesehatan ataupun Pustaka. 2008
promosi kesehatan yang dapat 10. Elinofia, Doveriyanto,R., dan Ulina,R.
diberikan kepada ibu hamil untuk Hubungan Pendidikan, Pengetahuan,
mempersiapkan kelancaran Pekerjaan dan Dukungan Keluarga
pengeluaran ASI. dengan Pemberian ASI Eksklusif di
3. Bagi Peneliti Sekanjutnya Puskesmas Sawah Lebar Kota
Diharapkan dapat meneliti faktor- Bengkulu. Akademis Kesehatan Sapta
faktor lain yang belum diteliti oleh Bakti. 2011
peneliti berkaitan dengan kelancaran 11. Conita. Perbedaan Pertumbuhan Bayi
pengeluaran ASI seperti makanan dan Usia 3-6 Bulan yang Diberi ASI
gizi ibu, kondisi psikis, faktor istirahat, Eksklusif dan yang tidak diberi ASI
faktor isapan anak sehingga dapat lebih eksklusif di Puskesmas Gang Sehat
terbukti intervensi yang telah dilakukan Kecamatan Pontianak Selatan. Skripsi.
ini. Waktu yang dapat digunakan 2014
peneliti harus ditetapkan seperti 2 12. Purwandari, A. Ilmu Kesehatan
minggu perlakuan karena rata-rata ibu Masyarakat dalam Konteks Kebidanan.
melahirkan pada usia kehamilan 39 Jakarta : EGC. 2011
minggu. 13. Adenita. Breast Friends. Tanggerang :
Buah Hati. 2013
Referensi 14. Mawwadah, Shohipatul. Efektifitas
Pijat Oksitosin Dan Perawatan
1. Ambarwati, R,E., Wulandari, D. Payudara Terhadap Kelancaran
Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Produksi ASI Pada Ibu Post Sectio
Mitra Cendika Press. 2009 Caesarea Di RSAD Wira Bhakti
2. Lowdermilk, Perry, Chasion. Mataram Thaun 2015. Fakultas Ilmu
Keperawatan Maternitas. (Alih Bahasa Kesehatan UNW Mataram. 2015
Felucua S, Anesia T). Edisi 8 Buku 2. 15. Desmawati. Penentu Kecepatan
Singapura : Elsevier Mosby. 2013 Pengeluaran Air Susu Ibu Setelah
Sectio Cesarea. Jurnal Kesmas
Nasional. Volume 7 : 360-4. 2013

9
16. Muliani, Resty Himma. Perbedaan Kompres Hangat Payudara Terhadap
Produksi ASI Sebelum dan Sesudah Peningkatan Kelancaran Produksi Asi
Dilakukan Massage Belakang (Pijat Di Desa Majang Tengah Wilayah Kerja
Oksitosin) Pada Ibu Postpartum Di Puskesmas Pamotan Dampit Malang.
Wilayah Kerja Puskesmas Kesamiran Jurnal Keperawatan ISSN 2086-3071.
Kabupaten Tegal. STIKES Ngudi 2013
Waluyo. Skripsi. 2011 19. Sholichah, Nur. Hubungan Perawatan
17. Futuhchiyah, Luluk. Hubungan Payudara Pada Ibu Postpartum Dengan
Perawatan Payudara Teknik Massage Kelancaran Pengeluaran ASI.
Rolling Terhadap Produksi ASI Pada Semarang. 2011
Ibu Postpartum di Puskesmas 20. Saryono, dan Pramitasari, R.D.
Kalinyamatan Kabupaten Jepara. Perawatan Payudara. Yogjakarta : Mitra
Jepara. 2013 Cendikia Offset. 2009
18. Nurhanifah, Fithrah. Perbedaan
Efektifitas Massage Punggung Dan

10

Anda mungkin juga menyukai